Jenis dan Penanggulangan Bencana Alam Melalui Edukasi Kearifan Lokal dan Pemanfaatan Teknologi Modern
Bencana alam merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Menurut KBBI, bencana adalah sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan kerusakan, kerugian, atau penderitaan; kecelakaan, bahaya, dan sebagainya.
Bencana alam dapat terjadi secara tiba-tiba atau melalui proses yang berlangsung secara perlahan.
Beberapa jenis bencana seperti gempa bumi, hampir tidak mungkin diperkiraan secara akurat kapan, di mana akan terjadi dan besaran kekuatannya.
Namun, untuk beberapa bencana lainnya seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, letusan gunung api, tsunami, dan anomali cuaca masih dapat diramalkan sebelumnya.
Meskipun demikian, kejadian bencana selalu memberikan dampak kejutan dan menimbulkan banyak kerugian baik jiwa maupun materi.
Ketidakberdayaan manusia dan kurang baiknya manajemen keadaan darurat telah menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sam;pai kematian.
Menurut KBBI, bencana adalah sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan kerusakan, kerugian, atau penderitaan; kecelakaan, bahaya, dan sebagainya.
Bencana alam dapat terjadi secara tiba-tiba atau melalui proses yang berlangsung secara perlahan.
Beberapa jenis bencana seperti gempa bumi, hampir tidak mungkin diperkiraan secara akurat kapan, di mana akan terjadi dan besaran kekuatannya.
Namun, untuk beberapa bencana lainnya seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, letusan gunung api, tsunami, dan anomali cuaca masih dapat diramalkan sebelumnya.
Meskipun demikian, kejadian bencana selalu memberikan dampak kejutan dan menimbulkan banyak kerugian baik jiwa maupun materi.
Ketidakberdayaan manusia dan kurang baiknya manajemen keadaan darurat telah menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sam;pai kematian.
1. Pengertian Gempa
Gempabumi adalah peristiwa pelepasan energi yang menyebabkan pergeseran pada bagian dalam bumi secara tiba-tiba. Ada beberapa gejala alam yang perlu diperhatikan dan dianggap sebagai tanda akan adanya gempa bumi.
2. Klasifikasi Gempa
Berdasarkan penyebabnya, gempa bumi dibedakan menjadi tiga:
a. Gempa bumi vulkanik
Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus.
b. Gempa bumi tektonik
Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi.
c. Gempa bumi tumbukan
Gempa bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke bumi, jenis gempa bumi ini jarang terjadi.
d. Gempa bumi runtuhan
Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi jarang terjadi dan bersifat lokal.
e. Gempa bumi buatan
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi
3. Gejala Gempa
Berikut gejala alam yang perlu dicermati sebelum terjadi gempa bumi:
a. Awan Aneh
Adanya awan yang berbentuk aneh seperti pohon/batang, bentuknya berdiri, itu adalah awan gempa yang biasanya muncul sebelum gempa terjadi.
b. Medan Elektromagnetis
Sebelum terjadi gempa biasanya terjadi gangguan medan elektomagnetis. Adapun cara menguji gangguan tersebut sebagai berikut:
Cek siaran televisi, apakah tiba-tiba salurannya terganggu tanpa sebab apa pun
Mintalah orang lain mengirim fax ke kita, cek apakah teks yang diterima berantakan atau tidak
Matikan aliran listrik dan cek apakah lampu neon tetap menyala redup/remang-remang walaupun tidak ada arus listrik
c. Tingkah Laku Hewan
Perhatikan perilaku hewan-hewan yang ada di sekitar kita, apakah hewan-hewan tersebut bertingkah laku aneh atau tidak. Insting hewan biasanya tajam dan hewan bisa merasakan gelombang elektromagnetis
d. Air Tanah Surut
Perhatikan apakah air tanah tiba-tiba menjadi surut atau tidak seperti biasanya.
Gempabumi adalah peristiwa pelepasan energi yang menyebabkan pergeseran pada bagian dalam bumi secara tiba-tiba. Ada beberapa gejala alam yang perlu diperhatikan dan dianggap sebagai tanda akan adanya gempa bumi.
2. Klasifikasi Gempa
Berdasarkan penyebabnya, gempa bumi dibedakan menjadi tiga:
a. Gempa bumi vulkanik
Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus.
b. Gempa bumi tektonik
Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi.
c. Gempa bumi tumbukan
Gempa bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke bumi, jenis gempa bumi ini jarang terjadi.
d. Gempa bumi runtuhan
Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi jarang terjadi dan bersifat lokal.
e. Gempa bumi buatan
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi
3. Gejala Gempa
Berikut gejala alam yang perlu dicermati sebelum terjadi gempa bumi:
a. Awan Aneh
Adanya awan yang berbentuk aneh seperti pohon/batang, bentuknya berdiri, itu adalah awan gempa yang biasanya muncul sebelum gempa terjadi.
b. Medan Elektromagnetis
Sebelum terjadi gempa biasanya terjadi gangguan medan elektomagnetis. Adapun cara menguji gangguan tersebut sebagai berikut:
Cek siaran televisi, apakah tiba-tiba salurannya terganggu tanpa sebab apa pun
Mintalah orang lain mengirim fax ke kita, cek apakah teks yang diterima berantakan atau tidak
Matikan aliran listrik dan cek apakah lampu neon tetap menyala redup/remang-remang walaupun tidak ada arus listrik
c. Tingkah Laku Hewan
Perhatikan perilaku hewan-hewan yang ada di sekitar kita, apakah hewan-hewan tersebut bertingkah laku aneh atau tidak. Insting hewan biasanya tajam dan hewan bisa merasakan gelombang elektromagnetis
d. Air Tanah Surut
Perhatikan apakah air tanah tiba-tiba menjadi surut atau tidak seperti biasanya.
