IPA VII BAB 2 Klasifikasi Makhluk Hidup

Manusia, hewan, dan tumbuhan merupakan kelompok makhluk hidup. Makhluk hidup dan benda tak hidup atau benda mati dibedakan dengan adanya ciri-ciri kehidupan.

Makhluk hidup menunjukkan adanya ciri-ciri kehidupan antara lain bergerak, bernapas, tumbuh dan berkembang, berkembang biak, memerlukan nutrisi, dan peka terhadap rangsang. Benda mati tidak memiliki ciri-ciri tersebut

Hidup Secara umum, ciri-ciri yang ditemukan pada makhluk hidup adalah bernapas, bergerak, makan dan minum, tumbuh dan berkembang, berkembang biak, mengeluarkan zat sisa, peka terhadap rangsang, dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan.

1. Bernapas 
Setiap saat kamu bernapas, yaitu menghirup udara yang di antaranya mengandung oksigen (O2 ) dan mengeluarkan udara dengan kandungan karbon dioksida (CO2 ) lebih besar dari yang dihirup.

Kamu dapat merasakan kebutuhan bernapas dengan cara menahan untuk tidak menghirup udara selama beberapa saat. Tentunya kamu akan merasakan sesak sebagai tanda kekurangan oksigen.

2. Memerlukan Makanan dan Minuman 
Untuk beraktivitas, setiap makhluk hidup memerlukan energi. Dari manakah energi tersebut diperoleh? Untuk memperoleh energi, makhluk hidup memerlukan makanan dan minuman

3. Bergerak 
Kamu dapat berjalan, berlari, berenang, dan menggerakkan tangan. Itu merupakan ciri bergerak. Tubuhmu dapat melakukan aktivitas karena memiliki sistem gerak. Sistem gerak terdiri atas tulang, sendi, dan otot. Ketiganya bekerja sama membentuk sistem gerak

4. Tumbuh dan Berkembang 
Perhatikan tubuhmu, samakah tinggi dan massa tubuhmu sekarang dengan tinggi dan massa tubuhmu waktu masih kecil? Tentu saja tidak sama.

Tinggi dan massa tubuhmu akan bertambah seiring pertambahan usia. Proses inilah yang disebut dengan tumbuh.

Hewan juga mengalami hal yang sama.

Kupu-kupu bertelur, telur tersebut kemudian menetas menjadi ulat, lalu menjadi kepompong, kepompong berubah bentuk menjadi kupu-kupu muda, dan akhirnya berkembang menjadi kupu-kupu dewasa

5. Berkembang Biak (Reproduksi) 
Kemampuan makhluk hidup untuk memperoleh keturunan disebut berkembang biak (reproduksi). Berkembang biak bertujuan untuk melestarikan keturunan agar tidak punah.

Sebagai contoh kamu lahir dari ayah dan ibu. Ayah dan ibumu masing-masing juga mempunyai orangtua yang kamu panggil kakek dan nenek, dan seterusnya

6. Peka terhadap Rangsang 
Bagaimanakah reaksi kamu jika tiba-tiba ada sorot lampu yang sangat terang masuk ke mata? Tentu secara spontan kamu akan segera menutup kelopak mata.

Dari contoh itu menunjukkan bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk memberikan tanggapan terhadap rangsangan yang diterima. Kemampuan menanggapi rangsangan disebut irritabilitas

7. Menyesuaikan Diri terhadap Lingkungan 
Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan disebut adaptasi.

Contohnya tumbuhan yang hidup di tempat kering (sedikit mengandung air) memiliki daun yang sempit dan tebal, sedangkan tumbuhan yang hidup di tempat basah (banyak mengandung air) memiliki daun lebar dan tipis.

Pernahkah kamu ke pasar tradisional? Pernahkah kamu memerhatikan para pedagang mengelompokkan barang-barang dagangannya?

Ada kelompok sayuran, dan ada kelompok buah-buahan. Adapula kelompok barang kebutuhan pokok, dan lainlain.

Pernahkah kamu memerhatikan macammacam hewan di sekitarmu? Ada hewan piaraan, ada hewan ternak, dan ada hewan liar.

Masih banyak lagi aneka ragam makhluk hidup yang ada di bumi yang beragam jenis sifat serta ciri-cirinya.

Untuk mempermudah dalam mempelajari keanekaragaman makhluk hidup tersebut, manusia melakukan pengelompokan makhluk hidup. Pengelompokan makhluk hidup dinamakan klasifikasi.

