Materi Lengkap! Dinamika Atmosfer dan Dampaknya Terhadap Kehidupan

Pengertian Atmosfer

Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti permukaan bumi dengan ketebalan mencapai 1.000 km di atas permukaan laut.

Atmosfer berasal dari bahasa Yunani yaitu 'atmos' yang artinya 'uap air'  dan 'sphaira' yang artinya 'bola atau lingkaran'. Jadi atmosfer dapat diartikan sebagai lapisan udara yang melingkari bumi.

Atmosfer memiliki ketebalan mencapai 1.000 km, di mana komposisinya terdiri atas gas-gas sebagai berikut:

  • nitrogen (78,08%), 
  • argon (0,95%), 
  • karbon dioksida (0,034%), 
  • neon, 
  • helium, 
  • ozon, 
  • hidrogen, 
  • krypton, 
  • metana, dan 
  • xenon.

Atmosfer memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

  • Transparan terhadap beberapa bentuk radiasi
  • Elastis dan dinamis sehingga dapat mengembang dan mengerut
  • Tidak berwarna, tak berbau, dan tidak dapat dirasakan.
  • Memiliki berat sehingga dapat menimbulkan tekanan.

Atmofer berfungsi untuk mengatur proses penerimaan panas matahari dengan cara menyerap dan memantulkan panas yang dipancarkan oleh matahari.

Sekitar 34% panas matahari dipantulkan kembali ke angkasa oleh atmosfer, awan dan permukaan bumi, 19% diserap oleh atmosfer dan awan, serta sekitar 47% mencapai permukaan bumi.

Secara vertikal, atmosfer Bumi dapat dibedakan kedalam beberapa lapisan. 

Pembagian ini didasarkan pada keadaan temperatur pada tempat atau ketinggian tertentu. Setiap lapisan atmosfer memiliki karakteristik tersendiri dan fungsi yang berbeda-beda.

Troposfer merupakan lapisan terbawah dari atmosfer, yaitu pada ketinggian 0-18 km di atas permukaan laut. 

Tebal lapisan troposfer rata-rata 10 km.

Di daerah katulistiwa, ketinggian lapisan troposfer sekitar 16 km dengan temperatur rata-rata 80°C.

Di daerah lintang sedang, ketinggian lapisan troposfer sekitar 11 km dengan temperatur rata-rata 54°C, sedangkan di daerah kutub, ketinggiannya sekitar 8 km dengan temperatur rata-rata 46°C.

Lapisan troposfer ini berpengaruh sangat besar terhadap kehidupan makhluk hidup di muka bumi.

Alasannya pada lapisan ini selain terjadi peristiwa-peristiwa, seperti cuaca dan iklim, juga terdapat kira-kira 80% dari seluruh massa gas yang terkandung dalam atmosfer terdapat pada lapisan ini.

Lapisan kedua dari atmosfer adalah stratosfer. Stratosfer terletak pada ketinggian 18-49 km dari permukaan bumi.

Lapisan ini ditandai dengan adanya proses inversi suhu, artinya suhu udara bertambah tinggi seiring dengan kenaikan ketinggian.

Kenaikan suhu udara berdasarkan ketinggian mulai terhenti, yaitu pada puncak lapisan stratosfer yang disebut stratopause dengan suhu sekitar 0°C.

Stratopause adalah lapisan batas antara stratosfer dan mesosfer. Lapisan ini terletak pada ketinggian sekitar 50-60 km dari permukaan bumi.

Lapisan ketiga penyusun atmosfer adalah lapisan mesosfer. 

Lapisan ini terdapat pada ketinggian antara 49 sampai 85 km di atas permukaan bumi.

Lapisan ini merupakan lapisan pelindung bumi dari jatuhan meteor atau benda-benda angkasa luar lainnya.

Lapisan mesosfer ditandai  dengan penurunan suhu (temperatur) udara, rata-rata 0,4°C per seratus meter. 

Penurunan suhu (temperatur) udara ini disebabkan mesosfer memiliki keseimbangan radioaktif negatif.

Temperatur terendah di mesosfer kurang dari -18°C.

