Sebelum berbicara mengenai pengertian metode penginderaan jauh, kita bahas terlebih dahulu mengenai pengertian metode.
Metode penelitian atau yang biasa disebut metodologi suatu studi adalah rancang-bangun (design) menyeluruh untuk menyelesaikan masalah penelitian.
Suatu studi dapat meliputi beberapa metode yang masing-maising dirancang untuk melaksanakan suatu aspek tertentu dalam studi tersebut.
Disamping metode penelitian ada juga istilah teknik penelitian. Teknik adalah alat khusus untuk melaksanakan metode (Aldrich et al., 1982).
Teknik dapat pula diartikan sebagai cara melaksanakan sesuatu secara ilmiah.
Sebagai contoh, metode pengukuranya berupa metode poligon, metode pengukurannya berupa metode poligon, tekniknya berupa pligon tertutup.
Metode analisis penginderaan jauh berupa metode analisis manual, teknik analisisnya berupa analisis fotomorfik.
Metode penginderaan jauh menurut Sutanto (1994) yang didasarkan atas pendapat Aldrich et al. dan Roscoe (1960) terdiri dari tujuh tahapan, yaitu (1) perumusan masalah dan tujuan, (2) evaluasi kemampuan, (3) pemilihan prosedur, (4) persiapan, (5) interpretasi data, termasuk uji lapangan dan interpretasi ulang, (6) penyajian laporan, (7) uji ketelitian.
__________
Perumusan tujuan dimulai dengan perumusan masalah secara jelas.
Masalah dapat berupa sesuatu yang aneh, yang tidak pada tempatnya atau tidak biasa terjadi, seperti seorang anak yatim membunuh ibunya.
Ia dapat berupa sesuatu yang kurang jelas, misalnya mengapa angka kelulusan tahun ini menurun.
Masalah dapat pula sesuatu yang menimbulkan tantangan (Tejoyuwono, 1982).
Misalnya pemotretan bagi sebagian wilayah di Indonesia yang hampir selalu tertutup oleh awan.
Masalah juga sesuatu yang apabila dibiarkan akan menimbulkan bencana bagi kita, misalnya erosi tanah, penebangan hutan dan pencemaran ligkungan.
Terkadang masalah dirumuskan sebagai sesuatu yang ingin dicapai dikurangin dengan apa yang telah ada.
Masalah juga dapat diartikan sebagai kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
Apapun masalahnya, diperlukan upaya untuk mengatasinya. Masalah yang telah dirumuskan dengan jelas merupakan landasan bagi perumusan tujuan yang ingin dicapai.
Sebagai contoh adalah masalah kekurangan pangan sehubungan dengan jumlah penduduk yang meningkat pesat, seperti yang diutarakan oleh Stamp (1959) di dalam Kongres Geografi Internasional di Tokyo.
Untuk mengatasi masalah kekurangan pangan tersebut diperlukan peningkatan produksi pangan.
Untuk mencapai tujuan ini diperlukan perencanaan penggunaan lahan diseluruh dunia agar produksi pangan dapat meningkat sesuai dengan kebutuhan saat-saat mendatang, sambil menjaga kelestarian sumber daya lahan untuk kepentingan generasi penerus.
Untuk maksud ini, diperlukan pengetahuan yang memadai tentang lahan yang ada sekarang beserta penggunaan lahannya dan potensinya.
Karena pengetahuan kita akan hal ini kurang memadai, diperlukan peta penggunaan lahan skala 1:1000.000 bagi lingkup dunia, peta penggunaan lahan sala tinjau bagi lingkup nasional, peta penggunaan lahan setengah rinci untuk lingkup regional dan lokal.
Karena peta termaksud belum ada padahal teramat diperlukan, maka masalahnya berupa tidak adanya peta penggunaan lahan yang memadai untuk perencanaan tingkat lokal, regional, nasional dan internasional.
Tujuan dalam hubungan dengan masalah ini yaitu pengadaan peta-peta termaksud.
Tujuannya yang lebih jauh ialah perencanaan penggunaan lahan untuk meningkatkan produksi pangan.
Peta Penggunaan Lahan Tingkat Nasional
----
__________
Setelah masalah dan tujuan dirumuskan dengan jelas, langkah berikutnya yaitu melakukan penilaian terhadap kemampuan pelaksanaanya.
Kemampuan ini menyangkut antara lain kemampuan pelaksana serta timnya, alat dan perlengkapannya, dana dan waktu yang tersedia.
Antara kemampuan dan tujuan yang ingin dicapai harus ssesuai. Bila tidak sesuai, kemampuannya harus ditingkatkan atau tujuannya harus ditinjau kembali, dengan menyusutkannya bila perlu.
Sebagai contoh, untuk berbagai penelitian maka orang cenderung untuk memperoleh data serinci mungkin.
Data rinci pada umumnya dapat disadap dari citra berskala besar.
Untuk daerah luas maka penelitian dengan citra berskala besar menjadi lama dan mahal.
Kemampuan dana dan kemampuan lainnya seringkali tidak menopang maksud ini.
Oleh karena itu penelitian bagi daerah luas terpaksa dilakukan dengan citra yang skalanya lebih kecil.
Kembali ke contoh tentang perencanaan penggunaan lahan lingkup dunia seperti yang dikemukakan pada point sebelumnya, banyak pakar penggunaan lahan menamakan rencana Stamp itu terlalu besar ambisi.
Bagaimana mungkin akan memetakan negara-negara yang wilayahnya luas, mengingat untuk memetakan penggunaan lahan seluruh Inggris saja terpaksa dikerahkan 20.000 orang sukarelawan, pelajar, dan mahasiswa.
Itupun hasilnya berupa peta penggunaan lahan yang kurang memadai untuk maksud perencanaan karena klasifikasinya kurang rnci.
Peta Penggunaan Lahan Negara Inggris
Img: Lahistoria
----
__________
ISI SPOILER 3
----
__________
ISI SPOILER 4
----
__________
ISI SPOILER 5
----
__________
ISI SPOILER 6
----
__________
ISI SPOILER 7
----
__________
Sutanto. 1994. Penginderaan Jauh. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
----
Posting Komentar