Faktor Kesuburan Tanah
Img: Theconversation |
----
Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah unsur hara tanah.
Pengaruh unsur hara terhadap pertumbuhan tanaman dapat melalui keberadaanya (bentuk ketersediaan), konsentrasi maupun keseimbanganya dengan unsur hara lain.
Kondisi unsur hara di dalam tanah, baik bentuk, konsentrasi dan kesetimbanganya dengan unsur hara lainya di dalam tanah dapat/mudah dikendalikan, sehingga sesuai dengan kebutuhan untuk pertumbuhan tanaman dan menjaga kualitas tanah atau lingkungan.
Berdasarkan analisis kandungan hara yang ada dalam tanaman menunjukan bahwa tanaman menyerap unsur baik yang mempunyai fungsi spesifik maupun non-spesifik.
Selanjutnya unsur hara di dalam tanaman lainya disebut non esensiil.
Secara tegas Amon menyatakan bahwa unsur hara tanaman dikatakan esensiil jika:
1) Unsur hara tersebut dibutuhkan dan berfungsi sangat spesifik dalam pertumbuhan tanaman.
2) Jika kondisinya rendah atau tidak sesuai dengan pertumbuhan tanaman akan menghambat atau bahkan menyebabkan kematian.
3) Karena fungsi di dalam tanaman sangat spesifik sehingga tidak bisa digantikan dengan unsur hara lainnya.
Karena batasan tersebut dianggap terlalu kaku, maka D.J. Nicholas dari Long Ashton Research Station lebih senang menggunakan istilah unsur hara fungsional atau unsur hara metabolik.
Hal ini untuk mengatasi beberapa unsur hara seperti N, Si, Co, dan Va yang tidak termasuk esensiil akan tetapi sangat dibutuhkan pada tanaman tertentu.
Berdasarkan sejarah perkembangan kesuburan tanah atau pertanian bahwa tanaman menyerap unsur-unsur hara dari lingkungannya baik secara selektif maupun tidak selektif.
Selain itu berdasarkan analisis kandungan unsur hara yang ada dalam jaringan tanaman menunjukan bahwa tanaman tinggi mengandung banyak unsur.
Diantara unsur yang ada di dalam jaringan tanaman tersebut, ada 16 unsur yang ada dalam jaringan yang keberadaanya sangat dibutuhkan, berfungsi sangat spesifik dan fungsinya di dalam tanaman tidak dapat digantikan unsur lain.
Unsur-unsur tersebut ada 16 macam dengan berbagai konsentrasi disebut sebagai unsur hara esensiil.
macam unsur hara yang dibutuhkan tanaman, selanjutnya disebut unsur esensiil tanaman, berdasarkan jumlah yang dibutuhkan tanaman dapat dikelompokkan sebagai berikut (Landon, 1984 dalam Winarso, 2005):
1. C, H, O
Diambil dari udara dan air, ketiga unsur ini mendominasi unsur dalam jaringan tanaman yaitu sekitar 90% dari total);
2. Ca, Mg, S
Diambil dari tanah yang selanjutnya disebut unsur hara sekunder, karena dibutuhkan cukup banyak);
3. Fe, Cu, Mn, Zn, B, Mo, Cl
Diambil dari tanah yang selanjutnya disebut unsur hara mikro, karena dibuthkan dalam jumlah sedikit);
4. Na, Si, Va, Co dibutuhkan oleh beberpa jenis tanaman.
Enam belas (16) unsur hara atau unsur kimia yang diketahui esensiil bagi pertumbuhan tanaman tersebut dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu unsur mineral dan unsur non mineral.
----
Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah unsur hara tanah.
Pengaruh unsur hara terhadap pertumbuhan tanaman dapat melalui keberadaanya (bentuk ketersediaan), konsentrasi maupun keseimbanganya dengan unsur hara lain.
Kondisi unsur hara di dalam tanah, baik bentuk, konsentrasi dan kesetimbanganya dengan unsur hara lainya di dalam tanah dapat/mudah dikendalikan, sehingga sesuai dengan kebutuhan untuk pertumbuhan tanaman dan menjaga kualitas tanah atau lingkungan.
Berdasarkan analisis kandungan hara yang ada dalam tanaman menunjukan bahwa tanaman menyerap unsur baik yang mempunyai fungsi spesifik maupun non-spesifik.
