Berikut ini adalah beberapa pengertian erosi menurut para ahli:
Asdak (2010)
Erosi adalah proses terkelupasnya partikel-partikel tanah bagian atas yang disebabkan oleh tenaga yang berasal dari luar bumi (eksogen), seperti air mengalir, angin, gletser, atau ombak.
Arsyad (1989)
Erosi diartikan sebagai pindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian-baigan tanah dari satu tempat ke tempat lain oleh media alami.
Beasley (1972)
Erosi adalah proses kerja fisik yang keseluruhan prosesnya menggunakan energi. Energi ini digunakan untuk menghancurkan agregat tanah (detachment), memercikan partikel tanah (splash), menyebabkan gejolak (turbulence) pada limpasan permukaan, serta menghanyutkan partikel tanah.
Kartasapoetra (1991)
Erosi dapat juga disebut sebagai pengikisan atau pelongsoran, sesungguhnya merupakan suatu proses penghanyutan tanah yang terjadi akibat desakan-desakan atau kekuatan air atau angin, baik berlangsung secara alamiah maupun sebagai akibat/tindakan perbuatan manusia.
Manik (2003)
Erosi adalah proses penghancuran, pengikisan dan pengangkutan butir-butir tanah atau bagian tanah dari satu tempat ke tempat lain oleh air atau angin. Kehilangan tanah di tempat erosi terjadi adalah sebanyak tanah yang terangkut dari tempat itu.
Notohadiprawiro (1998)
Erosi tanah adalah penyingkiran dan pengangkutan bahan dalam bentuk larutan atau suspensi dan tapak semula oleh pelaku berupa air mengalir .
Zuidam dan Zuidam Cancelado
Erosi adalah proses geomorfologi, yaitu proses pelepasan dan terangkutnya material bumi oleh tenaga geomorfologis. Proses geomorfologi tersebut mencakup dalam studi geomorfologi yang mempelajari bentuk lahan (landform) secara genetic, dan proses yang emmpengaruhi proses lahan dan proses-proses itu dalam susunan keruangan.
Pada postingan ini akan kita bahas mengenai pengertian erosi, proses terjadinya, faktor-faktor yang mempengaruhi, perkiraan besarnya erosi serta metode penanggulangannya.
Secara umum, terjadninya erosi fitentukan oleh faktor-fakator iklim (terutama intensitas hujan), topografi, karakteristik tanah, vegetasi penutup tanah dan tata guna lahan.
Pemahaman mengenai pengaruh erosi di daerah tangkapan air (on-site) dan dampak yang ditimbulkannya di daerah hilir (off-site) tidak hanya memerlukan pemahaman tentang proses-proses terjadinya erosi, tetapi juga pemahaman tentang mekanisme transpor sedimen emlalui aliran sungai.
__________ Dua penyebab utama terjadinya erosi adalah erosi karena sebab alamiah dan erosi karena aktivitas manusia. Erosi alamiah dapat terjadi karena proses pembentukkan tanah dan proses erosi yang terjadi untuk mempertahankan keseimbangan tanah secara alami. Erosi karena faktor alamiah umumnya masih memberikan media yang memadai untuk berlangsungnya pertumbuhan kebanyakan tanaman. Sedang erosi karena kegiatan manusia kebanyakan disebabkan oleh terkelupasnya bagian atas akibat bercocok tanam yang tidak mengindahkan kaidah konservasi tanah atau kegiatan pembangunan yang bersifat merusak fisik tanah, antara lain pembuatan jalan di daerah dengan kemiringan lereng besar. Proses erosi terdiri atas bagian yang berurutan: pengelupasan (detachment), pengangkutan (transportation), dan pengendapan (sedimentation). Dalam uraian ini, erosi permukaan (tanah) yang akan dibicarakan adalah yang disebabkan oleh air hujan. Selain air hujan, erosi dapat juga terjadi karena tenaga angin dan salju.
