Kedudukan Geografi Regional

Mengingat penggunaan sebutan region, wilayah atau kawasan, masih tampak belum baku dan dapat menimbulkan salah tafsir yang kiranya dapat dihindarkan, pada tulisan ini beberapa pengertian dasar dan prosedur dalam mempelajari region atau kawasan disajikan secara agak rinci.

Uraian ini merujuk terutama pada apa yang termukat dalam tulisan Derwent Whittlesey The Regional Concept and the Regional Method dalam buku James dan Jones (Ed) berjudul American Geography Inventory and Prospect (1954, 1967).

Teori dan Prosedur Mempelajari Region
Setiap bagian permukaan Bumi adalah region jika dalam pengelompokkan kewilayahan (areal) ia bersifat homogen.

Homogenitas satu region ditentukan dengan kriteria yang dirumuskan untuk maksud penggolongan di antara keseluruhan susunan fenomena yang ada di muka bumi, yang dapat memberikan gambaran corak tersendiri bagi suatu daerah atau wilayah.

Dengan demikian suatu region tidaklah merupakan suatu objek, baik berdasarkan batasnya sendiri maupun berdasar sifat alaminya.

Region merupakan suatu konsepsi intelektual suatu satuan (entity) untuk pengarahan pemikiran, yang terwujud dengan menyeleksi ciri-ciri tertentu yang relevan terhadap suatu minat atau masalah kewilayahan, dan dengan mengenyapingkan ciri-ciri yang tidak relevan.

Tujuan pertama studi regional adalah untuk mendeskripsikan corak atau karakteristik wilayah tertentu.

Dalam mencari kerangka untuk menunjang suatu analisis komprehensif mengenai suatu daerah atau wilayah, orang sampai pada pandangan bahwa geografi merupakan suatu disiplin tunggal yang dapat dipelajari dengan dua cara pendekatan, tidak merupakan studi dualistis yang terpisah dan masing-masing berdiri sendiri.

Studi suatu bidang menurut topik dalam geografi menyangkut identifikasi homogenitas wilayah yang berarti juga menerapkan pendekatan regional (regional approach), sedang studi tentang wilayah daerah yang homogen menurut kriteria tertentu adalah juga menggunkan pendekatan topik (topical approach), karena penentuan kriteria adalah berdasar topik yang menjadi pusat perhatian orang yang mempelajarinya.

Ada sedikit perbedaan pandangan di antara para geograf mengenai prosedur studi regional, walaupun tujuannya sama yaitu untuk mendapatkan pengertian lengkap dalam susunan tata ruang permukaan bumi.

Sebagian memandang bahwa tujuan telah tercapai jika region telah teridentifikasikan, suasana hubungan internal diketahui, hubungan-huungan eksternal dengan wilayah lain telah dapat diukur, dan wilayah yang bersangkutan diketahui sebagai bagian dalam susunan tata ruang permukaan bumi. Sebagian lainnya menekankan perlunya mencari nilai-nilai terpenting dalam tata susunan yang diamatinya dengan memperhatikan sebab-sebab dan akibatnya.

Kelompok pertama yang lebih tertarik pada sifat homogenitas kewilayahan dan hubungan-hubungan internal dan eksternal memberi tekanan pada pendekatan regional.

Kelompok kedua lebih tertarik pada masalah yang harus dipecahkan mengenai hubungan antara proses dan fenomena, modifikasi proses itu di tempat-tempat tertentu serta hubungan-hubungan kewilayahan (areal) antara fenomena. Kelompok ini memberi tekanan pada pendekatan topik (topical approach).

Setiap wilayah homogen dapat dianalisis berdasar unsur-unsur masalahnya, dan selanjutnya susunan regional akan memperluas gambaran tentang hubungan-hubungannya.

Dalam pendekatan regional orang mulai dengan wilayah yang bersifat homogen sebagai dasar hipotesis; sedang dengan menetapkan dulu pokok persoalan atau ciri-ciri yang berhubungan dengan pokok persoalan, selanjutnya  tentang hubungan-hubungan kewilayahan yang memberikan corak tersendiri mungkin akan ditemukan melalui analisis kartografis.

iklan tengah