Pengertian Batuan Sedimen, Ciri, Klasifikasi, Jenis dan Gambarnya Lengkap

Batuan sedimen ini merupakan salah satu jenis batuan yang mana terbentuk sebagai hasil pemadatan endapan yang berupa bahan lepas.

Batuan sedimen atau sering juga disebut sebagai endapan merupakan batuan yang terbentuk dari endapan bahan- bahan yang terbawa oleh air ataupun angin.

Batuan sedimen yakni batuan yang terbentuk karena adanya proses pembatuan atau litifikasi dari hasil proses pelapukan dan juga erosi tanah yang telah terbawa arus dan kemudian diendapkan.

Seorang ahli, yakni Hutton (1875) menyatakan bahwasannya batuan sedimen ini merupakan batuan yang terbentuk oleh konsolidasi sedimen, sebagai material lepas, yang terangkut ke lokasi pengendapan oleh air, angin, es  dan juga longsoran gravitasi, gerakan tanah atau juga tanah longsor. Selain terbentuk dari demikian, batuan sedimen ini juga terbentuk oleh penguapan larutan kalsium karbonat, silika, garam, dan juga material- material lainnya.

Menurut Tucker (1991), 70% batuan yang terdapat di seluruh permukaan bumi ini adalah jenis dari batuan sedimen.

Namun batuan itu hanya sebesat 2% dari volume seluruh kerak bumi.

Hal ini menandakan bahwa batuan sedimen yang tersebar dengan sangat luas di permukaan bumi, namun ketebalannya hanya relatif tipis.

Kerak bumi memang tersusun atas berbagai macam material, tidak hanya batuan saja namun juga lapisan- lapisan tanah, pasir, dan juga yang lainnya.

Dan batuan ini juga termasuk elemen yang menyusun komposisi kerak bumi . batuan- bayuan yang metususn kompisisi kerak bumi ini terbagi ke dalam berbagai macam jenis dan salah satunya adalah batuan sedimen ini.

Struktur batuan sedimen dapat diklasifikasikan menjadi struktur primer dan struktur sekunder:

STRUKTUR PRIMER
Struktur primer adalah struktur yang terbentuk bersama dengan pembentukan batuan sedimen itu sendiri :

a. Struktur Fisika; struktur yang terbentuk karena proses fisika (berupa arus/gelombang)

  1. Bedding, Cross-bedding, Graded-bedding, Inverted graded-bedding, Lamination.
  2. Tidak ada kenampakan struktur; Massif.
  3. Berdasar kenampakannya di permukaan batuan; Ripple marks, Tool marks, Flute cast, Mud cracks, Rain print.
  4. Karena proses deformasi; Load cast, Convolute structure.


b. Struktur Biologi; struktur  yang terbentuk karena aktivitas organisme biologis.

  1. Track, Trail (jejak)
  2. Burrow (galian)
  3. Cast, Mold (cetakan)


c. Struktur Kimia; struktur yang terbentuk karena aktivitas kimiawi.

  1. Nodule, Konkresi.


STRUKTUR SEKUNDER
Struktur sekunder adalah struktur yang terbentuk setelah terbentuknya batuan sedimen tersebut, seperti fault, fold, jointing.

Dari klasifikasi tersebut, beberapa struktur yang umum ditemukan pada batuan sedimen antara lain :

1. Bedding
BeddingAtau biasa dikenal sebagai Struktur Berlapis. Struktur ini merupakan ciri khas batuan sedimen yang memperlihatkan susunan lapisan-lapisan (beds) pada batuan sedimen dengan ketebalan setiap lapisan ≥ 1 cm.

2. Cross-Bedding
Perlapisan Silang-Siur (Cross-Bedding), batuan sedimen berstruktur ini memperlihatkan struktur perlapisan yang saling potong memotong. Terbentuk karena pengaruh perubahan energi ataupun arah arus pada saat sedimentasi berlangsung.