Selanjutnya unsur hara di dalam tanaman lainya disebut non esensiil.
Secara tegas Amon menyatakan bahwa unsur hara tanaman dikatakan esensiil jika:
1) Unsur hara tersebut dibutuhkan dan berfungsi sangat spesifik dalam pertumbuhan tanaman.
2) Jika kondisinya rendah atau tidak sesuai dengan pertumbuhan tanaman akan menghambat atau bahkan menyebabkan kematian.
3) Karena fungsi di dalam tanaman sangat spesifik sehingga tidak bisa digantikan dengan unsur hara lainnya.
Karena batasan tersebut dianggap terlalu kaku, maka D.J. Nicholas dari Long Ashton Research Station lebih senang menggunakan istilah unsur hara fungsional atau unsur hara metabolik.
Hal ini untuk mengatasi beberapa unsur hara seperti N, Si, Co, dan Va yang tidak termasuk esensiil akan tetapi sangat dibutuhkan pada tanaman tertentu.
Berdasarkan sejarah perkembangan kesuburan tanah atau pertanian bahwa tanaman menyerap unsur-unsur hara dari lingkungannya baik secara selektif maupun tidak selektif.
Selain itu berdasarkan analisis kandungan unsur hara yang ada dalam jaringan tanaman menunjukan bahwa tanaman tinggi mengandung banyak unsur.
Diantara unsur yang ada di dalam jaringan tanaman tersebut, ada 16 unsur yang ada dalam jaringan yang keberadaanya sangat dibutuhkan, berfungsi sangat spesifik dan fungsinya di dalam tanaman tidak dapat digantikan unsur lain.
Unsur-unsur tersebut ada 16 macam dengan berbagai konsentrasi disebut sebagai unsur hara esensiil.
macam unsur hara yang dibutuhkan tanaman, selanjutnya disebut unsur esensiil tanaman, berdasarkan jumlah yang dibutuhkan tanaman dapat dikelompokkan sebagai berikut (Landon, 1984 dalam Winarso, 2005):
1. C, H, O
Diambil dari udara dan air, ketiga unsur ini mendominasi unsur dalam jaringan tanaman yaitu sekitar 90% dari total);
2. Ca, Mg, S
Diambil dari tanah yang selanjutnya disebut unsur hara sekunder, karena dibutuhkan cukup banyak);
3. Fe, Cu, Mn, Zn, B, Mo, Cl
Diambil dari tanah yang selanjutnya disebut unsur hara mikro, karena dibuthkan dalam jumlah sedikit);
4. Na, Si, Va, Co dibutuhkan oleh beberpa jenis tanaman.
Enam belas (16) unsur hara atau unsur kimia yang diketahui esensiil bagi pertumbuhan tanaman tersebut dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu unsur mineral dan unsur non mineral.
----
----
Bahan-bahan padatan tanah (solid fase) berdasarkan sifat dan ukurannya dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
1) Pasir (ukuran >2 mm, bersifat kasar dan tidak lekat).
2) Debu (ukuran 0,05 hingga 0,002 mm dan bersifat licin tetapi tidak lekat).
3) Liat (ukuran <0,002 mm dan bersifat licin dan lekat).
Sedangkan bagian tanah yang berukuran lebih kecil dari 0,001 mm disebut koloid.
Tekstur adalah perbandingan relatif dari pasir, debu dan liat (clay) di dalam tanah.
Selanjutnya perbandingan antara fraksi pasir, debu dan liat suatu tanah berdasarkan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) dikelompokkan menjadi 12 kelas yang disebut kelas tekstur tanah.
Selanjutnya oleh kelompok ahli tanah Amerika (SSSA) pembagian 12 kelas tekstur tanah disajikan dalam bentuk segitiga seperti gambar dibawah ini.
Berdasarkan gambar diatas menunjukan abhwa tanah yang dominasi pasir (>85%) dan sedikit liat (<15%) termasuk tanah yang mempunyai kelas tekstur pasir (sand).
Tanah-tanah yang didominasi fraksi pasir juga disebut tanah pasiran atau tanah bertekstur ringan atau kasar.
Sebaliknya apabila tanah didominasi fraksi liat (>55%) maka tanah tersebut mempunyai tekstur liat (clay) atau bertekstur berat/halus.
