PAI VIII BAB 4 Lebih Dekat Kepada Allah Dengan Mengamalkan Sholat Sunnah

Salat sunnah adalah śalat yang dianjurkan untuk mengerjakannya. 

Orang yang melaksanakan śalat sunnah mendapatkan pahala dan keutamaan dari Allah Swt. Namun, jika seseorang idak melaksanakan śalat sunnah, dia idak berdosa. 

Dalam hal melaksanakan śalat Sunnah, Rasulullah memberi teladan yang penuh dengan kemuliaan. 

Beliau selalu mengerjakannya, seperi śalat-śalat rawaib, śalat duha, witir, dan sebagainya. 

Di antara sekian banyak śalat sunnah, ada yang ditekankan untuk dikerjakan dengan berjemaah, ada yang dikerjakan secara munfard (sendirian), dan ada yang bisa dikerjakan secara berjemaah atau munfarid 

Pernahkah kalian melaksanakan śalat sunnah secara berjema’ah? Tentunya kalian sering melaksanakannya. 

Misalnya pada saat melaksanakan śalat hari raya Idul Fitri maupun hari raya Idul Adha (śalat idain). 

Kalian tentu tidak pernah melaksanakan śalat Idul Fitri atau Idul Adha secara munfarid sendirian. 

Kedua śalat ini pasti dilaksanakan secara berjemaah. Secara lebih rinci, śalat-śalat sunnah yang dilaksanakan secara berjema’ah sebagai berikut : 

a. Salat Idul Fitri 

b. Salat Idul Adha 

c. Salat Kusūf (gerhana matahari) 

d. Salat Khusūf (gerhana bulan) 

e. Salat Isisqā (meminta hujan)


Salat Idul Fitri adalah, śalat sunnah dua rakaat yang dilaksanakan pada hari raya Idul Fitri pada setiap tanggal 1 Syawal setelah melaksanakan puasa Ramadan satu bulan lamanya. 

Hukum melaksanakan śalat sunnah ini adalah sunnah mu’akkad (sangat dianjurkan). 

“Id" artinya kembali yaitu, dengan hari raya Idul Fitri ini kita kembali dihalalkan berbuka seperi makan dan minum di siang hari yang sebelumnya selama bulan Ramadan hal itu dilarang. 

Waktu untuk melaksanakan śalat Idul Fitri itu adalah, sesudah terbit matahari sampai tergelincirnya matahari pada tanggal 1 Syawal tersebut. 

Adapun Tata cara pelaksanaan śalat hari raya Idul Fitri sebagai berikut 

1. Imam memimpin pelaksanaan śalat Idul Fitri diawali dengan niat yang ikhlas di dalam hati. Jika diucapkan maka bunyi niatnya adalah 

Artinya : “Saya berniat śalat sunnah Idul itri dua rakaat karena Allah ta’ala.” 


2. Pada rakaat pertama sesudah membaca do’a iftitah bertakbir sambil mengangkat tangan sebanyak tujuh kali. Di sela-sela takbir satu dan lainnya disunnahkan membaca: 


Artinya : “Maha suci Allah, dan segala puji bagi Allah, tiada Tuhan melainkan Allah, Allah Maha besar.” 


3. Setelah takbir tujuh kali dan membaca tasbih tersebut dilanjutkan membaca surah al-Fātihāh dan membaca salah satu surah dalam al-Qurān. Namun, diutamakan surah Qāf atau surah al-A’lā. 


4. Pada rakaat kedua, setelah takbir berdiri kemudian membaca takbir lima kali sambil mengangkat tangan dan di antara seiap takbir disunnahkan membaca tasbih. 

Setelah itu membaca surah al-Fātihāh dan surah-surah pilihan. Surah yang dibaca diutamakan surah al-Qamar atau surah al-āsyiyah. 


5. Salat Idul Fitri ditutup dengan salam. Setelah itu khaib mengumandangkan khutbah dua kali. Khutbah yang pertama dibuka dengan takbir sembilan kali dan khutbah yang kedua dibuka dengan takbir tujuh kali. Ada pula yang melaksanakan khutbah hanya satu kali.


Setelah śalat Idul Fitri para jemaah dianjurkan untuk bersalamsalaman untuk saling memaaan lahir dan bain. 

Setelah selesai śalat, kita pulang ke rumah dengan menempuh jalan yang berbeda dengan pada saat berangkat. 

Di sepanjang jalan, kita disunnahkan untuk saling bersilaturrahmi dan bersedekah, saling memberikan maaf kepada sesama keluarga, famili, tetangga, dan saudara sesama muslim. 

