Pengertian Sumber Daya Mineral dan Klasifikasinya
Img: Thought |
Sutardji (2010)
Sumebr daya alam mineral adalah semua cadangan bahan galian yang dijumpai di bumi dan dapat dipakai bagi kebutuhan hidup manusia.
Badan Standar Nasional
Sumber daya mineral adalah endapan mineral yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata. Sumber daya mineral dengan kayakinan geologi tertentu dapat berubah menjadi cadangan setelah dilakukan pengkajian kelayakan tambang dan memenuhi kriteria layak tambang.
Sumber daya (resource) adalah bahan-bahan yang dapat ditambang secara ekonomis dari suatu endapan (cadangan) maupun endapan-endapan yang belum diketemukan disamping yang telah diketahui tetapi tidak ekonomis.
Mineral adalah persenyawaan alamiah nonorganik yang mempunyai komposisi kimia tertentu dimana dalam batas-batas tertentu komposisinya dapat bervariasi dan mempunyai sifat dan ciri-ciri fisik yang tetap (M.T. Zein, 1982).
__________
Ada beberapa klasifikasi sumber daya mineral yang perlu dibahas dalam postingan kali ini antara lain:
1. Berdasarkan PP No. 27 Tahun 1980
Berdasarkan peraturan ini, bahan tambang/galian digolongkan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
a. Bahan galian strategis (Golongan A)
Minyak bumi, Gas alam, Lilin bumi; Aspal, Batubara, Antrasit; Uranium, Thorium dan bahan radioaktif lain; Nikel, dan Cobalt.
b. Bahan galian vital (Golongan B)
Besi, Mangan, Khrom, Titan,; Bauksit, Tembaga, Timbal, Seng; Emas, Platina, Air raksa, Intan, Berilium, Zirkon, Kristal Kwarsa; Barit; Yodium, Brom, Khlor, Belerang.
c. Bahan Galian yang tidak termasuk a dan b (Golongan C/bahan galian industri)
Nitrat, Phospat, Garam batu/halit, Magnesit, Pasir kwarsa, Kaolin, Gips, Dolomit, Tanah diatome, pumice, Asbes, Talk, Bentonit, Oker, Marmer, Batu Kapur, Batu permata, Batu setengah permata, Tras, Obsidian, Perlit, Granit, Andesit, Basalt, Trakit, Tanah liat, Pasir dan sebagainya.
2. Menurut R. W. van Bemmelen (1970)
Menurut Bemmelen, bahan tambang/galian digolongkan menjadi empat, yaitu sebagai berikut:
a. Mineral Organik (Bagian A): minyak bui dan gas bumi, batubara dan aspal.
b. Bijih/Ores (Bagian B): timah, emas dan perak, bauksit, nikel, mangan, monasit, tembaga, timah hitam dan seng, platina dan tungsten.
c. Mineral Industri (Bagian C): fosfat, yodium, gamping/kapur, kaolin, trass, pasir dan lempung, batuapung, intan.
d. Mineral yang belum diproduksi (Bagian D): besi, khromit, air raksa (merkuri), antimonit, molibdenit, bismut, mika, fielsdspar, jarosit.
3. Menurut M.T. Zen dan Brian J. Skinner
Menurut kegunaanya, bahan galian /tambang digolongkan menjadi dua, yaitu sesumber mineral logam dan sesumber minarl non logam.
a. Sesumber mineral logam,
1) Logam-logam berlimpah/abundant metals (kelimpahan lebih dari 0,01%).
Logam-logam yang berlimpah biasanya bergabung dengan silikon dan zat asam, kedua unsur kerak yang paling banyak membentuk mineral-mineral silikat, seperti: albit, anorthit dan olivin.
Mineral-mineral yang logamnya mudah diperoleh adalah oksida dan hidroksida, seperti magnetit dan geothit biasa disebut limonit, siderit dan magnesit seperti: besi, alumunium, mangan, magnesium, chromium dan titanium.