Sedangkan untuk tanah-tanah yang mempunyai kandaungan fraksi pasir, debu dan liat dengan perbandingan relatif setimbang, maka tanah tersebut mempunyai tekstur lempung (loam), yaitu tekstur tanah yang mendekati kondisi ideal untuk pertumbuhan tanaman.
Tekstur dan struktur tanah mempengaruhi jumlah air dan udara di dalam tanah yang selanjutnya akan berpengaruh pada pertumbuhan tanaman.
Ukuran partikel tanah sangat penting karena:
1) Ukuran partikel tanah makin kecil (liat) maka partikel-partikel tanah tersebut akan berikatan lebih kuat dibandingkan dengan berukuran besar (pasir). Hal ini berarti tanah akan didominasi pori-pori berukuran kecil. Demikian juga air dan udara di dalam tanah berada di dalam pori-pori kecil tersebut.
2) Partikel lebih kecil mempunyai permukaan luas/besar dibandingkan dengan yang besar dalam satuan berat yang sama. Dalam berat yang sama liat dapat mengembang mempunyai sektar 10 ribu kali luas permukaan partikel debu dan 100 ribu kali dibandingkan dengan pasir.
Jika luas permukaan tanah meningkat berarti jumlah air dan kation/unsur hara yang teradsorpsi (terikat) akan meningkat pula.
Luas permukaan partikel tanah dalam hubungannya dengan diamter partikel, jumlah partikel, dan berbagai ukuran partikel tanah disajikan pada tabel dibawah ini.
Berdsarkan tabel diatas, jumlah dan luas permukaan partikel liat dalam satu gramnya adalah sangat tinggi, khususnya pada liat mengembang, seperti Montmorilonit.
----
Bahan-bahan padatan tanah (solid fase) berdasarkan sifat dan ukurannya dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
1) Pasir (ukuran >2 mm, bersifat kasar dan tidak lekat).
2) Debu (ukuran 0,05 hingga 0,002 mm dan bersifat licin tetapi tidak lekat).
3) Liat (ukuran <0,002 mm dan bersifat licin dan lekat).
Sedangkan bagian tanah yang berukuran lebih kecil dari 0,001 mm disebut koloid.
Tekstur adalah perbandingan relatif dari pasir, debu dan liat (clay) di dalam tanah.
Selanjutnya perbandingan antara fraksi pasir, debu dan liat suatu tanah berdasarkan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) dikelompokkan menjadi 12 kelas yang disebut kelas tekstur tanah.
Selanjutnya oleh kelompok ahli tanah Amerika (SSSA) pembagian 12 kelas tekstur tanah disajikan dalam bentuk segitiga seperti gambar dibawah ini.
Segitiga tekstur tanah Img: Mrnice |
Tanah-tanah yang didominasi fraksi pasir juga disebut tanah pasiran atau tanah bertekstur ringan atau kasar.
Sebaliknya apabila tanah didominasi fraksi liat (>55%) maka tanah tersebut mempunyai tekstur liat (clay) atau bertekstur berat/halus.
Sedangkan untuk tanah-tanah yang mempunyai kandaungan fraksi pasir, debu dan liat dengan perbandingan relatif setimbang, maka tanah tersebut mempunyai tekstur lempung (loam), yaitu tekstur tanah yang mendekati kondisi ideal untuk pertumbuhan tanaman.
Tekstur dan struktur tanah mempengaruhi jumlah air dan udara di dalam tanah yang selanjutnya akan berpengaruh pada pertumbuhan tanaman.
Ukuran partikel tanah sangat penting karena:
1) Ukuran partikel tanah makin kecil (liat) maka partikel-partikel tanah tersebut akan berikatan lebih kuat dibandingkan dengan berukuran besar (pasir). Hal ini berarti tanah akan didominasi pori-pori berukuran kecil. Demikian juga air dan udara di dalam tanah berada di dalam pori-pori kecil tersebut.
2) Partikel lebih kecil mempunyai permukaan luas/besar dibandingkan dengan yang besar dalam satuan berat yang sama. Dalam berat yang sama liat dapat mengembang mempunyai sektar 10 ribu kali luas permukaan partikel debu dan 100 ribu kali dibandingkan dengan pasir.
Jika luas permukaan tanah meningkat berarti jumlah air dan kation/unsur hara yang teradsorpsi (terikat) akan meningkat pula.