3. Graded-Bedding
Struktur Perlapisan Bergradasi (Graded-Bedding), memiliki ciri-ciri ukuran butir penyusun batuan sedimen yang berubah secara gradual, yaitu makin ke atas ukuran butir yang semakin halus, dimana pada proses pembentukkannya butiran yang lebih besar terendapkan terlebih dahulu sedangkan yang lebih halus terendapkan di atasnya.

4. Lamination/Laminasi
Merupakan Struktur Perlapisan (Bedding) dengan ketebalan masing-masing lapisan (bed thickness) yang kurang dari 1 cm.

5. Inverted Graded-Bedding
Normalnya, struktur graded-bedding memperlihatkan perubahan gradual butiran yang semakin ke atas semakin halus. Akan tetapi karena suatu pengaruh tertentu, perubahan gradual butiran yang terbalik (makin ke bawah semakin halus) dapat terbentuk pada suatu batuan sedimen dan menyebabkan suatu kenampakan struktur Bergradasi Terbalik (Inverted Graded-Bedding).

6. Slump
Struktur Slump (luncuran), salah satu struktur batuan sedimen yang berbentuk lipatan kecil meluncur ke bawah karena adanya suatu pengangkatan pada suatu lapisan yang belum terkonsolidasi sempurna.

7. Load Cast
Merupakan struktur batuan sedimen yang berupa lekukan di permukaan ataupun bentukan tak beraturan karena pengaruh suatu beban di atas batuan tersebut.

8. Flute Cast
Suatu struktur batuan sedimen yang berupa gerusan di permukaan lapisan batuan karena pengaruh suatu arus.

9. Wash Out
Wash out adalah kenampakan struktur batuan sedimen sebagai hasil dari erosi tiba-tiba karena pengaruh suatu arus kuat pada permukaannya.

10. Stromatolite
Stromatolite adalah struktur lapisan batuan sedimen dengan susunan berbentuk lembaran mirip terumbu yang terbentuk sebagai hasil dari aktivitas cyanobacteria.

11. Tool Marks
Struktur ini hampir sama dengan flute cast, namun bentuk gerusan pada permukaan/lapisan batuan sedimen diakibatkan oleh gesekan benda/suatu objek yang terpengaruh arus.

12. Rain Print
Rain print atau rain marks merupakan suatu kenampakan/struktur pada batuan sedimen akibat dari tetesan air hujan.

13. Burrow
Struktur kenampakan pada lapisan batuan sedimen berupa lubang atau galian hasil dari suatu aktivitas organisme.

14. Trail
Kenampakan jejak pada batuan sedimen berupa seretan bagian tubuh suatu makhluk hidup/organisme.

15. Track
Seperti struktur trail, track merupakan kenampakan jejak berupa tapak kaki suatu organisme.

16. Mud Cracks
Bentuk retakan-retakan (cracks) pada lapisan lumpur (mud) yang umumnya berbentuk polygonal.

17. Flame Structure
Flame structure, kenampakan struktur yang seperti lidah/kobaran api. Struktur ini dapat terbentuk ketika suatu sedimen yang belum terlitifikasi sempurna terbebani oleh suatu lapisan sedimen yang lebih berat di atasnya.
Batuan sedimen ini mempunyai tekstur yang bermacam- macam. Batuan sedimen ini dapat bertekstur klastika ataupun non- klastika.

Namun apabila batuannya sudah sangat kompak dan apabila telah terjadi rekristalisasi atau pengkristalan kembali, maka batuan sedimen ini memiliki tekstur kristalin.

Batuan sedimen yang mempunyai tekstur kristalin ini pada umumnya terjadi pada jenis batu gamping dan juga batuan sedimen yang kaya silika yang sangat kompak dan juga keras.
Batuan sedimen ini mengalami proses pemadatan dan juga pengompakan dari bahan lepas (endapan) hingga menjadi batuan sedimen yang utuh.

Proses ini dinamakan sebagai diagenesa.

