Perkembangan Meteorologi

Img: Harry
Meteorologi merupakan salah satu cabang ilmu geografi fisis yang mempelajari fenomena-fenomena fisik di atmosfer.

Fenomena-fenomena fisik dipelajari terbatas dalam waktu yang singkat (harian). Adapun yang dimaksud fenomena fisik di atmosfer, meliputi temperatur, tekanan angin, kelembaban udara, hujan dan awan.

Keadaan alam di dalam udara seperti temperatur, kelembaban, tekanan udara dan kejadian alam seperti angin, hujan disebut elemen-elemen iklim.

Cuaca dan iklim memiliki elemen-elemen yang sama, oleh karena itu tidak dapat dipisahkan apabila kita membicarakan satu diantaranya. 

Perbedaan keduanya sebetulnya hanya dalam hal ruang pengamatan dan waktu, dimana iklim menduduki tempat yang lebih luas dan dalam waktu yang relatif lama sedang cuaca dalam lingkup yang sempit dan dalam waktu yang singkat (harian).

PENGERTIAN METEOROLOGI
Meteor dalam ilmu cuaca memiliki arti lain daripada istilah yang digunakan dalam Astronomi.

Meteor dalam ilmu cuaca adalah fenomena yang terlihat atau fenomena optik didalam atmosfer. Sedang dalam astronomi meteor adalah benda ruang angkasa luar yang masuk kedalam atmosfer bumi, yang oleh orang Jawa sering disebut 'lintang alihan' atau bintang jatuh.

Jadi, pengertian meteor antara kedua ilmu tersebut berbeda.

Berdasarkan keadaan partikel-partikel atau proses-proses fisik menyangkut terjadinya meteor, maka meteor dapat dibedakan dalam 4 macam sebagai berikut (Soejitno, 1973):

1. Hidrometeor.
2. Litometeor.
3. Fotometeor.
4. Elektrometeor.

Penjelasan mengenai ke empat partikel meteor diatas yaitu sebagai berikut:

1. Hidrometeor
Hidrometeor adalah suatu meteor yang terdiri dari kumpulan partikel-partikel cair atau partikel-partikel air padat, yang jatuh melalui atau melayang di atmosfer atau tertiup angin dari permukaan bumi ke udara atau yang mengendap pada benda-benda di tanah atau didalam udara bebas.

2. Litometeor
Litometeor adalah meteor yang terdiri dari kumpulan partikel-partikel bukan air dan kebanyakan  padat, yang umumnya melayang di udara dan terangkat oleh angin dari permukaan tanah ke udara.

3. Fotometeor
Fotometeor adalah fenomena bercahaya, akibat dari pemantulan, pembiasan, lenturan atau gangguang terhadap sinar matahari danbulan.

4. Elektrometeor
Elektrometeor adalah peristiwa atau kejadian alam yang dapat dilihat atau didengar yang menunjukan adanya muatan listrik di dalam atmosfer.


PERKEMBANGAN METEOROLOGI-KLIMATOLOGI
Kemajuan pengetahuan tentang iklim dan cuaca adalah seirama dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi sejak dahulu hingga sekarang.

Orang-orang Yunani Kuno terutama filsuf-filsufnya menunjukan perhatian besar terhadap klimatologi dan meteorologi. Hal ini diantaranya kata 'Meteorologi' dan 'Klimatologi' berasal dari perkataan Yunani.

Meteorologi berasal dari kata Yunani 'meteor' yang artinya "tentang benda-benda di angkasa yang meliputi meteor-meteor dan fenomena optik.

Sedangkan Klimatologi berasal dari kata'Klima' yang menunjukan pada kemiringan khayal bumi (slope of earth) yang diperkirakan mempunyai pengertian tentang garis lintang (lattitude) dan kata 'logos' yang berarti mempelajari (study).

Diantara orang Yunani yang sangat membantu perkembangan meteorologi dan Klimatologi adalah Hipocrates yang bekerja pada Klimatologi Kesehatan (Medical Climatology), Ia menulis tentang "Air, Water and Places" yang ditulis pada tahun 400 sebelum Masehi dan Aristoteles dengan bukunya Meteorology yang ditulis 350 tahun sebelum Masehi.