Luas permukaan partikel tanah dalam hubungannya dengan diamter partikel, jumlah partikel, dan berbagai ukuran partikel tanah disajikan pada tabel dibawah ini.
Berdsarkan tabel diatas, jumlah dan luas permukaan partikel liat dalam satu gramnya adalah sangat tinggi, khususnya pada liat mengembang, seperti Montmorilonit.
----
----
ISI SPOILER 3
----
----
ISI SPOILER 4
----
----
ISI SPOILER 5
----
----
Pengambilan (serapan) unsur-unsur hara oleh sistem perakaran tanaman dapat melalui proses aktif maupun pasif.
Selain itu ada 2 teori serapan unsur hara yang saling berlawanan yaitu unsur hara diserap tanaman dengan cara selektif dan yang lainnya tidak selektif.
Sebagian besar unsur hara yang diserap oleh akar tanaman berbentuk ion, baik kation maupun anion.
Kecepatan pengambilan/serapan hara oleh akar tanaman dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti: kondisi fisik dan kimia, stadia/fase tumbuh tanaman, kecepatan tumbuh tanaman, cahaya/penyinaran matahari, suhu dan air.
Sedangkan proses penyerapan hara oleh akar tanaman, dapat melalui tiga cara, yaitu: intersepsi oleh akar tanaman, aliran massa dan difusi.
Hasil penelitian jumlah rata-rata serapan unsur hara N, P, K, Ca, Mg dan S tanaman jagung yang ditanam pada tanah subur Alfisol lempung berdebu melalui mekanisme tersebut dapat dilihat pada tabel 2.
Intersepsi adalah sistem perakaran menyerap unsur hara karena kontak langsung antara bagian aktif akar (sebagian bulu-bulu akar) dengan unsur hara tanaman. Serapan unsur hara melalui cara ini disebut serapan aktif.
Banyaknya unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman melalui cara ini sangat ditentukan oleh pertumbuhan dan perkembangan akar, yaitu makin banyak akar sehingga makin luas kontak akar dengan permukaan tanah, memungkinkan untuk proses serapan hara main banyak.
Contoh ion-ion terserap melalui intersepsi:
*NO3 dan SO4 di dalam larutan tanah.
*Ca++, Mg++, dan K+ pada tapak jerapan.
Aliran Massa. Unsur-unsur hara yang terlarut dalam air tanah berbentuk larutan terserap oleh sistem perakaran karena adanya aliran atau gerakan air tanah menuju perakaran tanam yang disebabkan oleh serapan air oleh sistem perakaran tanaman.
Konsentrasi unsur hara dalam larutan tanah menentukan banyaknya unsur hara yang diangkut atau mengikuti aliran ke permukaan perakaran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi transpirasi tanaman secara langsung berpengaruh pada proses aliran massa.
Difusi. Transport unsur hara (ion-ion) melalui gerakan yang diakibatkan suatu perbedaan konsentrasi. Makin tinggi konsentrasi atau perbedaan konsentrasi di suatu tempat dengan tempat lain akan berpengaruh kuat pada difusi.
Penyerapan ion-ion pada bagian terluar sistem perakaran dipercaya melalui "difusi" dan "pertukaran ion". Sedangkan masuknya ion-ion pada bagian dalam sistem perakaran bersifat proses metabolisme karena adanya aksi pembawa atau carriers.
Dalam proses metabolisme ini berbentuk energi pada umumnya bersifat tidak bisa balik atau irreversible.
Bukti mekanisme penyerapan melalui pertukaran kation adalah pH di wilayah permukaan akar akan turun apabila serapan hara berlangsung (adanya pelepasan ion H+ dari dalam jaringan akar).
----
Pengambilan (serapan) unsur-unsur hara oleh sistem perakaran tanaman dapat melalui proses aktif maupun pasif.
Selain itu ada 2 teori serapan unsur hara yang saling berlawanan yaitu unsur hara diserap tanaman dengan cara selektif dan yang lainnya tidak selektif.
Sebagian besar unsur hara yang diserap oleh akar tanaman berbentuk ion, baik kation maupun anion.
Kecepatan pengambilan/serapan hara oleh akar tanaman dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti: kondisi fisik dan kimia, stadia/fase tumbuh tanaman, kecepatan tumbuh tanaman, cahaya/penyinaran matahari, suhu dan air.
