Faktor yang Mempengaruhi Rona


Rona adalah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan obyek pada citra. Rona pada foto pankromatik merupakan atribut bagi obyek yang berinteraksi dengan seluruh spektrum tampak yang sering disebut sinar putih, yaitu spektrum dengan panjang gelombang (0,4 - 0,7) μm. Didalam penginderaan jauh, spektrum demikian disebut spektrum lebar. Jadi, rona merupakan tingkatan dari hitam ke putih atau sebaliknya.

Rona pada citra dipengaruhi oleh lima faktor, yaitu:
Karakteristik obyek yang mempengaruhi rona ialah:
a. Permukaan kasar cenderung menimbulkan rona gelap pada foto karena sinar yang datang mengalami hamburan hingga mengurangi sinar yang dipantulkan.
b. Warna obyek yang gelap cenderung menimbulkan rona gelap.
c. Obyek yang basah/lembab cenderung menimbulkan rona gelap.
d. Pemantulan obyek misal air tampak gelap dan batuan kapur tampak cerah.
Sumber
Untuk menyelidik karakteristik spektral obyek pada citra, perlu diketahui karakteristik spektral obyek pada citra. Pada tabel dibawah ini disajikan karakteristik pantulan tanah, tubuh air, dan vegetasi yang dinyatakan dengan nilai albedonya.
Lillesand dan Kiefer, 1979

Jenis film yang digunakan juga menentukan rona pada foto karena tiap jenis film memliki kepekaan tersendiri. Kilford (1973) mengutarakan bahwa perak halid yang biasa digunakan sebagai emulsi film mula-mula hanya peka terhadap spektrum ultraviolet dan saluran biru. Ia hanya merekam sinar gelombang pendek yang justru hamburannya besar. Sebagai akibatnya maka banyak obyek yang tampak jelas di medan, pada foto tampak lemah sekali (tidak jelas).

Perkembangan pertama perak halid berupa film ortokromatik yang kepekaanya bertambah hingga sebagian saluran hijau. Rona foto yang dihasilkan berbeda dengan foto yang dibuat dengan perak halid biasa.

Perkembangan selanjutnya ialah film pankromatik yang peka terhadap hampir seluruh spektrum tampak dan film inframerah yang peka terhadap spektrum tampak dan inframerah dekat hingga panjang gelombang 0,9μm. Perkembangan yang terakhir berupa foto multispektral yang menggunakan saluran sempit, yaitu saluran biru, hijau, merah, dan inframerah dekat. Rona pada tiap foto tersebut tentu saja berbeda-beda. Kepekaan film tersebut disajikan pada gambar dibawah ini.
Kepekaan berbagai emulsi (Paine, 1981; Kilford, 1973)

Emulsi dapat diproses dengan hasil redup (mat), setengah redup (semi mat) dan gilap (glossy). Cetakan gilap menguntungkan karena ronanya lebih cerah, akan tetapi sukar ditulisi atau digambari. Cetakan redup bersifat sebaliknya. Cetakan setengah redup mempunyai sifat antara, yaitu ronanya cukup cerah dan masih agak mudah ditulisis atau digambari.

Rona foto udara sangat bergantung atas jumlah sinar yang dapat mencapai sensor. Ia bergantung atas jumlah sinar yang mengenai obyek dan daya pantul obyeknya. Sebelum sinar mencapai obyek maupun setelah dipantulkan oleh obyek yaitu perjalanan mencapai sensor, sia dipengaruhi oleh hamburan.

Pada ketinggian hingga 4,5 km dipengaruhi oleh hamburan 'Mie', dan hingga 9 km dipengaruhi oleh hamburan 'Rayleigh'. Disamping itu masih ada hamburan nonselektif. Penghamburnya berupa butir-butir gas yang ada di atmosfer, asap, awan dan butir-butir air. Pada cuaca berawan bahkan tidak mungkin dilakukan pemotretan. Oleh karena itu, rona foto sangat dipengaruhi oleh kejernihan atmosfer.
Cuaca berawan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan pemotretan

Letak dapat diartikan letak lintang dan bujur, ketinggian tempat atau letak obyek terhadap lainnya.
Bagi letak lintang dan bujur, letak lintang lah yang berpengaruh terhadap rona pada foto. Bagi tempat yang terletak di llintang tinggi, misalnya 40° derajat Lintang Utara, penyinaran penyinaran pada tengah hari berjumlah 11.000 'foot-candles' pada bulan Juni dan berjumlah 5000 'foot-candles' pada bulan Desember (Estes, 1974 dalam Sutanto, 1994:132).

Dengan demikian maka sinar yang mencapai obyek pada bulan Juni sekitar 23% sinar mengenai obyek yang sama pada bulan Desember. Sebagai akibatnya, rona obyek tersebut juga berbeda. Letak tempat dan waktu (musim) sangat mempengaruhi rona foto.

Ketinggian tempat juga mempengaruhi rona pada foto bagi obyek yang sama. Hal ini terutama disebabkan oleh seringnya adanya kabut tipis pada pagi hari di tempat yang tinggi. Bila pemotretan dilakukan di pagi hari pada saat kabut tipis belum hilang, misalnya jam 08.00, rona obyek di tempat yang rendah lebih cerah karena pada umumnya tidak banyak kabutnya.

Foto Udara Infra Merah Hitam Putih Sebelah Timur Kota Cilacap, 1972, 1:20.000
Rona air laut tampak hitam. Rona sawah berair juga tampak hitam. Rona sawah kering tampak putih.
Sawah dengan rona kelabu menunjukan tanaman padi yang sedang subur, umur sekitar 2 bulan. Tanaman padi
yang umurnya dibawah 10 hari tampak hitam karena yang tampak justru latar belakang yang berupa air.
Secara lebih sempit lagi, letak dapat diartikan sebagai letak terhadap obyek lain disekitarnya. Bila obyek lain ini lebih tinggi dan emnghalangi obyek itu, maka obyek itu akan tidak tampak pada foto. Kalau masih ada sinar yang mencapai obyek itu meskipun tidak penuh, obyek akan tampak dengan rona yang lebih gelap bila dibanding dengan obyek lain yang terletak di tempat terbuka.

Sutanto. 1994. Penginderaan Jauh. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

iklan tengah