1. Pengertian Tsunami
Tsunami adalah gelombang laut dengan periode panjang yang ditimbulkan oleh gangguan impulsif dasar laut.
Gangguan tersebut bisa berupa gempa bumi tektonik, erupsi vukkanik, atau longsoran. Kecepatan trunami yang naik ke daratan berkurang menjadi 25-100 km/jam.
2. Karakteristik Tsunami
Beberapa karakteristik Tsunami, antara lain :
3. Tanda-Tanda Tsunami
Berikut tanda-tanda akan datangnya tsunami di daerah pinggi pantai
Tsunami adalah gelombang laut dengan periode panjang yang ditimbulkan oleh gangguan impulsif dasar laut.
Gangguan tersebut bisa berupa gempa bumi tektonik, erupsi vukkanik, atau longsoran. Kecepatan trunami yang naik ke daratan berkurang menjadi 25-100 km/jam.
2. Karakteristik Tsunami
Beberapa karakteristik Tsunami, antara lain :
- Tinggi gelombang tsunami di tengah lautan mencapai lebih kurang 5 meter. Serentak sampai pantai tinggi gelombang ini dapat mencapai 30 meter.
- Panjang gelombang tsunami (50-200 km) jauh lebih besar dari pada gelombang pasang laut (50-150 m). Panjang gelombang tsunami ditentukan oleh kekuatan gempa, sebagai contoh gempabumi tsunami dengan kekuatan magnitude 7-9 panjang gelombang tsunami berkisar 20-50 km dengan tinggi gelombang 2 m dari permukaan laut.
- Periode waktu gelombang tsunami yang berkekuatan tinggi hanya berperiode durasi gelombang sekitar 10-60 menit, sedangkan gelombang pasang bisa berlangsung lebih lama 12-24 jam.
- Cepat rambat gelombang tsunami sangat tergantung pada kedalaman laut, bila kedalaman laut berkurang setengahnya, maka kecepatan berkurang tiga perempatnya.
3. Tanda-Tanda Tsunami
Berikut tanda-tanda akan datangnya tsunami di daerah pinggi pantai
- Air laut yang surut secara tiba-tiba
- Aroma garam yang sangat menyengat
- Dari kejauhan tampak gelombang besar dan suara gemuruh yang sangat keras
1. Pengertian
Letusan gunung berapi merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah "erupsi".
Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona kegempaan aktif sebab berhubungan dengan batas lempeng.
Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar (magma).
Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di sekitanya melalui rekahan-rekahan mendekati permukaan Bumi.
2. Tanda-Tanda Letusan
Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain:
3. Hasil Letusan Gunung Api
Berikut adalah hasil dari letusan gunung berapi, antara lain :
Letusan gunung berapi merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah "erupsi".
Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona kegempaan aktif sebab berhubungan dengan batas lempeng.
Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar (magma).
Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di sekitanya melalui rekahan-rekahan mendekati permukaan Bumi.
2. Tanda-Tanda Letusan
Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain:
- Suhu di sekitar gunung naik.
- Mata air menjadi kering
- Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
- Tumbuhan di sekitar gunung layu
- Binatang di sekitar gunung bermigrasi
3. Hasil Letusan Gunung Api
Berikut adalah hasil dari letusan gunung berapi, antara lain :
- Gas vulkanik Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lain Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida (S02), dan Nitrogen (NO2) yang dapat membahayakan manusia.
- Lava dan aliran pasir serta batu panas Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam Bumi ke permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti aliran sungai sedangkan lava kental akan membeku dekat dengan sumbernya. Lava yang membeku akan membentuk bermacam-macam batuan.
- Lahar Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya. Lahar sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.
- Hujan Abu Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan. Karena sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan kilometer jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan.
- Awan panas Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari 600 °C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak napas.
1. Pengertian
Tanah longsor merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat dari terganggunya kestabilan pada tanah/batuan penyusun lereng.
Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar dari gaya penahan.
Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan.
2. Faktor Penyebab
Faktor penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga tergantung pada kondisi batuan dan tanah penyusun lereng, struktur geologi, curah hujan, vegetasi penutup dan penggunaan lahan pada lereng tersebut, namun secara garis besar dapat dibedakan sebagai faktor alam dan faktor manusia:
a. Faktor alam
Faktor alam penyebab terjadinya longsor, sebagai berikut:
Kondisi geologi : batuan lapuk, kemiringan lapisan, sisipan lapisan batu lempung, strukutur sesar dan kekar, gempa bumi, stragrafi dan gunung berapi.
Iklim : curah hujan yang tinggi.
Keadaan topografi : lereng yang curam.
Keadaan air : kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi massa air, erosi dalam, pelarutan dan tekanan hidrostatika.
Tutup lahan yang mengurangi tahan geser, misalnya tanah kritis.
