PAI VIII BAB 2 Menghindari Minuman Keras, Judi, dan Pertengkaran
Khamar adalah minuman yang memabukan atau minuman keras (miras).
Orang yang mengkonsumsi khamar dapat menyebabkan akalnya tertutup sehingga tidak dapat mengingat siapa dirinya sendiri (mabuk).
Rasulullah saw. menetapkan khamar(miras) tidak semata dari bahan untuk membuat khamar (miras), tetapi lebih dari pengaruh yang ditimbulkan, yaitu memabukkan.
Khamar yang dapat membuat seseorang menjadi mabuk dan dapat mengakibatkan hilangnya akal pikiran, seperti ganja, arak, Tuak, dan sejenisnya, hukumnya adalah haram.
1. Dampak Fisik (Kesehatan Fisik/Fisiologis)
- Mengkonsumsi minuman beralkohol dapat membuat seseorang menjadi mabuk dan menyebabkan seseorang mengalami sakit kepala, mual, muntah serta nyeri pada bagian tubuh tertentu.
- Berat badan menjadi naik karena minuman beralkohol memiliki kadar kalori dan gula yang tinggi. Tekanan darah tinggi karena minuman beralkohol dapat pemicu tekanan darah.
- Menurunnya kekebalan tubuh dan tubuh dapat dengan mudah terserang infeksi.
- Semakin sering dan semakin banyak jumlah alkohol yang anda konsumsi, semakin besar resiko terjangkit penyakit kanker, penyakit jantung, gangguan pernafasan dan gangguan pada organ hati.
2. Dampak Gangguan Jiwa (Psikologis)
- Gangguan Daya. Ingat Gangguan ingatan biasanya merupakan ciri awal yang menonjol pada demensia, khususnya pada demensia yang mengenai korteks, seperti demensia tipe Alzheimer. Pada awal perjalanan demensia, gangguan daya ingat adalah ringan dan palingjelas untuk peristiwa yang baru terjadi.
- Orientasi. Karena daya ingat adalah penting untuk orientasi terhadap orang, waktu dan tempat, orientasi dapat terganggu secara progresif selama perjalanan penyakit demensia.
- Gangguan Bahasa. Proses demensia yang mengenai korteks, terutama demensia tipe Alzheimer dan demensia vaskular, dapat mempengaruhi kemampuan berbahasa pasien. Kesulitan berbahasa ditandai oleh cara berkata yang samar-samar, stereotipik tidak tepat, atau berputar-putar.
- Perubahan Kepribadian. Perubahan kepribadian merupakan gambaran yang paling mengganggu bagi keluarga pasien yang terkena. Pasien demensia mempunyai waham paranoid. Gangguan frontal dan temporal kemungkinan mengalami perubahan keperibadian yangjelas, mudah marah dan meledak ledak.
- Psikosis. Diperkirakan 20-30% pasien demensia tipe Alzheimer, memiliki halusinasi, dan 30-40 % memiliki waham, terutama dengan sifat paranoid atau persekutorik dan tidak sistematik.
3. Cara Menghindari
- Mendekatkan diri kepada Allah Swt. dan selalu ingat terhadap tujuan hidup kita.
- Menjaga diri kita dari hal-hal yang sekiranya merusak dan tidak berguna bagi diri sendiri atau orang banyak.
- Dapat membedakan mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan.
- Menanamkan sifat yang baik dan memberi contoh yang baik pada kepada anggota keluarga agar tidak terjerumus pada minuman keras dan pergaulan yang tidak wajar.
Al-maisir artinya mudah, yakni mengambil harta orang lain dengan mudah tanpa susah payah atau yang sering disebut dengan berjudi.
Sedangkan menurut Imam Syaukani: setiap permainan yang tidak lepas dari merampas harta orang lain atau merugikan orang lain dinamakan berjudi.
Sehingga dari keterangan diatasdapat disimpulkan bahwa berjudi adalah suatu aktivitas yang direncanakan ataupun tidak dengan melakukan spekulasi ataupun rekayasa untuk mendapatkan kesenangan dengan menggunakan jaminan atau taruhan, sehingga yang menang akan diuntungkan dan yang kalah akan merasa dirugikan
- Berjudi termasuk perbuatan setan yang dapat merugikan pribadi dan orang lain.
- Dapat merugikan ekonomi karena ketidakpastian usaha yang mereka lakukan dan dapat menimbulkan permusuhan dan kedengkian.
- Dapat menyebabkan kelalaian dalam melaksanakan kewajiban.
- Tertutupnya kepekaan rasa manusiawi dan hilangnya rasa malu dan kasih sayang sesama manusia.
- Seseorang menjadi malas bekerja sehingga dapat melakukan perbuatan yang dilarang agama.