2) Logam jarang/scarce metals (kelimpahan kurang dari 0,01%)
Contoh: tembaga dalam kalkopirit, timah/timbal dan seng dalam galena dan sphalerit, nikel dalam bijih nikel garnierit, molibdenum dalam molibdenit, Perak dalam endapan urat hidrothermal dan yang khas adalah mineral itu bersatu dengan mineral-mineral timah hitam, seng dan tembaga (sebagai hasil tambahan).
Logam-logam yang biasanya terdapat dalam keadaan asli, seperti emas palcer (pasir yang mengandung emas).
----
Ada beberapa klasifikasi sumber daya mineral yang perlu dibahas dalam postingan kali ini antara lain:
1. Berdasarkan PP No. 27 Tahun 1980
Berdasarkan peraturan ini, bahan tambang/galian digolongkan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
a. Bahan galian strategis (Golongan A)
Minyak bumi, Gas alam, Lilin bumi; Aspal, Batubara, Antrasit; Uranium, Thorium dan bahan radioaktif lain; Nikel, dan Cobalt.
b. Bahan galian vital (Golongan B)
Besi, Mangan, Khrom, Titan,; Bauksit, Tembaga, Timbal, Seng; Emas, Platina, Air raksa, Intan, Berilium, Zirkon, Kristal Kwarsa; Barit; Yodium, Brom, Khlor, Belerang.
c. Bahan Galian yang tidak termasuk a dan b (Golongan C/bahan galian industri)
Nitrat, Phospat, Garam batu/halit, Magnesit, Pasir kwarsa, Kaolin, Gips, Dolomit, Tanah diatome, pumice, Asbes, Talk, Bentonit, Oker, Marmer, Batu Kapur, Batu permata, Batu setengah permata, Tras, Obsidian, Perlit, Granit, Andesit, Basalt, Trakit, Tanah liat, Pasir dan sebagainya.
2. Menurut R. W. van Bemmelen (1970)
Menurut Bemmelen, bahan tambang/galian digolongkan menjadi empat, yaitu sebagai berikut:
a. Mineral Organik (Bagian A): minyak bui dan gas bumi, batubara dan aspal.
b. Bijih/Ores (Bagian B): timah, emas dan perak, bauksit, nikel, mangan, monasit, tembaga, timah hitam dan seng, platina dan tungsten.
c. Mineral Industri (Bagian C): fosfat, yodium, gamping/kapur, kaolin, trass, pasir dan lempung, batuapung, intan.
d. Mineral yang belum diproduksi (Bagian D): besi, khromit, air raksa (merkuri), antimonit, molibdenit, bismut, mika, fielsdspar, jarosit.
3. Menurut M.T. Zen dan Brian J. Skinner
Menurut kegunaanya, bahan galian /tambang digolongkan menjadi dua, yaitu sesumber mineral logam dan sesumber minarl non logam.
a. Sesumber mineral logam,
1) Logam-logam berlimpah/abundant metals (kelimpahan lebih dari 0,01%).
Logam-logam yang berlimpah biasanya bergabung dengan silikon dan zat asam, kedua unsur kerak yang paling banyak membentuk mineral-mineral silikat, seperti: albit, anorthit dan olivin.
Mineral-mineral yang logamnya mudah diperoleh adalah oksida dan hidroksida, seperti magnetit dan geothit biasa disebut limonit, siderit dan magnesit seperti: besi, alumunium, mangan, magnesium, chromium dan titanium.
2) Logam jarang/scarce metals (kelimpahan kurang dari 0,01%)
Contoh: tembaga dalam kalkopirit, timah/timbal dan seng dalam galena dan sphalerit, nikel dalam bijih nikel garnierit, molibdenum dalam molibdenit, Perak dalam endapan urat hidrothermal dan yang khas adalah mineral itu bersatu dengan mineral-mineral timah hitam, seng dan tembaga (sebagai hasil tambahan).