Sedangkan proses penyerapan hara oleh akar tanaman, dapat melalui tiga cara, yaitu: intersepsi oleh akar tanaman, aliran massa dan difusi.
Hasil penelitian jumlah rata-rata serapan unsur hara N, P, K, Ca, Mg dan S tanaman jagung yang ditanam pada tanah subur Alfisol lempung berdebu melalui mekanisme tersebut dapat dilihat pada tabel 2.
Intersepsi adalah sistem perakaran menyerap unsur hara karena kontak langsung antara bagian aktif akar (sebagian bulu-bulu akar) dengan unsur hara tanaman. Serapan unsur hara melalui cara ini disebut serapan aktif.
Banyaknya unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman melalui cara ini sangat ditentukan oleh pertumbuhan dan perkembangan akar, yaitu makin banyak akar sehingga makin luas kontak akar dengan permukaan tanah, memungkinkan untuk proses serapan hara main banyak.
Contoh ion-ion terserap melalui intersepsi:
*NO3 dan SO4 di dalam larutan tanah.
*Ca++, Mg++, dan K+ pada tapak jerapan.
Aliran Massa. Unsur-unsur hara yang terlarut dalam air tanah berbentuk larutan terserap oleh sistem perakaran karena adanya aliran atau gerakan air tanah menuju perakaran tanam yang disebabkan oleh serapan air oleh sistem perakaran tanaman.
Konsentrasi unsur hara dalam larutan tanah menentukan banyaknya unsur hara yang diangkut atau mengikuti aliran ke permukaan perakaran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi transpirasi tanaman secara langsung berpengaruh pada proses aliran massa.
Difusi. Transport unsur hara (ion-ion) melalui gerakan yang diakibatkan suatu perbedaan konsentrasi. Makin tinggi konsentrasi atau perbedaan konsentrasi di suatu tempat dengan tempat lain akan berpengaruh kuat pada difusi.
Penyerapan ion-ion pada bagian terluar sistem perakaran dipercaya melalui "difusi" dan "pertukaran ion". Sedangkan masuknya ion-ion pada bagian dalam sistem perakaran bersifat proses metabolisme karena adanya aksi pembawa atau carriers.
Dalam proses metabolisme ini berbentuk energi pada umumnya bersifat tidak bisa balik atau irreversible.
Bukti mekanisme penyerapan melalui pertukaran kation adalah pH di wilayah permukaan akar akan turun apabila serapan hara berlangsung (adanya pelepasan ion H+ dari dalam jaringan akar).
----
----
Bahan organik tanah didefinisikan sebagai sisa-sisa tanaman dan hewan di dalam tanah pada berbagai pelapukan dan terdiri dari baik masih hidup maupun ygn sudah mati.
Di dalam tanah, bahan organik berfungsi untuk memperabiki sifat fisika, kimia maupun biologi tanah, sehingga ada sebagian ahli yang menyatakan bahwa bahan organik di dalam tanah mempunyai fungsi yang tidak tergantikan.
Usaha-usaha mempertahankan kadar bahan organik tanah hingga mencapai kondisi ideal, yaitu 5% pada tanah lempung berdebu, adalah merupakan tindakan yang baik, berwawasan lingkungan, dan berfikir untuk kelestarianya.
Pengaruh bahan organik dalam usaha pertanian ini menjadi sangat penting setelah banyak masyarakat lebih menghargai hasil-hasil pertanian yang ramah lingkungan (pertanian organik) atau sering dinyatkan kembali ke alam (back to nature).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bahan organik ke dalam tanah lebih kat pengaruhnya ke arah perbaikan sifat-sifat tanah, dan bukan khususnya untuk meningkatkan unsur hara di dalam tanah.
Sebagai contoh Urea kadar N 46%, sedangkan bahan organik mempunyai kadar N<3%, sangat jauh perbedaan kadar unsur N.
Akan tetapi Urea hanya menyumbangkan 1 unsur hara yaitu N sedangkan bahan organik memberian hampir semua unsur yang dibutuhkan tanaman dalam perbandingan yang relatif seimbang, walaupun kadarnya sangat kecil.
Sehingga jangka panjang pengelolaan tanah atau kesinambungan usahatani, sangat baik apabila memperhatikan dan mempertahankan kadar bahan organik tanah.
