Batuan Sedimen


A. PENGERTIAN
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk di permukaan bumi pada kondisi temperatur dan tekanan yang rendah (wikipedia.org).

Batuan ini berasal dari bahan batuan yang lebih dahulu terbentuk (batuan beku, metamorf atau sedimen) yang kemudian mengalami proses pelapukan. 
Hasil dari pelapukan tersebut kemudian diangkut oleh air, udara, angin atau es, yang selanjutnya di endapkan pada suatu tempat di permukaan bumi (di dasar danau, dasar sungai ataupun dasar lautan) yang kemudian berakumulasi membentuk sebuah sedimen.
Material-material hasil sedimentasi tersebut kemudian terkompaksi, mengeras, mengalami litifikasi dan terbentuklah batuan sedimen (wikipedia.org).

Sebagian besar batuan sedimen yang terdapat di permukaan bumi, bahan asalnya adalah batuan beku, sedangkan sebagian kecil yang lainnya terbentuk dari sisa-sisa organisme (kehidupan).
Hampir 4/5 permukaan bumi tertutup oleh batuan sedimen (batuan endapan).
Oleh karena pengaruh kekuatan atau tenaga alam, terutama tenaga dari luar permukaan bumi, seperti air, angin, pemanasan dan pendinginan, gelombang, dan sebagainya, batuan beku dapat menjadi lapuk dan terpecah-pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil (fragmen) atau terurai berubah menjadi bahan-bahan pembentuknya atau dapat pula berubah menjadi garam-garam yang dapat larut ke dalam air.

Batuan menjadi lapuk oleh tenaga dari luar permukaan bumi (air hutan, angin, atau pemanasan sinar matahari)
Sumber: http://geoenviron.blogspot.co.id
Air, angin, gletser dapat mengangkut bahan-bahan yang telah lapuk atau terurai tersebut dan mengendapkannya di tempat lain yang umumnya di tempat-tempat yang lebih rendah.
Dengan demikian secara berturut-turut terjadi proses pelapukan, pengikisan, pengangkatan dan pengendapan (sedimentasi), kemudian terbentuklah batuan sedimen.

Selama proses ini terjadilah seleksi yaitu bahan-bahan yang lebih besar dan berat di endapkan di tempat yang lebih dekat dengan tempat asalnya.

Sedangkan yang lebih kecil/halus dan ringan diendapkan di tempat-tempat yang lebih jauh. Setelah mengendap material-material tersebut terjadilah sedimentasi (perekatan) yang biasanya oleh CaCO3 atau SiO2 dan kompaksi (pemadatan) sehingga terbentuk batuan sedimen.

Kalsium Karbonat (CaCo3)
Sumber: http://obatradangsenditulang.com
Puing-puing yang besar pada umumnya tetap tinggal dan mengendap di tempat terjadinya pelapukan.

Pembentukan sedimen di tempat asal atau sekitar tempat terjadinya pelapukan disebut "eluvium", sedangkan pembentukan sedimen yang terjadi di tempat yang jauh dari asal batuan induknya disebut "aluvium".


Baca Juga: Pengertian Batuan Beku


Eluvium menghasilkan endapan atau sedimen "eluvial" contohnya breksi. Sedangkan alluvium menghasilkan endapan alluvial contohnya: konglomerat, batu pasir, batu lempung.

Bagian-bagian yang larut biasanya hanya dapat menjadi batuan sedimen setelah melalui proses yang pelik, yakni proses kimiawi atau proses organis.

Ciri khas batuan sedimen adalah pelapisannya (membentuk lapisan-lapisan), sehingga batuan sedimen disebut juga batuan berlapis (strata=lapisan).