Kegiatan menggolongkan makhluk hidup disebut klasifikasi.

Dasar-dasar yang digunakan dalam klasifikasi adalah persamaan dan perbedaan ciri morfologi (bentuk luar), anatomi (struktur tubuh), fisiologi (reaksi kimia dan fungsi alat tubuh), tingkah laku, serta kemampuan saling kawin dan menghasilkan keturunan yang fertil.

Adapun tujuan dari adanya klasifikasi makhluk hidup sebagai berikut:
  1. Mengetahui manfaat makhluk hidup untuk kepentingan manusia
  2. Mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup
  3. Mengetahui adanya saling ketergantungan antara makhluk hidup
  4. Mempermudah mempelajari makhluk hidup

Di dalam klasifikasi makhluk hidup menggunakan sistem yang disebut dengan sistem binomial nomenclature (Sistem tata nama ganda).

Penulisan nama ilmiah dengan menggunakan sistem tata nama ganda dipelopori oleh Carolus Linnaeus, sehingga ia dijuluki sebagai bapak taksonomi.

Di dalam sistem binomial nomenclature mempunyai aturan-aturan sebagai berikut:
  1. Spesies terdiri dari dua kata, kata pertama menunjukkan marga (genus) dan kata kedua menunjukkan sifat spesifikasi (spesies)
  2. Kata pertama diawali dengan huruf besar dan kata kedua diawali dengan huruf kecil
  3. Menggunakan bahasa Latin atau ilmiah atau bahasa yang dilatinkan dengan dicetak miring atau digarisbawahi.

Contoh:
Nama spesies padi  : Oryza sativa L
Genus                      : Oryza
Spesies                    : sativa
Pelaku pengindentifikasi oleh Linnaeus dengan L

Beberapa alasan dalam klasifikasi menggunakan bahasa latin, karena:
  1. Agar tidak ada kekeliruan dalam mengidentifikasi makhluk hidup karena tidak ada nama makhluk hidup yang sama persis
  2. Nama ilmiah jarang berubah
  3. Nama ilmiah ditulis dalam bahasa yang sama di seluruh dunia

Kriteria Klasifikasi Tumbuhan
Para ahli melakukan pengklasifikasian tumbuhan dengan memerhatikan beberapa kriteria yang menjadi penentu dan selalu diperhatikan. Berikut contohnya.
  1. Organ perkembangbiakannya, apakah dengan spora atau dengan bunga. 
  2. Habitusnya, apakah berupa pohon, perdu atau semak. 
  3. Bentuk dan ukuran daun. 
  4. Cara berkembang biak, apakah dengan seksual (generatif) atau aseksual (vegetatif). 

Kriteria Klasifikasi Hewan
Sama halnya dengan pengklasifikasian tumbuhan, dalam mengklasifikasikan hewan, para ahli juga mengklasifikasi dengan melihat kriteria berikut ini.
  1. Saluran pencernaan makanan. Hewan tingkat rendah belum mempunyai saluran pencernaan makanan. Hewan tingkat tinggi mempunyai lubang mulut, saluran pencernaan, dan anus. 
  2. Kerangka (skeleton), apakah kerangka di luar tubuh (eksoskeleton) atau di dalam tubuh (endoskeleton). 
  3. Anggota gerak, apakah berkaki dua, empat, atau tidak berkaki

Kunci determinasi merupakan suatu kunci yang dipergunakan untuk menentukan filum atau divisi, kelas, ordo, famili, genus, atau spesies.

Dasar yang dipergunakan kunci determinasi ini adalah identifikasi dari makhluk hidup dengan menggunakan kunci dikotom.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kunci determinasi adalah seperti berikut.
  1. Kunci harus dikotomi. 
  2. Kata pertama dalam tiap pernyataan dalam 1 kuplet harus identik, contoh 
    1. tumbuhan berumah satu … 
    2. tumbuhan berumah dua … 
  3. Pilihan atau bagian dari kuplet harus kontradiktif, sehingga satu bagian dapat diterima dan yang lain ditolak. 
  4. Hindari pemakaian kisaran yang tumpang tindih atau hal-hal yang bersifat relatif dalam kuplet, contohnya panjang daun 4-8 cm, daun besar atau kecil. 
  5. Gunakan sifat-sifat yang bisa diamati. 
  6. Pernyataan dari dua kuplet yang berurutan jangan dimulai dengan kata yang sama. 
  7. Setiap kuplet diberi nomor. 
  8. Buat kalimat pertanyaan yang pendek

Kunci determinasi merupakan cara atau langkah untuk mengenali organisme dan mengelompokkannya pada takson makhluk hidup.