- Dapat menghancurkan kestabilan, kerukunan, dan keharmonisan keluarga.
- Dapat menimbulkan kesedihan dan penyesalan dikemudian hari.
- Senantiasa beramar ma’ruf nahi mungkar di setiap kesempatan.
- Menyosialisasikan dengan jelas tentang bahaya judi.
- Menindak secara tegas para pelaku perjudian oleh aparat yang berwenang.
- Berusaha menghindari pergaulan dengan penjudi dan lebih banyak bergaul dengan orang yangjeias-jelas baik.
- Senantiasa berusaha mencari rizki yang halal dan qona’ah akan pemberian Allah Swt.
- Senantiasa beristighfar dan selalu memohon ampunan serta perlindungan dari Allah agar tidak terjerumus perjudian.
- Dapat beristiqamah menjalankan tanggung jawab yang diemban dalam kaitannya dengan Allah Swt. maupun sesama manusia.
- Perekonomian keluarga akan menjadi stabil dengan berbagai usaha yang nyata-nyata halal dan menghasilkan rizqi yang barokah.
- Melatih diri untuk sabar dan tenang dalam menghadapi berbagai tipuan dunia.
- Senantiasa selalu berdzikir dan beribadah kepada Allah Swt.
- Termotivasi untuk selalu mengamalkan agama atau berkarya bagi nusa dan bangsa.
- Kehidupan dalam keluarga menjadi kokoh dan mandiri karenajauh dari persengketaan.
- Menumbuhkan perasaan malu dan kasih sayang terhadap sesama manusia sehingga akan tercipta perasaan damai dan bahagia
Tawuran merupakan suatu kegiatan perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat.
1. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tawuran
a. Faktor intemal
Kurang mempunya beradaptasi dengan lingkungan sosial dapat menimbulkan tekanan pada remaja yang mentalnya masih labil, masih dalam pencarian jati diri dan tujuan hidup.
Kompleksnya kehidupan seperti perbedaan budaya, kesenjangan ekonomi serta pandangan yang bebeda terhadap sesuatu hal, tidak bisa diterima sehingga dilampiaskan lewat kekerasan.
Saat tidak mampu beradaptasi, rasa putus asa, menyalahkan orang lain dan tidak dapat memecahkan persoalan yang dihadapinya membuat rasa frustasi dalam mengendalikan emosinya.
b. Faktor keluarga
Adanya kekerasan dan ketidakharmonisan dalam keluarga akan berdampak terhadap mental psikologis pada anak. Secara tidak iangsung, remaja akan meniru pola yang ia lihat di dalam keluarganya.
c. Faktor sekolah
Sebagian besar hidup remaja juga dihabiskan di sekolah, tempat ia belajar sekaligus mengekspresikan dirinya. Tak heran jika sekolah sering disebut sebagai rumah kedua.
Kebosanan yang dialami seorang pelajar di sekolah seperti proses belajar mengajar yang monoton,tidak ada kesempatan bagi peserta didik untuk bertindak kreatif, terlalu mengekang dan otoriter menyebabkan seorang peserta didik akan memilih untuk bersenang-senang di luar sekolah.
d. Faktor lingkungan
Lingkungan ini juga berbicara sekolah, media televisi, media cetak dan ketidakpuasan atas negara atau fasilitas negara.
Jika merunut dari faktor lingkungan, media media dan teladan pemerintah,juga menjadi salah satu penyebab atas tawuran pelajar.
Masih ingat dengan kasus perkelahian dewan yang terhormat?
Media yang menampilkan dan oknum yang berbuat juga bisa dipersalahkan karena memberi teladan yang buruk.
2. Cara mencegah tawuran antarpelajar:
Para peserta didik diberikan pengertian untuk memahami bahwa semua permasalahan tidak akan selesai jika penyelesaiannya dengan menggunakan kekerasan.
Diadakan pendekatan khusus kepada para pelajar terutama bagi yang mempunyai permasalahan. llmu beladiri penggunaannya untuk menyelamatkan orang dan bukan untuk menyakiti orang lain.
Memberikan pelajaran ilmu sosial budaya agar bermanfaat untuk pelajar dalam menempatkan diri di lingkungan masyarakat.
Memberikan sanksi yang tegas untuk pelaku tindak kekerasan.
Kisah Barseso Terbujuk Minuman Keras
Dikisahkan bahwa pada zaman dahulu ada seorang ahli ibadah bernama Barseso. Dia beribadah di suraunya selama tujuh puluh tahun dan tidak pernah bermaksiat sedikitpun.
Lalu iblis ingin menggoda dengan tipu muslihatnya, maka pada suatu saat dia mengumpulkan para pembesar setan dan berkata, "Adakah di antara kalian yang mampu menghancurkan keimanan Barseso?"