Bahkan di puncak mesosfer yang disebut mesopause,yaitu lapisan batas antara mesosfer dan lapisan termosfer temperaturnya diperkirakan mencapai sekitar -100°C.

Termosfer terletak pada ketinggian 82-800 km dari permukaan Bumi. Lapisan ini disebut juga lapisan ionosfer.

Alasannya karena pada lapisan ini merupakan tempat terjadinya ionisasi partikel-partikel yang dapat memberikan efek pada perambatan /refleksi gelombang radio, baik gelombang panjang maupun gelombang pendek

Lapisan eksosfer terletak pada ketinggian antara 800-1.000 km dari permukaan Bumi. 

Pada lapisan ini merupakan tempat terjadinya pergerakan atom-atom secara tidak beraturan.

Lapisan ini merupakan lapisan paling panas dan molekul udara dapat meninggalkan atmosfer sampai ketinggian 3.150 km dari permukaan bumi.

Lapisan eksosfer sering disebut juga dengan ruang antarplanet dan ruang geostasioner.

Lapisan ini sangat berbahaya karena merupakan tempat terjadi kehancuran meteor dari angkasa luar.


Cuaca adalah suatu keadaan udara pada suatu saat di suatu tempat, yaitu keadaan berdasarkan gejala suhu, tekanan udara, angin dan curah hujan.

Disamping itu, terdapat unsur cuaca lainnya yang biasa kita saksikan, seperti penyinaran matahari, keadaan awan, halilintar, dan halo.

Iklim adalah suatu keadaan umum kondisi cuaca meliputi daerah yang luas. Iklim merupakan kelanjutan dari hasil-hasil pengamatan dan pencatatan unsur cuaca selama 30 tahun.

Oleh karena itu, iklim pada dasarnya merupakan rata-rata dari keadaan cuaca harian secara umum.

Perbedaan lainnya, iklim bersifat tetap dan stabil, sedangkan cuaca selalu berubah setiap waktu.

Ilmu yang mempelajari tentang iklim disebut klimatologi, sedangkan ilmu yang mempelajari tentang keadaan cuaca disebut meteorologi.

Pengamatan keadaan cuaca dan iklim biasanya memperhatikan sejumlah persebaran komponen cuaca, yaitu temperatur, tekanan udara, kelembapan, awan, curah hujan, dan angin.

Temperatur udara atau suhu udara adalah kondisi panas udara di suatu tempat. 

Suhu sangat dipengaruhi oleh radiasi matahari, karena permukaan yang terkena pancaran sinar matahari akan naik suhunya.

Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang sama suhunya disebut garis isoterm. Alat pengukur temperatur udara adalah termometer atau termograf.

Termograf adalah alat pengukur temperatur yang bekerja atau merekam temperatur udara secara terus menerus setiap hari.

Termograf dilengkapi dengan sebuah pena dan silinder yang berputar otomatis.

Suhu didefinisikan sebagai besaran yang menyatakan ukuran derajat panas dingginya suatu benda. 

Berdasarkan skalanya, ada 4 jenis termometer, yaitu Celcius, Fahrenheit, Reamur, dan Kelvin. Suhu udara suatu tempat dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut.

  • Lamanya penyinaran matahari
  • Ketinggian tempat
  • Jarak tempat dari laut
  • Sudut datang sinar matahari
  • Keadaan awan yang menutupinya
  • Keadaan di permukaan bumi.

Tekanan udara menunjukkan tenaga yang bekerja untuk menggerakkan massa udara dalam setiap satuan luas wilayah tertentu. 

Besar kecil tekanan udara di setiap wilayah dapat diukur dengan menggunakan barometer.

Toricelli pada tahun 1643 menciptakan barometer air raksa. 

Barometer air raksa tidak mudah dibawa kemana-mana sehingga dapat menggunakan barometer arenoid sebagai penggantinya.

Tekanan udara akan berbanding terbalik dengan ketinggian suatu tempat sehingga semakin tinggi tempat dari permukaan laut, maka semakin rendah tekanan udaranya.

Kondisi ini karena makin tinggi tempat akan makin berkurang udara yang menekannya.

