Paradigma Geografi
Kuhn (1970) mengartikan paradigma sebagai keseluruhan kumpulan (konstelasi) kepercayaan-kepercayaan, nilai-nilai, cara-cara (teknik) dan sebagainya yang dianut warga suatu komunitas tertentu.
Vardiansyah (2008)
Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang orang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap dan bertingkah laku.
Paradigma juga dapat diartikan sebagai seperangkat asumsi, konsep, nilai dan praktik yang diterapkan dalam memandang realitas dalam sebuah komunitas yang sama, khususnya dalam disiplin intelektual
Harvey dan Holly (1981) membedakan pengertian paradigma atas tiga macam pengertian yang meliputi:
1. Paradigma metafisik.
Paradigma metafisik (metaparadigmn) menggambarkan pandangan global secara keseluruhan tentang ilmu. Paradigma ini menampilkan tiga fungsi dasar, yakni:
a. menetapkan apa saja yang sebenarnya (dan bukan menjadi) urusan masyarakat ilmiah tertentu,
b. memberi petunjuk kepada ilmuwan ke arah mana melihat (dan arah yang tidak usah dilihat) agar menemukan apa-apa saja yang sebenarnya menjadi urusannya.
c. memberi petunjuk kepada ilmuwan tentang apa yang diharap untuk ditemukan jika ia mendapatkan dan menyelidiki apa-apa yang sebenarnya menjadi urusan dalam bidang ilmunya.
2. Paradigma sosiologis
Tidak seperti metaparadigmn yang mencakup wilayah konsensus paling luas dalam suatu disiplin dan menetapkan bagian-bagian wilayah penelitian, paradigma sosiologis lebih terbatas pengertiannya pada keberhasilan ilmiah yang konkret yang mendapat pengakuan secara universal.
SUMBER
Suharyono dan M. Amien. 1994. Pengantar Filsafat Geografi. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Vardiansyah, Dani. 2008. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar Indeks. Jakarta.
Vardiansyah (2008)
Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang orang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap dan bertingkah laku.
Baca Juga: Materi Geografi SMA !
Paradigma juga dapat diartikan sebagai seperangkat asumsi, konsep, nilai dan praktik yang diterapkan dalam memandang realitas dalam sebuah komunitas yang sama, khususnya dalam disiplin intelektual
Harvey dan Holly (1981) membedakan pengertian paradigma atas tiga macam pengertian yang meliputi:
1. Paradigma metafisik.
Paradigma metafisik (metaparadigmn) menggambarkan pandangan global secara keseluruhan tentang ilmu. Paradigma ini menampilkan tiga fungsi dasar, yakni:
a. menetapkan apa saja yang sebenarnya (dan bukan menjadi) urusan masyarakat ilmiah tertentu,
b. memberi petunjuk kepada ilmuwan ke arah mana melihat (dan arah yang tidak usah dilihat) agar menemukan apa-apa saja yang sebenarnya menjadi urusannya.
c. memberi petunjuk kepada ilmuwan tentang apa yang diharap untuk ditemukan jika ia mendapatkan dan menyelidiki apa-apa yang sebenarnya menjadi urusan dalam bidang ilmunya.
2. Paradigma sosiologis
Tidak seperti metaparadigmn yang mencakup wilayah konsensus paling luas dalam suatu disiplin dan menetapkan bagian-bagian wilayah penelitian, paradigma sosiologis lebih terbatas pengertiannya pada keberhasilan ilmiah yang konkret yang mendapat pengakuan secara universal.
Baca Juga: Materi Geografi SMA !
3. Paradigma artefak
Paradigma artefak atau construct paradigmn mengandung artian yang paling sempit, yang dapat berarti apa-apa secara khas (spesifik) termuat dalam suatu buku, instrumen ataupun hasil karya pengetahuan klasik.
Secara konseptual, paradigma artefak ada dalam lingkup cakupan paradigma sosiologis, dan paradigma sosiologis ada dalam lingkup cakupan metaparadigmn.
Paradigma berakar pada filsafat dan pendekatan ilmu merupakan hasil pengembangan faham atau pandangan dasar tertentu yang memberi corak tersendiri dalam praktek operasional ilmu yang bersangkutan.
3. Paradigma artefak
Paradigma artefak atau construct paradigmn mengandung artian yang paling sempit, yang dapat berarti apa-apa secara khas (spesifik) termuat dalam suatu buku, instrumen ataupun hasil karya pengetahuan klasik.
