Materi Lengkap! Flora dan Fauna di Indonesia dan Dunia

Bumi merupakan tampat tinggal semua makhluk hidup. Di mana makhluk hidup tersebar di berbagai penjuru dunia.

Selain manusia, makhluk yang hidup di bumi adalah hewan (fauna) dan tumbuhan (flora). Flora dan fauna yang berada di bumi tidaklah sama antara satu daerah dengan daerah lainnya.

Di mana persebaran tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran tersebut, diantaranya iklim, tanah, bentuk muka bumi, dan juga faktor dari makhluk hidup lainnya.

Banyak flora dan fauna yang terancam punah, terutama di Indonesia. Untuk itu, perlu dilakukan upaya penyelamatan agar flora dan fauna tersebut tidak punah.

Untuk memperdalam pemahaman Anda dan juga menjaga kelesatarian flora dan fauna yang ada di  bumi, pelajarilah materi berikut dengan seksama sebagai bentuk rasa syukur  terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang telah menciptakan makhluk hidupn di muka bumi.


Tidak semua makhluk hidup bisa tinggal di tempat yang sama.
Untuk bisa hidup, maka tempat tersebut harus sesuai denga kebutuhannya.

Di mana tempat yang sesuai untuk makhluk hidup dipengaruhi oleh berbagai faktor. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi makhluk hidup sebagai berikut.

1. Faktor Iklim (Klimatik)
Faktor iklim yang mempengaruhi kehidupan hewan dan tumbuhan, antara lain suhu, cahaya matahari, kelembapan udara, angin, dan curah hujan.

Berikut ini adalah faktor iklim yang bisa mempengaruhi kehidupan flora dan fauna, antara lain:

a. Suhu dan Cahaya Matahari
Sumber panas bumi berasal dari matahari. Di mana tinggi rendahnya intensitas penyinaran matahari bergantung pada sudut datang sinar matahari, letak lintang, jarak atau lokasi daratan terhadap laut, ketinggian tempat, dan penutupan lahan oleh vegetasi.

b. Angin
Angin diartikan sebagai udara yang bergerak. Dalam proses alami yang terjadi di atmosfer, angin berfungsi sebagai alat transportasi yang memindahkan uap air dan kelembapan dari suatu tempat ke tempat yang lainnya.

c. Kelembapan Udara
Kelembapan udara adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam udara. Kelembapan udara berpengaruh langsung terhadap kehidupan tumbuhan. Tidak semua tumbuhan membutuhkan kelembapan udara yang sama.

d. Curah Hujan
Di lingkungan daratan, sumber air yang utama untuk pemenuhan kebutuhan organisme adalah hujan. Tumbuhan sangat bergantung pada curah hujan dan kelembapan udara untuk memenuhi kebutuhan air. Intensitas curah hujan yang ada pada setiap wilayah akan menyebabkan pembentukan karakter bagi vegetasi di permukaan bumi

2. Faktor Tanah (Edafik)
Tanah merupakan media utama bagi pertumbuhan berbagai jenis vegetasi. Sifat-sifat tanah, seperti tingkat kegemburannya, tekstur (ukuran butiran tanah), kadar udara, kadar air, dan mineral sangat menentukan jenis tanaman yang tumbuh di tempat itu.

e. lokasi

3. Faktor Fisiografi (Relief Permukaan Bumi)
Faktor fisiografi, meliputi tinggi rendahnya permukaan bumi dan bentuk lahan. Di mana tinggi rendahnya suatu tempat mempengaruhi angin dan suhu udara yang ada

e. lokasi

4. Faktor Kehidupan (Biotik)
Manusia merupakan faktor biotik yang berpengaruh paling dominan terhadap tatanan kehidupan makhluk hidup di permukaan bumi.

Melalui ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia bisa membudidayakan beberapa jenis tumbuhan dan binatang di luar habitat aslinya, sehingga bisa melestarikan makhluk hidup.

