Bentuk lahan vulkanisme adalah bentuk lahan yang terjadi akibat adanya aktivitas gunung berapi, baik berupa ekstrusi maupun intrusi.
Bentuk lahan vulkanisme atau vulkanis adalah bentuk lahan hasil kegiatan gunung berapi, baik yang tersusun dari bahan gunungapi yang keluar ke permukaan bumi (ekstrusi) maupun yang membeku dibawah permukaan bumi.
Vulkanisme adalah peristiwa keluarnya magma ke permukaan bumi (Suharini dan Palangan, 2009). Peristiwa tersebut membawa akibat terbentuknya lahan dengan ciri-ciri khusus, yaitu: (1) bentuk ekstrusi dan (2) bentuk intrusi.
Bentuk ekstruksi adalah bentuk yang dibangun oleh magma ketika mencapai permukaan bumi. Magma yang telah mencapai permukaan bumi disebut lava.
Kekentalah lava berbeda-beda, lava yang lebih cair akan menyebar lebih luas dibandingkan dengan lava kental.
Lava yang lebih cair biasanya membentuk lapisan-lapisan lava yang tebal dan luas yang dikenal dengan nama plate basalt seperti dataran tinggi Deccan di India dengan ketebalan mencapai 2000 meter, sedangkan di Iceland endapan lava yang demikian mencapai ketebalan 3000 meter dengan luas ±100.000 km2.
Disamping cairan liat (lava) yang keluar dari kepundan gunungapi, masih ada rempah-rempah gunungapi lain seperti batu-batu besar (bom) , lapisan pasir, serta debu gunungapi. Bahan-bahan tersebut disebut juga piroklas kerucut -kerucut gunungapi (gunungapi strabo). Kebanyakan gunungapi di dunia (99%) termasuk tipe ini.
Rempah-repah gunungapi yang diendapkan sekitar lereng dan puncak, dan bila hujan turun akan terbawa air mengalir sepanjang lereng yang sangat berbahaya, disebut lahar (besuk).
__________
Menurut Suharini dan Palangan (2009), bentuk-bentuk gunungapi sangat erat kaitannya dengan tipe erupsi, seperti:
1. Erupsi Linier
Pada erupsi linier, aliran lava mencapai permukaan bumi melalui celah-celah atau rekahan-rekahan bumi. Biasanya yang keluar kebanyakan lava cair sedang bahan-bahan lepas sangat kurang.
2. Erupsi Sentral
Pada erupsi sentral, aliran magma keluar melalui lubang kepundan gunungapi atau diatrema. Erupsi sentral ini dapat dikelompokkan dalam tiga macam, yaitu:
a. Erupsi yang sematam-mata efusif yang sebagian besar menghasilkan lava, seperti tipe gunungapi di Hawai yang bentuknya disebut aspit atau gunung api tipe perisai (karena bentuknya seperti perisai atau tameng). Kawahnya terisi lava cair sehingga kelihatan seperti danau lava cair yang bergejolak.
Contoh Erupsi Efusif
b. Erupsi eksplosif, yaitu erupsi yang menghasilkan sebagian besar rempah-rempah gunungapi (bahan-bahan lepas). Kadang-kadang jenis ini disebut gunungapi debu. Lubang kepundan berbentuk Corot, dimana lubang eksplosi ini disebut maar, contoh tipe ini terdapat di Lamongan Jawa Timur dan danau Atar di Sumatera Barat.
