Bentos
Pengertian
Benthos adalah organisme yang hidup di bagian dasar lautan.
Termasuk di dalamnya seluruh hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan yang hidup pada
daerah-daerah yang masih dipengaruhi oleh air pasang (daerah littoral), daerah
continental shelf (sub littoral) dan tinggal di laut yang sangat dalam
(daerah bathyl dan abysal).
Pada bahasan kali ini, pertama, kita akan
membicarakan mengenai jenis-jenis organisme yang hidup disini dan hubungan
mereka satu sama lain. Kedua, membicarakan tentang empat lingkungan
hidup yang terletak di bagian dasar perairan dangkal dekat pantai (shallow
coastal waters) yaitu, daerah-daerah littoral, erstuarin, mangrove
swamp dan terumbu karang (coral reef).
Batas Penyebaran Tumbuh-Tumbuhan Dasar (Benthic Plants)
Penyebaran tumbuh-tumbuhan hijau dibatasi oleh daerah littoral dan daerah sub
littoral dimana masih terdapat sinar yang cukup untuk dapat berlangsungnya
proses fotosintesa.
Tiga macam grup tumbuh-tumbuhan yang terdapat di daerah ini ialah:
1. Tanaman air yang bersel tunggal yang umumnya hidup di bagian permukaan pasir dan lumpur,
2. Tanaman air yang berukuran besar, seaweed, yang cenderung dijumpai di segala tempat yang cocok untuk tempat menempel. Lihat gambar dibawah ini!
Sebagai contoh, daerah pantai yang terdiri dari batu-batuan (rocky
shore) adalah tempat yang cocok bagi kehidupan mereka sehingga kita sering
menjumpai banyaknya tanaman seaweed yang hidup di daerah ini
tumbuhan mengandung klorofil (pigmen hijau), sehingga mereka dapat
melangsungkan proses fotosintesa.
Hanya anggota Chlorophyceae yang benar-benar berwarna hijau, sedangkan anggota Rhodophyceae berwarna merah, karena mereka mempunyai pigmen kedua yang berwarna merah dan anggota Phaeophyceae berwarna coklat karena mempunyai pigmen coklat.
3. Beberapa tanaman berbunga (Angiosperm) sperti rumput laut Zosterai dan beberapa pohon-pohon dan semak-semakan yang hidup di mangrove swamp terdapat di daerah littoral.
DAERAH LITTORAL
Daerah yang terletak diantara daratan dan lautan yang masih
dipengaruhi oleh air pasang dikenal sebagai pantai laut (seashore).
Pada beberapa tempat, lereng pantainya mempunyai bentuk landai dan disini terdapat jarak yang besar antara tanda-tanda air pasang tertinggi dan air pasang terrendah.
Sedangkan di tempat lain dimana lereng pantainya berbentuk curam, tanda-tanda air pasangnya akan kelihatan saling berdekatan. Bahan-bahan pembentuk pantai pun mungkin juga berbeda-beda.
Ada pantai yang terdiri dari batu-batuan, lumpur, tanah liat, pasir dan kerikil atau campuran antara dua atau lebih dari tipe-tipe ini secara bersama-sama.
Pada daerah pantai yang terdiri dari pasir atau kerikil yang bersih, mempunyai pengecualian, karena daerah pasang-surutnya (intertidal) dapat mendukung sejumlah besar dan berjenis-jenis organisme, walaupun tipe pantai yang berbeda cenderung untuk mempunyai sifat populasi sendiri.
Sebagai contoh, pantai yang terdiri dari batu-batuan (rocky shore) merupakan tempat yang sangat baik bagi hewan-hewan atau tumbuh-tumbuhan yang dapat menempelkan diri pada lapisan ini.
Golongan ini termasuk banyak jenis gastropoda-moluska dan tumbuh-tumbuhan yang berukuran besar.
Penempelan biasanya tidak mungkin dilakukan pada pasir atau lumpur pantai, sehingga di daerah ini cenderung untuk di dominasi oleh jenis hewan infauna (pengali lubang). Biasanya jenis penggali lubang polychaete dan molusca banyak dijumpai pada daerah ini.
Derah pantai kaya akan berjenis-jenis organisme, walaupun demikian kehidupan disana menciptakan problema-problema. Hal ini dapat diperlihatkan oleh catata-catatan yang ada pada kehidupan d pantai yang berbatu-batu.
Misalnya, organisme interdial harus dapat menyesuaikan diri (atau menghindar dengan membuat lubang) dalam keadaan bahaya sehubungan dengan kuatnya sinar matahari (pada waktu air surut).
Dalam hal yang paling serius adalah kemungkinan besarnya kehilangan cairan tubuh karen semua organisme yang hidup di daerah pantai mempunyai permukaan tubuh yang basah dan mempunyai sifat cepat kehilangan air akibat penguapan.
Daerah ini juga berbahaya, karena kuatnya sinar dari pemanasan matahari dapat mengakibatkan suhu menjadi terlalu tinggi.
Sumber:
Hutabarat, Suhala dan Setewart M. Evans. 1985. Pengantar
Oseanografi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Posting Komentar