Satuan hitung tekanan udara adalah milibar, sedangkan garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat dengan tekanan udara yang sama disebut isobar.

Kelembapan udara adalah kandungan uap air dalam massa udara. 

Hal ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap kondisi cuaca suatu wilayah. Kelembapan udara terbagi menjadi tiga sebagai berikut:


Kelembapan Spesifik

Kelembapan spesifik yaitu perbandingan uap air yang terkandung dalam setiap unit massa udara. 

Contohnya, dalam 1 kg udara terkandung uap air sebanyak 25 gram, berarti kelembapan spesifiknya adalah 25 gram/kg.


Kelembapan Absolut

Kelembapan absolut adalah perbandingan uap air dalam setiap volume udara atau densitas uap air dalam udara. 

Contohnya, dalam 1 ㎥ udara terdapat uap air sebanyak 15 gram, artinya kelembapat absolutnya adalah 15 gram/㎥.


Kelembapan Relatif

Kelembapan relatif atau kelembapan nisbi mempunyai dua pengertian sebagai berikut:

Perbandingan jumlah uap air yang secara nyata dengan jumlah air maksimum yang mampu dikandung oleh setiap unit volume udara dalam suhu yang sama.

Perbandingan tekanan uap air yang ada secara nyata dengan tekanan uap maksimu pada suhu yang sama.

Rumus untuk menghitung kelembapan relatif sebagai berikut.

Kelembapan Relatif = (Kelembapan udara absolut : nilai jenuh udara) x 100%

Angin adalah gerakan massa udara dari daerah yang bertekanan maksimum  ke daerah yang bertekanan minimum.

Kekuatan dan kecepatan angin dipengaruhi oleh gradien barometer, ketinggian tempat, relief daratan, dan jarak antardaerah.

Besarnya kecepatan dan arah angin diukur dengan menggunakan alat anemometer mangkok dan hasil catatannya disebut anemogram.

Angin selalu bertiup dari tempat dengan tekanan udara tinggi ke tempat dengan tekanan udara yang lebih rendah.

Jika tidak ada gaya lain yang mempengaruhi, angin akan bergerak secara langsung dari udara bertekanan tinggi ke udara yang bertekanan rendah.

Akan tetapi, perputaran bumi pada sumbunya akan menimbulkan gaya yang akan mempengaruhi arah pergerakan angin.

Pengaruh perputaran bumi terhadap arah angin disebut pengaruh coriolis (Coriolis Effect). 

Pengaruh ini menyebabkan angin bergerak searah jarum jam mengitari daerah bertekanan renah di belahan bumi selatan.

Sebaliknya bergerak dengan arah berlawanan dengan arah jarum jam mengitari daerah bertekanan rendah di belahan bumi utara. 

Berdasarkan gerakan dan sifatnya, angin dibedakan menjadi tiga sebagai berikut:

Angin siklon adalah angin yang berputar menuju pusat tekanan udara rendah atau minimum (-). 

Sesuai dengan hukum Buys Ballot, sambil bertiup ke arah pusat, angin siklon membentuk gerakan spiral.

Arah pusatan siklon di belahan utara berlawanan dengan arah putaran jarum jam, sedangkan di belahan selatan searah dengan arah putaran jarum jam.

Di pusat siklon, udara bergerak ke atas dan kadang-kadang disertai bentukan ekor awan berbentuk kerucut.

Jika kerucut awan dari sebuah siklon yang kuat menyentuh permukaan bumi akan menghancurkan rumah-rumah dan pohon-pohon.

Angin antisiklon adalah angin yang berputar keluar dari pusat tekanan udara tinggi atau maksimum.

Angin muson adalah angin yang setiap setengah tahun berganti arah. 

Berdasarkan sifat dan asalnya, angin muson dibedakan menjadi angin muson barat dan angin muson timur.

Angin fohn adalah angin yang mempunyai sifat panas dan kering. 

Angin fohn adalah angin yang melintasi wilayah pegunungan dan bergerak menuruni lereng pegunungan tersebut.

Suhu udara akan mengalami penurunan sebesar 0,640°C setiap naik 100 meter.

Tetapi setelah melewati pegunungan, akan mengalami kenaikan suhu sebesar 10°C setiap turun 100 meter. 