Getaran yang diakibatkan oleh gempa bumi, ledakan, getaran mesin, dan getaran lalu lintas kendaraan.
b. Faktor manusia
Aktivitas manusia yang dapat menyebabkan longsor, sebagai berikut:
Pemotongan tebing pada penambangan batu di lereg yang terjal.
Penimbunan tanah urugan di daerah lereng.
Kegagalan struktur dinding penahan tanah.
Penggundulan hutan.
Budidaya kolam ikan diatas lereng.
Sistem pertanian yang tidak memperhatikan irigasi yang aman.
Pengembangan wilayah yang tidak di imbangi dengan kesadaran masyarakat, sehingga RUTR tidak ditaati yang akhirnya merugikan sendiri.
Sistem drainase daerah lereng yang tidak baik.
3. Ciri-Ciri Tanah Longsor
Ciri-ciri tanah longsor yaitu sebagai berikut:
Ada enam jenis longsor, yaitu: longsoran translasi, longsoran rotasi, pergerakan blok, runtuhan batu, rayapan tanah dan aliran bahan rombakan.
Jenis longsoran translasi dan rotasi paling banyak terjadi di Indonesia sedangkan longsoran yang paling banyak memakan korban jiwa manusia adalah aliran bahan rombakan.
Tanah longsor merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat dari terganggunya kestabilan pada tanah/batuan penyusun lereng.
Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar dari gaya penahan.
Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan.
2. Faktor Penyebab
Faktor penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga tergantung pada kondisi batuan dan tanah penyusun lereng, struktur geologi, curah hujan, vegetasi penutup dan penggunaan lahan pada lereng tersebut, namun secara garis besar dapat dibedakan sebagai faktor alam dan faktor manusia:
a. Faktor alam
Faktor alam penyebab terjadinya longsor, sebagai berikut:
Kondisi geologi : batuan lapuk, kemiringan lapisan, sisipan lapisan batu lempung, strukutur sesar dan kekar, gempa bumi, stragrafi dan gunung berapi.
Iklim : curah hujan yang tinggi.
Keadaan topografi : lereng yang curam.
Keadaan air : kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi massa air, erosi dalam, pelarutan dan tekanan hidrostatika.
Tutup lahan yang mengurangi tahan geser, misalnya tanah kritis.
Getaran yang diakibatkan oleh gempa bumi, ledakan, getaran mesin, dan getaran lalu lintas kendaraan.
b. Faktor manusia
Aktivitas manusia yang dapat menyebabkan longsor, sebagai berikut:
Pemotongan tebing pada penambangan batu di lereg yang terjal.
Penimbunan tanah urugan di daerah lereng.
Kegagalan struktur dinding penahan tanah.
Penggundulan hutan.
Budidaya kolam ikan diatas lereng.
Sistem pertanian yang tidak memperhatikan irigasi yang aman.
Pengembangan wilayah yang tidak di imbangi dengan kesadaran masyarakat, sehingga RUTR tidak ditaati yang akhirnya merugikan sendiri.
Sistem drainase daerah lereng yang tidak baik.
3. Ciri-Ciri Tanah Longsor
Ciri-ciri tanah longsor yaitu sebagai berikut:
- Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing. Biasanya terjadi setelah hujan.
- Munculnya mata air baru secara tiba-tiba.
- Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.
- Jika musim hujan biasanya air tergenang, menjelang bencana itu, airnya langsung hilang.
- Pintu dan jendela yang sulit dibuka.
- Runtuhnya bagian tanah dalam jumlah besar.
- Pohon/tiang listrik banyak yang miring
- Halaman/dalam rumah tiba-tiba ambles.
Ada enam jenis longsor, yaitu: longsoran translasi, longsoran rotasi, pergerakan blok, runtuhan batu, rayapan tanah dan aliran bahan rombakan.
Jenis longsoran translasi dan rotasi paling banyak terjadi di Indonesia sedangkan longsoran yang paling banyak memakan korban jiwa manusia adalah aliran bahan rombakan.
1. Pengertian Banjir
Banjir adalah kondisi dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang oleh air dalam jumlah yang begitu besar.
Banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba-tiba yang disebabkan tersumbatnya sungai maupun karena penggundulan hutan di sepanjang sungai sehingga merusak rumah-rumah penduduk maupun menimbulkan korban jiwa.
2. Faktor Penyebab
Banjir pada umumnya disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
3. Klasifikasi Banjir
Berdasarkan penyebabnya, banjir dapat dikategorikan dalam empat kategori yaitu:
Banjir adalah kondisi dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang oleh air dalam jumlah yang begitu besar.
Banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba-tiba yang disebabkan tersumbatnya sungai maupun karena penggundulan hutan di sepanjang sungai sehingga merusak rumah-rumah penduduk maupun menimbulkan korban jiwa.