Logam-logam yang biasanya terdapat dalam keadaan asli, seperti emas palcer (pasir yang mengandung emas).
----
__________
Proses terjadinya bahan galian dan mineral berkaitan dengan bahan galian ataupun mineral perlu dijelaskan bahwa akumulasi dari deposit tersebut sebenarnya melalui suatu proses pembentukkan. Proses terbentuknya bahan galian dan mineral antara lain:
1) Kristalisasi magma.
2) Pengendapan dari gas dan uap.
3) Pengendapan kimiawi dan organik.
4) Metamorfosis: pneumatolisis dan hidrohermal (Katili).
Menurut terbentuknya jenis endapan bahan galian itu dapat dibagi menjadi 3 (J. Rainir Dhahar):
1. Endapan Primer
Endapan primer atau endapan pertama, terjadi secara langsung dari magma. Jadi magma menjadi sebab pengayaan (penyedia) dari endapan bahan galian tersebut. Berdasarkan magma yang menjadi sebab endapan-endapan itu terjadi, di antaranya dapat pula kita beda-bedakan caranya sampai terjadinya pengayaan endapan-endapan (mineral) itu:
a. Endapan magmatik
Endapan magmatik terjadi karena pembekuan dari magma itu sendiri setelah terjadi differensiasi atau agregasi. Contoh endapan tersebut adalah endapan besi atau endapan timbal dan lainn sebagainya.
b. Endapan hidrothermal
Endapan ini terjadi karena adanya larutan panas yang berasal dari magma, sehingga terjadinya suatu pengayaan endapan bahan galian. Endapan-endapan yang terjadi disebabkan oleh proses ini diantaranya adalah endapan-endapan timah hitam sebagai PbS, endapan Zinc, endapan emas dan lain sebagainya. Terdapatnya dalam kerak bumi sebagai korok (dyke), urat (vein) atau urat-urat halus.
Seperti endapan emas di Cikotok adalah endapan hidrothermal. Juga endapan bijih sulfida di daerah Flores dan tempat lain di Indonesia kebanyakan endapan-endapan hidrothermal. Endapan-endapan sulfida ini termasuk di dalamnya endapan timah hitam yang disebut galena (PbS), cinabar (HgS), pirit (FeS), kalkopirit (CuFeS) dan lain-lain.
Kebanyakan korok atau urat-urat dari endapan sulfida ini disertai oleh kwarsa. Dalam mana didapati pula kristal-kristal kwarsa yang halus seperti ametis (kristal kwarsa yang berwarna ungu).
c. Endapan kontak metasomatik
Terjadinya endapan ini disebabkan adanya persentuhan (contact) antara batuan lama dengan benda cair yang kaya mengansung meineral-mineral tertentu. Diantara yang dikenal adalah endapan besi tipe magnetit (Fe3O4), emas (Au), kalkopirit (CuFeS) dan lain-lain.
Biasanya dapat ditemukan diantara batuan gamping atau batuan sedimen yang lain. Sedangkan yang baru cukup beraneka, kadang granodiorit, dasit atau lainnya.
Yang dimaksud batuan kontak adalah batuan yang terdapat diantara atau disekitar tempat terjadinya endapan itu. Batuan ini banyak mengandung mineral kontak, seperti: epidot dan garnet. Banyak contoh endapan primer lainnya, seperti magnetit dan pegmatit.
2. Endapan Sekunder
Seperti endapan nikel di Sulawesi Tengah disebut endapan sekunder pengayaan dari nikel itu terjadi setelah pelapukan, terjadinya pembersihan dari unsur-unsur lain seperti: K, Fe, Ca dan lain-lain dari batuan ultra basa. Dalam hal ini endapan itu terjadi tidak langsung dari magma tetapi melalui pembentukan batuan ultra basa lebih dahulu.