Namun, manusia  juga bisa mengubah bentang alam yang ada, seperti hutan alami menjadi daerah pertanian atua permukiman.


Flora di Indonesia sangat banyak, bahkan mungkin tidak bisa dihitung. Flora tersebut tidak hidup di tempat atau wilayah yang sama.

Keadaan flora tersebut dipengaruhi oleh keadaan persebarannya. Secara rinci persebaran flora di Indonesia, sebagai berikut:

1. Flora Indonesia barat
Wilayah Indonesia Barat termasuk iklim Af dan Flora Indonesia barat sejenis dengan flora di Asia. Di wilayah ini terdapat hutan hujan tropis.

Jenis flora yang ada di kawasan Indonesia bagian barat antara lain karet, kapur barus (kamper), kemenyan, meranti, mahagoni (mahoni), dan sebagainya.

Dengan pohon yang tinggi-tinggi daunnya kecil dan rindang.

2. Flora Indonesia timur
Wilayah Indonesia Bagian timur termasuk iklim Aw. Jenis flora di Indonesia timur sama dengan flora yang di Benua Australia, karena sebelum zaman glacial Indonesia timur satu daratan dengan Australia.

Jenis floranya antara lain pohon rasamala, eucalyptus, dan sabana dengan ciri-ciri padang rumput, terdapat semak-belukar, dan pohon-pohon rendah.

3. Flora Indonesia tengah
Wilayah Indonesia bagian tengah termasuk iklim Am. Flora di Indonesia tengah merupakan daerah peralihan antara Indonesia barat dengan Indonesia timur.

Jenis flora yang di Indonesia tengah yang sangat menonjol adalah hutam musim (hutan jati) dengan ciri sebagai berikut.

1) Pohon lebih rendah dari hutan hujan tropis.
2) Pada musim kemarau daunnya gugur.
3) Pada musim penghujan mulai bertunas.

Jenis flora yang sangat menonjol adalah kayu cendana di Nusa Tenggara Timur, kayu eboni atau kayu besi yang terdapat di Sulawesi.

Selain itu di Nusa Tenggara juga terdapat wilayah sabana, yaitu padang rumput yang diselingin semak belukar. 


Persebaran Fauna di Indonesia Dunia hewan di Indonesia juga cukup banyak, sebab kehidupan hewan sangat dipengaruhi oleh keadaan tumbuh-tumbuhan dan iklim.

Keadaan hewan di Indonesia sama dengan keadaan tumbuhan, dimana terjadi akibat terjadinya dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul dengan laut tengah Austral-Asia, maka persebaran fauna di Indonesia juga dibagi menjadi tiga daerah fauna.

1. Fauna Indonesia barat 
Di Indonesia Barat, terdapat hewan-hewan yang mirip hewan di daerah Asia, antara lain sebagai berikut.

1) Harimau, terdapat di Jawa, Madura, dan Bali.
2) Beruang, terdapat di Sumatra dan Kalimantan.
3) Gajah, terdapat di hutan-hutan Sumatra, mirip gajah di India.
4) Badak, terdapat di Sumatra dan Jawa.
5) Banteng, terdapat di Jawa dan Kalimantan.
6) Mawas (orang hutan), terdapat di Sumatra dan Kalimantan.
7) Siamang (kera berwarna hitam dan tak berekor), terdapat di Sumatra.
8) Tapir, terdapat di Sumatra dan Kalimantan.
9) Kera Gibbon, terdapat di Sumatra dan Kalimantan.

Di daerah Indonesia barat juga banyak ditemui beberapa kijang (di Sumatra, Jawa, Bali, dan Lombok), kancil pelanduk (di Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Kepulauan Karimata), trenggiling (di Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan), singapuar mukang (di Sumatra dan Kalimantan), buaya (di Sumatra dan Kalimantan), ikan lumba-lumba/pesut terdapat di sungai Mahakam Kalimantan Timur.