Khusus hari raya Idul Fitri kita diSunnahkan mengucapkan selamat kepada sesama saudara sesama muslim ketika bertemu.


Salat Idul Adha, adalah śalat yang dilaksanakan pada hari raya Qurban atau hari raya Idul Adha. 

Salat ini dilaksanakan pada pagi hari tanggal 10 Zulhijjah bertepatan dengan pelaksanaan rangkaian ibadah haji di tanah suci. 

Dengan demikian orang, yang sedang melaksanakan ibadah haji Tidak disunnahkan melaksanakan śalat Idul Adha. 

Bagi orang yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji, hukum melaksanakan śalat Idul Adha adalah sunnah muakkad (sangat dianjurkan). 

Hampir semua ketentuan dan tata cara śalat Idul Adha sama dengan śalat Idul Fitri. Baik menyangkut waktu pelaksanaannya, hukumnya, dan tata caranya. 

Adapun perbedaannya hanya pada niatnya. Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati. Jika diucapkan maka bunyi niatnya adalah :

Artinya : “Saya berniat śalat sunnah idul adha dua rakaat karena Allah ta’ala.”


Salat Sunnah kusūf ( kusūfus syamsi) adalah śalat sunnah yang dilaksanakan keika terjadi gerhana matahari. 

Hukum melaksanakan śalat ini adalah sunnah muakkad. Waktu pelaksanaan śalat kusūf adalah, mulai terjadinya gerhana matahari sampai matahari kembali tampak utuh seperi semula. 

Ketika gerhana sudah mulai terjadi, jemaah berkumpul di masjid. 

Salah satu dari jemaah tersebut menjadi muazin untuk menyerukan panggilan Salat. Salat gerhana ini dilaksanakan dengan berjemaah dan dipimpin oleh seorang imam. 

Hal yang membedakan salat kusf dibanding śalat pada umumnya adalah dalam śalat kusūf setip rakaat terdapat dua kali membaca surah al-Fatihah dan dua kali rukuk. 

Sehingga dalam dua rakaat alat kusūf terdapat empat kali membaca surah al-Fatihah, empat kali rukuk, dan empat kali sujud. 


Adapun tata cara pelaksanaan alat gerhana matahari secara rinci sebagai berikut : 

1. Berniat untuk śalat kusūf (śalat gerhana matahari). niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati. Jika diucapkan bacaan niatnya ta’ala: 

 Artinya “saya berniat śalat gerhana matahari dua rakaat karena Allah ta’ala” 


2. Setelah takbiratul ihram, lalu membaca doa iftitah, kemudian membaca surah al-Fatihah dilanjutkan dengan membaca surah-surah yang panjang. 

3. Rukuk yang lama dan panjang dengan membaca tasbih sebanyak- banyaknya. 

4. Ikidal dengan mengucapkan Sami’allāhu liman hamidah tangan kembali bersedekap di dada. 

5. Membaca surah al-āihah dilanjutkan dengan membaca surah alQur’ān yang lain. . 

6. Kembali melakukan rukuk yang panjang dengan membaca tasbih yang sebanyak-banyaknya. 

7. Ikidal dengan mengucapkan Sami’allāhu liman hamidah . 

8. Sujud seperi biasa tetapi sujudnya agak dipanjangkan dibanding dengan śalat pada umumnya. . 

9. Duduk di antara dua sujud seperi biasa. 

10. Sujud yang kedua agak dipanjangkan. 

11. Bangkit menuju rakaat yang kedua, kemudian melaksanakan rakaat yang kedua sebagaimana rakaat yang pertama dilaksanakan. 

12. Pada sujud yang terakhir rakaat yang kedua dianjurkan untuk memperbanyak isigfar dan tasbih memohon ampunan kepada Allah Swt. 

13. Setelah selesai śalat, imam atau khatib berdiri menyampaikan khutbah dengan pesan yang intinya gerhana adalah salah satu kejadian yang menunjukkan kekuasaan Allah Swt. Meskipun merupakan sumber energi yang utama, matahari juga makhluk Allah Swt yang memiliki kekurangan dan kelemahan


Salat sunnah khusuf (khusūful qamari) adalah śalat sunnah yang dilaksanakan ketika terjadi perisiwa gerhana bulan. 

Hukum melaksanakan śalat ini adalah sunnah muakkad. 

Sedangkan waktu śalat gerhana bulan mulai terjadinya gerhana bulan sampai bulan tampak utuh kembali. 