Perlapisan batuan sedimmen
Sumber: agnazgeograph.wordpress.com

B. JENIS-JENIS BATUAN SEDIMEN
Jenis-jenis batuan sedimen berdasarkan proses terbentuknya, dibagi menjadi tiga, yaitu 
1. batuan sedimen klastika/mekanis. 
2. batuan sedimen kimiawi, dan 
3. batuan sedimen organis. 
Masing-masing ketiga jenis batuan tersebut akan saya uraikan sebagai berikut:

1. Batuan Sedimen Klastika/Mekanis
Batuan sedimen klastika adalah batuan sedimen yang terdiri dari beberapa kelompok batuan. 
Batuan ini tersusun oleh fragmen-fragmen batuan yang telah terlepas dari batuan induknya melalui proses pelapukan mekanis (pelapukan mekanis, misalnya melalui benturan atau retakan).
Fragmen-fragmen batuan yang telah terlepas tersebut, kemudian mengendap di suatu tempat, mengalami sedimentasi dan terkompaksi (pemadatan) sehingga terikat satu sama lain, mengeras dan membentuk sebuah batuan baru.
Contoh batuan ini antara lain, batuan konglomerat, breksi, batupasir, batulempung dan sebagainya. 

Proses sedimentasi dan kompaksi ini memakan waktu yang lama.
Sebagai bahan pengikat biasanya terdiri dari kapur asam arang (CaCO3), kwarsa (SiO2) atau limonite (hidroksida besi=Fe2O4) yang mengendap secara kimiawi di antara hancuran batuan.
Sedimen klastika menurut besar kecilnya batuan (fragmen) yang membentuknya dapat dibagi menjadi:

Psefit: butir-butirnya kasar (kerikil, konglomerat).

Psamit: butir-butirnya agak kasar (pasir).
Pelit: butir-butirnya halus (geluh, lempung)



Psefit biasanya terdapat/terjadi pada dinding dimana terjadi penumpukan puing-puing besar.

Contohnya: Konglomerat dan breksi.

Konglomerat
Batu Konglomerat
Sumber: http://geology.com
Konglomerat adalah batuan sedimen klastika yang terdiri dari kumpulan dari batuan-batuan guling (fragmen batuan yang telah menjadi bulat) yang kemudian terikat menjadi satu/tersementasi oleh SiO2 atau CaCo3. Batuan Kongomerat telah terbawa jauh dari sumbernya (mengalami penggelindingan saat transportasi oleh aliran air).

Breksi
Batu Breksi
Sumber: http://geology.com
Breksi adalah batuan sedimen klastika yang terdiri dari kumpulan batu-batu yang masih bersudut tajam yang kemudian terikat menjadi satu oleh CaCo3 atau SiO2. Batuan breksi berada tak jauh dari sumber (batuan induknya, oleh karena itu fragennya masih bersudut lancip).

Konglomerat atau breksi yang terdiri dari fragmen-fragmen batuan yang sejenis disebut konglomerat atau breksi monomektos (oligomektos), dan bila terdiri dari fragmen-fragmen batuan yang bermacam-macam disebut konglomerat atau breksi polimektos. Kecuali itu bila berasal dari bahan-bahan volkanis disebut aglomerat.

Psamit: fragmen yang membentuknya biasanya mengendap jauh dari batuan induknya dan umumnya berlapis-lapis. 
Contoh batuan ini yaitu, batu pasir, batu lanau dan endapan loss.

Batu Pasir
Batu Pasir
Sumber: http://geology.com
Batu Pasir, adalah sedimen klastika yang merupakan kumpulan dari fragmen-fragmen batuan yang ukuran butirnya 2- 0,02 mm. 
Bila bahan pengikatnya terdiri dari lempung, maka batuannya disebut gravel. 
Batuan pasir yang mengandung feldspar lebih dari 25% disebut orkosa.
Bila butirnya sebagian besar terdiri dari kalsiu karbonat (CaCo3) disebut batu gamping atau kalkarin.


Batu Lanau
Batu Lanau
Sumber: allaboutgeo.wordpress.com
Batu lanau adalah batuan yang kumpulan fragen batuan dan butir-butirnya paling sedikit 50% berukuran 0,2 - 0,002 mm yang mengeras dan enjadi satu.