2. Fauna Indonesia timur 
Hewan-hewan di Indonesia timur mirip hewan Australia, antara lain sebagai berikut.

1) Kanguru pohon (binatang berkantong), terdapat di Papua.
2) Tikus berkantong dan musang berkantong, terdapat di Maluku sebelah timur dan Papua.
3) Burung kasuari, terdapat di Papua, kepulauan Aru, dan pulau Seram.
4) Burung cendrawasih, terdapat di Papua dan kepulauan Aru.
5) Burung kakatua berjambul merah dan berjambul putih terdapat di Maluku.

3. Fauna Indonesia bagian tengah 
Hewan-hewan yang terdapat di Indonesia tengah adalah campuran dari fauna Indonesia barat dan timur. Indonesia bagian tengah terdapat hewan-hewan khas Indonesia, antara lain sebagai berikut.

1) Biawak, komodo, terdapat di pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur. Binatang ini merupakan sisa hewan purba.

2) Anoa di Sulawesi.

3) Babi rusa dengan taring panjang dan melengkung, terdapat di Sulawesi dan Maluku bagian barat.

4) Burung maleo, sangat langka, terdapat di Sulawesi dan Kepulauan Sangihe. 


Penyebaran Komunitas Flora di Dunia Penyebaran organisme tumbuhan di dunia dapat dibagi menjadi enam macam yang utama.

Keenam daerah ini dibedakan berdasarkan perubahan naik garis lintang (penurunan temperatur) dalam pembagian mintakat temperatur. Enam macam komunitas tumbuhan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Padang rumput (stepa)
Daerah padang rumput terbentang dari daerah tropika sampai ke daerah subtropika. Curah hujan di daerah padang rumput antara 200 mm – 500 mm/tahun.

Pada daerah tertentu curah hujan bisa mencapai 1.000 mm/tahun, akan tetapi turunnya hujan tidak teratur.

Hujan yang tidak teratur mengakibatkan tumbuhan sulit untuk mengambil air.

Tumbuhan yang bisa menyesuaikan diri terhadap keadaan lingkungan seperti ini adalah rumput.

Daerah padang rumput yang relatif basah adalah di Amerika Serikat, rumputnya bisa mencapai tiga meter, misalnya rumput bluesem, dan Indian grasses.

Daerah padang rumput yang kering mempunyai rumput yang pendek, contohnya rumput buffalo grasses dan rumput grama.

Padang rumput terdiri dari beberapa macam:
1) Tundra,
terdapat di daerah bersuhu dingin dan curah hujan rendah. Kondisi ini mengakibatkan jenis tumbuhan yang ada adalah rumput-rumput kerdil.

2) Praire,
terdapat di daerah dengan curah hujan yang berimbang dengan musim panas. Rumput di praire tinggi disbanding rumput tundra.

3) Steppa,
terdapat di daerah dengan curah hujan tinggi.

Daerah stepa umumnya terdiri dari rumput-rumput pendek dan diselingi oleh semak belukar. Tumbuhan yang bisa tahan hidup di daerah savanna adalah jenis tumbuhan yang tahan terhadap kelembapan rendah.

Biasanya berupa rumput-rumput tinggi diselingi semak belukar dan pohon-pohon tinggi. Savanna terdiri atas berikut ini.

1) Belukar tropik, tumbuh berjenis-jenis semak, pada musim hujan tumbuh dengan mudah.
2) Hutan savanna, tumbuh dengan system menjalar dan memenuhi tanah, pohon tinggi jarang.
3) Savanna, padang rumput yang diselingi oleh pohon-pohon tinggi.
4) Semi arid, daerah yang jarang hujan sehingga ditumbuhi oleh semak-semak yang tahan panas.

2. Gurun/padang pasir
Daerah padang pasir banyak terdapat di daerah tropika dan perbatasan dengan padang rumput. Daerah padang pasir biasanya sangat gersang.

Curah hujan sangat rendah, yaitu sekitar 250 mm/tahun atau kurang. Hujan lebat jarang terjadi dan tidak teratur.