Hal ini akan menyebabkan sebagian besar angin terjun karena massa udaranya panas. 

Angin fohn di Sumatera Utara disebut dengan angin bohorok, di Jawa Barat disebut angin kumbang, di Jawa Timur disebut angin gending, dan di Biak (Papua) disebut angin wambrau.

Angin lembah adalah angin yang bertiup dari lembah ke arah gunung. Angin ini bertiup pada siang hari.

Angin gunung adalah angin yang bertiup dari gunung ke arah lembah. Angin gunung terjadi pada malam hari.


Awan adalah kumpulan partikel-partikel air yang berada di udara pada ketinggian tertentu. Partikel tersebut terjadi karena adanya kondensasi (pengembunan).

Awan yang menempel di permukaan bumi disebut kabut. Pembagian jenis-jenis awan di udara sebagai berikut:

Dinamakan dengan awan cirrus karena memiliki struktur yang halus seperti serat bulu burung. Bentuknya indah, melengkung di angkasa biru dengan pola horizontal di ke dua titiknya.

Tak jarang pula, awan-awan yang berbentuk sirrus ini tampak Kristal es meskipun sebenarnya tipe awan sirrus tidak menimbulkan hujan bagi wilayah di bawahnya.

Awan dengan model sirrus ini biasanya berdiri dengan ketinggian lebih dari 5 kilo meter. 

Bentuknya yang menyerupai Kristal es, serta berada pada tempat yang tinggi ini menandakan bahwa suhu yang ada pada awan ini sangat rendah, meskipun berada di musim panas.

Awan ini akan tampak indah menghiasi angkasa biru. 

Polanya yang saling terputus terhubung ini tampak selalu di penuhi oleh Kristal es yang sangat mudah sekali membeku.

Jika anda jeli melihatnya, akan nampak latar belakang domba yang bergerombol. 

Jenis awan ini kerap memunculkan bentuk bentuk yang membuat manusia mengeluarkan imajinasi spekulatif.

Masa estimasi daya awan siro cumulus ini hanya sebentar saja. Kemudian langsung berubah lagi menjadi sirro stratus.

Meski merupakan awan yang memiliki volume cukup dan di topang dengan ukuran kecil, awan jenis ini tetap berpotensi mendatangkan hujan.

Sayangnya hujan tersebut tidak sampai pada permukaan bumi yang kita tinggali. Awan-awan yang jatuh ini nantinya akan bercampur dengan salju.

Awan dengan bentuk seperti lebih tampak seperti kelambu yang berbentuk seperti serabut dengan jalur-jalur yang tipis seperti cadang atau mirip dengan kerudung yang halus dan berwarna keputih-putihan dan dapat menutup sebagian atau seluruh langit.

Dengan tekstur halus dan rata menutupi langit, menampakkan warna langit yang semakin cerah dan bersinar.

Inilah jenis awan yang kerap menampikan hallo matahari dan bulan (lingkaran bulat cincin) yang mengitari antara matahari dan bulan. 

Biasanya terjadi setahun sekali di negara yang beriklim tropis pada musim kemarau.

Tipe awan sedang dengan jenis ini memiliki bentuk yang bulat-bulat serupa bola yang tebal, dengan ukuran kecil dan berjumlah banyak. 

Warna awan ini biasanya putih pucat, bahkan sampai kelabu.

Jika yang anda adalah tipe orang yang imajinatif, pasti bisa melihat awan awan yang saling bergandengan satu sama lain.

Awan dengan pola ini biasanya muncul di waktu waktu senja. Banyak orang yang salah mempersepsi antara awan ini dengan Siro Cumulus.

Cara membedakannya adalah dengan warnanya. Jika alto cumulus berwarna putih, sedangkan siro cumulus berwarna kelabu.

Awan jenis ini biasanya di temukan di beberapa tempat tertentu, seperti di atas pegunungan yang misalnya ada di gunung tertinggi di Indonesia yang akan lebih terlihat dari ketinggian diatas gunung.

Atau bisa saja di samping rumah anda, asalkan ada angin kencang yang sampai dengan massa udara relative stabil dan kering.