Secara konseptual, paradigma artefak ada dalam lingkup cakupan paradigma sosiologis, dan paradigma sosiologis ada dalam lingkup cakupan metaparadigmn.
Paradigma berakar pada filsafat dan pendekatan ilmu merupakan hasil pengembangan faham atau pandangan dasar tertentu yang memberi corak tersendiri dalam praktek operasional ilmu yang bersangkutan.
Baca Juga: Materi Geografi SMA !
Sebagai contoh paradigma dalam geografi Harvey dan Holly mengikhtisarkan beberapa hasil kerja spesifik para ahli seperti tertera pada tabel dibawah ini dengan menyebut tokoh-tokoh Ratzel, Vidal, Sauer, Hartshorne, dan Schaefer sebagai pengembang paradigma yang berlainan beserta atribut-atribut yang berbeda satu dari yang lain.
Pada kolom 2 tertera judul-judul buku yang mencerminkan paradigma artefak. Kolom tiga menunjukan pandangan dasar dan sifat-sifat kajian yang mencerminkan khas paradigma.
Teori atau hukum tercantum pada kolom 4, sedang metode dan cara kerja ada pada kolom 5.
Kolom terakhir menggambarkan kelemahan atau kekurangan yang ada pada setiap paradigma.
Secara bersahaja dapat disebutkan bahwa Ratzel merupakan pengembang paradigma determinisme lingkungan.
Sebagai contoh paradigma dalam geografi Harvey dan Holly mengikhtisarkan beberapa hasil kerja spesifik para ahli seperti tertera pada tabel dibawah ini dengan menyebut tokoh-tokoh Ratzel, Vidal, Sauer, Hartshorne, dan Schaefer sebagai pengembang paradigma yang berlainan beserta atribut-atribut yang berbeda satu dari yang lain.
Beberapa contoh paradigma geografi Sumber: Suharyono dan Amien (1994) |
Teori atau hukum tercantum pada kolom 4, sedang metode dan cara kerja ada pada kolom 5.
Kolom terakhir menggambarkan kelemahan atau kekurangan yang ada pada setiap paradigma.
Secara bersahaja dapat disebutkan bahwa Ratzel merupakan pengembang paradigma determinisme lingkungan.
Baca Juga: Materi Geografi SMA !
Vidal disamping mengembangkan paradigma atau faham posibilis sekaligus juga sebagai salah satu pengembang paradigma regional.
Sauer dapat disebut sebagai pengembang paradigma bentang alam budaya yang juga menerapkan pendekatan kesejarahan.
Hartshorne merupakan tokoh pengembang faham regional di Amerika. Sedang Schaefer yang merupakan penganut positivisme ilmu merupakan salah satu dari pengembang paradgima keruangan.
Contoh diatas memperlihatkan bahwa paradigma terkait erat (bahkan adakalanya dirancukan) dengan pendekatan, cara kerja serta sasaran utama kajian, yang satu dengan lainnya menunjukan perbedaanya, meskipun semua merupakan bentuk-bentuk kajian dalam geografi.
Maka tidaklah mengherankan kalau pada masa lalu dan hingga kini seperti juga halnya kehidupan ilmu ataupun badan pengetahuan lain (yang tak tergolong ilmu) terkesan adanya macam-macam atau mazhab dalam geografi.
Vidal disamping mengembangkan paradigma atau faham posibilis sekaligus juga sebagai salah satu pengembang paradigma regional.
Sauer dapat disebut sebagai pengembang paradigma bentang alam budaya yang juga menerapkan pendekatan kesejarahan.
Hartshorne merupakan tokoh pengembang faham regional di Amerika. Sedang Schaefer yang merupakan penganut positivisme ilmu merupakan salah satu dari pengembang paradgima keruangan.
Contoh diatas memperlihatkan bahwa paradigma terkait erat (bahkan adakalanya dirancukan) dengan pendekatan, cara kerja serta sasaran utama kajian, yang satu dengan lainnya menunjukan perbedaanya, meskipun semua merupakan bentuk-bentuk kajian dalam geografi.
Maka tidaklah mengherankan kalau pada masa lalu dan hingga kini seperti juga halnya kehidupan ilmu ataupun badan pengetahuan lain (yang tak tergolong ilmu) terkesan adanya macam-macam atau mazhab dalam geografi.
Baca Juga: Materi Geografi SMA !
SUMBER
Suharyono dan M. Amien. 1994. Pengantar Filsafat Geografi. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Vardiansyah, Dani. 2008. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar Indeks. Jakarta.
Posting Komentar