Kunci determinasi adalah uraian keterangan tentang ciri-ciri makhluk hidup yang disusun berurut mulai dari ciri umum hingga ke ciri khusus untuk menemukan suatu jenis makhluk hidup.

Kunci determinasi yang paling sederhana ialah kunci dikotom. Kunci dikotom berisi keterangan yang disusun berpasangan dan menunjukkan ciri yang berlawanan.

Makhluk hidup yang ada di bumi ini ada yang dapat dilihat (diamati) dengan mata secara langsung ada pula yang tidak dapat diamati oleh mata, tetapi harus menggunakan alat yang disebut mikroskop.

Jenis mikroskop ada dua, yaitu mikroskop cahaya yang memiliki perbesaran 100 kali dan mikroskop elektron yang memiliki perbesaran 100.000 kali.

Berikut ini adalah bagian-bagian dari mikroskop:
  1. Lensa okuler
  2. Lensa objektif
  3. Tabung mikroskop
  4. Makrometer

Langkah-langkah menggunakan mikroskop adalah sebagai berikut.
  1. Ambillah mikroskop dari kotak penyimpanannya. Tangan kanan memegang bagian lengan mikroskop dan tangan kiri memegang alas mikroskop. Kemudian, mikroskop diletakkan di tempat yang datar, kering, dan memiliki cahaya yang cukup. 
  2. Putar revolver, sehingga lensa objektif dengan perbesaran lemah berada pada posisi satu poros dengan lensa okuler yang ditandai bunyi ”klik” pada revolver. 
  3. Pasang lensa okuler dengan lensa yang memiliki ukuran perbesaran sedang. Cahaya tampak terang berbentuk bulat (lapang pandang), seperti yang terlihat pada gambar. Hal tersebut dapat diperoleh dengan cara berikut. 
    1.  Atur diafragma untuk mendapatkan cahaya yang terang. 
    2. Atur cermin untuk mendapatkan cahaya yang akan dipantulkan ke diafragma sesuai kondisi ruangan. Pengaturan dilakukan dengan cara melihat melalui lensa okuler (apakah lapang pandang sudah terang/ jelas?). Ingat bahwa: beberapa mikroskop telah dilengkapi lampu, sehingga tidak perlu mencari cahaya, cukup mengatur posisi diafragma yang sesuai dengan kebutuhan cahaya terang dan lurus dengan lensa okuler dan objektif. 
  4. Siapkan preparat yang akan diamati, kemudian letakkan di meja. Aturlah agar bagian yang akan diamati tepat di tengah lubang meja preparat. Kemudian, jepitlah preparat itu dengan penjepit objek. 
  5. Aturlah fokus untuk memperjelas gambar objek dengan cara berikut. 
    1. Putar pemutar kasar (makrometer) secara perlahan sambil dilihat dari lensa okuler. Pemutaran dengan makrometer dilakukan sampai lensa objektif berada pada posisi terdekat dengan meja preparat. Ingat: Jangan memutar makrometer secara paksa karena akan menekan preparat dan menyebabkan peparat rusak/pecah/patah. 
    2. Lanjutkan dengan memutar pemutar halus (mikrometer), untuk memperjelas bayangan objek. 
    3. Jika letak preparat belum tepat, kaca objek dapat digeser dengan lengan yang berhubungan dengan penjepit. Jika tidak tersedia, preparat dapat digeser secara langsung. 
  6. Setelah preparat terlihat, untuk memperoleh perbesaran kuat gantilah lensa objektif dengan ukuran dari 10 x, 40 x, atau 100 x dengan cara memutar revolver hingga bunyi klik. Usahakan agar posisi preparat tidak bergeser. Jika hal ini terjadi, kamu harus mengulangi dari awal. 
  7. Setelah selesai menggunakan mikroskop, bersihkan mikroskop dan simpan pada tempat penyimpanan


Sistem lima kingdom merupakan penyempurnaan dari sistem empat kingdom oleh Whittaker dengan menggunakan dasar tingkatan organisme, susunan sel (ada tidaknya membran inti), dan faktor nutrisinya (cara membuat makanan).