Adapun tata cara peksanaannya, hampir sama dengan pelaksanaan śalat gerhana matahari, yang membedakan adalah bunyi niatnya. 

Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati. Jika diucapkan maka bunyi niatnya adalah

Artinya :“Saya berniat śalat gerhana bulan dua rakaat karena Allah ta’ala,”


Salat sunnah istisqā adalah śalat sunnah dua rakaat yang dilaksanakan untuk memohon diturunkan hujan. 

Pada saat terjadi kemarau yang berkepanjangan sehingga sulit mendapatkan air, umat Islam disunnahkan melaksanakan śalat istisqā untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, memohon ampun, seraya berdoa agar segera diturunkan hujan. 

Salah satu sebab terjadinya kekeringan adalah, sikap manusia yang tak mau peduli dan tidak ramah pada lingkungan, padahal air merupakan komponen yang sangat pening dalam kehidupan manusia. 

Kurangnya sumber air dan curah hujan dapat mengakibatkan masalah yang serius dalam kehidupan manusia. 

Oleh karena itu, kita harus menjaga kelestarian alam dengan rajin menanam pohon, merawatnya, dan menghemat penggunaan air. 

Pelaksanaan śalat istisqā pada saat terjadi kekeringan sangatlah tepat. 

Ajaran ini dapat menjadikan manusia agar melakukan introspeksi diri. Sebelum dilaksanakannya śalat isisqā, diharapkan untuk berpuasa selama empat hari berturut-turut. 

Selanjutnya bertaubat kepada Allah Swt. dari segala kesalahan dan dosa, serta menghenikan segala bentuk perbuatan maksiat, serakah, dan merusak lingkungan. 

Pada hari keempat semua anggota masyarakat muslim pergi ke tanah lapang yang akan dipakai untuk melaksanakan śalat istisqā. 

Mereka dianjurkan berpakaian sederhana serta disunnahkan membawa binatang peliharaan ke tanah lapang tersebut. 

Di sepanjang jalan masyarakat dianjurkan juga untuk banyak berisigfar. Sesampai ke tanah lapang sambil menunggu pelaksanaan śalat dianjurkan untuk berzikir kepada Allah Swt. 

Adapun tata cara melaksanakan alat isisqā sebagai berikut: 

1 Setelah semua bersiap untuk śalat, muadzin tidak perlu mengumandangkan azān dan iqāmah, cukup dengan seruan: 

Artinya : “Mari śalat berjemaah” 

2 Salat sunnah dilaksanakan seperi śalat sunnah yang lainnya. Setelah membaca surah al-Faihah dilanjutkan membaca surah-surah yang panjang. 

3 Setelah salam, khatib membaca dua khutbah. Pada khutbah yang pertama dimulai dengan membaca istigfar sembilan kali dan yang kedua dimulai dengan membaca isigfar tujuh kali


Rawtib berasal dari kata rātibah, yang artinya tetap, menyertai, atau terus menerus. 

Dengan demikian śalat sunnah rawātib adalah śalat yang dilaksanakan menyertai atau mengiringi śalat fardu, baik sebelum maupun sesudahnya. 

Ditinjau dari segi hukumnya, śalat rawatib ini terbagi menjadi dua macam, yaitu salat rawātib muakkadah dan śalat rawātib gairu muakkad. 

1. Salat rawātib muakadah (śalat rawātib yang sangat dianjurkan. Adapun yang merupakan śalat rawātib muakkadah yaitu 

  • Dua rakaat sebelum śalat zuhur 
  • Dua rakaat sesudah śalat zuhur 
  • Dua rakaat sesudah śalat Magrib 
  • Dua rakaat sesudah śalat Isya 
  • Dua rakaat sebelum śalat Subuh. 


2. Salat rawātib gairu muakkadah (śalat rawāib yang cukup dianjurkan untuk dikerjakan. Adapun yang merupakan śalat sunnah rawāib gairu muakkadah yaitu 

  • Dua rakaat sebelum zuhur selain dua rakaat yang muakkadah) 
  • Dua rakaat sesudah zuhur selain dua rakaat yang muakkadah) 
  • Empat rakaat sebelum Asar 
  • Dua rakaat sebelum Magrib. 


Jika diinjau dari segi pelaksanaannya, śalat rawāib ini terbagi menjadi dua yaitu 

1. qabliyyah (dikerjakan sebelum śalat fardu), dan 

2. ba’diyyah (dikerjakan setelah śalat fardu). 


