Apa yang dimaksud dengan adil?

1 minute read

Adil berarti memberikan hak kepada orang yang berhak menerimanya, meletakkan segala urusan pada tempatnya. 

Orang yang adil adalah orang yang memihak kepada kebenaran, bukan berpihak karena pertemanan, persamaan suku, maupun bangsa. 

Ajaran Islam menjunjung tinggi azas keadilan. Hal ini bisa difahami karena Islam membawa rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin). 

Oleh karena itu setiap muslim wajib menegakkan keadilan dalam posisi apapun. 

Apalagi seorang muslim yang menjadi polisi, jaksa, hakim atau aparat hukum lainnya harus menegakkan keadilan tanpa memandang suku, agama, status sosial, pangkat maupun jabatan. 

Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin akan terwujud apabila setiap muslim menegakkan keadilan. 

Dalam sebuah hadits riwayat Nasa’i, Rasulullah Saw bersabda: 

“Sesungguhnya orang-orang yang berlaku adil akan ditempatkan di sisi Allah Ta’ala di atas mimbar-mimbar yang terbuat dari cahaya, di sisi sebelah kanan ‘Arrahman. 

Yaitu, orang-orang yang adil dalam menghukumi mereka, adil dalam keluarga mereka dan dalam mengerjakan tugas mereka.” Sumber : Kitab Hadis Sunan Nasa’i . 

Allah Swt menegaskan bahwa kebencian terhadap suatu golongan, atau individu, janganlah menjadi pendorong untuk bertindak tidak adil. 

Ini menjadi bukti bahwa Islam menjunjung tinggi keadilan. 

Rasa benci kepada seseorang atau suatu golongan menjadi pintu masuk setan untuk menjerumuskan manusia kedalam lubang kehancuran. 

Bisa dibayangkan betapa sulinya ketika harus berbuat adil kepada orang atau golongan yang kita benci.

Meskipun sulit, karena ini perintah agama maka harus dilaksanakan. 

Adil bukan berarti harus sama rata. Misalnya, ada orang tua memiliki tiga orang anak. Masing-masing masih duduk dibangku Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Perguruan Tinggi (PT). 

Orang tua yang adil akan memberikan uang saku dengan jumlah berbeda karena kebutuhan mereka berbeda. Justru tidak adil jika orang tua tersebut memberikan uang saku dengan jumlah sama.

iklan tengah