Penjelasan Lengkap pH Tanah
3 minute read
DAFTAR ISI
----
Pengertian pH:
Menurut Sugeng Winarso (2005:39) dalam karyanya yang berjudul "Kesuburan Tanah: Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah", didefinisikan sebagai keasaman atau kebasaan relatif suatu bahan.
Skala pH mencakup dari nilai 0 (nol) hingga 14.
Nilai pH 7 dikatakan netral. Dibawah nilai pH 7 dikatakan asam, sedangkan diatas nilai pH 7 dikatakan basa.
Asam menurut teori Bronsted dan Lewry (dalam Winarso, 2005) adalah suatu bahan yang cenderung untuk memberi proton (H+) ke beberapa senyawa lain, demikian sebaliknya apabila basa adalah suatu bahan yang cenderung untuk menerimanya.
Teori asam-basa ini sangat baik untuk diterapkan pada media cair termasuk larutan tanah.
Sedangkan teori asam-basa lain sangat baik diterapkan dalam tanah adalah menurut Arrhenius (dalam Winarso, 2005), yaitu asam adalah suatu bahan yang menghasilkan H+ atau menurunkan pH apabila terdissosiasi dalam air, sebaliknya apabila basa dalam disosiasinya akan menghasilkan OH- atau menaikan pH.
Keasaman dalam tanah dapat dihitung berdasarkan kedudukan ion H+.
Apabila yang diukur adalah ion H+ yang ada di larutan tanah (sebelah kanan, bebas) dikatakan sebagai keasaman aktual. Apabila ion H+ yang diukur terdapat di komplek jerapan tanah (sebelah kiri, tidak bebas) dikatakan sebagai keasaman potensial, yang nilainya jauh lebih besar dibandingkan dengan keasaman aktual.
Sedangkan apabila kedua keasaman tersebut dijumlahkan disebut sebagai keasaman total.
Keasaan (pH) tanah secara sederhana merupakan ukuran aktivitas H+ dan dinyatakan -log10 (H+).
Secara praktikal ukuran logaritma aktivitas atau konsentrasi H+ ini berarti setiap perubahan satu unit pH tanah berarti terjadi pula perubahan 10 kali dari jumlah kemasaman atau kebasaan.
Pada tanah yang mempunyai pH 6,0 berarti tanah tersebut mempunyai H+ aktif sebanyak 10 kali dibandingkan dengan tanah yang mempunyai pH 7,0.
Sebagian besar tanah-tanah produktif, mulai dari hutan humid dan sub humid hingga padang rumput di semiarid, mempunyai pH bervariasi antara 4,0 hingga 8,0. Nilai di atas atau di bawah variasi tersebut disebabkan oleh garam Ca dan Na atau ion H+ dan Al+3
k dalam larutan tanah.
Pada umumnya perubahan pH tanah sekitar 6 hingga 7,5 mempunyai pengaruh langsung yang sangat kecil baik pada akar tanaman atau mikroorganisme (Smith and Doran, 2000).
Demikian juga dalam variasi pH tersebut sebagian besar unsur hara tanaman dalam kondisi tersedia. Pengaruh utama pH di dalam tanah adalah pada ketersediaan dan sifat meracun unsur seperti Fe, Al, Mn, B, Cu, Cd, dll terhadap tanaman atau mikroorganiasme.
Di dalam pH tanah sangat penting dalam menentukan aktivitas dan dominasi mikroorganisme dalam hubungannya dengan proses-proses yang sangat erat hubungannya dengan mikroorganisme seperti siklus hara (nitrifikasi, denitrifikasi, dll), penyakit dekomposisi dan sintesa senyawa kimia organik dan transport gas ke atmosfer oleh mikrobia seperti metan, Ch4.
Variasi nilai Ph optimum untuk sebagian besar mikroorganisme tanah adalah 5 hingga 8.
Nilai pH di atas 8, ion NH4+ yang ada akan cepan berubah menjadi gan NH3, yang dapat hilang dari tanah dan juga menghambat aktivitas bakteri pengoksidasi NO2.
Nilai dibawah 5,5 bakteri nitrivikasi sangat berkurang pada sebagian besar tanah.
Pengendalian nilai pH tanah dapat berpengaruh pada penyakit scab pada tanaman kentang (penyakit yang disebabkan oleh aktinomicetes Streptomyces scabies) yang ditanam pada tanah netral - alkalin.
Pemasaman tanah atau menurunkan nilai pH tanah yaitu dengan memberi belerang (S) dapat secara nyata menurunkan atau bahkan dapat mengatasi penyakit scab tersebut.
----
Pengertian pH:
Menurut Sugeng Winarso (2005:39) dalam karyanya yang berjudul "Kesuburan Tanah: Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah", didefinisikan sebagai keasaman atau kebasaan relatif suatu bahan.