Adapun tata cara melaksanakan śalat sunnah rawātib sebagai berikut: 

  1. Niat menurut waktunya. 
  2. Dikerjakan tidak didahului dengan azan dan iqamah. 
  3. Salat sunnah rawatib ini dilaksanakan secara munfarid (sendirian). 
  4. Bila lebih dari dua rakaat gunakan satu salam seiap dua rakaat. . Membaca dengan suara yang tidak dinyaringkan seperi pada saat melaksanakan śalat uhur dan śalat Asar. 
  5. Salat dikerjakan dengan posisi berdiri. Jika tidak mampu boleh dengan duduk, atau jika masih tidak mampu boleh berbaring. .
  6. Sebaiknya berpindah sedikit dari tempat śalat far«u tetapi tetap menghadap kiblat. 


Contoh tata cara melaksanakan śalat rawātib qabliyyah zuhur 

1. Berniat śalat rawātib qabliyyah zuhur niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati. Jika diucapkan maka bunyi niatnya adalah 

Artinya : “Saya berniat śalat qabliyyah Zuhur dua rakaat karena Allah Ta’ala.” 

2. Takbirātul ihrām 

3. Salat dua rakaat seperi tata cara alat pada umumnya. . 

4. Salam.


Salat tahiyyatul masjid, adalah śalat sunnah yang dilaksanakan untuk menghormati masjid. 

Salat ini disunnahkan bagi seiap muslim ketika memasuki masjid. Salat sunnah ini, merupakan rangkaian adab memasuki masjid. 

Pada saat kita hendak masuk ke masjid, disunnahkan untuk mendahulukan kaki kanan seraya berdoa

Artinya : “Ya Allah ampunilah dosa-dosaku, dan bukakanlah pintu rahmat-Mu untukku”. 

Jika kita sudah masuk ke dalam masjid, hendaklah sebelum duduk kita mengerjakan śalat sunnah dua rakaat. 

Adapun tata caranya sebagai berikut : 

1. Berniat śalat tahiyyatul masjid. Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati. Bunyi niatnya kalau diucapkan sebagai berikut 

Artinya : “Saya berniat śalat sunnah tahiyyatul masjid dua rakaat karena Allah ta’ala. Allahu Akbar.” 


2. Setelah berniat dilanjutkan dengan takbiratur ihram, membaca doa iftitah, surah al-Fatihah, dan seterusnya sampai salam.


Salat isikhārah adalah, śalat dengan maksud untuk memohon petunjuk Allah Swt. dalam menentukan pilihan terbaik di antara dua pilihan atau lebih. 

Salat isikharah sebenarnya hampir sama dengan śalat hajat. 

Bedanya, kalau śalat isikharah tertuju pada suatu keinginan atau cita-cita yang sudah nampak adanya, tetapi masih ragu-ragu dalam menentukan pilihannya. 

Sedangkan śalat hajat, tertuju pada sebuah keinginan yang belum kelihatan akhir dan tujuannya. 

Waktu yang terbaik dalam melaksanakan śalat isikhārah ini adalah saat mulai pertengahan malam yang akhir, sebagaimana waktu śalat tahajjud. 

Salat isikhārah dikerjakan sebagaimana śalat biasa dan setelah selesai śalat dilanjutkan dengan membaca doa isikharah sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah. 

Salat isikhārah hukumnya adalah sunnah muakkadah bagi orang yang sedang membutuhkan untuk menentukan pilihan. 

Adapun tata cara melaksanakan śalat isikhārah sebagai berikut : 

1) Bangun pada waktu pertengahan malam dan berwudhu. 

2) Melaksanakan śalat isikhārah dengan diawali niat. Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati. Adapun bunyi niatnya jika diucapkan sebagai berikut: 

Artinya : “ Saya berniat śalat sunnah istikhārah dua rakaat karena Allah Ta’ala.” 


3) Pada rakaat pertama setelah membaca surah al-Fātihah kemudian membaca surah al-Kāfirun. Bacaan surah al-Kāfirun boleh lebih dari satu kali, yakni tiga, tujuh, atau sepuluh kali. 


4) Pada rakaat kedua setelah membaca surah al-Fātihah kemudian membaca surah al-Ikhlās. Bacaan surah al-Ikhlās boleh lebih dari satu kali, yakni tiga, tujuh, atau sepuluh kali. 