Selain dari itu, dikenal lagi endapan lain yaitu endapan alluvial. Contohnya endapan emas di Logas (Riau daratan), endapan kasiterit di Bangka dan Belitung dan lain sebagainya. Endapan itu terjadi karena adanya pemisahan alam dari batuan asalnya dan kemduian mengumpul di suatu tempat mineral-mineral tertentu, seperti: kwarsa, emas dan lain-lain.
Endapan itu langsung berasal dari magma, dan kemudian terjadi proses-proses kimia alam (pelapukan) dan juga proses dinamis (pengumpulan dari mineral-mineral tertentu di suatu tempat).
3. Endapan Sedimen
Endapan sedimen terjadi hampir sama dengan batuan sedimen biasa. Jadi endapan bahan galian ini juga merupakan lapisan, contoh: endapan batubara.
Endapan batubara banyak sekali ditemukan di Kepulauan Indonesia. Endapan yang baik dan jumlahnya banyak yang telah dikerjakan sampai sekarang adalah endapan batubara di daerah Ombilin dan Bukit Asam.
Endapan sedimen yang lain adalah endapan mangan, tembaga dan lainnnya. Menurut analisis dari batuan beku, maka batuan beku itu mengandung 0,078% Mn. Batuan inilah secara proses kimia dilarutkan, ditransport dan diendapkan sebagai endapan sedimen. Endapan mangan yang terdapat di pulau Jawa adalah yang merupakan endapan sedimen.
Pendapat serupa dikemukakan oleh Brian J. Skinner yang mengatakan bahwa bahan galian dan mineral dapat terbentuks sebagai:
1) Endapan yang digabungkan dengan batuan beku.
2) Endapan sisa.
3) Endapan sedimenter.
----
Proses terjadinya bahan galian dan mineral berkaitan dengan bahan galian ataupun mineral perlu dijelaskan bahwa akumulasi dari deposit tersebut sebenarnya melalui suatu proses pembentukkan. Proses terbentuknya bahan galian dan mineral antara lain:
1) Kristalisasi magma.
2) Pengendapan dari gas dan uap.
3) Pengendapan kimiawi dan organik.
4) Metamorfosis: pneumatolisis dan hidrohermal (Katili).
Menurut terbentuknya jenis endapan bahan galian itu dapat dibagi menjadi 3 (J. Rainir Dhahar):
1. Endapan Primer
Endapan primer atau endapan pertama, terjadi secara langsung dari magma. Jadi magma menjadi sebab pengayaan (penyedia) dari endapan bahan galian tersebut. Berdasarkan magma yang menjadi sebab endapan-endapan itu terjadi, di antaranya dapat pula kita beda-bedakan caranya sampai terjadinya pengayaan endapan-endapan (mineral) itu:
a. Endapan magmatik
Endapan magmatik terjadi karena pembekuan dari magma itu sendiri setelah terjadi differensiasi atau agregasi. Contoh endapan tersebut adalah endapan besi atau endapan timbal dan lainn sebagainya.
b. Endapan hidrothermal
Endapan ini terjadi karena adanya larutan panas yang berasal dari magma, sehingga terjadinya suatu pengayaan endapan bahan galian. Endapan-endapan yang terjadi disebabkan oleh proses ini diantaranya adalah endapan-endapan timah hitam sebagai PbS, endapan Zinc, endapan emas dan lain sebagainya. Terdapatnya dalam kerak bumi sebagai korok (dyke), urat (vein) atau urat-urat halus.
Seperti endapan emas di Cikotok adalah endapan hidrothermal. Juga endapan bijih sulfida di daerah Flores dan tempat lain di Indonesia kebanyakan endapan-endapan hidrothermal. Endapan-endapan sulfida ini termasuk di dalamnya endapan timah hitam yang disebut galena (PbS), cinabar (HgS), pirit (FeS), kalkopirit (CuFeS) dan lain-lain.
