Arus-Arus Permukaan
4 minute read
PENGERTIAN ARUS
Arus merupakan gerakan
air yang sangat luas yang
terjadi pada seluruh lautan di dunia (Hutabarat dan Stewart, 1985:87).
Arus-arus ini mempunyai arti yang sangat penting dalam menentukan arah
pelayaran bagi kapal-kapal.
Peta arus telah dibuat oleh para pelaut berabad-abad yang lalu.
Kita dapat
mengetahui adanya arus ini terutama didasarkan atas pekerjaan seorang ahli
oseanografi kebangsaan Amerika yaitu Matthew Fontaine yang telah memulai
pekerjaan tersebut sejak tahun 1840.
Ia merupakan pengawas pertama United
States Observatory (1842-1861), yang menghabiskan waktunya untuk mempelajari
meteorologi laut, navigasi, dan memetakan angin dan arus kuat.
Karyanya yang berjudul "Physical
Geography of the Sea" yang
terbit pada tahun 1855 adalah buku teks oseanografi yang pertama.
Banyak negara
yang mengirimkan hasil penelitian oseanografi ke Maury di Naval observatory,
tempat ia dan teman-temannya menilai informasi tersebut dan kemudian memberikan
hasilnya ke seluruh dunia.
![]() |
Matthew Fontaine |
Fontaine membuat sebuah gambar dari sistem arus-arus dunia
berdasarkan atas pengamatan dan pengukuran terhadap besarnya pengaruh arus yang
mempengaruhi pembelokan arah kapal dari lintasan jalan yang seharusnya
dikehendanki dari suatu pelayaran yang panjang dan memakan waktu yang lama.
Pada waktu ini teknik yang lebih rumit telah dapat dilakukan dalam
mengukur arus-arus ini, sehingga memungkinkan untuk mengukur kecepatan dan arah
arus di seluruh lapisan perairan.
Akibatnya gambaran yang lengkap tentang arus-arus ini sudah dapat
dibuat pada waktu ini. Dimana gambarnya sudah tentu menjadi sangat kompleks.
ARUS-ARUS PERMUKAAN DI DUNIA
![]() |
Gambar 1. Arus-Arus Permukaan di Dunia Sumber: salahsatusudutmanokwari.blogspot.co.id |
Gambar
1. menunjukan arus-arus utama yang terdapat di seluruh permukaan lautan di
dunia.
Perlu dijelaskan disini, bahwa sebenarnya di laut masih terdapat banyak
arus-arus lain yang lebih kecil yang terdapat di daerah-daerah tertentu, tetapi
tidak di cantumkan dalam gambar tersebut.
Perhatian
kita curahkan terhadap tiga macam bentuk arus seperti yang terlihat pada
gambar1
1. Arus
yang benar-benar mengelilingi daerah kutub Selatan yang terdapat pada letak
lintang 60° Selatan.
2. Aliran
air di daerah ekuator yang mengalir dari arah Barat ke Timur, tetapi mereka
dibatasi oleh arus-arus sejajar yang mengalir dari Timur ke Barat, baik di
belahan bumi Utara maupun di belahan bumi Selatan.
3. Daerah
sub tropikal ditandai oleh adanya arus-arus berputar yang dikenal sebagai gyre.
Terdapat kecenderungan bahwa setiap sistem lautan utama dunia mempunyai satu gyre yang
masing-masing terdapat di belahan Utara dan Selatan ekuator.
Aliran air pada gyre yang
terdapat pada belahan bumi Utara mengalir searah jarum jam, sedangkan yang
terdapat di belahan bumi Selatan mengalir berlawanan arah jarum jam.
FAKTOR-FAKTOR PEMBANGKIT ARUS
Gerakan air di permukaan
laut terutama disebabkan oleh adanya angin yang bertiup diatasnya. Hubungan ini
kenyataan tidaklah demikian sederhananya, sekalipun dilihat dari perbandingan
singkat antara angin utama bertiup (lihat Gambar 2) dan arah dari arus-arus permukaan (Lihat Gambar 1).
Gambar 2. Sistem Angin Utama Dunia. |
Alasannya adalah
bahwa arus-arus tersebut dipengaruhi oleh paling tidak tiga faktor lain, selain
dari angin. Akibatnya arus yang mengalir di permukaan lautan merupakan hasil
kerja gabungan dari mereka ini. Faktor-faktor itu adalah:
1.