2. Faktor Penyebab
Banjir pada umumnya disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
- Hutan gundul sehingga air yang turun langsung menuju permukaan bumi dan tidak ada yang menyerapnya
- Selokan/saluran air yang tersumbat karena pembuangan sampah yang sembarangan
- Daerah resapan air di daerah permukiman yang kurang
- Pendangkalan sungai
- Pembuangan sampah yang sembarangan, baik ke sungai maupun got
- Pembuatan saluran air yang tidak memenuhi syarat
- Air laut, atau danau yang meluap dan menggenangi daratan
- Pembuatan tanggul yang kurang baik
3. Klasifikasi Banjir
Berdasarkan penyebabnya, banjir dapat dikategorikan dalam empat kategori yaitu:
- Banjir yang disebabkan oleh hujan lebat yang melebihi kapasitas penyaluran sistem pengaliran air yang terdiri dari sistem sungai alamiah dan sistem drainase buatan manusia
- Banjir yang disebabkan meningkatnya muka air di sungai sebagai akibat pasang laut maupun meningginya gelombang laut akibat badai.
- Banjir yang disebabkan oleh kegagalan bangunan air buatan manusia seperti bendungan, bendung, tanggul dan bangunan pengendalian banjir.
- Banjir akibat kegagalan bendungan alam atau penyumbatan aliran sungai akibat runtuhnya/longsornya tebing sungai.
Kekeringan adalah hubungan antara ketersediaan air yang jauh di bawah kebutuhan air, baik untuk kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi, dan lingkungan.
Angin topan adalah pusaran angin kencang dengan kecepatan angin 120 km/jam atau lebih yang sering terjadi di wilayah tropis di antara garis balik utara dan selatan, kecuali di daerah-daerah yang sangat berdekatan dengan katulistiwa.
Angin topan disebabkan oleh perbedaan tekanan dalam satu sistem cuaca.
Angin paling kencang yang terjadi di daerah tropis ini umumnya berpusar dengan radius ratusan kilometer di sekitar daerah sistem tekanan rendah dengan kecepatan sekitar 20km/jam. Di Indonesia dikenal dengan sebutan angin badai.
Angin topan disebabkan oleh perbedaan tekanan dalam satu sistem cuaca.
Angin paling kencang yang terjadi di daerah tropis ini umumnya berpusar dengan radius ratusan kilometer di sekitar daerah sistem tekanan rendah dengan kecepatan sekitar 20km/jam. Di Indonesia dikenal dengan sebutan angin badai.
Gelombang pasang air laut yang melebihi batas normal dan dapat menimbulkan bahaya, baik di lautan maupun di darat terutama daerah pinggir pantai.
Umumnya gelombang pasang terjadi karena adanya angin kencang atau topan, perubahan cuaca yang sangat cepat, dan karena ada pengaruh dari gravitasi bulan maupun matahari. Kecepatan gelombang pasang sekitar 10-100 km/jam.
Umumnya gelombang pasang terjadi karena adanya angin kencang atau topan, perubahan cuaca yang sangat cepat, dan karena ada pengaruh dari gravitasi bulan maupun matahari. Kecepatan gelombang pasang sekitar 10-100 km/jam.
Kebakaran adalah situasi di mana suatu tempat atau lahan atau bangunan dilanda api serta hasilnya menimbulkan kerugian. Kebakaran hutan dan lahan disebabkan oleh beberapa hal berikut.
- Aktivitas manusia yang menggunakan api di kawasan hutan dan lahan sehingga menyebabkan bencana kebakaran
- Faktor alam yang dapat memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan
- Jenis tanaman yang sejenis dan memiliki titik bakar yang rendah serta hutan yang terdegradasi menyebabkan semakin rentan terhadap bahaya kebakaran
- Angin yang cukup besar dapat memicu dan mempercepat menjalarnya api
- Topografi yang terjal semakin mempercepat merembetnya api dari bawah ke atas.
1. Pengertian Tornado
Tornado merupakan pusaran udara yang bergerak cepat dan berbentuk corong spiral. Tornado umumnya berkaitan erat dengan pertumbuhan awan badai. Kecepatan tornado berkisar mulai dari 72 km per jam hingga lebih dari 400 km per jam.
2. Ciri-Ciri
Ciri ciri datangnya Tornado:
Perubahan lapisan udara merupakan pemicu lahirnya Tornado dalam hal ini jika lapisan udara dingin berada diatas lapisan udara panas, udara panas naik dengan kecepatan 300-an km/jam, udara yang menyusup dari sisi inilah yang mengakibatkan angin berputar sehingga membentuk tornado, dan bila sudah sempurna maka sebuah tornado bisa memiliki kecepatan hingga 400 Km/jam serta lebar cerobong antara 15 - 365 meter.
Proses terjadinya badai tornado: Udara panas yang terus menerus menghantam bumi akan menyebabkan suhu tanah meningkat.
Dan ketika suhu panas meningkat, udara panas dan lembab yang ada di udara akan mulai naik dan semakin naik. Ketika udara panas, udara lembab dan dingin memenuhi udara kering, dan terangkat ke atas, kemudian akan masuk ke lapisan udara atas.
Pada fase ini sebuah awan petir mulai tercipta. Pergerakan udara keatas yang terjadi sangat cepat dan adanya angin dari sisi samping menyebabkan arah yang berbeda dan membentuk sebuah pusaran.
Sebuah kerucut hasil putaran udara yang berpilin tersebut mulai terbentuk dan terlihat dari awan ke permukaan tanah.
Tornado merupakan pusaran udara yang bergerak cepat dan berbentuk corong spiral. Tornado umumnya berkaitan erat dengan pertumbuhan awan badai. Kecepatan tornado berkisar mulai dari 72 km per jam hingga lebih dari 400 km per jam.
