__________
Air larian (surface runoff) adalah bagian dari curah hujan yang mengalir di atas permukaan tanah menuju ke sungai, danau dan lautan.
Air hujan yang jatuh ke permukaan tanah ada yang langsung masuk ke dalam tanah atau disebut air infiltrasi. Sebagian lagi tidak sempat masuk ke dalam tanah dan oleh karenanya mengalir di atas permukaan tanah ke tempat yang lebih rendah (Asdak, 2010:151).
Ada juga bagian air hujan yang telah masuk ke dalam tanah, terutama pada tanah yang hampir atau telah jenuh, air tersebut keluar ke permukaan tanah lagi lalu mengalir ke bagian yang lebih rendah (Asdak, 2010:151).
Kedua fenomena aliran air permukaan yang disebut terakhir tersebut disebut air larian. Bagian penting dari air larian yang perlu diketahui dalam kaitannya dengan rancang bangun pengendali air larian adalah besarnya debit puncak (peak flow) dan waktu tercapainya debit puncak, volume dan penyebaran air larian (Asdak, 2010:151).
Sebelum air dapat mengalir di atas permukaan tanah, curah hujan terlebih dahulu harus memenuhi keperluan air untuk evaporasi, intersepsi, infiltrasi, dan berbagai bentuk cekungan tanah dan penampung air lainnya (Asdak, 2010:151).
Air larian berlangsung ketika jumlah curah hujan melampaui laju infiltrasi air ke dalam tanah. Setelah laju infiltrasi terpenuhi, air mulai mengisi cekungan-cekungan pada permukaan tanah. Setelah pengisian air pada cekungan tersebut selesai, air kemudian dapat mengalir di atas permukaan tanah dengan bebas (Asdak, 2010:151).
Ada bagian air larian yang berlangsung agak cepat untuk selanjutnya membentuk aliran debit. Bagian air larian lain, karena melewati cekungan-cekungan permukaan tanah sehingga memerlukan waktu beberapa hari atau bahkan beberapa minggu sebelum akhirnya menjadi aliran debit.
Dengan demikian, kondisi aliran air permukaan yang berbeda akan menentukan bentuk dan besaran hidrograf aliran (bentuk hubungan grafis antara debit dan waktu) suatu daerah aliran sungai (Asdak, 2010:152).
Debit tahunan, yaitu aliran air sungai sepanjang tahun tampaknya mendapat sumber air dari air tanah.
Aliran air yang memberikan sumbangan paling cepat terhadap pembentukan debit adalah air hujan yang jatuh langsung di atas permukaan saluran air atau dikenal sebagai intersepsi saluran (channel interception). Intersepsi saluran ini yang pertama kali menyebabkan naiknya hidrograf aliran dan berhenti segera setelah hujan berakhir (Asdak, 2010:152).
Air larian atau aliran air permukaan adalah aliran air diatas permukaan tanah yang terjadi karena laju curah hujan melampaui laju infiltrasi (Asdak, 2010:152).
Aliran air bawah permukaan (subsurface flow) adalah bagian dari curah hujan yang terinfiltrasi ke dalam tanah, kemudian mengalir dan bergabung dengan aliran debit. Aliran air bawah permukaan merupakan penyumbang debit yang cukup besar di daerah berhutan (Asdak, 2010:152).
----
__________
Faktor-faktor yang mempengaruhi air larian menurut Asdak (2010:154), dapat dikelompokan menjadi faktor-faktor yang berhubungan dengan iklim (terutama curah hujan) dan yang berhubungan dengan karakteristik daerah aliran sungai.
Lama waktu hujan, intensitas, dan penyebaran hujan mempengaruhi laju dan volume air larian.
Air larian total untuk suatu hujan secara langsung berhubungan dengan lama waktu hujan untuk intensitas hujan tertentu. Infiltrasi akan berkurang pada tingkat awal suatu kejadian hujan.
Oleh karenanya, hujan dengan waktu yang singkat tidak banyak menghasilkan air larian. Pda hujan dengan intensitas yang sama dan dengan waktu yang relatif lebih lama, akan menghasilkan air larian yang lebih besar (Asdak, 2010:154).
Intensitas hujan akan mempengaruhi laju dan volume air larian. Pada hujan dengan intensitas tinggi, kapasitas infiltrasi akan terlampaui dengan beda yang cukup besar dibandingkan dengan hujan yang kurang intensif.
Dengan demikian, total volume air larian akan lebih besar pada hujan intensif dibandingkan dengan hujan yang kurang intensif meskipun curah hujan total untuk kedua hujan tersebut sama besarnya.
Namun demikian, hujan dengan intensitas tinggi dapat menurunkan infiltrasi akibat kerusakan struktur permukaan tanah (pemadatan) yang ditimbulkan oleh tenaga kinetis hujan dan air larian yang dihasilkannya (Asdak, 2010:154).