Pancaran matahari sangat terik dan pegunungan tinggi, sehingga terjadi perbedaan suhu yang sangat menyolok antara siang dan malam hari.

Suhu pada siang hari sangat tinggi dan pada malam hari sangat rendah sekali.

Tumbuhan yang bisa hidup di daerah gurun adalah tumbuhan menahun, yang bisa menyesuaikan terhadap kekurangan air dan penguapan yang cepat, maka biasanya berdaun kecil seperti duri atau tidak berdaun dan berakar panjang, sehingga dapat mengambil air dari tempat yang dalam dan dapat menyimpan air dalam jaringan spon.

Apabila hujan turun, tumbuhan di gurun segera tumbuh, berbunga, dan berbuah dengan cepat. Contoh tumbuhan yang hidup di gurun adalah kaktus dan kurma.

3. Tundra (padang lumut)
Daerah padang lumut hanya terdapat di kutub utara. Daerah ini memiliki musim dingin yang panjang serta gelap dan musim panas yang panjang serta terang terus-menerus.

Daerah tundra di kutub bisa mengalami gelap berbulan-bulan, karena matahari hanya mencapai 23½0 LU/LS.

Di daerah ini tidak ada tumbuhan tinggi, pohonnya pendek seperti semak.

Tumbuhan yang banyak hidup di daerah tundra adalah lumut, terutama sphagnum dan lichens (lumut kerak).

Tumbuhan semusim di daerah tundra biasanya berbunga dengan warna yang menyolok, dengan masa pertumbuhan yang sangat pendek, sehingga pada musim pertumbuhan pemandangannya sangat indah.

4. Hutan basah 
Daerah hutan basah tropika terdapat berates-ratus spesies tumbuhan. Sepanjang tahun hutan basah tropika cukup mendapat air dan keadaan alamnya memungkinkan terjadinya pertumbuhan yang lama.

Pohon-pohon utama memiliki ketinggian antara 20 – 40 meter dengan cabang-cabangnya berdaun lebat, sehingga membentuk suatu tudung yang mengakibatkan hutan menjadi gelap.

Dasar hutan selalu gelap, air hujan sulit mencapai dasar hutan secara langsung, tetapi kelembapan tinggi dan suhu sepanjang hari hampir tetap.

Pada hutan basah tropika selain pepohonan yang tinggi terdapat tumbuhan khas, yaitu liana dan epifit. Contoh liana: rotan, dan epifit adalah anggrek.

5. Hutan gugur
Hutan gugur terdapat banyak di daerah yang beriklim sedang, hutan gugur ini disebabkan oleh hal berikut ini.

1) Curah hujan merata sepanjang tahun, yaitu antara 750 mm – 1.000 mm/tahun, serta adanya musim dingin dan musim panas. Dengan adanya musim dingin dan panas, tumbuhan di daerah ini mengadakan penyesuaian, yaitu dengan menggugurkan daunnya menjelang musim dingin.

2) Musim yang mendahului musim dingin disebut musim gugur.
Sejak musim gugur sampai musim semi, tumbuhan yang menahun pertumbuhannya terhenti. Tumbuhan semusim, mati pada musim dingin. Yang tinggal hanya bijinya. Tumbuhan yang tahan dingin dapat berkecambah menjelang musim panas. Pada hutan gugur pohon-pohonnya tidak terlalu rapat dan jumlah spesiesnya sedikit, yaitu antara 10 – 20 spesies.

6. Taiga (hutan pinus)
Taiga adalah hutan pohon pinus yang daunnya seperti jarum. Jenis tumbuhan misalnya conifer, terutama pohon spruce (picea), alder (alnus), birch (betula), dan juniper (juniperus).

Daerah taiga merupakan bioma yang hanya terdiri dari satu spesies pohon. Taiga banyak terdapat di belahan bumi bagian utara.


Persebaran Hewan di Permukaan Bumi Wilayah-wilayah zoogeografis utama dibuat oleh Wallace pada tahun 1876 seperti berikut.