Awan dengan jenis ini memiliki bentuk yang meluas, menyebar di angkasa dengan tebal, serta berwarna putih kelabu. 

Biasanya bentuk awan seperti ini merupakan salah satu pertanda hari akan turun hujan.

Namun kadang kala ketika awan dengan pola alto stratus yang menggumpal dan banyak, menjadi pertanda lain.

Hal ini menjadi ciri-ciri akan turun hujan. Anda bisa menemuinya di waktu senja hingga malam hari.

Bahkan sampai anda tidur di pagi harinya membuka jendela, awan yang sama anda temui saat akan tidur tadi tetap sama.

Dengan kata lain, awan ini ada terus dari waktu senja, malam, hingga pagi harinya.

Awan ini pun dapat berkembang menjadi bentuk awan alto stratus lenti cularis, yang mana di sebabkan karena adanya angin kencang.

Meski begitu awan ini tidak menurunkan hujan, walaupun membuat langit di atas anda berwarna kelabu terus menerus.

Melihat awan dengan tipe seperti ini memang paling elok di daerah pantai, Dan ada beberapa manfaat pantai yang bisa melihat awan ini dengan jelas ketika kita sedang ada di pantai.

Dengan bentuk seperti bola bola yang memiliki ukuran tipis namun meluas hingga menutupi langit.

Pergerakan awan ini biasanya cenderung dari arah horizontal kemudian vertical. 

Bentuknya yang mirip rekahan, yang mana akan terlihat cahaya matahari berusaha masuk melalui celah celah tersempitnya.

Ketika anda melihat model awan St Cu di kawasan laut, akan menentramkan hati. 

Sebab anda melihat bawah laut yang menenangkan, lalu bagian atas lukisan laut yang indah.

Awan yang berbentuk gelombang ini terihat tipis, sehingga sangat minim sekali muncul hujan saat anda menemuinya.

Warnanya yang putih serta beberapa bagian yang kelabu bisa terjadi saat senja datang sampai petang hari. Namun selalu pastikan bahwa atmosfer di daerah tersebut terus stabil.

Awan model stratus yang memiliki kabut yang berada pada ketinggian sangat rendah, yakni sekitar 2 kilo meter saja. 

Biasanya terlihat di ujung lautan dengan tekstur tipis dan berlapis-lapis.

Awan stratus tidsk tumbuh secara vertikal seperti tipe awan cumulus, awan ini berkembang mengikuti arah aliran angin yang mengakibatkan udara akan terkondensasi pada ketinggian yang rendah.

Awan ini berbentuk sama dan cenderung datar dengan warna abu-abu, awan ini dapat menyebabkan gerimis.

jika anda melihat awan ini di daerah dingin, pasti akan sangat kesusahan untuk membedakan diantara awan dan kabut. 

Awan nimbo stratus adalah awan yang berada pada ketinggian rendah dan tidsk menyebar tanpa bentuk (rapat). 

Dengan bentuknya yang berat, bulat, tidak beraturan di ujungnya.

Awan ini menyebar cukup luas memenuhi angkasa, berwarna putih gelap. Awan ini yang dapat menimbulkan hujan atau salju yang stabil dan lama.

Keberadaan awan nimbostratus ini menyebabkan jarak pandang yang rendah dana kan menghalangi sinar matahari.

Hujan yang di bawa oleh awan dengan karakteristik nimbo stratus ini biasanya memiliki intesitas rendah sampai sedang saja. 

Namun tetap berlangsung dalam waktu yang lama. 

Awan ini paling sering di gambarkan di film film seperti Narnia, yakni dengan tipe awan perkembangan vertical model cumulus.

Biasanya memiliki puncak yang tinggi dengan adanya bantuan udara yang semakin naik ke angkasa. 

Ketika awan-awan ini bertemu langsung dengan matahari, akan terlihat terang dan bercahaya.

Meskipun hanya dengan bayangan pada satu sisi saja, tetap menimbulkan warna terang sebelah dan satu sisi lainnya berwarna kelabu. 