2. Ciri-Ciri
Ciri ciri datangnya Tornado:
- Langit terlihat hitam atau mendung.
- Terjadi hujan es di sekitar daerah (biasanya durasi selama 20-25mnt)
- Setelah terjadi badai hujan maka suasana akan tenang namun langit semakin hitam gelap
- Awan bergerak cepat sehingga mengitari daerah kita
- Kemunculan Tornado bisa didengar. Awalnya suara nya seperti air terjun, namun lama lama berubah menjadi seperti suara jet yang sangat keras
Perubahan lapisan udara merupakan pemicu lahirnya Tornado dalam hal ini jika lapisan udara dingin berada diatas lapisan udara panas, udara panas naik dengan kecepatan 300-an km/jam, udara yang menyusup dari sisi inilah yang mengakibatkan angin berputar sehingga membentuk tornado, dan bila sudah sempurna maka sebuah tornado bisa memiliki kecepatan hingga 400 Km/jam serta lebar cerobong antara 15 - 365 meter.
Proses terjadinya badai tornado: Udara panas yang terus menerus menghantam bumi akan menyebabkan suhu tanah meningkat.
Dan ketika suhu panas meningkat, udara panas dan lembab yang ada di udara akan mulai naik dan semakin naik. Ketika udara panas, udara lembab dan dingin memenuhi udara kering, dan terangkat ke atas, kemudian akan masuk ke lapisan udara atas.
Pada fase ini sebuah awan petir mulai tercipta. Pergerakan udara keatas yang terjadi sangat cepat dan adanya angin dari sisi samping menyebabkan arah yang berbeda dan membentuk sebuah pusaran.
Sebuah kerucut hasil putaran udara yang berpilin tersebut mulai terbentuk dan terlihat dari awan ke permukaan tanah.
1. Gempa bumi Indonesia merupakan daerah rawan gempabumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat. Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar dengan kedalaman dangkal
2. Gunung meletus
Jumlah Gunung Api atau Gunung berapi di Indonesia yang masih aktif 129 buah yang tersebar di wilayah Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Papua. Daftar Gunung Berapi di Indonesia (disusun berdasarkan letak) Gunung di Papua (14 buah - termasuk puncak-puncaknya) Gunung Puncak Carstenz Pyramid(4,884 m.dpl) merupakan gunung tertinggi di Indonesia.
Gunung Puncak Jaya(4,860 m.dpl)
Gunung Puncak Trikora(4,730 m.dpl)
Gunung Puncak Idenberg (4,643 m.dpl)
Gunung Dom (1,332 m.dpl)
Gunung Derabaro (4,150 m.dpl)
Gunung Yamin (4,595 m.dpl)
Gunung Yaramamafaka (3,370 m.dpl)
Gunung Redoura (3,083 m.dpl)
Gunung Togwomeri (2,680 m.dpl)
Gunung Mandala (4,640 m.dpl)
Gunung Ngga Pilimsit(4,717 m.dpl)
Gunung Foja (1,800 m.dpl)
Gunung Cyrcloop (2,034 m.dpl)
Gunung di Jawa (37 buah)
Gunung Anjasmara (2.277 m)
Gunung Argapura (3.088 m)
Gunung Arjuno (3.339 m)
Gunung Bromo (2.392 m)
Gunung Bukit Tunggul (2.208 m)
Gunung Burangrang (2.057 m)
Gunung Ciremay/Cereme (3.078 m)
Gunung Cikuray (2.818 m)
Gunung Galunggung (2.167 m)
Gunung Gede (2.958 m)
Gunung Guntur (2.249 m)
Gunung Karang (1.245 m) sekitar 40 KM selatan Pandeglang
Gunung Kembar I (3.052 m)
Gunung Kembar II (3.126 m)
Gunung Krakatau
Gunung Lasem (806 m) Rembang Jawa Tengah
Gunung Lawu (3.245 m)
Gunung Semeru (3.676m) gunung tertinggi di pulau Jawa dan gunung berapi ketiga tertinggi di Indonesia
Gunung Malabar (2.343 m)
Gunung Masigit (2.078 m)
Gunung Merapi (2.911 m)
Gunung Merbabu (3.145 m)
Gunung Muria (1.602 m)
Gunung Pangrango (3.019 m)
Gunung Papandayan (2.665 m)
Gunung Patuha (2.386 m)
\Gunung Penanggungan (1.653 m)
Gunung Raung (3.332 m)
Gunung Salak (2.211 m)
Gunung Slamet (3.432 m)
Gunung Sumbing (3.336 m)
Gunung Sundara (3.150 m)
Gunung Tangkuban Perahu (2.084 m)
Gunung Ungaran (2,050 m)
Gunung Wayang (2.181 m)
Gunung Welirang (3.156 m)
Gunung Wilis (2.552 m)
Gunung Kelud (1.350 m)
Gunung di Kalimantan (4 buah)
Gunung Palung (1.116 m) Kalimantan Barat
Gunung Raya (2.278 m) Kalimantan Tengah
Gunung Liangpran (2.240 m) Kalimantan Timur
Gunung Halau (1.892 m) Kalimantan Selatan
Gunung di Sulawesi (10 buah)
Gunung Awu (1.320 m) Kepulauan Sangihe
Gunung Lokon (1.689 m) Gunung Klabat(1995 mdpl)
Gunung Mekongga (2.620 m)
Gunung Mahawu (1311 mdpl)
Gunung Bawakaraeng (2.705 m)
Gunung Latimojong (3.478 m)
Gunung Lokon (1580 mdpl)