Proses diagenesa sendiri dapat terjadi pada suhu dan tekanan atmosferik sampai dengan suhu 300 derajat celcius dan juga tekanan 1 – 2 kilobar yang berlangsung mulai dari sedimen mengalami penguburan hingga terangkat dan juga tersingkap kembali di atas permukaan  lapisan atmosfer bumi.

Berdasarkah hal ini maka ada 3 macam diagnesa, yakni:

  1. Diagnesa eogenik, yakni diagnesa awal yang terjadi pada sedimen di bawah permukaan air.
  2. Diagnesa mesogenik, yakni diagnesa yang terjadi pada waktu sedimen mengalami penguburan yang semakin dalam.
  3. Diagnesa telogenik, yakni diagnesa yang terjadi pada saat batuan sedimen tersingkap kembali ke permukaan bumi yang disebabkan karena pengangkatan dan juga erosi.
Jika kita pada umumnya menjumpai bahwa batu berwarna gelap, yakni hitam atau sedikit keabu- abuan, maka batuan sedimen ini mempunyai warna yang sedikut serah atau terang. Bataun sedimen ini mempunyai wrna yang khas.

Warna dari batuan sedimen ini pada umumnya berwarna terang atau cerah, seperti putih, kuning, ataupun abu- abu terang.

Namun tudak selamanya batuan sedimen ini berwarna cerah atau terang.

Batuan sedimen ini ada yang berwarna gelap, yakni abu- abu gelap hingga hitam kelam, serta merah dan juga coklat.

Dengan demikian batuan sedimen ini mempunyai warna yang bervariasi. Variasi warna drai batuan sedimen ini disebabkan oleh komposisi bahan penyusunnya.
Jenis- jenis dari batuan sedimen ini diklasifikasikan menurut beberapa kategori.

Banyak ahli yang mengkategorikan atau mengjklasifikasikan jenis batuan ini dengan jumlah yang berbeda- beda.

1. Pettijohn (1975), O’Dunn dan Sill (1986)
Membagi batuan batuan sedimen ini berdasarkan terksturnya yang terbagi ke dalam dua kelompok besar, yakni batuan batuan sedimen klastika dan juga batuan sedimen non- klastika.

a. Sedimen Klastika
Batuan sedimen klastika disebut juga dengan batuan sedimen detritus, mekanik, eksogen yang merupakan batuan sedimen yang terdiri atas klastika- klastika atau hancuran bebatuan yang mengendap secara alami atau mekanik oleh gaya beratnya sendiri.

Batuan jenis ini terbentuk sebagai hasil pengerjaan kembali atau reworkin dari batuan yang sudah ada sebelumnya.

Proses pengerjaan kembali yang terjadi sebagai pembentukan batuan ini meliputi pelapukan, erosi, transportasi, dan juga redeposisi atau pengendapan kembali. Untuk menunjang proses tersebut dapat terjadi, diperlukan beberapa media yakni air, angin, es , dan juga efek gravitasi atau beratnya sendiri.

Khusus untuk media yang terakhir tersebut atau media gravitasi ini sebagai akibat dari longsoran batuan yang telah ada sebelumnya.

Yang perlu kita ketahui dari kelompok batuan jenis ini adalah bahwa kelompok batuan ini bersifat fragmental atau terdiri dari butiran- butiran atau pecahan batuan sehingga bertekstur klastika.

Contoh dari batuan sedimen klastika ini antara lain batu breksi, konglomerat, batu pasir, dan juga batu lempeng.

Batu breksi merupakan endapan krikil yang bersudut tajam yang masih dekat dengan tempat asalnya.

Batu konglomerat merupakan endapan kerikil yang sudutnya membulat (sudut yang jauh terbawa aliran sungai).

Sedangkan batu pasir merupakan batuan endapan yang berasal dari fragmen batuan yang berukuran 1/16 hingga 2 mili meter.

b. Sedimen Nonklastika
Batuan non- klastika ini merupakan jenis batuan sedimen yang terbentuk sebagai hasil penguapan suatu larutan atau pengendapan material yang berada di tempat itu juga.