----
__________ Beberapa tipe erosi permukaan yang umum dijumpai di daerah tropis adalah: 1. Erosi Percikan Erosi percikan (splash erosion) adalah proses terkelupasnya partikel-partikel tanah bagian atas oleh tenaga kinetik air hujan bebas atau sebagai air lolos. Tenaga kinetik tersebut ditentukan oleh dua hal, yaitu massa dan kecepatan jatuhan air. Tenaga kinetik bertambah besar dengan bertambah besarnya diameter air hujan dan jarak antara ujung daun penetes (driptips) dan permukaan tanah (pada proses erosi di bawah tegakan vegetasi). Oleh karena itu, air lolos dari vegetasi dengan ujung penetes lebar memberikan tenaga kinetik yang besar, dan dengan demikian meningkatkan kecepatan air lolos sampai ke permukaan tanah. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukan bahwa pengaruh melindungi dari sistem pertanian agroforestry (kombinasi tanaman pertanian dan kehutanan) terhadap besarnya erosi bukan disebabkan karena adanya unsur pohon, melainkan oleh adanya tumbuhan bawah dan seresah. Arah dan jarak terkelupasnya partikel-partikel tanah ditentukan oleh kemiringan lereng, kecepatan dan arah angin, keadaan kekasaran permukaan tanah, dan penutupan tanah. Pada tanah berlereng, loncatan partikel tanah tersebut lebih banyak ke arah tempat yang lebih rendah, hal ini disebabkan kaena sudut datang energi kinetik air hujan akan mendorong partikel-partikel tanah tersebut ke tempat yang lebih rendah. Apabila air hujan jatuh di atas seresah atau tumbuhan bawah, energi kinetik air hujan tersebut akan tertahan oleh penutup tanah, dan dengan demikian, menurunkan jumlah partikel tanah yang terkelupas. 2. Erosi Kulit (Sheet Erosion) Erosi kulit adalah erosi yang terjadi ketika lapisan tipis pada permukaan tanah di daerah yang berlereng terkikis oleh kekuatan air hujan dan air larian (runoff). Tipe erosi ini disebabkan oleh kombinasi antara air hujan dan air larian yang mengalir menuju ke tempat yang lebih rendah. Berdasarkan sumber tenaga penyebab erosi kulit, tenaga kinetis air hujan lebih penting karena kecepatan air jatuhan lebih besar, yaitu antara 0,3 sampai 0,6 m/dt (Schwab et al., 1981). Tenaga kinetik air hujan menyebabkan lepasnya partikel-partikel tanah dan bersama-sama dengan pengendapan sedimen (hasil erosi) di atas permukaan tanah, menyebabkan turunnya laju infiltrasi karena pori-pori tanah tertutup oleh kikisan partikel tanah. Bentang lahan dengan komposisi lapisan permukaan tanah atas yang rentan/lepas terletak diatas lapisan bawah permukaan yang solid merupakan bentang lahan dengan potensi terjadinya erosi kulit besar. Besar-kecilnya tenaga penggerak terjadinya erosi kulit ditentukan oleh kecepatan dan kedalaman air larian. 3. Erosi Alur (Rill Erosion) Erosi alur adalah pengelupasan yang diikuti dengan pengangkutan partikel-partikel tanah oleh aliran air larian yang terkonsentrasi di dalam saluran-saluran air. Erosi ini terjadi ketika air larian masuk ke dalam cekungan permukaan tanah, kecepatan air larian meningkat, dan akhrinya terjadilah transpor sedimen. Tipe erosi alur umumnya dijumpai pada lahan-lahan garapan dan dibedakan dari erosi parit (gully erosion) dalam hal erosi alur dapat diatasi dengan cara pengerjaan/pencangkulan tanah. Hal ini tidak dapat dilakukan terhadap erosi parit. Telah disebutkan bahwa penyebab utama terjadinya erosi adalah air larian, aliran bawah permukaan, dan kelembaban tanah. Dalam hubungannya dengan faktor-faktor penyebab erosi tersebut diatas, Rose (1988) menegaskan bahwa erosi ini terbentuk oleh tanah yang kehilangan daya ikat partikel-partikel tanah sejalan dengan meningkatnya kelembaban tanah di tempat tersebut. Kelembaban tanah yang berlebih pada gilirannya akan menyebabkan tanah longsor. Bersamaan dengan longsoran tanah, kecepatan air larian meningkat dan terkonsentrasi di tempat tersebut. Air larian ini mengangkut sedimen hasil erosi, dan dari sini, menandai awal dari pembentukan erosi parit. 4. Erosi Parit (Gully Erosion) Erosi parit membentuk jajaran parit yang lebih dalam dan lebar dan merupakan tingkat lanjutan dari erosi alur. Erosi parit dapat diklasifikasikan sebagai parit bersambungan dan parit-parit terputus. Erosi parit terputus dapat dijumpai di daerah yang bergunung. Erosi tipe ini biasanya diawali oleh adanya gerusan yang melebar dibagian atas hamparan tanah miring yang berlangsung dalam waktu relatif singkat akibat adanya air larian yang besar. Kedalaman erosi parit ini menjadi berkurang pada daerah yang kurang terjal. Erosi parit bersambungan berawal dari terbentuknya gerusan-gerusan permukaan tanah oleh air larian ke arah tempat yang lebih tinggi dan cenderung membentuk jari-jari tangan. Pada tahap awal, proses pembentukan erosi parit tampak mempunyai kecenderungan ke arah keseimbangan dinamis. Pada tahap lanjutan, proses pembentukan erosi parit tersebut akan kehilangan karakteristik dinamika perkembangan gerusan-gerusan pada permukaan tanah oleh air larian, dan pada akhirnya terbentuk pola aliran-aliran kecil atau besar yang bersifat permanen. Namun demikian, proses terbentuknya erosi parit tidak selalu beraturan seperti tersebut diatas. Pada kondisi tertentu, terutama oleh perubahan-perubahan geologis dan atau karena pengaruh aktivitas manusia, proses pembentukan erosi parit tidak pernah sampai pada tahap lanjutan. Secara umum erosi parit dapat terjadi serentak atau pada waktu yang berbeda. Proses ini pada umumnya terdiri atas: (1) Erosi pada pinggir parit bagian atas yang berlangsung dalam waktu relatif lambat. (2) Bertambah melebar dan dalamnya parit dibagian atas akibat konsentrasi aliran semakin besar dan semakin cepat. Gerusan air larian menjadi semakin dalam seringkali mencapai horison C, dan dengan demikian, semakin banyak lagi bahan induk yang tererosi. Pada tahap ini terjadi gerakan massa tanah di dalam parit. (3) Tahap ketika berlangsung pertumbuhan vegetasi di dalam saluran. (4) Thap pemantapan menjadi parit, yaitu ketika saluran yang terbentuk oelh gerusan air larian tersebut telah mencapai keadaan yang mantap dengan diiringi terbentuknya lapisan tanah baru sebagai akibat tumbuhnya vegetasi di pinggir saluran.
----
__________ Asdak, Chay. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjahmada University Press.
----
Posting Komentar