c. Erupsi campuran, erupsi ini menghasilkan gunungapi strato atau gunungapi berlapis yang terdiri dari bahan-bahan lepas dan lava, bercampur berganti-ganti lava dan eflata. Bnetuk gunungapi ini lebih curam. Kebanyakan gunungapi di dunia termasuk tipe strato, dengan bentuk utama seperti kerucut, tetapi kadang-kadang juga pada lereng atau disamping kepundan utama muncul kerucut-kerucut baru yang disebut kerucut parasites. Lereng gunungapi mudah tererosi karena terdiri dari bahan-bahan lepas. Oleh sebab itu bentuknya seperti payung dengan alur-alur yang cukup dalam disebut barrancho. Bnetuk kerucut vulkan ini dapat saja terganggu karena beberapa hal seperti:
1) Faktor peledakan
2) Berpindahnya aktivitas ipa kepundan
3) Tekanan arus lava yang dapat menghancurkan dinding kepundan
----
__________
ISI SPOILER 2
----
__________
Peringkat perkembangan di kawasan dengan struktur vulkanis disjelaskan oleh Suharini dan Palangan (2009) sebagai berikut:
PERINGKAT MUDA
Pada peringkat muda, vulkan masih aktif dan membangun bentuk-bentuknya dengan bahan-bahan yang dikeluarkan. Aliran lava dan lahar yang keluar dari kawah membanjiri lereng dan lembah dan apabila melewati sungai, maka sungai tersebut dapat terbentuk menjadi danau. Bentuk vulkan tersebut masih sebagai kerucut dengan lereng yang cukup curam.
PERINGKAT KEDUA
Pada peringkat berikutnya, vulkan yang lama akan terkikis atau mungkin terbentuk kaldera, dan dari kaldera tersebut muncul vulkan baru tetapi lebih kecil. Dalam kaldera tersebut mungkin saja tergenang air seperti danau Toba. Biasanya pola aliran sungai pada daerah vulkan adalah pola radial. Dengan demikian sungai-sungainya termasuk tipe subskuen.
PERINGKAT KETIKA
Pada peringkat ketiga, kebanyakan gunungapi (vulkan) sudah padam atau mati dan telah banyak terkikis oleh erosi. Kaldera yang berisi air sudah menjadi kering karena air danau telah mengalir keluar melalui saluran-salurannya akibar erosi, bahkan kaldera tersebut sudah sedemikian rendah dengan bentuk-bentuk tumpul membulat. Kemudian endapan lava yang ada pada dasar-dasar lembah merupakan bagian yang lebih tinggi dibandingkan dengan permukaan daerah sekitarnya yang disebut mesa-lava.
PERINGKAT TUA
Pada peringkat tua, daerah umumnya (daerah vulkanis) sudah menjadi lebih datar, kecuali bagian-bagian yang susah tererosi seperti masa yang termasuk bentuk sisa. Pada peringkat tua ini, bentuk-bentuk intrusi seperti dike, lokalit maupun batolit mulai tersingkap diatas permukaan tanah.
Lava yang mengalir ke permukaan bumi sebagian menyusup ke dalam struktur perlapisan kerak bumi menjadi batu beku dalam yang disebut batuan intrusi.
Magma yang lebih cari sifatnya, dapat menyusup kedalam lapisan batuan sedimen dan membentuk batuan beku dalam yang pipih, sedangkan lava yang kental tidak dapat membentuk lempeng intrusi tetapi mendorong lapisan atasnya, mengakibatkan terbentuknya stuktur kubah. Bentuk batuan intrusi demikian disebut lakolit.
Dalam perlapisan bagian antiklinal dijumpai batuan intrusi yang konkordan disebut phakolit, sedangkan batuan beku dalam pada struktur lapisan sinklinal disebut lopolit dengan bentuk seperti paring.
Disamping batuan beku yang konkordan ada juga yang diskardan yaitu batuan beku yang menembus struktur perlapisan dikenal dengan nama apophyse.
Badan batuan yang disebut batolit adalah bentuk-bentuk intrusi diskordan yang tidak mempunyai dasar. Batolit-batolit ini mempunyai ukuran yang besar, misalnya batolit di Alaska yang panjangnya ±1250 mil dan lebarnya ±50 mil. Di Indonesia didapati juga batolit seperti di pegunungan Schwaner di Kalimantan dan Bnegkulu di Sumatera Selatan.
Peringkat Perkembangan Daerah Vulkanis
Img: A N Strahler (1983)
---
__________
ISI SPOILER 4
----
__________
Suharini, Erni dan Abraham Palangan. 2009. Geomorfologi: Gaya, Proses dan Bentuk Lahan. Semarang: Widya Karya.
----
Posting Komentar