Proses pembentukan batuan jenis ini bisa terjadi dengan proses kimiawi, biologi ataupun organik, ataupun kombinasi antara keduanya, yakni kombinasi antara kimiawi dan juga organik atau biologi.

Proses yang merupakan kombinasi dari keduanya ini disebut dengan biokomia. Proses pembentukan batuan ini yang terjadi secara biologi atau organik merupakan prosen pembentukan yang dilakukan oleh aktivitas alam tertentu yakni oleh tumbuhan maupun binatang.

Sebagai contoh dari proses pembentukan batuan ini secara organik adalah pembentukan rumah binatang laut atau karang, terkumpulnya cangkang binatang (fosil), dan terkuburnya kayu- kayuan sebagai akibat penurunan daratan menjadi laut.

2. Sanders tahun 1981 dan Tucker 1991
Mengklasifikasikan atau membagi batuan sedimen ini menjadi empat macam yakni:

a. Batuan sedimen kimia
Batuan sedimen kimia merupakan batuan sedimen yang terbentuk melalui reaksi kimia, seperti evaporasi, presitasi, dan juga konsentrasi. Contoh drai batuan sedimen kimia ini adalah batu garam, batu gypsum, stalaktit, dan juga stalagmit.

b. Batuan sedimen organik
Batuan sedimen organik ini juga dikenal sebagai batuan sedimen asal jasad. Batuan sedimen organik merupakan batuan sedimen yang berasal dari sisa- sisa jasad hidup atau dibuat oleh jasad hidup.

Golongan batuan jenis ini dapat dipecah menjadi dua macam, yakni sedimen biomekanik dan juga sedimen biokimia.

Sedimen biomekanik merupakanendapan dari sisa- sisa bagian tubuh jasad hidup yang mengendap secara alami karena beratnya sendiri, misalnya adalah batu gamping, kerang, batu numilites, dan juga batu gamping berlapis.

Sementara batuan sedimen biokimia merupakan batuan yang terjadi karena pengendapan unsur gamping dan juga silisium dengan batuan makhluk hidup.

Contoh dari batuan ini adalah batu gamping terumbu atau rumah binatang kerang dan juga tanah diatomea atau pengendapan unsur silisium karena adanya karbondioksida dalam air yang banyak diserap oleh ganggang diatomea.

c. Batuan sedimen klastika gunung api.
Khusus untuk batuan jenis ini merupakan batuan sedimen yang mempunyai tekstur klastika dengan bahan penyusun utamanya berasal dari hasil kegiatan oleh gunung api.

3. Menurut Graha (1987)
Batuan sedimen jenis ini merupakan batuan sedimen yang pada umumnya bertekstur non klasika. Graha membagi batuan sedimen ini menjadi empat kelompok juga, yakni:

  • Batuan sedimen detritus (klastika/ mekanis)
  • Batuan sedimen batubara (organik/ tumbuh- tumbuhan)
  • Batuan sedimen silika, dan
  • Batuan sedimen karbonat

Khusus untuk jenis batuan ini dan juga batuan sedimen silika ini bisa merupakan batuan sedimen klastika maupun batuan sedimen non- klastika.

Kemudian berdasar pada komposisi penyusun utamanya , batuan sedimen klastika atau bertekstur klastika, dapat dibagi lagi menjadi tiga macam. Yakni:

  • Batuan sedimen silisiklastika. Batuan jenis ini merupakan jenis batuan sedimen klastika yang mineral penyusun utamanya berupa kuarsa dan juga felspar.
  • Batuan sedimen klastika gunung api. Batuan sedimen gunung api merupakan salah satu jenis batuan sedimen dengan material penyusun utamanya berasal dari hasil kegiatan gunung api, seperti kaca, kristal, dan atau litik.
  • Batuan sedimen klastika karbonat atau dikenal sebagai batu gamping klastika. Batuan jenis ini merupakan batuan sedimen klastika dengan mineral penyusun utamanya adalah material karbonat (kalsit).
1. Batu Konglomerat
Batu yang terdiri dari material kerikil bulat, batu-batu dan pasir yang terikat satu sama lain adalah batu konglomerat. Batu konglomerat disusun dari bahan-bahan yang terlepas karena pengaruh gaya berat batu. Kemudian bahan tersebut memadat dan saling terikat dengan baik. Fungsi dari batu ini adalah untuk bahan pendukung bangunan.

2. Batu Pasir
Seperti namanya, batu pasir terdiri atas susunan butiran-butiran pasir. Biasanya batu pasir berwarna merah, kuning, atau abu-abu. Batu ini terbuat dari bahan-bahan lepas dikarenakan padatnya gaya berat sehingga satu partikel dengan yang lain saling terikat. Batu pasir dipakai untuk material penyusun kaca atau gelas dan dapat digunakan sebagai konstruksi bangunan.

3. Batu Gamping
Batu dengan bentuk sedikit lunak dengan warna putih bercampur abu-abu disebut dengan batu gamping. Batu ini mampu membentuk gas karbondioksida jika mendapat sedikit tetesan asam. Batu gamping tersusun dari cangkang binatang lunak yang sudah mati, seperti kerang, siput, dan binatang laut lain. Batu gamping dapat digunakan sebagai bahan baku semen.

4. Batu Serpih
Batu serpih terbuat dari bahan yang halus dan lepas disebabkan karena gaya berat batu padat dan saling terikat satu sama lain. Batu ini merupakan batu yang memiliki bau khas, seperti tanah liat dan memiliki butiran halus serta memiliki warna beragam. Ada warna abu-abu, hitam, hijau, merah, dan kuning. Batu ini berguna sebagai bahan bangunan.

5. Stalaktit dan Stalagmit
Endapan-endapan pada gua yang berwarna-warni, mulai dari coklat, keemasa, krem, kuning, atau putih disebut dengan stalaktit dan stalagmit. Keduanya terbentuk dari larutan air yang turun ke gua yang berasal dari tetesan atap gua menuju dasarnya. Air yang menetes tersebut memiliki kandungan kapur semakin lama membeku dan menumpuk menjadi batuan kapur.

Batuan kapur pada gua berbentuk runcing-runcing dengan warna-warni yang indah menjadi daya tarik pada gua tersebut. Stalaktit dan stalagmit berfungsi sebagai pemandangan yang jarang ditemui bagi pengunjung. Karena keajaiban tersebut hanya bisa dilihat di dalam gua sehingga tidak stalaktit dan stalagmit tidak bisa ditemukan di luar gua.

6. Batu Breksi
Batu breksi terdiri dari batuan yang terpecah menjadi beberapa bagian dan kemudian menjadi satu. Pecahan tersebut berasal dari letusan gunung berapi. Batu breksi juga terbentuk dari elemen yang dilemparkan ke udara dalam jarak tinggi lalu akhirnya mengalami pengendapan di suatu tempat. Fungsi batu breksi adalah bahan kerajinan dan bangunan.

7. Batu Lempung
Warna dari batu lempung biasanya berwarna keemasa, coklat, abu-abu, atau merah. Batu lempung terbuat dari proses pelapukan batuan beku yang membentuk material lempung di sekitar batuan induk. Lalu batu induk akan masuk dalam proses pengendapan dan menjadi batu lempung. Fungsi dari batu lempung adalah sebagai bahan dari kerajinan.

Daftar Pustaka
  1. https://ilmugeografi.com/geologi/batuan-sedimen
  2. www.mervcoleman.com
  3. https://geohazard009.wordpress.com/2015/03/10/struktur-struktur-batuan-sedimen/
  4. https://jagad.id/batuan-sedimen/

iklan tengah