Kebanyakan korok atau urat-urat dari endapan sulfida ini disertai oleh kwarsa. Dalam mana didapati pula kristal-kristal kwarsa yang halus seperti ametis (kristal kwarsa yang berwarna ungu).
c. Endapan kontak metasomatik
Terjadinya endapan ini disebabkan adanya persentuhan (contact) antara batuan lama dengan benda cair yang kaya mengansung meineral-mineral tertentu. Diantara yang dikenal adalah endapan besi tipe magnetit (Fe3O4), emas (Au), kalkopirit (CuFeS) dan lain-lain.
Biasanya dapat ditemukan diantara batuan gamping atau batuan sedimen yang lain. Sedangkan yang baru cukup beraneka, kadang granodiorit, dasit atau lainnya.
Yang dimaksud batuan kontak adalah batuan yang terdapat diantara atau disekitar tempat terjadinya endapan itu. Batuan ini banyak mengandung mineral kontak, seperti: epidot dan garnet. Banyak contoh endapan primer lainnya, seperti magnetit dan pegmatit.
2. Endapan Sekunder
Seperti endapan nikel di Sulawesi Tengah disebut endapan sekunder pengayaan dari nikel itu terjadi setelah pelapukan, terjadinya pembersihan dari unsur-unsur lain seperti: K, Fe, Ca dan lain-lain dari batuan ultra basa. Dalam hal ini endapan itu terjadi tidak langsung dari magma tetapi melalui pembentukan batuan ultra basa lebih dahulu.
Selain dari itu, dikenal lagi endapan lain yaitu endapan alluvial. Contohnya endapan emas di Logas (Riau daratan), endapan kasiterit di Bangka dan Belitung dan lain sebagainya. Endapan itu terjadi karena adanya pemisahan alam dari batuan asalnya dan kemduian mengumpul di suatu tempat mineral-mineral tertentu, seperti: kwarsa, emas dan lain-lain.
Endapan itu langsung berasal dari magma, dan kemudian terjadi proses-proses kimia alam (pelapukan) dan juga proses dinamis (pengumpulan dari mineral-mineral tertentu di suatu tempat).
3. Endapan Sedimen
Endapan sedimen terjadi hampir sama dengan batuan sedimen biasa. Jadi endapan bahan galian ini juga merupakan lapisan, contoh: endapan batubara.
Endapan batubara banyak sekali ditemukan di Kepulauan Indonesia. Endapan yang baik dan jumlahnya banyak yang telah dikerjakan sampai sekarang adalah endapan batubara di daerah Ombilin dan Bukit Asam.
Endapan sedimen yang lain adalah endapan mangan, tembaga dan lainnnya. Menurut analisis dari batuan beku, maka batuan beku itu mengandung 0,078% Mn. Batuan inilah secara proses kimia dilarutkan, ditransport dan diendapkan sebagai endapan sedimen. Endapan mangan yang terdapat di pulau Jawa adalah yang merupakan endapan sedimen.
Pendapat serupa dikemukakan oleh Brian J. Skinner yang mengatakan bahwa bahan galian dan mineral dapat terbentuks sebagai:
1) Endapan yang digabungkan dengan batuan beku.
2) Endapan sisa.
3) Endapan sedimenter.
----
__________
Penjelasan lengkap mengenai tahapan kegiatan eksplorasi sumber daya mineral dapat kamu baca pada postingan saya yang berjudul TAHAPAN KEGIATAN EKSPORASI MINERAL
----
Penjelasan lengkap mengenai tahapan kegiatan eksplorasi sumber daya mineral dapat kamu baca pada postingan saya yang berjudul TAHAPAN KEGIATAN EKSPORASI MINERAL
----
__________
Sutardji. 2009. Buku Ajar Sumber Daya Alam. Semarang: Jurusan Geografi FIS UNNES.
Badan Standar Nasional. 1998. Klasifikasi Sumberdaya Mineral dan Cadangan
----
Sutardji. 2009. Buku Ajar Sumber Daya Alam. Semarang: Jurusan Geografi FIS UNNES.
Badan Standar Nasional. 1998. Klasifikasi Sumberdaya Mineral dan Cadangan
----
Posting Komentar