1. Paleatik
1) Mencakup Eropa dan Asia bagian utara.
 2) Memiliki 28 famili kondata dan yang 9 tersebar di mana-mana.
3) Faunanya adalah beberapa reptile, domba, kambing, bison, ikan salmon, dan ikan forel.

2. Neartik
1) Meliputi Amerika Utara dan Grenland
2) Banyak kesamaan dengan paleatik, keduanya pernah bergabung pada zaman tersier dan plestosen. Misalnya, fauna jenis bison, ikan salmon, dan ikan forel.
3) Faunanya memiliki beberapa bentuk yang khas, musang berkantung, tikus berkantung, reptile, kalkun liar, jenis beruang, bebek, dan angsa.

3. Oriental
1) Meliputi wilayah Australia dan Asia Tenggara.
2) Mempunyai ciri bentuk-bentuk tropik yang ada di daerah Semenanjung dan pulau-pulau. Kedudukan tropik memberinya pertalian dengan wilayah Ethiopia dan Himalaya, membentuk batas tajam yang melindungi banyak daerah di utaranya.
3) Fauna meliputi satu spesies gajah, badak, beberapa spesies rusa, dan antelope, burung kus-kus, burung enggang, harimau, aneka ragam kadal, serta ular. Tiga spesies tikus, kesturi, gibbon, orang utan, tapir, dan kera.

4. Ethiopia
1) Meliputi sebagai besar wilayah tropik, Afrika bagian selatan Sahara, dan Arabia Selatan.
2) Memiliki fauna yang beraneka di antara semua kerajaan, walaupun tidak memiliki tikus mondok, berang-berang, beruang dan rusa.
3) Banyak kesamaan dengan wilayah oriental, misalnya antelope, tapir, badak, kera, dan burung enggang.
4) Kuda nilardvarik, burung unta, dan kelompok penguggis serta pemakan serangga.

5. Australis
1) Memiliki fauna di Australia.
2) Memiliki beberapa mamalia berplasenta dan khas.
3) Selandia Baru memiliki sedikit fauna, yaitu kelelawar dan burung berjalan, reptile-reptil seperti tokek dan sphenodon.
4) Fauna lainnya adalah binatang berkantung, kiwi, kasuari, dan emu (sejenis burung unta).

6. Neotropik
1) Meliputi Amerika Selatan adalah wilayah tropik dan memiliki famili hewan mamalia eksklusif dan jumlah besar.
2) Setengah dari 32 famili hewan berkantung.
3) Fauna lainnya yaitu kera, burung dan pengunggis yang khas, armadillo dan sloth (sejenis kukang), beruang berbintik, rusa dan tapir.

7. Antartika
1) Sebagai wilayah kelanjutan.
2) Memiliki fauna yang termiskin.

8. Oceania
Penyebaran di samudra membentuk perbedaan nyata dengan yang ada di daratan.

tulisan disinii

b. Usaha-usaha pelestarian flora dan fauna
1) Pelestarian flora Pelestarian tumbuhan dititikberatkan pada pelestarian hutan, karena hutan lebih berkaitan dengan kehidupan makhluk hidup di bumi, antara lain hutan menghasilkan sumber air, menghasilkan gas oksigen yang penting untuk pernapasan makhluk hidup dan hutan merupakan sumber penghasilan manusia dan sebagainya. Pelestarian flora di Indonesia
a) Dibentuk polisi khusus kehutanan untuk menjaga kelestarian hutan, agar hutan tidak dicuri kayunya. b) Penerangan lewat media cetak dan media elektronik tentang pentingnya hutan.
c) Merumahkan orang-orang perambah hutan agar tidak merusak hutan.
d) Peningkatan sistem tebang pilih dengan Sistem Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI). Pelestarian hutan tingkat dunia
a) Dalam rangka studi hutan, Sulawesi dan Kalimantan ditetapkan sebagai Pusat Penelitian Kehutanan Internasional. (Centre for International Foresty Ressarch = CIFOR). b) KTT – Bumi di Rio de Janeirio, tanggal 3 Juni 1992. Disebut United Nations Conference of Environment Development, membahas pentingnya lingkungan hidup, khususnya hutan dan pengaruhnya terhadap lapisan ozon.