Tanah loess
Tanah loess (endapan loess) merupakan endapan debu-debu halus berasal dari padang pasir yang tenaga pengangkutnya angin. Endapan loess ini termasuk endapan teristris dan lapisan endapannya sering terdapat lapisan simpang siur. 

Catatan: dari padang pasir Australia sebenarnya juga memungkinkan untuk terbentuknya tanah loess, tetapi karena sempitnya benua ini, maka loess tersebut jatuh di laut.

Pelit: batuan ini terdiri dari fragmen yang halus (lempung). Yang termasuk batuan ini adalah batu lempung dan kwarsa.

Batu Lempung
Batu Lempung
Sumber: http://geology.com
Batuan Lempung, terdiri dari dari butir-butir lempung yang terikat satu sama lain dan mengeras. Dalam batu lempung dapat juga terikat jelas adanya perlapisan. 

Dalam tebal 2,5 cm dapat terdiri atas 100 lapisan. Batuan seperti ini disebut serpih (shale). Batuan lempung yang mengandung kapur disebut napal. Batuan serpih yang mendapat tekanan menjadi keras dengan disertai pembekuan dapat menjadi sabak.


Batu Serpih (Shale)
Sumber: http://geology.com
Batu Kwarsa
Batu Kwarsa
Sumber: http://marisukses.com
Kwarsa merupakan bagian yang terbesar dalam semua lempung, sedangkan alumunium oksida atau hidroksida, biasanya terdapat juga di dalam lempung, namun banyaknya tidak tetap. Warnanya dapat bermacam-macam, abu-abu, kemerahan, kehijauan, coklat dan kalau banyak mengandung arang warnanya menjadi hitam.

2. Sedimen Kimiawi
Bahan asal batuan sedimen kimiawi adalah uraian hasil pelapukan batuan beku yang larut dalam air. Kebanyakan terjadi karena pengikisan air yang kaya akan garam (evaporit) dan konsentrasi-konsentrasi pengendapan.

Umumnya batuan sedimen kimiawi yang tersusun atas garam-garaman yang larut dalam air laut, seperti: NaCl, KCl, MgSo4, CaCo4, CaCo3, dan sebagainya.

Contoh batuan sedimen kimiawi adalah:

Oolit, yaitu batuan yang terdiri atas kumpulan butiran-butiran kecil berdiameter antara 0,5 - 10 mm, yang terjadi karena pengendapan, meliputi seluruh inti, sehingga penampangnya nampak sebagai bangunan yang konsentris.
Sedimen ini terjadi pada air yang bergerak cepat, dimana terjadi reaksi kimia.

Macam-macam oolit, yaitu:
Oolit gamping: Ca(HCO3) ⇢ CaCO3 + CO2 + H2O
Oolit besi:  butirannya terdiri dari Fe2O3
Oolit yang bersifat Pesolit: Ooolit yang butir-butirnya dari beberapa mm s/d 1,0 cm. Oolit ini bisa menjadi sangat besar.
Psolit dapat terjadi dalam air yang mengandung banyak gamping dan yang sangat bergerak. Selain itu, Psolit juga mempunyai susunan kimia yang lain, seperti: kalium sulfat.

Batu Gamping (limestone).
Macam-macam batu gamping (batu kapur) dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Limestone
Limestone merupakan batu kapur yang bagian utamanya terdiri dari kalsit (CaCO3) berbentuk kristal. Kristal tersebut menunjukkan bahwa batuan ini berasal dari pengendapan kimia. 
Adapun reaksi kimia pembentukkan batuan limeston, yaitu:
CaH2C2O6 ⇢ CaCO3 + CO2 + H2O atau Ca(HCO3)2 + CO2 + H2O

2) Chalk
Chalk adalah batuan kapur yang terdiri atas fragmen-fragmen binatang berkerangka kapur dan tumbuh-tumbuhan.

3) Mergel (Marl)
Mergel adalah batuan kapur yang terdiri atas campuran  CaCO3 dengan tanah liat dan pasir.