5. Setelah śalat dua rakaat, dilanjutkan dengan membaca doa istikhārah yang diajarkan Nabi Muhammad saw. sebagai berikut 


Artinya: “

Ya Allah sesungguhnya aku memohon kebaikan dalam urusanku dengan ilmu-Mu, dan aku memohon kepastian dengan kudratMu. Aku memohon keutamaan-Mu Yang agung, Bahwasannya ngkau Maha Kuasa, sedangkan aku tidak berdaya. Engkau mengetahui segala yang gaib. Ya Allah, engkau mengetahui segala hajatku berupa......., jika itu baik bagiku dalam agama dan kehidupanku serta dampaknya di dunia dan akhirat, maka jadikanlah ia untukku, berkahilah dalam meraihnya, serta mudahkan ia untukku. Engkaupun mengetahui jika urusan ini buruk bagiku, baik dalam urusan agamaku, kehidupanku dan dampaknya di dunia dan akhirat, maka jauhkanlah dia dariku dan jauhkanlah aku darinya, kemudian tetapkanlah kebaikan untukku di mana saja aku berada. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala perkara, kemudian Engkau meridainya.”


Salat sunnah tasbih adalah śalat sunnah yang dilaksanakan dengan memperbanyak membaca tasbih. 

Salat tasbih ini merupakan sunnah khusus dengan membaca tasbih sebanyak 300 kali di dalam śalat. 

Hal ini pernah diajarkan oleh Rasulullah Saw sebagaimana tertuang dalam hadis berikut:

“Dari Anas bin Malik bahwasannya Ummu Sulaim berpagipagi menemui Nabi saw. seraya berkata, ajarilah saya beberapa kalimat yang saya ucapkan di dalam shalatku, maka beliau bersabda: Bertakbirlah kepada Allah sebanyak sepuluh kali, bertasbihlah kepada Allah sepuluh kali dan bertahmidlah (mengucapkan al hamdulillah) sepuluh kali, kemudian memohonlah (kepada Allah) apa yang kamu kehendaki, niscaya Dia akan menjawab: ya, ya, (Aku kabulkan permintaanmu).” (H.R. At-Tirmizi) 

Secara lebih terperinci, tata cara mengerjakan śalat tasbih ini terdiri dari dua macam cara, yaitu jika dilaksanakan di malam hari, jumlah rakaatnya ada empat dengan dua kali salam. 

Jika dilaksanakan di siang hari, jumlah rakaatnya ada empat dan sekali salam. 

Dalam prakik pelaksanaannya śalat sunnah ini memerlukan waktu yang relaif lama, oleh karenanya śalat tasbih dilaksanakan sesuai dengan kemampuan. 

Jika mampu melaksanakannya setiap hari, laksanakanlah dalam seiap harinya. Jika tidak mampu melaksanakannya dalam seiap harinya, laksanakan seiap hari Jumat. 

Jika idak mampu melaksanakan setiap hari Jumat, laksanakan setiap sebulan sekali, setahun sekali, atau minimal seumur hidup sekali. 

Ketika hendak melaksanakan śalat tasbih pada malam hari diawali dengan niat śalat tasbih dua rakaat, lalu dua rakaat lagi. 

Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati. ika diucapkan bunyi niatnya adalah 

Artinya : “Saya berniat śalat tasbih dua rakaat karena Allah Ta’ala.” 


Jika dikerjakan pada siang hari maka langsung empat rakaat. Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati.J ika diucapkan maka bunyi niatnya adalah 

Artinya : “Saya berniat shalat tasbih empat rakaat karena Allah ta’ala” 

Pada rakaat pertama urutan śalat tasbih dan jumlah bacaan tasbihnya 72 sebagai berikut : 

  1. Setelah membaca surah al-aihah dan surat-surat pendek, membaca tasbih 15 kali, 
  2. Ketika ruku setelah membaca doa ruku membaca tasbih 10 kali. 
  3. Keika bangun dari ruku setelah membaca doanya membaca tasbih 10 kali. 
  4. Ketika sujud pertama setelah membaca doa sujud membaca tasbih 10 kali. 
  5. Ketika duduk di antara dua sujud setelah membaca doanya membaca tasbih 10 kali. 
  6. Ketika sujud kedua setelah membaca doanya membaca tasbih 10 kali. 
  7. Keika akan berdiri untuk rakaat yang kedua duduk dulu duduk isirahat membaca tasbih 10 kali, 


Setelah itu berdiri untuk rakaat yang kedua yang bacaannya sama dengan rakaat yang pertama. 

Pada rakaat kedua, setelah membaca tasyahud, baik tasyahud awal maupun akhir, membaca tasbih 10 kali. 