Bentuk Topografi Dasar Lautan dan Pulau-Pulau yang Ada di Sekitarnya
Beberapa
sistem lautan utama dunia dibatasi oleh massa daratan dari tiga sisi dan pula
oleh arus equatorial counter di sisi yang ke empat.
Batas-batas ini menghasilkan sistem aliran yang hampir tertutup dan cenderung
membuat aliran air mengarah dalam suatu bentuk bulatan. Dari sinilah terbentuk
adanya gyre.
Gyre Sumber: en.wikipedia.org |
2.
Gaya Coriolis dan Arus Ekman
Gaya
coriolis mempengaruhi aliran massa air, dimana gaya ini akan memebelokkan arah
mereka dari arah yang lurus. Gaya ini timbul sebagai akibat dari perputaran
bumi pada porosnya.
![]() |
Efek Gaya Coriolis Sumber: ilmusosial.net |
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita
tidak sadar bahwa gaya ini ternyata dapat memberikan pengaruh yang besar
terhadap benda-benda yang bergerak dalam jarak yang luas.
Sebagai contoh, sebuah selongsong peluru
yang ditembakkan dari sebuah bedil akan memberikan sebuah bekas lintasan yang
jalannya agak melengkung sebagai hasil dari peranan gaya Coriolis yang terjadi
padanya. Pembelokkan ini akan mengarah ke kanan di belahan bumi Utara, dan
emngarah ke kiri di belahan bumi Selatan.
Gaya inilah yang menghasilkan adanya gyre yang
mengarah ke arah jarum jam (ke kanan) pada belahan bumi sebelah Utara, dan
mengarah ke arah berlawanan jarum jam (ke kiri) pada belahan bumi bagian Selatan.
Gaya Coriolis juga menyebabkan timbulnya perubahan-perubahan arah arus yang
kompleks susunannya yang terjadi sesuai dengan makin dalamnya kedalaman sautu
perairan.
Pada umumnya tenaga angin yang diberikan
pada lapisan permukaan air dapat membangkitkan timbulnya arus permukaan yang
mempunyai kecepatan 2% dari kecepatan angin itu sendiri. Dengan kata lain, bila
angin bertiup dengan kecepatan 10 meter tiap detik maka dapat menimbulkan
sebuah arus permukaan yang berkecepatan 20 cm tiap detik.
Kecepatan arus ini akan berkurang cepat
sesuai dengan makin bertambahnya kedalaman perairan dan akhirnya angin menjadi
tidak berpengaruh sama sekali terhadap kecepatan arus pada kedalaman di bawah
200 meter.
Pada saat kecepatan arus berkurang, maka
tingkat perubahan arah arus yang disebabkan oleh gaya Coriolis akan meningkat.
Hasilnya adalah bahwa hanya terjadi sedikit pembelokkan dari arah arus yang
relatif cepat di lapisan permukaan dan arah pembelokkannya menjadi makin besar
pada aliran arus yang kecepatannya menjadi makin lambat di lapisan perairan
yang mempunyai kedalaman makin bertambah besar.
Akibatnya akan timbul suatu aliran arus
dimana makin dalam suatu perairan maka arus yang terjadi pada lapisan-lapisan
perairan akan makin dibelokkan arahnya. Hubungan ini dikenal sebagai Spiral
Ekman seperti yang digambarkan pada Gambar 3.
Perbedaan-Perbedaan Tekanan Air
Pada mulanya kita pikir bahwa permukaan
laut itu sama sekali datar dan kenyataanya adalah licin. Ini menyebabkan angin
cenderung bertiup secara tetap dalam arah yang tertentu dan mengakibatkan air
"tertimbun" pada beberapa tempat di lautan. Hal ini menyebabkan
permukaan air di beberapa daerah lebih tinggi daripada yang lain.
Perbedaan ketinggian di lapisan permukaan laut ini, ternyata dapat dipetakan
seperti yang dilihat pada gamabr dibawah.
Pada umumnya air di daerah tropik dan subtropik rata-rata lebih tinggi daripada
di daerah kutub.
Sumber:
Hutabarat, Sahala dan Stewart M. Evans. Pengantar
Oseanografi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
http://pengantaroceanografi.blogspot.co.id/2015/04/sejarah-oseanografi.html
Posting Komentar