Sistem ini terdiri atas kingdom Monera, kingdom protista, kingdom fungi, kingdom plantae, dan kingdom animalia.

1. MONERA
Ciri-ciri monera adalah bersel tunggal, sel prokariota (tidak memiliki membran inti), ada yang bersifat autotrofik (dapat membuat makanan sendiri) atau heterofik (mendapatkan makanan dari luar), serta menyimpan karbohidrat dalam bentuk glikogen dan lipid dalam bentuk minyak.

Contoh: kelompok ganggang biru (cyanobacteria) dan bakteri.

a. Bakteri
Bakteri berkembang biak dengan cara membelah diri. Bakteri ada yang berkrolofil dan mempu melakukan fotosintesis. Contoh chlorobium lumicola (bakteri hijau). Bakteri dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu bakteri parasit, bakteri simbiosis, dan bakteri nitrifikan.

b. Ganggang Biru
Ganggang biru berkembang biak dengan membelah diri dan bersifat autotrof. Contoh: spirulina maxima dan anabaena cycadae

2. PROTISTA
Ciri-ciri protista adalah bersel tunggal (uniseluler), sel eukariota (memiliki selaput inti), menyimpan cadangan makanan yang berupa lipid dalam bentuk minyak, serta ada yang autotrofik dan heterotrofik.

Secara umum, protista dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:

a. Protista yang mirip hewan (protozoa)
Berdasarkan alat geraknya, protozoa digolongkan dalam beberapa kelas, yaitu:
  1.  Rhizopoda, bergerak menggunakan kaki semu. Contoh: Amoeba proteus
  2.  Flagellata, bergerak menggunakan flagel (bulu cambuk). Contoh: Volvox globator, euglena viridis, dan trypanosoma gambiense.
  3. Ciliciata, bergerak dengan alat getar (silia). Contoh: paramecium caudatum
  4. Sporozoa, tidak memiliki alat gerak, contoh: plasmodium vivax

b. Protista mirip tumbuhan (alga)
Berdasarkan pigmen yang dimiliki, alga digolongkan menjadi empat kelompok, yaitu:
  1. Chlorophyta (alga hijau), mempunyai pigmen hijau atau klorofil
  2. Rhodophyta (alga merah), mempunyai pigmen warna merah atau fikoeritrin
  3. Phaeophyta (alga cokelat), mempunyai pigmen warna cokelat atau fukosantin
  4. Chrysophyta (alta keemasan), mempunyai pigmen warna keemasan

c. Protista mirip jamur
Protista mirip jamur, dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
  1. Myxomya (jamur lendir), contohnya pysarum cinereum
  2. Oomycotal (jamur air), contohnya saprolegnia

3. FUNGI (JAMUR)
Ciri-ciri fungi adalah sel eukariota (memiliki selaput inti), tidak berklorofil, multiseluler atau uniseluler, heterotrofik (tidak dapat membuat makanan sendiri), berkembang biak secara generatif dan vegetatif dengan spora.

Jamur diklasifikasikan menjadi empat divisi sebagai berikut:
a. Zygomycotina
Berkembang biak secara generatif dengan membentuk spora generatif (zigospora). Contoh rhizopus orzae (jamur tempe) dan rhizopus stolonifer (jamur roti)

b. Ascomycotina
Berkembang biak secara generatif (askospora). Contoh penicillium notatum (untuk pembuatan antibiotik penisilin) dan saccharomyces cerevisiae (untuk pembuatan minuman beralkohol)

c. Basidimycotina
Memiliki tubuh buah (basidium) yang berukuran besar dan berkembang biak secara generatif (basidiospora). Contoh auricularia polytricha (jamur kuping) dan volvariella volvacea (jamur merang)

d. Deuteromycotina
1) Berkembang biak dengan konidia dan belum diketahui tahap seksualnya
2) merupakan jamur yang tidak sempurna (imperfekti).
Contoh malassesia furfur (jamur palsu)

Tumbuhan memiliki ciri, diantaranya bersel banyak, sel eukariota (memiliki selaput inti), dinding sel dari selulosa, dan berklorofil. Kingdom Plantae dibagi menjadi tiga divisi, yaitu Bryophyta, Pteridophyta, dan Spermatophyta.