Gunung Lompobattang (2871 m)
Gunung Soputan (1783 m)
Gunung di Sumatra (13 buah)
Gunung Dempo (3159 m) Sumatra Selatan
Gunung Kerinci (3.805 m) Jambi gunung tertinggi di Sumatra, kedua di Indonesia dan gunung berapi tertinggi di Indonesia
Gunung Sinabung (2.475 m) Sumatra Utara
Gunung Sibayak (2.212 m) Sumatra Utara
Gunung Pesagi (2.262 m) Lampung
Gunung Singgalang (2.877 m) Sumatra Barat
Gunung Marapi (2,891.3 m) Sumatra Barat
Gunung Talamau (2,912 m) Sumatra Barat
Gunung Tandikat (2438 m) Sumatra Barat
Gunung Leuser (3172 m) NAD
Gunung Perkison (2300 m) NAD
Gunung Talang (2600 m) Sumatra Barat
Gunung Sago (2500 m) Sumatra Barat Bali & Nusa Tenggara (20 buah)
Gunung Agung (3.142 m) di Bali
Gunung Ebulolobo (2,123)
Gunung Inielika (1,559)
Gunung Kondo (2,947) Gunung Nangi (2,330)
Gunung Rinjani (3.726 m) di Lombok, gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia
Gunung Sangeang (1,949)
Gunung Tambora (2.850 m) di pulau Sumbawa
Gunung Anak Ranakah (2,402)
Gunung Ebulabo (2,123)
Gunung Egon (1,703)
Gunung Iliboleng (1,659)
Gunung Iliwerung (1,486)
Gunung Inerie (2,230)
Gunung Keknemo (2,070)
Gunung Kelimutu (1,385)
Gunung Lewotobi Laki-laki (1,584)
Gunung Lewotobi Perempuan (1,703)
Gunung Lewotolo (1,319)
Gunung Loreboleng (1,117)
3. Tanah longsor
4. Banjir
5. Arus laut dan ombak besar
6. Tsunami
7. Kekeringan
8. Kebakaran hutan
9. Bencana angin: badai tropis dan puting bliung
10. Gas beracun
2. Gunung meletus
Jumlah Gunung Api atau Gunung berapi di Indonesia yang masih aktif 129 buah yang tersebar di wilayah Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Papua. Daftar Gunung Berapi di Indonesia (disusun berdasarkan letak) Gunung di Papua (14 buah - termasuk puncak-puncaknya) Gunung Puncak Carstenz Pyramid(4,884 m.dpl) merupakan gunung tertinggi di Indonesia.
Gunung Puncak Jaya(4,860 m.dpl)
Gunung Puncak Trikora(4,730 m.dpl)
Gunung Puncak Idenberg (4,643 m.dpl)
Gunung Dom (1,332 m.dpl)
Gunung Derabaro (4,150 m.dpl)
Gunung Yamin (4,595 m.dpl)
Gunung Yaramamafaka (3,370 m.dpl)
Gunung Redoura (3,083 m.dpl)
Gunung Togwomeri (2,680 m.dpl)
Gunung Mandala (4,640 m.dpl)
Gunung Ngga Pilimsit(4,717 m.dpl)
Gunung Foja (1,800 m.dpl)
Gunung Cyrcloop (2,034 m.dpl)
Gunung di Jawa (37 buah)
Gunung Anjasmara (2.277 m)
Gunung Argapura (3.088 m)
Gunung Arjuno (3.339 m)
Gunung Bromo (2.392 m)
Gunung Bukit Tunggul (2.208 m)
Gunung Burangrang (2.057 m)
Gunung Ciremay/Cereme (3.078 m)
Gunung Cikuray (2.818 m)
Gunung Galunggung (2.167 m)
Gunung Gede (2.958 m)
Gunung Guntur (2.249 m)
Gunung Karang (1.245 m) sekitar 40 KM selatan Pandeglang
Gunung Kembar I (3.052 m)
Gunung Kembar II (3.126 m)
Gunung Krakatau
Gunung Lasem (806 m) Rembang Jawa Tengah
Gunung Lawu (3.245 m)
Gunung Semeru (3.676m) gunung tertinggi di pulau Jawa dan gunung berapi ketiga tertinggi di Indonesia
Gunung Malabar (2.343 m)
Gunung Masigit (2.078 m)
Gunung Merapi (2.911 m)
Gunung Merbabu (3.145 m)
Gunung Muria (1.602 m)
Gunung Pangrango (3.019 m)
Gunung Papandayan (2.665 m)
Gunung Patuha (2.386 m)
\Gunung Penanggungan (1.653 m)
Gunung Raung (3.332 m)
Gunung Salak (2.211 m)
Gunung Slamet (3.432 m)
Gunung Sumbing (3.336 m)
Gunung Sundara (3.150 m)
Gunung Tangkuban Perahu (2.084 m)
Gunung Ungaran (2,050 m)
Gunung Wayang (2.181 m)
Gunung Welirang (3.156 m)
Gunung Wilis (2.552 m)
Gunung Kelud (1.350 m)
Gunung di Kalimantan (4 buah)
Gunung Palung (1.116 m) Kalimantan Barat
Gunung Raya (2.278 m) Kalimantan Tengah
Gunung Liangpran (2.240 m) Kalimantan Timur
Gunung Halau (1.892 m) Kalimantan Selatan
Gunung di Sulawesi (10 buah)
Gunung Awu (1.320 m) Kepulauan Sangihe
Gunung Lokon (1.689 m) Gunung Klabat(1995 mdpl)
Gunung Mekongga (2.620 m)
Gunung Mahawu (1311 mdpl)
Gunung Bawakaraeng (2.705 m)
Gunung Latimojong (3.478 m)
Gunung Lokon (1580 mdpl)
Gunung Lompobattang (2871 m)
Gunung Soputan (1783 m)
Gunung di Sumatra (13 buah)
Gunung Dempo (3159 m) Sumatra Selatan
Gunung Kerinci (3.805 m) Jambi gunung tertinggi di Sumatra, kedua di Indonesia dan gunung berapi tertinggi di Indonesia
Gunung Sinabung (2.475 m) Sumatra Utara