2) Pelestarian fauna Untuk pelestarian fauna dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan RI No. 301/1991 dan diadakan cagar alam di berbagai tempat di Indonesia. Cagar alam adalah kawasan untuk melindungi lingkungan alam, agar terjaga keasliannya. Suaka margasatwa adalah kawasan untuk melindungi satwa yang sudah dianggap langka atau hampir punah. Hewan-hewan yang dilindungi antara lain sebagai berikut.

a) Berdasarkan Ordinasi dan Peraturan Perlindungan Binatang Liar no. 134 dan 266 Tahun 1931, satwa yang dilindungi adalah:
(1) orang hutan
(2) trenggiling
(3) burung cendrawasih
(4) biawak komodo
(5) gajah
(6) banteng
(7) babi rusa
(8) kancil

b) Berdasarkan SK Menteri Pertanian no. 421/KPTA/um/8/1972, satwa yang dilindungi adalah:
(1) harimau
(2) macan tutul
(3) monyet hutan
(4) kakatua
(5) beo
(6) kasuari
(7) kuau
(8) burung alap-alap

c) Berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 427/KPTA/um/7/1972, satwa yang dilindungi adalah:
(1) harimau Sumatra
(2) bajing Sumatra
(3) itik liar
(4) ikan duyung
(5) burung kipas baru
(6) kelinci Sumatra
(7) mandar Sulawesi

d) Berjenis-jenis burung, yaitu dara laut, bebek laut, bangau hitam, kantul, bangau putih, platuk besi, alap-alap putih, dara mahkota, ibis hitam dan putih, jalak Bali, rangkok, angsa laut, bluwok, kasuari, dan burung cendrawasih. Binatang menyusui yaitu mawas, singapuar, siamang, badak, tapir, kambing hutan, dan trenggiling.

c. Persebaran lokasi cagar alam dan suaka margasatwa di Indonesia Suaka margasatwa yang ada di Indonesia antara lain sebagai berikut.
1) Suaka margasatwa gunung Leuser di Aceh, merupakan suaka margasatwa terbesar di Indonesia. Hewan-hewan yang mendapat perlindungan di tempat ini antara lain gajah, badak Sumatra, orang hutan, tapir, harimau, kambing hutan, rusa dan berjenis-jenis burung.
2) Suaka margasatwa Sumatra Selatan I di Sumatra Selatan, adalah tempat untuk melindungi tapir, badak, kerbau liar, harimau Sumatra, gajah, dan rusa.
3) Suaka margasatwa Baluran di Jawa Timur, adalah tempat untuk melindungi badak, banteng, kerbau liar, anjing hutan, berjenis-jenis kera, lutung, rusa, babi hutan, ayam hutan, dan burung merak. 4) Suaka margasatwa Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur, terutama untuk melindungi biawak komodo. Satwa lainnya burung kakatua, ayam hutan, kerbau liar, babi hutan, dan rusa.
5) Suaka margasatwa Pulau Mojo di Sumbawa, melindungi burung kakatua, ayam hutan, sapi liar, babi hutan, dan rusa.
6) Suaka margasatwa Kutai di Kalimantan Timur, melindungi babi hutan, banteng, orang utan, rusa dan bekantan.
7) Suaka margasatwa pulau Panaitan Ujungkulon, melindungi ular sanca bantuan dari kebun binatang London.
8) Suaka margasatwa pulau Kaget di tengah sungai Barito, melindungi bekantan, dan kera berhidung mancung.

