Bentuk Lahan Marine

Image by: Enenkq

Daftar Isi
1. Pengertian Bentuk Lahan Asal Marine.
2. Proses Erosi Marine
3. Pengangkutan Hanyutan (Litoral)
4. Bentuk-Bentuk Lahan Hasil Pengendapan Marine


PENGERTIAN
Bentuk lahan asal marine adalah suatu bentuk lahan yang terjadi akibat pengerjaan gelombang dan arus laut, baik yang bersifat konstruksif (pengendapan) maupun yang bersifat destruktif (abrasi) dan terdapat pada wilayah pesisir. 

Gelombang dan arus laut tidak pernah berhenti membentuk dan merubah pantai. 
Gerakan gelombang di laut makin dekat dengan pantai sebenarnya kekuatannya semakin berkurang, namun apabila sampai pada dasar pantai yang dangkal, maka bentuk dan gerakan gelombang tersebut berubah menjadi gerakan ke arah depan yang kuat (arus yang kuat), kemudian mengikis pantai dan mengangkut bahan-bahan hancuran untuk selanjutnya diendapkan pada suatu tempat tertentu.

Pada umumnya, dasar laut pada pinggir pantai lebih halus (licin) dan melandai ke arah laut. Ombak yang bergerak ke arah pantai, gerakannya menjadi lambat (berkurang) sehingga menyebabkan kedudukan puncak-puncak gelombang semakin rapat.

Hal ini juga menyebabkan tinggi dan sudut lereng ombak bertambah yang selanjutnya gelombang tersebut condong ke depan, mejadi pecah dan berbuih menghantam pantai.


Hantaman ombak ke pantai menyebabkan terjadinya proses abrasi dan pantai akan terkikis sedikit demi sedikit. Hasil kikisan kemudian dihanyutkan secara selektif.

Hancuran yang halus terbawa arus ke tengah laut dan diendapkan sebagai lumpur atau liat, sedangkan pasir dan kerikil tertinggal didekat tebing membentuk pantai pesisir serta gosong-gosong pantai.


Pesisir (shore) adalah zone atau sejalur daerah tempat pertemuan daratan dengan laut, mulai dari batas muka air pada waktu pasang-surut terendah menuju arah darat sampai batas tertinggi yang mendapat pengaruh gelombang pada waktu badai.


Garis pesisir (shore line) adalah tempat letak muka air pada pesisir pada suatu saat. Dengan demikian garis pesisir berubah-ubah letaknya tergantung dari perubahan muka laut. Tempat kedudukan garis pesisir itu adalah daerah pesisir.

Pantai (coast) adalah suatu daerah mulai dari pesisir, ke arah daratan sampai batas yang kurang jelas, atau sampai pengaruh kemaritiman tercapai ke arah daratan.


Garis pantai (coast line) yaitu batas antara pantai dan pesisir. Daerah pertemuan antara daratan dan lautan dapat dibagi dalam beberapa zone. Perkembangan tebing di suatu pantai dapat terjadi oleh dua faktor penentu yaitu peninggian daratan atau permukaan laut yang naik.

Kemudian melalui erosi marine keadaan pantai itu, mengalami suatu perkembangan pantai meninggalkan bentukan-bentukan khusus seperti (1) pantai cliff, (2) gerbang laut (arch), (3) tiang-tiang laut (stock), (4) pantai takikan (notch), (5) gua pantai (cave), (6) pantai rataan abrasi (abrasion platform.



PROSES EROSI MARINE
Erosi marine dengan gaya dan proses gelombang serta arus memegang peranan penting, masih dipengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti:


(1) Jenis batuan,

(2) struktur batuan,

(3) stabilitas pantai,

(4) terbuka tidaknya pantai terhadap gelomabng,

(5) kedalaman laut dimuka pantai,

(6) bahan hancuran yang terdapat dalam gelombang tersebut.


Gejala perubahan arah atau kelokan ombak pada waktu sampai ke tempat pantai disebut sebagai biasan ombak (wave refraction). Bila ombak menghampiri pantai maka kedangkalan akan menjadi faktor tahanan bagi lajunya ombak.


Oleh karena itu pada tanjung gerakan ombak akan berubah menyesuaikan diri dengan bentuk tanjung. Di depan tanjung ombak akan terbias atau membelok (meliuk) ke dalam atau ke arah teluk yang digambarkan sebagai garis-garis 1,2,3 dan seterusnya.


Sehubungan dengan perubahan-perubahan arah gelombang tersebut, maka terjadi pula perubahan kekuatan arus tenaga ombak seperti yang digambarkan dengan titik-titik a,b,c,d dan seterusnya.


Terlihat bahwa kekuatan gelombang itu bertumpuh pada tanjung sedang di teluk sudah menjadi lemah. Akibat dari hal tersebut terjadilah proses abrasi (erosi) di depan tanjung dan proses sedimentasi di bagian teluk.



Pengangkutan (Hanyutan) Litoral
Penghanyutan hasil erosi marine dapat bergerak ke arah laut, maupun kembali ke pantai oleh hempasan gelombang ke depan, serta arus balik setelah hempasan.


Gerakan hanyutan-hanyutan ini disebut “beach driffing”. Gerakan ini secara terus menerus akan membentuk suatu daerah pesisir (shore). Apabila jumlah sedimentasi lebih banyak dibandingkan pengikisan, maka pesisir akan bertambah lebar ke arah laut.


Perubahan atau peristiwa ini dikenal dengan progradasi (progradation). Sebaliknya jika bahan hancuran dari pantai lebih banyak diangkut daripada yang diendapkan, sehingga daerah pesisir menjadi sempit dan pantai lebih cepat mundur ke darat, maka proses perubahan ini disebut retogradasi (retrogradation).


Pengkikisan dan penghanyutan marine ini, dibantu pula oleh tiupan angin laut yang dapat menyebabkan penimbungan-penimbunan pasir maupun kerikil disepanjang pesisir di daerah yang tenang dan terlindung seperti teluk.


Pada kawasan pesisir daerah teluk terdapat bahan-bahan endapan yang dibawa sebagai bahan hanyutan dari daerah tanjung.



SUMBER:


Suharini, Erni dan Abraham Palangan. 2009. Geommorfologi (gaya, proses dan bentuk lahan). Semarang: Widya Karya.

iklan tengah