Gunung Sibayak (2.212 m) Sumatra Utara
Gunung Pesagi (2.262 m) Lampung
Gunung Singgalang (2.877 m) Sumatra Barat
Gunung Marapi (2,891.3 m) Sumatra Barat
Gunung Talamau (2,912 m) Sumatra Barat
Gunung Tandikat (2438 m) Sumatra Barat
Gunung Leuser (3172 m) NAD
Gunung Perkison (2300 m) NAD
Gunung Talang (2600 m) Sumatra Barat
Gunung Sago (2500 m) Sumatra Barat Bali & Nusa Tenggara (20 buah)
Gunung Agung (3.142 m) di Bali
Gunung Ebulolobo (2,123)
Gunung Inielika (1,559)
Gunung Kondo (2,947) Gunung Nangi (2,330)
Gunung Rinjani (3.726 m) di Lombok, gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia
Gunung Sangeang (1,949)
Gunung Tambora (2.850 m) di pulau Sumbawa
Gunung Anak Ranakah (2,402)
Gunung Ebulabo (2,123)
Gunung Egon (1,703)
Gunung Iliboleng (1,659)
Gunung Iliwerung (1,486)
Gunung Inerie (2,230)
Gunung Keknemo (2,070)
Gunung Kelimutu (1,385)
Gunung Lewotobi Laki-laki (1,584)
Gunung Lewotobi Perempuan (1,703)
Gunung Lewotolo (1,319)
Gunung Loreboleng (1,117)
3. Tanah longsor
4. Banjir
5. Arus laut dan ombak besar
6. Tsunami
7. Kekeringan
8. Kebakaran hutan
9. Bencana angin: badai tropis dan puting bliung
10. Gas beracun
Bencana alam yang terjadi di Indonesia dapat disebabkan oleh faktor alam maupun faktor manusia. Berbagai bencana tersebut harus kita tanggulangi secara bersama sesuai dengan jenis maupun karakteristik bencana itu sendiri.
Berikut upaya mitigasi terhadap berbagai bencana yang terjadi di muka bumi ini.
1. Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan bencana yang sering melanda Indonesai. Posisi Indonesia yang terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia menyebabkan negara ini berpotensi terjadi gempa bumi.
Berikut upaya mitigasi terhadap berbagai bencana yang terjadi di muka bumi ini.
1. Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan bencana yang sering melanda Indonesai. Posisi Indonesia yang terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia menyebabkan negara ini berpotensi terjadi gempa bumi.
Mitigasi terhadap bencana gempa bumi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Sebelum Terjadi Gempa
b. Saat Terjadi Gempa
c. Setelah Terjadi Gempa
a. Sebelum Terjadi Gempa
- Mengetahui pintu-pintu keluar masuk untuk keadaan darurat.
- Barang/benda yang berbobot berat disimpan di tempat yang kokoh dan stabil terhadap guncangan
- Pipa saluran gas dan pipa saluran air dipastikan tidak bocor dan tertutup saat tidak digunakan untuk mencegah bencana pengiring gempa seperti kebakaran dan gangguan sanitasi
- Kabel-kabel listrik ditata rapi untuk menghindari hubungan singkat akibat guncangan dan pastikan berfungsi dengan baik
b. Saat Terjadi Gempa
- Jika berada di dalam ruangan usahakan tetap tenang dan tidak panik; gunakan pintu dan tangga darurar untuk keluar dan jangan menggunakan lift atau elefator; jangan berlindung di bawah jembatan, jalan layang, ataupun benda-benda yang menggantung, tetapi berlindunglah di bawah meja yang kokoh; dan jangan dulu masuk bangunan sebelum dipastikan tidak terjadi di luar bangunan selang beberapa lama
- Jika berada di luar ruangan: carilah tanah lapang; jangan berlindung di bawah pohon atau tempat dekat tiang/gardu listrik; dan jika getaran gempa kuat, ambillah posisi duduk daripada berdiri
- Jika sedang mengemudikan kendaraan: hentikan perjalanan dan segera menepi atau persimpangan jalan; jangan segera malanjutkan perjalanan sebelum dipastikan tidak terjadi gempa susulan selang beberapa lama
c. Setelah Terjadi Gempa
- Periksa diri anda dan orang di sekeliling anda apakah baik-baik saja atau mengalami luka-luka
- Jika terdapat korban yang mengalami luka-luka, gunakan kotak P3K sebagai pertolongan pertama dan segera bawa ke puskesmas/rumah sakit terdekat
- Nyalakan radio atau televisi untuk mengetahui informasi dari instansi pemerintah
- Jika getaran gempa cukup kuat, untuk sementara dirikanlah tenda-tenda darurat di halaman atau tanah lapang untuk menghindari gempa susulan
- Periksa keadaan rumah dan sekeliling rumah anda, jika terdapat puing-puing segera bersihkan.