----
Bahan organik tanah didefinisikan sebagai sisa-sisa tanaman dan hewan di dalam tanah pada berbagai pelapukan dan terdiri dari baik masih hidup maupun ygn sudah mati.
Di dalam tanah, bahan organik berfungsi untuk memperabiki sifat fisika, kimia maupun biologi tanah, sehingga ada sebagian ahli yang menyatakan bahwa bahan organik di dalam tanah mempunyai fungsi yang tidak tergantikan.
Usaha-usaha mempertahankan kadar bahan organik tanah hingga mencapai kondisi ideal, yaitu 5% pada tanah lempung berdebu, adalah merupakan tindakan yang baik, berwawasan lingkungan, dan berfikir untuk kelestarianya.
Pengaruh bahan organik dalam usaha pertanian ini menjadi sangat penting setelah banyak masyarakat lebih menghargai hasil-hasil pertanian yang ramah lingkungan (pertanian organik) atau sering dinyatkan kembali ke alam (back to nature).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bahan organik ke dalam tanah lebih kat pengaruhnya ke arah perbaikan sifat-sifat tanah, dan bukan khususnya untuk meningkatkan unsur hara di dalam tanah.
Sebagai contoh Urea kadar N 46%, sedangkan bahan organik mempunyai kadar N<3%, sangat jauh perbedaan kadar unsur N.
Akan tetapi Urea hanya menyumbangkan 1 unsur hara yaitu N sedangkan bahan organik memberian hampir semua unsur yang dibutuhkan tanaman dalam perbandingan yang relatif seimbang, walaupun kadarnya sangat kecil.
Sehingga jangka panjang pengelolaan tanah atau kesinambungan usahatani, sangat baik apabila memperhatikan dan mempertahankan kadar bahan organik tanah.
----
----
Kedalaman efektif tanah adalah tebalnya lapisan tanah dari permukaan sampai bahan induk atau sampai suatu lapisan dimana perakaran tanaman tidak dapat atau tidak mungkin menembusnya.
Kedalaman tanah ini dapat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman karena pengaruhnya terhadap volume media yang menyuplai air dan unsur hara serta pada tempat penetrasinya perakaran.
Mungkin dalam solum tanah memungkinkan pertumbuhan akar baik sehingga dapat mengambil air dan hara dengan baik.
----
Kedalaman efektif tanah adalah tebalnya lapisan tanah dari permukaan sampai bahan induk atau sampai suatu lapisan dimana perakaran tanaman tidak dapat atau tidak mungkin menembusnya.
Kedalaman tanah ini dapat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman karena pengaruhnya terhadap volume media yang menyuplai air dan unsur hara serta pada tempat penetrasinya perakaran.
Mungkin dalam solum tanah memungkinkan pertumbuhan akar baik sehingga dapat mengambil air dan hara dengan baik.
----
----
Lereng adalah sudut yang dibentuk oleh permukaan tanah dengan bidang horizontal, dinyatakan dalam persepn (%).
Kelerengan tanah sangat erat hubungannya dengan pengelolaan tanah dan air. Pada tanah-tanah miring memungkinkan untuk terjadinya erosi yang menyebabkan tanah menjadi tidak subur.
Makin rendah kelerengan lahan makin tinggi produktivitasnya baik pada tanah tidak mudah tererosi maupun tanah yang mudah tererosi. Selain itu, pada kelerengan yang sama produktivitas tanah tidak mudah tererosi makin tinggi dibandingkan pada tanah yang mudah tererosi.
----
Lereng adalah sudut yang dibentuk oleh permukaan tanah dengan bidang horizontal, dinyatakan dalam persepn (%).
Kelerengan tanah sangat erat hubungannya dengan pengelolaan tanah dan air. Pada tanah-tanah miring memungkinkan untuk terjadinya erosi yang menyebabkan tanah menjadi tidak subur.
Makin rendah kelerengan lahan makin tinggi produktivitasnya baik pada tanah tidak mudah tererosi maupun tanah yang mudah tererosi. Selain itu, pada kelerengan yang sama produktivitas tanah tidak mudah tererosi makin tinggi dibandingkan pada tanah yang mudah tererosi.
----
----
Di dalam tanah khususnya di dekat daerah perakaran tanaman (rhizosphere) banyak ditemukan organisme tanah.