4) Dolomit
Dolomit adalah batu kapur yang terjadi dari batu kapur yang lebih keras dan rumus kimianya yaitu CaMg(CO3)2.

5) Travertin
Travertin adalah endapan kapur di daratan yang terjadi pada mata air yang mengandung banyak gamping.

Garam dapur: rumus kimianya NaCl dan berasal dari laut. Di Jerman terdapat endapan garam yang tebalnya 300 m yakni Strossfer. Di USA terdapat endapan garam yakni di Great Salt Lake. Untuk terbentuknya endapan garam haruslah terdapat di daerah yang beriklim kering dan terdapat pada cekungan yang terpisah dari laut bebas.
Gips: rumus kimianya CaSO4 2H2O.

Limestone
Limestone
Sumber: http://geology.com
Dolomit
Batu Dolomit
Sumber: http://geology.com


3. Sedimen Organis
Batuan sedimen organis berasal dari larutan-larutan yang terbentuk karena pemisahan oleh organisme (jasad hidup). Dapat dikatakan bahwa semua sedimen organis terdiri atas gamping (CaCO3) atau dolomit {CaMg (CO3)}.
Batuan ini terbentuk oleh longgokkan bagian-bagian rangka jasad tumbuh-tumbuhan atau binatang.
Kebanyakan sedimen organis tercampur dengan batuan-batuan klastika.
Contoh batuan sedimen organis adalah:
Batu Gamping (kapur), yaitu batuan endapan yang mengandung 90% CaCO3.
Dolomit, yaitu batuan endapan yang mengandung lebih dari 90% CaMg (CO3).
Batu gamping Dolomitan atau Dolomit Gamping, yaitu batuan endapan yang berupa campurna antar dolomit dengan batu kapur. Jika batuan ini 10-60% terdiri atas pasir dinamakan batu pasir gampingan, dan bila 60-90% batuan ini terdiri atas pasir maka disebut batu gamping pasiran.

Catata: macam-macam sedimen organis yang sebenarnya bukan sedimen adalah sedimen tumbuh-tumbuhan, misalnya tuff (gambut), brucinkool dan batubara. Pembentukan benda-benda ini tidak melalui proses sedimentasi.

Berdasarkan tenaga yang mengangkutnya, bahan asal batuan sedimen dibedakan menjadi:
1) Batuan Sedimen Aquatis
Batuan sedimen aquatis merupakan batuan sedimen yang diendapkan pleh tenaga air, contohnya yaitu gosong pasir di sungai, tanah alluvial pada dataran aluvial (alluvial plain), dataran banjir (food plain), tanggul alam (natural levee), kipas alluvial (alluvial fan), delta dll.

2) Batuan Sedimen Aeris atau Aeolis
Batuan sedimen Aeris adalah batuan sedimen yang diendapkan oleh tenaga angin, contohnya tanah loess, gumuk pasir (sand dunes).

3) Batuan Sedimen Glasial
Batuan sedimen glasial adalah batuan sedimen yang diendapkan oleh tenaga es yang mencair atau gletser, contohnya morena, drumline.

Berdasarkan termpat dimana terjadi pengendapan batuan sedimen, digolongkan menjadi:
1) Batuan sedimen Terrestris, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di daratan.
2) Batuan sedimen Marine, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di dasar laut.
3) Batuan sedimen Fluvial, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di dasar sungai.
4) Batuan sedimen Limnis, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di dasar danau.
5) Batuan sedimen Glasial, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di daerah yang pernah mengalami erosi glasial.



Batu Gamping
Batu Gamping
Sumber: http://pustakatambang.blogspot.co.id
Batu Gamping Dolomitan
Batu Gamping Dolomitan
Sumber: http://batukapurmurah.blogspot.co.id

Sumber:

Sutardji. 2009. Bahan Ajar Geologi Umum. Semarang: Jurusan Geografi FIS UNNES.

iklan tengah