Pengertian Batubara dan Proses Pembentukannya
Img: Majalahbatu |
Batubara adalah endapan yang tersusun dari bahan organik dan non organik.
Bahan organik berasal dari sisa tumbuhan yang telah mengalami berbagai tingkat pembusukan (decomposition) dan perubahan sifat-sifat fisik serta kimia baik sebelum maupun sesudah tertutup endapan lain di atasnya.
Bahan non organik pada batubara terdiri dari macam-macam mineral (mineral matters) yang terbentuk sebagai material-material halus menyebar pada batubara atau terkumpul menjadi lapisan-lapisan tipis.
Batubara berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang telah mati yang terpendam di dalam lapisan batuan dan mengalami proses pengendapan. Sebagian penyelidik berpendapat bahwa batubara yang terbentuk di daerah sub-tropik berasal dari gambut (vien/peat), sedang di daerah tropika batubara berasal dari tumbuhan mangrove (tumbuhan di daerah pesisir berair payau atau asin). Apabila di luar daerah tersebut terdapat batubara, hal ini berarti adanya pergeseran benua atau daratan (kaitan dengan teori tektonik lempeng).
Proses terbentuknya batubara adalah setelah tumbuhan mati, proses penghancuran (oksidasi) tidak terjadi, karena air di tempat matinya tumbuh-tumbuhan tersebut tidak/kurang mengandung oksigen.
Oleh karena itu, sisa-sisa tumbuhan tersebut tidak mengalami pembusukan dan kemudian tertimbun lempung, pasir atau kerikil yang akan terjadi proses pengarangan.
Faktor-faktor yang berpengaruh adalah tekanan, suhu dan waktu. Tidak semua tumbuhan (mangrove) yang mati akan menjadi batubara. Agar sisa-sisa tumbuhan yang mati bisa menjadi batubara diperlukan kondisi khusus, yakni terbenam pada perairan yang tidak banyak mengandung oksigen (tak teroksidasi/mengalami pembusukkan).
Mineral matters penyusun batubara umumnya tersusun dari mineral-mineral lempung (biasanya membentuk clay bands), karbonat, sulfida, silikat dan beberapa mineral lainnya dengan jumlah yang relatif sedikit.
Perubahan fisika pada proses peat menjadi batubara (Physical coalification):
1. Pemadatan, pengeringan, litifikasi.
2. Terbentuknya joint, clevage, dan schistory.
3. Perubahan optis mineral.
4. Dehidrasi.
5. Perubahan warna (coklat menjadi → hitam).
6. Pertumbuhan nilai specivic gravity.
7. Perubahan kilap dan pecahan (misalnya concoidal).
Perubahan sifat kimia peat menjadi batubara (Chemical coalification):
1. Hilang/berkurangnya kadar air dan oksigen.
2. Penambahan jmlah volume.
3. Berkurangnya kadar unsur hydrogen.
4. Berkembangnya molekul hdrokarbon berat.
5. Bertambahnya daya tahan (resistensi) terhadap pelarut, oksidasi dan panas.
Kualitas batubara ditentukan oleh kadar C (Karbon) nya. Batubara yang mengandung kadar C tinggi dikatakan kualitasnya baik, sedangkan yang kadar C-nya sedikit, kualitas batubara rendah.
Menurut kandungan C-nya, batubara dibedakan menjadi lima, yaitu:
1. Gambut/peat.
2. Batubara muda/lignit.
3. Batubara.
4. Antrasit.
5. Grafit.
SUMBER:
Sutardji. 2009. Buku Ajar Sumber Daya Alam. Semarang: Jurusan Geografi FIS UNNES.
Posting Komentar