Teori Burgess, Hoyt, Harris-Ullman

Img: Archh
Kota meski strukturnya tampak serba kacau, tetapi jika kita pelajari dengan seksama ternyata memiliki keberaturan tertentu.

Keberaturan ini dapat ditemukan pada kota setempat atau negara lain pula.

Bentuk suatu kota ada yang tergolong segi empat panjang, bujur sangkar, bulat, lonjong, bahkan ada yang seperti bintang dengan ujung-ujung yang mencuat keluar mengikuti jalur jalan raya yang berpangkal di pusat kota.

Demikian pula halnya dengan struktur intern perkotaan yang sifatnya tak sembarangan.

Pada umumnya kita dimungkinkan untuk membedakan kelompok-kelompok bangunan dalam kota berdasarkan tataguna lahannya.

Gedung-gedung tersebut berlainan luasnya, bentuknya serta fungsinya, adapun persebarannya mewujudkan kawasan intern kota yang khas, terdiri atas zone-zone.

Masing-masingnya memiliki corak berdasarkan material bangunan serta watak manusia penghuninya, sehingga kawasan intern kota yang satu berbeda dengan lainnya.

Dengan menelaah kota sekilas pintas atau berjalan-jalan keliling kota, kita diyakinkan hadirnya zone-zone intern perkotaan itu.

Ada kawasan usat perbelanjaan, perkantoran, gedung pemerintahan dan tempat hiburan. Semua itu biasanya menempati kota bagian pusat.

Lalu ada kawasan perindustrian, ini selayaknya bertetangga dekat dengan jaringan jalan raya, rel kereta api dan terusan.

Kemudian perumahan orang-orang kelas atas, terletak di pinggiran kota.

Para sosiolog dan geograf perkotaan telah mengkaji secara khusus zone-zone tersebut berdasarkan tataguna lahan tadi. Bersama-sama mereka menjelaskan sejarah asal usul kota dan perkembangan selanjutnya serta persebarannya secara keruangan.

Secara khusus sementara ini dicanangkan tiga teori struktur intern perkotaan dengan rincian: teori konsentris, teori sektoral, dan teori inti ganda.
























iklan tengah