Setan putih berkata kepada Iblis, "Saya sanggup merusaknya."
Lalu ia berangkat ke tempat Barseso dengan mengenakan pakaian ulama serta mengenakan sorban di atas kepalanya.
Setan mulai menjalankan aksinya dengan berpura-pura menjadi tamu dan menyapa Barseso.
Barseso tidak bergeming, dia tetap melanjutkan ibadahnya.
Tatkala setan tak mampu mengambil perhatian Barseso, maka dia berpurapura beribadah di teras surau itu.
Maka setelah Barseso selesai dari ibadahnya, dan ingin beranjak keluar, dia melihat di teras surau ada seseorang yang tampil seperi ulama yang sedang beribadah dengan khusyuk.
Lalu Berseso bertanya kepadanya, "Kamu tadi menyapaku sementara aku sedang sibuk beribadah, apa yang kamu perlukan?”
Dia menjawab, "saya ingin bersamamu untuk belajar ilmu dan menirukan amal ibadahmu."
Barseso berkata, "Saya idak bisa bersamamu, jika kamu seorang mukmin, maka aku sudah memanjatkan doa yang kutujukan bagi semua orang mukmin."
Kemudian dia beranjak beribadah dan meninggalkan tamunya itu.
Maka setan itu pun beribadah dan setelah itu Barseso tidak menoleh kepadanya selama kurun waktu empat puluh hari.
Setelah Barseso selesai beribadah, dia melihat tamunya sedang beribadah juga.
Tatkala dia melihat kesungguhan tamunya yang tak lain adalah setan itu, maka dia berkata kepadanya, "Apa yang kamu butuhkan?"
Setan menjawab, "Saya ingin kamu memberi izin kepadaku untuk masuk ke surau bersamamu."
Lalu dia memberi izin masuk di surau dan beribadah bersama Barseso beberapa waktu lamanya.
Dikisahkan bahwa mereka beribadah dalam waktu yang sangat lama, sampai delapan puluh hari.
Maka tatkala melihat kesungguhan dan kekuatan tamunya dalam beribadah, Barseso merasa rendah diri berada di hadapannya.
Ada perasaan yang bercampur aduk antara kagum, merasa tersaingi, dan iri terhadap kehebatan ibadah tamunya yang idak lain adalah setan itu.
Barseso merasa bahwa dia sudah sangat rajin beribadah, sehingga tidak boleh ada orang lain yang lebih rajin darinya.
Barseso akan merasa malu kepada orang-orang kampung jika mereka tahu bahwa ada orang lain yang lebih kuat dan lama beribadah dibandingkan dirinya.
Mengetahui kondisi kejiwaan Barseso yang demikian, setan itu mulai melancarkan aksi berikutnya.
Setan itu berkata untuk meruntuhkan mental Barseso, "Tuan Barseso, saya ingin pergi dari sini, karena saya ingin mencari orang yang lebih rajin beribadah dibanding kamu. Ternyata kamu belum ada apa-apanya dalam hal ibadah. Kamu idak serajin dan sekuat yang aku duga."
Barseso tidak mau tamunya itu pergi begitu saja.
Dia khawair berita kekalahannya ini tersebar luas di masyarakat.
Barseso mengungkapkan keinginannya mendapatkan pelajaran bagaimana caranya tamunya tersebut mampu beribadah melebihi dirinya.
Ringkas cerita, pada saat setan hendak pergi dia mengatakan bahwa kekuatannya dalam beribadah didorong penyesalannya bahwa dahulu ia adalah seorang pemabuk alias tukang minum minuman keras.
Jika Barseso ingin seperi dia, maka dia harus meminum minuman keras terlebih dahulu.
Barseso akhirnya menerima tawaran tamunya tersebut. Setan lalu membawa Barseso menuju kedai minuman keras di kampung sebelah.
Kedai minuman keras itu dilayani oleh seorang wanita. Barseso kemudian menenggak minuman keras sebanyak tiga gelas.
Setelah Barseso mabuk, setan tertawa terbahak-bahak, Barseso pun mengikui tawanya.
Mereka berdua larut dalam pesta minuman keras.
Setan idak menyia-nyiakan kesempatan itu, dia terus mencekoki Barseso dengan minuman keras sebanyak-banyaknya sampai akhirnya Barseso melakukan pelecehan seksual terhadap penjaga warung dan membunuhnya.
Barseso pun malam itu terus menenggak minuman keras.
Pagi harinya orang-orang kampung menemukan Barseso dalam keadaan tewas mengenaskan di pinggir jalan karena terlalu banyak minum.
Muhammad Ahsan dan Sumiyati. 2017. Pendidikan Agama Islam Untuk Kelas VIII. Jakarta: Pusat Kurikulum Kemendikbud
2 komentar