Skala pH mencakup dari nilai 0 (nol) hingga 14.
Nilai pH 7 dikatakan netral. Dibawah nilai pH 7 dikatakan asam, sedangkan diatas nilai pH 7 dikatakan basa.
Asam menurut teori Bronsted dan Lewry (dalam Winarso, 2005) adalah suatu bahan yang cenderung untuk memberi proton (H+) ke beberapa senyawa lain, demikian sebaliknya apabila basa adalah suatu bahan yang cenderung untuk menerimanya.
Teori asam-basa ini sangat baik untuk diterapkan pada media cair termasuk larutan tanah.
Sedangkan teori asam-basa lain sangat baik diterapkan dalam tanah adalah menurut Arrhenius (dalam Winarso, 2005), yaitu asam adalah suatu bahan yang menghasilkan H+ atau menurunkan pH apabila terdissosiasi dalam air, sebaliknya apabila basa dalam disosiasinya akan menghasilkan OH- atau menaikan pH.
Keasaman dalam tanah dapat dihitung berdasarkan kedudukan ion H+.
Apabila yang diukur adalah ion H+ yang ada di larutan tanah (sebelah kanan, bebas) dikatakan sebagai keasaman aktual. Apabila ion H+ yang diukur terdapat di komplek jerapan tanah (sebelah kiri, tidak bebas) dikatakan sebagai keasaman potensial, yang nilainya jauh lebih besar dibandingkan dengan keasaman aktual.
Sedangkan apabila kedua keasaman tersebut dijumlahkan disebut sebagai keasaman total.
Keasaan (pH) tanah secara sederhana merupakan ukuran aktivitas H+ dan dinyatakan -log10 (H+).
Secara praktikal ukuran logaritma aktivitas atau konsentrasi H+ ini berarti setiap perubahan satu unit pH tanah berarti terjadi pula perubahan 10 kali dari jumlah kemasaman atau kebasaan.
Pada tanah yang mempunyai pH 6,0 berarti tanah tersebut mempunyai H+ aktif sebanyak 10 kali dibandingkan dengan tanah yang mempunyai pH 7,0.
Sebagian besar tanah-tanah produktif, mulai dari hutan humid dan sub humid hingga padang rumput di semiarid, mempunyai pH bervariasi antara 4,0 hingga 8,0. Nilai di atas atau di bawah variasi tersebut disebabkan oleh garam Ca dan Na atau ion H+ dan Al+3
Pada umumnya perubahan pH tanah sekitar 6 hingga 7,5 mempunyai pengaruh langsung yang sangat kecil baik pada akar tanaman atau mikroorganisme (Smith and Doran, 2000).
Demikian juga dalam variasi pH tersebut sebagian besar unsur hara tanaman dalam kondisi tersedia. Pengaruh utama pH di dalam tanah adalah pada ketersediaan dan sifat meracun unsur seperti Fe, Al, Mn, B, Cu, Cd, dll terhadap tanaman atau mikroorganiasme.
Di dalam pH tanah sangat penting dalam menentukan aktivitas dan dominasi mikroorganisme dalam hubungannya dengan proses-proses yang sangat erat hubungannya dengan mikroorganisme seperti siklus hara (nitrifikasi, denitrifikasi, dll), penyakit dekomposisi dan sintesa senyawa kimia organik dan transport gas ke atmosfer oleh mikrobia seperti metan, Ch4.
Variasi nilai Ph optimum untuk sebagian besar mikroorganisme tanah adalah 5 hingga 8.
Nilai pH di atas 8, ion NH4+ yang ada akan cepan berubah menjadi gan NH3, yang dapat hilang dari tanah dan juga menghambat aktivitas bakteri pengoksidasi NO2.
Nilai dibawah 5,5 bakteri nitrivikasi sangat berkurang pada sebagian besar tanah.
Pengendalian nilai pH tanah dapat berpengaruh pada penyakit scab pada tanaman kentang (penyakit yang disebabkan oleh aktinomicetes Streptomyces scabies) yang ditanam pada tanah netral - alkalin.
Pemasaman tanah atau menurunkan nilai pH tanah yaitu dengan memberi belerang (S) dapat secara nyata menurunkan atau bahkan dapat mengatasi penyakit scab tersebut.
----
----
ISI SPOILER 2
----
----
ISI SPOILER 3
----
----
ISI SPOILER 4
----
----
ISI SPOILER 5
----
----
ISI SPOILER 6
----
----
ISI SPOILER 7
----
----
ISI SPOILER 8
----
----
ISI SPOILER 9
----
----
ISI SPOILER 10
----
----
ISI SPOILER 11
----
----
ISI SPOILER 12
----
Posting Komentar