Penyusunan kelembagaan penanggulangan bencana sangat diperlukan mengingat potensi bencana yang cukup besar di Indonesia. Berikut ini merupaka lembaga penanggulangan bencana yang di Indonesia:
1. Kementrian Sosial
Kementrian sosial memiliki wewenang dalam memberikan bantuan, misalnya bantuan bencana alam, perlindungan dan jaminan sosial, rehabilitasi sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
2. Palang Merah Indonesia (PMI)
Palang Merah Indonesia merupakan organisasi perhimpunan nasional di Indonesia yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan.
3. BNPB
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merupakan sebuah lembaga pemerintah non departemen yang mempunyai tugas membantu Presiden RI dalam mengoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan penanganan bencana dan kedaruratan mulai dari sebelum, pada saat, dan setelah terjadi bencana yang meliputi pencegahan, kesiapsiagaan, penanganan darurat, dan pemulihan.
4. Basarnas
Badan SAR Nasional (Basarnas) adalah lembaga pemerintah non kementrian yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pencarian dan pertologan. Tugas dan fungsi Basarnas adalah penanganan musibah pelayaran, penerbangan, dan bencana alam dalam upaya pencarian dan pertolongan saat terjadinya bencana.
5. BMKG
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merupakan lembaga pemerintah non departemen Indonesia yang mempunyai tugas pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
6. PVMBG
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) PVMBG merupakan salah satu unit kerja Badan Geologi. Badan geologi sendiri merupakan salah satu unit di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). PVMPG berkantor pusat di Bandung dan mempunyai tugas melaksanakan penelitian, penyelidikan, perekayasaan dan pelayanan di bidang vulkanologi dan mitigasi bencana geologi.
1. Kementrian Sosial
Kementrian sosial memiliki wewenang dalam memberikan bantuan, misalnya bantuan bencana alam, perlindungan dan jaminan sosial, rehabilitasi sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
2. Palang Merah Indonesia (PMI)
Palang Merah Indonesia merupakan organisasi perhimpunan nasional di Indonesia yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan.
PMI selalu berpegang teguh pada tujuh prinsip dasar Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, yaitu kemanusiaan, kesamaan, kesukarelaan, kemandirian, kesatuan, kenetralan, dan kesemestaan.
Palang Merah Indonesia dalam pelaksanaanya juga tidak melakukan pembedaan, tetapi mengutamakan objek korban yang paling membutuhkan pertolongan segera untuk keselamatan jiwanya.
PMI berkewajiban memberikan pertolongan dan bantuan pada fase darurat kepada yang membutuhkan secara professional berdasarkan prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.
Kegiatan repons bencana yang diutamakan PMI meliputi evakuasi penyelamatan korban dan pertolongan pertama dengan memprioritaskan kaum rentan, seperti ibu hamil/menyusui, anak-anak, dan manula.
Palang Merah Indonesia dalam pelaksanaanya juga tidak melakukan pembedaan, tetapi mengutamakan objek korban yang paling membutuhkan pertolongan segera untuk keselamatan jiwanya.
PMI berkewajiban memberikan pertolongan dan bantuan pada fase darurat kepada yang membutuhkan secara professional berdasarkan prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.
Kegiatan repons bencana yang diutamakan PMI meliputi evakuasi penyelamatan korban dan pertolongan pertama dengan memprioritaskan kaum rentan, seperti ibu hamil/menyusui, anak-anak, dan manula.
3. BNPB
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merupakan sebuah lembaga pemerintah non departemen yang mempunyai tugas membantu Presiden RI dalam mengoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan penanganan bencana dan kedaruratan mulai dari sebelum, pada saat, dan setelah terjadi bencana yang meliputi pencegahan, kesiapsiagaan, penanganan darurat, dan pemulihan.
4. Basarnas
Badan SAR Nasional (Basarnas) adalah lembaga pemerintah non kementrian yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pencarian dan pertologan. Tugas dan fungsi Basarnas adalah penanganan musibah pelayaran, penerbangan, dan bencana alam dalam upaya pencarian dan pertolongan saat terjadinya bencana.
5. BMKG
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merupakan lembaga pemerintah non departemen Indonesia yang mempunyai tugas pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
6. PVMBG
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) PVMBG merupakan salah satu unit kerja Badan Geologi. Badan geologi sendiri merupakan salah satu unit di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). PVMPG berkantor pusat di Bandung dan mempunyai tugas melaksanakan penelitian, penyelidikan, perekayasaan dan pelayanan di bidang vulkanologi dan mitigasi bencana geologi.
Posting Komentar