Ada pula kawasan hutan yang disebut suaka alam atau cagar alam. Cagar alam yang terkenal di Indonesia antara lain sebagai berikut.
1) Cagar alam Pulau Dua di Jawa Barat, disamping untuk melestarikan hutan, pulau ini juga digunakan untuk melindungi berjenis-jenis burung laut. Oleh karena itu, tempat ini terkenal dengan sebutan Kerajaan Burung.
2) Cagar alam Cibodas di kaki Gunung Gede Jawa Barat, merupakan cadangan hutan di daerah basah.
3) Cagar alam Ujung Kulon di Jawa Barat, melindungi badak bercula satu, rusa, buaya, banteng, babi hutan, burung merak.
4) Cagar alam Penanjung Pangandaran di Jawa Barat, untuk melestarikan hutan dan melindungi rusa, banteng, dan babi hutan.
5) Cagar alam Lalijiwo di Jawa Timur terdapat hutan alam flora alpine dan berjenis-jenis cemara.
6) Cagar alam raflesia di Bengkulu, melindungi bunga raflesia yang merupakan bunga terbesar di dunia.
7) Cagar alam Sibolangit di Sumatra Utara, terdapat flora asli khas dataran rendah Sumatra, antara lain pohon lebah dan bunga bangkai raksasa.
8) Cagar alam Limbo Panti di Sumatra Barat, terdapat tumbuh-tumbuhan khas Sumatra Barat dan hewan-hewan antara lain tapir dan siamang.
9) Cagar alam Florence Papua, melindungi flora asli Papua yaitu rasamala, eucalyptus (minyak kayu putih).

C. Lembaga Biologi Untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, Indonesia memiliki lembaga-lembaga biologi seperti berikut ini.
1. Kebun Raya Bogor dengan cabang-cabangnya di Cibodas (Jabar), dan Purwodadi (Lawang/Jatim), Eka Karya (Bali), dan Sibolangit (Sumut). Di dalam Kebun Raya Bogor tumbuh semua jenis tanaman tropis sebanyak ± 16.000 pohon, meliputi ± 6.000 spesies.
2. Herbarium Boriense dengan koleksi ± 1 juta set.
3. Museum Zoologicum Bogorience menyimpan ± 600.000 ekor binatang dalam bentuk diawetkan.
 4. Lembaga Penelitian Botani di Bogor.

5. Lembaga Penelitian laut di Jakarta. D. Dampak dari Kerusakan Flora dan Fauna Dengan makin bertambahnya penduduk, maka banyak daerah-daerah yang dahulu merupakan hutan belantara dengan bentuk keasliannya (baik mengenai tanah, tumbuhan, maupun dunia hewannya) diubah menjadi daerah-daerah tempat tinggal. Akibatnya ada beberapa jenis tumbuhan dan hewan yang lenyap atau punah, sehingga tidak dapat diwariskan kepada generasi yang akan datang. Di antara jenis tumbuh-tumbuhan dan hewan tersebut banyak yang tidak terdapat di bagian lain dunia ini kecuali di bumi Indonesia. Dengan keadaan seperti di atas, maka perlu diadakan tempat-tempat perlindungan bagi tumbuh-tumbuhan dan hewan, supaya dapat tumbuh dan hidup bebas di alam asli. Begitu pula untuk daerah yang memiliki formasi batuan tertentu, daerah-daerah pos vulkanik dan lainnya. Daerah perlindungan untuk jenis tumbuh-tumbuhan disebut cagar alam, sedangkan daerah perlindungan bagi hewan-hewan dinamakan suaka margasatwa. Dengan adanya undang-undang dan ancaman hukuman di daerah tersebut, orang dilarang melakukan hal-hal berikut ini.

1. Berburu atau membunuh hewan-hewan tertentu.
2. Menebang atau merusak tumbuh-tumbuhan.
3. Mengerjakan tanah untuk tempat tinggal dan pertanian.

Dampak kerusakan flora dan fauna terhadap kehidupan.
1. Berkurangnya sumber daya alam
2. Dapat menimbulkan bencana tanah longsor dan banjir.
3. Penelitian secara ilmiah akan terhambat karena punahnya jenis flora dan fauna tertentu.
4. Akan memusnahkan habitat lain karena terputusnya rantai makanan.

iklan tengah