Ini menunjukan gradasi warna yang menakjubkan

Beberapa penelitian mengenai awan cumulus mengatakan bahwa biasanya awan ini hanya memiliki ketinggian dan lebar sama, yakni hanya berkisar 1 kilo meter atau 1000 meter saja. 

Awan ini memiliki volume yang besar dengan letak yang rendah, namun memiliki puncak yang tinggi melebar seperti pegunungan.

Dengan awan yang tebal ini malah menyebabkan pertanda alam lain seperti suatu tanda adanya angin ribut di suatu daerah atau akan turun hujan yang di sertai dengan kilat, guntur serta halilintar.

Awan jenis ini memiliki ketinggian sekitar 1000 kaki dengan puncak yang selebar 3500 kaki.

Dengan tinggian yang rendah namun lebar yang luas memungkinkan bahwa angin ini membawa segala fenomena alam termasuk adanya angin tornado yang kerap terjadi di Amerika.


Curah hujan adalah jumlah air yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu. 

Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain Gauge. Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan.

Curah hujan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kelembapan udara, letak lintang, topografi, angin, suhu, dan arah lereng medan.

Berdasarkan asal terjadinya, hujan dapat dibedakan menjadi empat, sebagai berikut.

Hujan front adalah hujan yang terjadi karena pertemuan dua jenis udara yang berbeda temperatur, yaitu udara panas /lembap dengan udara dingin sehingga berkondensasi dan turun hujan. 

Hujan konveksi adalah adalah hujan zenit yaitu hujan yang terjadi karena arus konveksi yang menyebabkan uap air di khatulistiwa naik secara vertikal karena pemanasan air laut terus-menerus lalu mengalami kondensasi dan turun sebagai hujan.

Hujan orografi adalah hujan yang terjadi dari udara yang mengandung uap air dipengaruhi oleh angin gunung berkondensasi dan turun sebagai hujan. 

Hujan buatan adalah hujan yang dibuat dengan cara menggunakan garam-garaman untuk merangsang awan hingga uap air di udara dengan ketinggian 3.000 kaki lebih cepat berkondensasi menjadi air dan turun sebagai hujan


Letak dan kondisi fisik suatu daerah berbeda antara satu dengan lainnya. 

Adanya perbedaan ini juga membuat jenis iklimnya berbeda-beda. Namun, para ahli mengelompokkannya berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

Ada yang berdasarkan letaknya secara astronomis, kondisi fisik daerah, bahkan ada yang dibuat berdasarkan peruntukannya.

Perhitungan iklim matahari didasarkan pada banyaknya panas yang diterima oleh permukaan bumi dari matahari.

Banyaknya panas yang diterima oleh permukaan bumi ini berbeda-beda  berdasarkan letak lintangnya. 

Berdasarkan kedudukan lintangnya, bumi dibagi menjadi tujuh kawasan iklim sebagai berikut:


Iklim Tropika

Iklim tropika terletak antara 23,5°LU - 23,5°LS. Cirinya suhu udara selalu tinggi dan curah hujan juga tinggi (banyak hujan)


Iklim Sub-Tropika

Iklim subtropika terletak antara 23,5° - 35°, baik di belahan bumi utara maupun belahan bumi selatan. 

Cirinya, tekanan udara selalu tinggi dan kering. Oleh karena itu, pada wilayah ini banyak dijumpai gurun pasir dan savana.


Iklim Sedang

Iklim sedang terletak antara 35° - 66,5° baik dibelahan bumi utara maupun di belahan bumi selatan. 

Cirinya daerah ini memiliki empat musim, yaitu musim panas, musim gugur, musim dingin, dan musim semi


Iklim Dingin atau Kutub

Iklim dingin teletak antara 66,5° - 90°, baik di belahan bumi utara maupun di belahan bumi selatan. Cirnya suhu udara sangat dingin.

Klasifikasi iklim yang banyak dipakai orang adalah sistem klasifikasi dari Koppen. Sistem koppen ini didasarkan pada temperatur udara dan curah hujan.

Vladimir Koppen, seorang klimatolog Austria menggolongkan iklim di dunia menjadi lima macam sebagai berikut.