1. BRYOPHYTA (TUMBUHAN LUMUT)
Lumut sudah memiliki batang dan daun, namun akarnya masih berupa akar semu (rhizoid). Lumut berkembang biak dengan spora dan mengalami pergiliran keturunan (metagenesis), yaitu fase gametofit dan fase sporofit.

Berdasarkan perbedaan bentuk talus dan perkembangan sporogonium, tumbuhan lumut dibagi menjadi tiga kelas, yaitu:

a. Lumut Hati (Hepaticae)
Talusnya pipih, percabangan menggarpu, arah pertumbuhannya mendatar, umumnya tidak berdaun, tubuhnya terbagi menjadi dua lobus, di dalam selnya terdapat elatera (sel menggulung dalam sporangia yang membantu memancarkan spora). Reproduksi aseksual dengan gemma. Contoh Marchantia polymorpha, Anthoceros fusiformis, dan Porella.

b. Lumut Tanduk (Anthocerophyta)
Sporofit mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit, mempunyai kloroplas tunggal berukuran besar. Contoh Anthoceros laevis.

c. Lumut Daun (Musci)
Sporofit kecil, berumur pendek, dan hidup bergantung pada gametofit. Contoh Polytricum, furaria, aerobrysis longissima, dan sphagenum.

2. PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU)
Tumbuhan paku sudah memiliki akar, batang, dan daun yang sejati sehingga disebut kormofita. Tumbuhan paku berkembang biak dengan spora.

Tumbuhan ini mengalami metagenesis, yaitu fase gametofit dan fase saprofit. Contoh suplir, paku tiang, dan paku sarang burung. Tumbuhan paku diklasifikasikan menjadi empat kelas, yaitu:

a. Psilophytinae (Paku Purba)
Karakteristik dari jenis paku purba adalah tidak berdaun (paku telanjang) atau berdaun kecil-kecil (mikrofil) yang belum terdiferensiasi. Sporangium (kotak spora) bebas dan teretak pada buku-buku cabang. Contoh Psilotum nudum.

b. Lycopodinae (Paku Kawat)
Paku jenis ini memiliki batang dan akar yang bercabang menggarpu, daun-daun kecil, tidak bertangkai, duduk daun tersebar pada batang; dan pada beberapa jenis memiliki lidah-lidah (ligula). Sporangium berkumpul membentuk strobilus di ujung cabang. Contoh Lycopodium cernum.

c. Equisetinae (Paku Ekor Kuda)
Paku ekor kuda biasanya hidup secara berkelompok di tempat yang lembap. Susunan batangnya bercabang-cabang dan berkarang dengan ruas-ruas yang terlihat jelas, daunnya kecil tersusun pada buku batang. Sporangium berkumpul membentuk strobilus di ujung cabang. Contoh Equisetum debile.

3. SPERMATOPHYTA (TUMBUHAN BERBIJI)
Tumbuhan berbiji disebut juga dengan tumbuhan berbunga. Tumbuhan berbiji dibagi menjadi dua, yaitu tumbuhan berbiji terbuka dan tertutup.

a. Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka/tumbuhan berbiji telanjang)
Ciri-cirinya adalah bijinya tidak dibungkus oleh daun buah; tubuhnya berupa semak atau pohon; batangnya tegak lurus dan bercabang-cabang; berakar tunggang; daunnya kaku dan sempit; belum memiliki bunga sejati.

Tumbuhan berbiji terbuka diklasifikasikan dalam beberapa kelas, yaitu cycadinae (cycas rumphi: pakis haji), coniferinae (agathis alba; damar), dan gnetinae (gnetum gnemon : melinjo)

b. Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup)
Tumbuhan berbiji tertutup memiliki biji yang tertutu daun buah, memiliki bunga, dan daunnya bervariasi. Tumbuhan berbiji tertutup dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Tumbuhan Monokotil
Ciri-ciri tumbuhan monokotil adalah biji berkeping satu; berakar serabut; batang berkambium dan tidak bercabang, ruas-ruas batangnya jelas; tulang daunnya sejajar dan lurus; serta bagian-bagian bunganya berjumlah tiga atau kelipatannya.

