Sejarah Penginderaan Jauh Antariksa

Img: Igsonic
Dorongan pertama bagi penginderaan jauh antariksa ialah penginderaan jauh dari roket.

Pada awal tahun 1981, suatu hak patent telah dianugerahkan kepada Ludwing Rahrmann dari Jerman "Penemuan dan Pengembangan Aparat untuk Memperoleh Pandangan Fotografik Mata Burung.

Aparat tersebut berupa suatu sistem kamera roket berbaling-baling yang dikendalikan dengan parasut pada saat kembali ke darat.

Pada tahun 1907, seorang Jerman lain yang bernama Alfred Maul telah menambahkan konsep girostabilisasi pada sistem kamera roket tersebut.

Pada tahun 1912 ia berhasil meluncurkan suatu beban guna seberat 41 kg berisi suatu kamera berukuran 200 x 250 mm hingga ketinggian 790 m.

Penginderaan jauh dari antariksa diawali sebagai modelnya pada periode waktu 1948 hingga 1950 dengan peluncuran roket V-2 pada saat kamera hasil dibawa oleh roket V-2 yang ditambahkan dari Landasan Percobaan White Sand di New Mexico.

Pada tahun-tahun berikutnya sejumlah besar penerbangan dengan fotografi dilakukan dengan roket, peluru kendali, satelit dan pesawat antariksa berawak.

Akan tetapi foto yang dihasilkan pada awal penerbangan antariksa tersebut kurang baik kualitasnya sebab misi awal itu sendiri terutama dilakukan untuk tujuan yang bukan pemotretan.

Tetapi walaupun kualitas foto tersebut kurang baik bila dibandingkan dengan bakunya sekarang, foto awal tersebut menampilkan nilai potensial penginderaan jauh dari antariksa.

Didalam berbagai hal, upaya awal yang ditunjukkan ke penggambaran permukaan bumi tersebut lebih cenderung bersifat perkembangan insidental bagi pengembangan satelit cuaca.

Diawali dengan TIROS pada tahun 1960, satelit cuaca awal ini memberikan gambaran yang agak kasar pola awan dan tidak dapat dibedakan dengan gambaran permukaan bumi.

Dengan penyempurnaan sensor pencitra pada satelit cuaca kenampakan atmosferik maupun terrestrial dapat lebih dibedakan.

Kadang-kadang para meteorologiawan mulai mempelajari permukaan bumi secara intensif untuk mengumpulkan data tentang kenampakan air, salju, dan es.

Masa depan untuk melihat melalui model atmosfer telah dimulai, tidak hanya di atmosfer.


Masa depan yang cerah bagi penginderaan jauh dari antariksa menjadi semakin nyata selama program antariksa berawak dalam dasawarsa 1960-an dengan Mercury, Gemini, dan Apollo.

Pada tanggal 5 Mei 1961, Alan B. Stephard, Jr, melakukan penerbangan Mercury suborbital selama 15 menit dan berhasil menghasilkan 150 citra foto yang sangat bagus.

Foto tersebut dibidik dengan kamera otomatik Mauer 70 mm.

Foto tersebut hanya menggambarkan langit, awan dan laut sesuai dengan sistem lintas terbang yang dilakukan Shepard, tetapi citra tersebut benar-benar mendukung pernyataan Stephard: "Alangkah indahnya pandangan ini".

Pada tanggal 20 Februari 1962, Jihn Glenn Jr. melakukan tiga orbit bersejarah mengelilingi bumi dan menghasilkan 48 citra foto berwarna selama misi MA-6 Mercury.

Foto tersebut dipotret dengan film negatif berwarna dengan kamera 35 mm dan sebagian besar menggambarkan awan dan air, walaupun beberapa gambar meliput daerah gurun di Afrika barat laut.

Pada misi Mercury berikutnya diperoleh foto berwarna kebalikan dengan menggunakan kamera Hasselblad 70 mm.

Suatu kaera Hasselblad yang diubah secara khusus, dengan lensa 80 mm segera menjadi alat percobaan pemotretan pada program Gemini.

Misi GT-4 pada pogram ini meliputi percobaan pemotretan formal pertama daria ntariksa yang diarahkan secara khusus untuk geologi.

Liputannya termasuk fotohampir tegak yang bertampalan bagi Amerika Serikat bagian barat daya, Meksiko bagian utara dan daerah lain di Amerika Utara, Afrika dan Asia.

Citra tersebut dengan segera mengarahkan penemuan baru yang mengejutkan dibidang tektonik, vulkanologi dan geologi morfologi.

Dengan keberhasilan percobaan pemotretan misi GT-4 Program Gemini di bidang geologi, misi berikutnya meliputi percobaan serupa dengan tujuan untuk penelitian berbagai gejala geografik dan oceanografik.

Foto yang dapat dibandingkan terhadap hasil percobaan GT-4 tersebut diperoleh atas daerah yang meliput antara 32°LU dan 32° LS.

Masing-masing foto mempunyai skala nominal 1:2.400.000 dan panjang satu sisinya sebesar 140 km.

Dengan berakhirnya program Gemini telah dihasilkan foto berkualitas tinggi berjumlah kurang lebi 1100 foto untuk penelitian sumber daya alam dan nilai penginderaan jauh dari antariksa telah disadari dengan baik.

Kemudian dimulailah pemikiran serius tentang pengumpulan citra bumi ini secara sistematik dan berulang.

Pengetahuan dan pengalaman para ilmuwan atas pemotretan dari antariksa kemudian diperluas dengan program apollo.

Salah satu penerbangan orbit bumi Apollo (Apollo 9) yang dilakukan sebelum pendaratan di bulan juga dilengkapi dengan percobaan terkendali pertama yang meliputi foto orbital multispeltral untuk mengkaji sumberdaya bumi.

Dalam percobaan itu digunakan empat jajaran kamera yang digerakkan dan dipotretkan secara elektrik, yaitu kamera Hasselblad 70 mm.

Foto yang dihasilkan dipotret dengan film pankromatik hitam putih dengan filter hijau dan merah, film inframerah hitam putih, dan film berwarna.

Didalam penerbangan selama empat hari diperoleh sekitar 140 rangkaian (set) citra.

Foto tersebut meliputi Amerika Serikat bagian barat daya, tengah selatan, dan tenggara, dan juga sebagian daerah Meksiko dan kepulauan Karibia.


SUMBER:

Lillesand, Thomas M.dan Ralph W. Kiefer. 1979. Remote Sensing And Image Interpretation. John Willey & Sons Inc.

iklan tengah