Dengan demikian apabila kita hitung jumlah bacaan tasbih tiap satu rakaat adalah 75 kali. Berarti jumlah keseluruhan bacaan tasbih dalam śalat tasbih adalah, 75 x 4 rakaat = 300 kali bacaan tasbih.


Salat sunnah tahajjud adalah śalat sunnah mu’akkadah yang dilaksanakan pada sebagian waktu di malam hari. 

Salat tahajjud adalah bagian dari qiyāmullail (Salat malam yang langsung diperintahkan oleh Allah Swt. melalui firmannya sebagai berikut 

“Dan pada sebagian malam, lakukanlah śalat tahajjud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.”(QS. al-Isra’/17:79) 

Tata cara melaksanakan śalat tahajjud tidak jauh berbeda dengan śalat sunnah yang lain, yaitu:

  1. Dilaksanakan pada waktu setelah śalat Isya sampai dengan fajar sidiq menjelang waktu Subuh dan setelah tidur. 
  2. Jumlah rakaatnya paling sedikit dua rakat dan paling banyak tidak dibatasi. 
  3. Dilaksanakan sendirian (munfard) atau berjemaah. 
  4. Lebih utama seiap dua rakaat salam. Apabila dilaksanakan empat rakaat jangan ada tasyahud awal. 


Jika kita melaksanakan śalat tahajjud, banyak manfaat atau keutamaan yang dapat kita ambil. Keutamaan-keutamaan śalat tahajjud adalah:  

  1. Dapat membentuk karakter kepribadian orang saleh. 
  2. Sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah Swt. untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. 
  3. Dapat mencegah diri dari perbuatan dosa. 
  4. Dapat menghapuskan atau menghilangkan dari segala penyakit hai iri, dendam, tamak, dan lain sebagainya. 
  5. Mengobai diri dari penyakit jasmani. 

Keika hendak melaksanakan śalat tahajjud diawali dengan niat yang ikhlas di dalam hati. Jika diucapkan bunyi niatnya adalah 

Artinya : “Saya berniat śalat tahajjud dua rakaat karena Allah Ta’ala.”


Hikmah melaksanakan śalat sunnah sebagai berikut: 

a. Disediakan jalan keluar dari segala permasalahan dan persoalannya dan senaniasa akan diberikan rezeki yang cukup oleh Allah Swt. 

b. Menambah kesempurnaan śalat fardu. Melaksanakan śalat sunnah memberikan manfaat untuk menyempurnakan śalat fardu, baik dari segi kekurangan dan kesalahan melaksanakan śalat fardu. 

c. Menghapuskan dosa, meningkatkan derajat keridaan Allah Swt. serta menumbuhkan kecintaan kepada Allah Swt. Allah Swt. akan menaikkan derajat kita di sisi-Nya, setahap demi setahap. Setiap satu kali melaksanakan śalat sunnah, maka Allah Swt. akan menghapus satu dari dosa-dosa dan kesalahan kita. Ini merupakan bentuk rida dan cinta Allah Swt. kepada hamba-ya yang selalu mengupayakan untuk dapat melaksanakan śalat-śalat sunnah. 

d. Sebagai ungkapan rasa syukur kita kepada Allah Swt. atas berbagai karunia besar yang sering kurang kita sadari. Allah Swt. akan mengaruniakan kebaikan dan keberkahan dalam rumah kita. Setiap saat kita bisa bernafas, bisa melihat, bisa mendengar, dan masih dapat merasakan kesemuanya itu adalah anugerah besar yang kita harus syukuri dengan śalat sunnah. 

e. Mendatangkan keberkahan pada rumah yang sering digunakan untuk śalat sunnah. śalat yang dianjurkan dilaksanakan berjamaah diutamakan dilaksanakan di masjid. Sedangkan śalat sunnah yang pelaksanakannya secara munfard sendiri sebaiknya dilaksanakan di rumah walaupun apabila dilaksanakan di masjid juga diperbolehkan.  

f. Hidup menjadi terasa nyaman dan tenteram. Bekal terbaik di dalam menempuh perjalanan ke akhirat adalah dengan ketakwaan. Sedangkan aspek terpening dalam mewujudkan tawa adalah dengan śalat, terutama śalat sunnah sebagai ibadah tambahan


Muhammad Ahsan dan Sumiyati. 2017. Pendidikan Agama Islam Untuk Kelas VIII. Jakarta: Pusat Kurikulum Kemendikbud

iklan tengah