Sebagian besar organisme tanah tersebut termasuk dalam golongan tumbuhan. Walaupun demikian peranan kelompok binatang sangat penting khususnya pada saat pelapukan.
Sebagian besar organisme tanah berukuran kecil sehingga tidak bisa dilihat dengan mata, sehingga disebut mikroorganisme. Sebagian mikroorganisme ini sangat penting bagi pertumbuhan tanaman.
Mikroorganisme yang banyak dikembangkan di bidang pertanian khususnya dalal hubungannya dengan kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman adalah : mikroba pelarut fosfat (MPP), mikroba yang bersimbiosis dengan tanaman Azolla, mikroba penambat N2- atmosfer baik hidup maupun yang bersimbiosis, mikoriza, dan mikroba selulose.
Selain itu juga telah dikembangkan mikroorganisme untuk memperbaiki lahan-lahan bekas atau tercemar dengan hasil tambang (bioremediasi).
Didalam tanah bakteri merupakan kelompok mikroba yang jumlahnya paling banyak, dan bersamaan dengan mikroba lainnya di dalam tanah berperan penting dalam penguraian bahan organik, pensintesa asam atau senyawa organik tertentu serta mineralisasi N.
----
Di dalam tanah khususnya di dekat daerah perakaran tanaman (rhizosphere) banyak ditemukan organisme tanah.
Sebagian besar organisme tanah tersebut termasuk dalam golongan tumbuhan. Walaupun demikian peranan kelompok binatang sangat penting khususnya pada saat pelapukan.
Sebagian besar organisme tanah berukuran kecil sehingga tidak bisa dilihat dengan mata, sehingga disebut mikroorganisme. Sebagian mikroorganisme ini sangat penting bagi pertumbuhan tanaman.
Mikroorganisme yang banyak dikembangkan di bidang pertanian khususnya dalal hubungannya dengan kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman adalah : mikroba pelarut fosfat (MPP), mikroba yang bersimbiosis dengan tanaman Azolla, mikroba penambat N2- atmosfer baik hidup maupun yang bersimbiosis, mikoriza, dan mikroba selulose.
Selain itu juga telah dikembangkan mikroorganisme untuk memperbaiki lahan-lahan bekas atau tercemar dengan hasil tambang (bioremediasi).
Didalam tanah bakteri merupakan kelompok mikroba yang jumlahnya paling banyak, dan bersamaan dengan mikroba lainnya di dalam tanah berperan penting dalam penguraian bahan organik, pensintesa asam atau senyawa organik tertentu serta mineralisasi N.
----
----
Sesuai dengan definisi kesuburan tanah tersebut diatas bahwa salah satu faktor yang dapat meningkatkan kesuburan tanah adalah adanya kesetimbangan unsur hara yang ada dalam tanah.
Penambahan unsur hara tertentu saja dapat meningkatkan pengurasan unsur hara yang lain, sehingga apabila ini terus dilakukan akan terjadi ketidakseimbangan unsur hara dalam tanah.
Sebagai contoh adalah penambahan unsur hara N dapat meningkatkan serapan K oleh tanaman.
Peningkatan serapan K ini akan berakibat makin cepatnya pengurasan K dalam tanah, yang akhirnya akan menyebabkan tidak setimbangnya kadar K dengan kadar unsur hara yang lain.
----
Sesuai dengan definisi kesuburan tanah tersebut diatas bahwa salah satu faktor yang dapat meningkatkan kesuburan tanah adalah adanya kesetimbangan unsur hara yang ada dalam tanah.
Penambahan unsur hara tertentu saja dapat meningkatkan pengurasan unsur hara yang lain, sehingga apabila ini terus dilakukan akan terjadi ketidakseimbangan unsur hara dalam tanah.
Sebagai contoh adalah penambahan unsur hara N dapat meningkatkan serapan K oleh tanaman.
Peningkatan serapan K ini akan berakibat makin cepatnya pengurasan K dalam tanah, yang akhirnya akan menyebabkan tidak setimbangnya kadar K dengan kadar unsur hara yang lain.
----
----
Winarso, Sugeng. 2005. Kesuburan Tanah: Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Yogyakarta: Gava Media.
----
Winarso, Sugeng. 2005. Kesuburan Tanah: Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Yogyakarta: Gava Media.
----
Posting Komentar