Misteri/ketahyulan tentang fenomena meteorologi dan klimatologi berakhir pada abad 17, yaitu dengan adanya penemuan-penemuan alat pencatat untuk mengobservasi fenomena-fenomena alam di udara, sebagai dasar untuk menganalisa tentang cuaca dan iklim.

Pada saat itu telah ditemukan alat pencatat atmosfer dan segala perubahannya.

Pada tahun 1593 Gallileo membuat thermometer dan kemudian pada tahun 1643 salah satu muridnya Toricelli dari Itali menemukan prnsip-prinsip  barometer air raksa (Principle Mercury Barometer).

Penyempurnaan alat-alat ini terus menerus berlangsung sampai diketemukan alat-alat pengukur cuaca yang lebih rumit.

Pada tahun 1800 tempat pengamatan cuaca banyak didirikan di Eropa dan di Amerika, yaitu 12 tempat di Eropa dan 5 tempat pengamatan cuaca di Amerika Serikat.

Pengamatan-pengamatan yang dilakukan hampir tidak mengalami perubahan sampai abad ke-19. Perubahan terbesar dalam penggunaan data meteorologi terjadi setelah berkembangnya telegraf dalam tahun 1830.

Data meteorologi dengan mudah dapat dikomunikasikan dan dibuat peta-petanya.

Pada tahun 1861 Admiral Fitzby meramal secara tepat mengenai Storm di Inggris hanya berdasarkan sistem peta cuaca. Dia pemula dalam pembuatan hukum-hukum tentang hubungan antara tekanan udara dengan storm (hujan angin).

Di Amerika Serikat Institut Smithsonia mulai mengumpulkan data cuaca dan kemudian mengeplotnya dalam peta (1865) dan Prof. Cheveland Abbe membuat peta peramalan cuaca di Cincinnati pada tahun 1869-1870.

Dalam abad 19 ditemukan beberapa prinsip tentang hubungan antara gas dan sirkulasi atmosfer (Atmospheric circulation) sebagai dasar untuk menyusuri teori-teori meteorologi.

Kira-kira pada tahun 1850 Heinrich Wilhelm Dowe dari Jerman mengembangkan ide-idenya yaitu bahwa storm (hujan angin) terjadi apabila massa udara dari daerah tropika dan kutub datang bersama-sama.

Pengkajian tentang peta iklim dunia dan arus laut yang dikerjakan oleh Mattew Maury dari Amerika Serikat memungkinkan mengurangi waktu berlayar dari Inggris ke Australia dari empat bulan menjadi 3 bulan.

Dalam perang Civil di Amerika Serikat Sir Francis Galton dari Inggris menemukan adanya antisiklon dan siklon di daerah lintang tengah (midle lattitude).

Kemudian pada tahun 1857 Buys Ballot menemukan hukum tentang hubungan antara angin dan distribusi sistem tekanan udara yang berbunyi:

If you stand with you back to the wind inthe nothern hemisphere the low pressure will be on the left.

Artinya:
Bila kamu berdiri membelakangi angin (arah angin) yang berada di belahan bumi utara maka tegangan udara rendah akan berada di sebelah kiri anda.

Kemajuan Meteorologi dan Klimatologi sekarang ini sebenarnya tidak lepas dari perkembangan dunia penerbangan. Dengan penerbangan melalui pesawat terbang, roket, satelit dan alat-alat elektronik lainya pengamatan terhadap udara bagian atas dapat dilakukan dengan teliti.

Penelitian tentang cuaca dan  iklim sekarang ini meluas dan sistematis baik yang sifatnya makro yaitu pada lapisan atmosfer yang lebih tinggi dan luas, maupun yang sifatnya mikri yaitu pada lapisan atmosfer yang tipis di permukaan bumi dan vegetasi.

Disinilah ilmu meteorologi dan Klimatologi sampai pada tingkat perkembangan yang sesungguhnya dengan tumbuhnya penggunaan praktis dalamm aktivitas manusia.



SUMBER:

Tukidi. 2007. Buku Ajar Meteorologi dan Klimatologi. Semarang: Jurusan Geografi FIS UNNES.

iklan tengah