Contoh beberapa suku yang tergolong dalam tumbuhan monokotil:
a) Graminae (padi-padian), contoh oryza sativa (padi), zea mays (jagung), saccharum officinarum (tebu), dan imperata cylindirca (alang-alang).

b) Zingiberaciae (jahe-jahean), contoh: curcuma domestica (kunyit), zingiberofficinale (jahe), kaemferia galanga (kencur), dan alpinia galanga (laos)

c) Palmae (palem-paleman), contoh cocos nucifera (kelapa), phoenix dactylifera (korma), salacca edulis (salak), dan arenga pinnata (aren)

2) Tumbuhan Dikotil
Ciri-ciri tumbuhan dikotil adalah bijinya berkeping dua; berakar tunggang; tulang daun menyirip dan menjari; bagian-bagian bunga berjumlah 4 sampai 5 atau kelipatannya; batang bercabang-cabang dan ruasnya tidak jelas; memiliki kambium sehingga batang dapat tumbuh membesar.

Contoh beberapa suku yang termasuk dikotil, antara lain:
a) Euphorbiaceae, batangnya apabila dilukai akan mengeluarkan getah. Contoh manihot utilissima (singkong), dan hevea brasiliensis (karet)

b) Papilionaceae (kacang-kacangan), mahkota bunganya seperti kupu-kupu. Contoh arachis hypogea (kacang tanah), dan pisum sativum (kacang kapri)

c) Solanaceae (terung-terungan), bunganya berbentuk terompet atau bintang. Contoh solanum tuberosum dan capsicum frutescens (cabai merah).

Kingdom animalia memiliki ciri-ciri yaitu bersifat metzoa/bersel banyak (multiseluler), sel eukariota, tidak memiliki dinding sel, dan bersifat heterotrofik.

Berdasarkan ada tidaknya tulang belakang, dunia hewan dibedakan menjadi dua sebagai berikut.

1. VERTEBRATA
Vertebrata adalah hewan bertulang belakang. Vertebrata dikelompokkan dalam lima kelas, yaitu pisces, amphipia, reptilia, aves, dan mammalia.

2. AVERTEBRATA
Avertebrata adalah hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Avertebrata dikelompokkan menjadi delapan filum yaitu porifera, coelenterata, mollusca, plathyhelminthes, annelida, echinodermata, arthropoda, dan nemathelminthes.

a. Porifera
Porifera memiliki banyak pori (lubang-lubang) yang disebut spongosol, tubuhnya tersusun atas banyak sel, dan hidup di laut. Contoh clathrina, cycon, dan euspongia.

b. Coelenterata
Coelenterata tubuhnya berrongga, disekitar mulut terdapat tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa, dan berbentuk polip atau medusa. Contoh hydrozoa (hydra obelia), scypozoa (aurelia, chirosalmus), dan anthozoa (acropora, fungia).

c. Mollusca
Mollusca memiliki bentuk tubuh yang simetrisbilateral, tubuh lunak tidak bersegmen, ada yang memiliki cangkang dan ada yang tidak, serta hidup di air laut, tawar, atau darat. Contoh pelecypoda (tiram dan remis), gastropoda (bekicot), dan cephalopoda (cumi-cumi dan gurita)

d. Plathyhelminthes (cacing pipih)
Mempunyai karakteristik tubuh pipih, bersifat parasit, dan hermaprodit (mempunyai alat kelamin ganda). Contoh Turbellaria (planaria), trematoda (fasciola hepatical), dan cestoda (taenia saginata dan taenia solium)

e. Nemathelminthes
Memiliki tubuh bulat panjang tidak bersegmen, serta memiliki mulut dan anus. Contoh nematoda (ascaris dlumbricoides dan oxyuris vermicularis) dan nematomorpha (nectonema sp dan gordius).

f. Annelida
Mempunyai tubuh bulat panjang, alat gerak berupa bulu-bulu kaku (setae) pada tiap segmen, serta hidup di air tanah, dan ada pula yang parasit. Contoh oligochaeta (lumbricus sp), polychaeta (nereis virens lycidice). dan hirudinae (lintah dan pacet).

g. Echinodermata
Memiliki tubuh yang ditutupi oleh duri, alat geraknya berupa kaki ambulakral, dan hidup di laut. Contoh asteroidea (asterias sp), ophiuroidea (opiotrix fragilis), dan holothuroidea (holothuria edulis).

h. Arthropoda
Mempunyai karakter tubuh beruas-ruas, mempunyai rangka luar dari zat kitin, serta hidup di air, danau, sungai, atau daratan. Contoh insecta (jangkrik, rayap, dan belalang), crustacea (kepiting dan udang windu), dan myriapoda (lipan dan luwing).

iklan tengah