  • Iklim A (iklim hujan tropis). Iklim A memiliki ciri suhu bulan terdingin lebih dari 18°C
  • Iklim B (iklim kering). Iklim B memiliki ciri jumlah penguapan lebih besar daripada curah hujan
  • Iklim C (iklim sedang). Iklim C memiliki ciri suhu bulan terdingin kurang dari 18° C tetapi lebih besar dari -3°C.
  • Iklim D (iklim boreal atau hutan salju). Iklim D cirinya suhu bulan terdingin kurang dari -3°C dan bulan terpanas lebih dari 10°C
  • Iklim E (iklim kutub). Iklim E memiliki ciri suhu bulan terpanas kurang dari 10°C.

Sistem kategori klasifikasi iklim Oldeman berdasarkan pada panjang pendeknya periode bulan basah dan kering secara berurutan dari rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode pengamatan tertentu.

Dan sistem ini sangat berguna sekali di Indonesia dalam mengklasifikasikan lahan pertanian dan tanaman pangan karena sistem Oldeman mengklasifikasikan iklim yang dikaitkan dengan pertanian yang menggunakan unsur curah hujan.

Klasifikasi ini dibuat meliputi bulan kering yang curah hujannya kurang dari 100 mm, bulan lembab yang curah hujannya antara 100-200 mm, dan bulan basah yang curah hujannya lebih dari 200 mm..

Khusus untuk keperluan dalam bidang pertanian dan perkebunan, Schmidt dan Ferguson membuat penggolongan iklim khusus daerah tropis.

Dasar pengklasifikasian iklim ini adalah jumlah jurah hujan yang jatuh setiap bulan sehingga diketahui rata-rata bulan basah, lembap, dan bulan kering.

Bulang kering adalah bulan-bulan yang memiliki curah hujan kurang dari 60 mm.

Bulan lembap adalah bulan-bulan yang memiliki tebal curah hujan 60 mm - 100 mm.

Bulan basah adalah bulan-bulan yang memiliki tebal curah hujan lebih dari 100 mm.

Seperti halnya klasifikasi menurut Vladimir Koppen, sistem klasifikasi penggolongan iklim menurut Schmidt-Ferguson menggunakan sistem huruf yang didasarkan atas nilai Q, yaitu presentase perbandingan rata-rata jumlah bulan basah dan bulan kering.

Ketentuan sistem klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson sebagai berikut:

  • Tipe iklim A (sangat basah), jika nilai Q sebesar 0% - 14,33%
  • Tipe iklim B (basah), jikan nilai Q sebesar 14,33% - 33,3%
  • Tipe iklim C (agak basah), jika nilai Q sebesar 33,3% - 60%
  • Tipe iklim D (sedang), jika nilai Q sebesar 60%-100%
  • Tipe iklim E (agak kering), jika nilai Q sebesar 100% - 167%
  • Tipe iklim F (kering), jika nilai Q sebesar 167% - 300%
  • Tipe iklim G (sangat kering), jika nilai Q sebesar 300% - 700%
  • Tipe iklim G (kering sangat ekstrem), jika nilai Q lebih dari 700%.

Franz Wilhelm junghuhn mengadakan penelitian di wilayah Sumatera Selatan dan juga di Dataran Tinggi Bandung untuk membandingkan iklim yang didasarkan pada ketinggian suatu tempat.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwasannya semakin tinggi suatu tempat maka udara yang dirasakan semakin sejuk dan dan dingin.

Dengan demikian sayuran atau tanaman pertanian yang ditanam pun akan berbeda dengan yang ada di dataran rendah yang  notabene lebih panas.

Jughuhn membagi iklim berdasarkan ketinggian suatu tempat ke dalam 4 kelompok


Zona Iklim Panas

Zona iklim panas merupakan iklim yang berada di tempat dengan ketinggian antara 0 hingga 600 meter di atas permukaan air laut. 

Di daerah dengan ketinggin ini, rata- rata suhu yang kita rasakan antara 22 derajat Celcius hingga 26,3 derajat Celcius.

Beberapa tanaman yang cocok kita tanam di wilayah iklim seperti ini misalnya padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa dan tanaman cokelat.