Laju dan volume air larian suatu DAS dipengaruhi oleh penyebaran dan intensitas curah hujan di DAS yang bersangkutan. Umumnya, laju air larian dan volume terbesar terjadi ketika seluruh DAS tersebut ikut berperan. Dengan kata lain, hujan turun merata di seluruh wilayah DAS yang bersangkutan (Asdak, 2010:154).
Pengaruh DAS terhadap air larian adalah melalui bentuk dan ukuran (morfometri) DAS, topografi, geologi, dan tataguna lahan (jenis dan kerapatan vegetasi). Semakin besar ukuran DAS, semakin besar air larian dan volume air larian.
Tetapi, baik laju maupun volume air per satuan wilayah dalam DAS tersebut turun apabila luas daerah tangkapan air (catchment area) bertambah besar (Asdak, 2010:154).
Luas DAS merupakan salah satu faktor penting dalam pembentukan hidrograf aliran. Semakin besar luas DAS, ada kecenderungan semakin besar jumlah curah hujan yang diterima. Tetapi, beda waktu (time lag) antara puncak curah hujan dan puncak hidrograf aliran menjadi lebih lama.
Demikian pula waktu yang diperlukan untuk mencapai puncak hidrograf dan lama waktu untuk keseluruhan hidrograf aliran juga menjadi lebih panjang (Asdak, 2010:155).
Kemiringan lereng DAS mempengaruhi perilaku hidrograf dalam hal timing. Semakin besar kemiringan lereng suatu DAS, semakin cepat laju air larian, dan dengan demikian mempercepat respon DAS tersebut oleh adanya curah hujan.
Bentuk topografi seperti, kemiringan lereng, keadaan parit, dan bentuk-bentuk cekungan permukaan tanah lainnya akan mempengaruhi laju dan volume air larian.
DAS dengan sebagian besar bentang lahan datar atau pada daerah dengan cekungan-cekungan tanah tanpa saluran pembuangan (outlet) akan menghasilkan air larian yang lebih kecil dibandingkan daerah DAS dengan kemiringan lereng lebih besar serta pola pengairan yang dirancang dengan baik.
Dengan kata lain, sebagian aliran air ditahan dan diperlambat kecepatannya sebelum mencapai lokasi pengamatan. Hal ini dapat diketahui dari bentuk hidrografi yang menjadi lebih datar (Asdak, 2010:155).
Bentuk DAS yang memanjang dan sempit cenderung menurunkan laju air larian daripada DAS berbentuk melebar walaupun luas keseluruhan dari DAS tersebut sama. Hal ini terjadi,
Pertama, karena air larian pada bentuk DAS yang memanjang tidak terkonsentrasi secepat pada DAS dengan bentuk melebar.
Artinya, jarak antara tempat jatuhnya air hujan dengan titik pengamatan (outlet) pada bentuk DAS memanjang lebih besar daripada jarak dua titik tersebut pada bentuk DAS melebar.
Karena jaraknya yang lebih panjang, maka waktu yang diperlukan air hujan tersebut sampai ke titik pengamatan juga lebih lama, dan dengan demikian, menurunkan waktu terjadinya debit puncak dan volume debit puncak (Asdak, 2010:155-156).
Kedua, curah hujan pada DAS yang memanjang tampaknya kurang merata. Pada DAS berbentuk memanjang, bila arah hujan sejajar dengannya, hujan yang bergerak ke arah hulu akan menurunkan laju air larian.
Hal ini terjadi karena pada hujan yang bergerak kearah hulu, air larian pada bagian bawah DAS tersebut telah berhenti sebelum air larian berikutnya tiba di daerah bawah tersebut.
Sebaliknya, hujan ayng bergerak ke daerah hilir menyebabkan air larian yang besar pada bagian bawah DAS dan pada saat yang bersamaan datang air larian dari bagian atas DAS tersebut (Asdak, 2010:156).
Kerapatan daerah aliran (drainase) juga merupakan faktor penting dalam menentukan kecepatan air larian. Kerapatan drainase adalah jumlah dari semua saluran air/sungai (km dibagi luas DAS (km2). Semakin tinggi kerapatan daerah aliran, semakin besar kecepatan air larian untuk curah hujan yang sama.
Oleh karenanya, dengan kerapatan daerah aliran tinggi, debit puncak akan tercapai dalam waktu yang lebih cepat (Asdak, 2010:156-157).
Pengaruh vegetasi dan cara bercocok tanam terhadap air larian dapat diterangkan bahwa vegetasi dapat memperlambat jalannya air larian dan memeperbesar jumlah air yang tertahan di atas permukaan tanah, dan dengan demikian, menurunkan laju air larian.
Berkurangnya laju dan volume air larian berkaitan dengan perubahan (penurunan) nilai koefisien air larian (Asdak, 2010:157)
----
Posting Komentar