Zona Iklim Sedang

Zona iklim sedang merupakan iklim yang berada di tempat yang memiliki ketinggian antara 600 meter hingga 1500 meter di atas permukaan air laut. 

Di daerah ini suhu udara yang akan kita rasakan rata- rata amtara 17,1 derajat Celcius hingga 22 derajat Celcius.

Adapun beberapa jenis tanaman yang cocok kita tanaman di wilayah yang memiliki iklim sedang antara lain adalah padi, tembakau, the, kopi, cokelat, kina dan seyur- sayuran seperti kol, sawi, selada dan lainnya.


Zona Iklim Sejuk

Iklim ini tentu saja lebih dingin daripada iklim sebelumnya, dan tempatnya pun juga lebih tinggi daripada sebelumnya. 

Zona iklim sejuk ini merupakan iklim yang berada di tempat dengan ketinggian antara 1500 meter hingga 2500 meter di atas permukaan air laut. 

Di tempat ini, rata- rata suhu udara yang akan kita rasakan antara 11,1 derajat Celcius hingga 17,1 derajat Celcius.

Beberapa tanaman yang masih dapat hidup dari zona iklim sedang seperti the, kopi, kina dan juga sayur- sayuran.


Zona Iklim Dingin

Zona iklim keempat dan yang terakhir dari klasifikasi iklim Junghuhn adalah zona iklim dingin. 

Iklim dingin ini berada di tempat yang memiliki ketinggian yang lebih dari 2500 meter di atas permukaan air laut.

Di tempat ini rata- rata suhu udara yang akan kita rasakan sekitar 6,2 derajat celcius hingga 11,1 derajat Celcius.

Di wilayah iklim dingin ini tidak akan kita temukan tanaman budidaya. Tanaman yang dapat hidup di iklim dingin ini misalnya adalah lumut


Pemanasan global terjadi akibat efek rumah kaca yang berlebihan. 

Efek rumah kaca adalah proses atmosfer bumi memerangkap energi panas di permukaan bumi.

Pengaruh cuaca dan iklim juga memberikan dampak terhadap perubahan suhu global atau dikenal sebagai pemanasan global.

Energi panas yang terserap oleh permukaan bumi seharusnya dipantulkan kembali. 

Namun, karena adanya gas-gas di atmosfer, hampir 90% energi panas tersebut dipantulkan kembali ke permukaan bumi dalam bentuk gelombang panjang.

Akibatnya terjadi peningkatan suhu udara di muka bumi.

Pemanasan global menjadi salah satu ancaman bagi kelangsungan hidup  di muka bumi apabila gejalanya terus menerus terjadi. 

Dampak yang ditumbulkan oleh pemanasan global sebagai berikut:

El Nino

El nino adalah anomali yang terjadi di Samudra Pasifik (di wilayah sekitar perairan Peru) yang ditandai meningkatnya suhu permukaan laut. 

Dampak El nino di wilayah Indonesia adalah terjadi musim kemarau yang sangat panjang. Akibatnya, banyak lahan pertanian yang mengalami gagal panen.


La Nina

La nina adalah anomali yang terjadi di wilayah Samudra Pasifik yang ditandai dengan turunnya suhu permukaan laut di bawah suhu normalnya. 

Dampaknya terhadap wilayah Indonesia adalah terjadi hujan lebat yang dapat menyebabkan banjir.

Mencairnya lapisan es di Kutub Utara dan Kutub Selatan mengakibatkan naiknya permukaan air laut. 

Dampaknya, pulau-pulau kecil akan tenggelam, kehidupan masyarakat pesisir terancam, banjir rob melanda permukiman penduduk akibat air pasang yang tinggi.

Perubahan arus laut terjadi karena perubahan tekanan udara, suhu, kecepatan dan arah angin. 

Hal ini berpengaruh terhadap migrasi ikan sehingga memberi dampak pada hasil tangkapan nelayan

Tanaman dan hewan memiliki batas toleransi terhadap suhu, kelembapan, kadar air dan sumber makanan. 

Pemanasan global menyebabkan terganggunya siklus air dan kelembapan udara. 

Akibatnya pertumbuhan menjadi terhambat sehingga menghambat produktivitasnya



iklan tengah