Apa yang dimaksud dengan ihsan kepada tetangga, tamu, pekerja, dan sesama manusia?

2 minute read
1. Ihsan Kepada Tetangga.
Ihsan kepada tetangga dekat meliputi tetangga dekat dari kerabat atau tetangga yang berada di dekat rumah, serta tetangga jauh, baik jauh karena nasab maupun yang berada jauh dari rumah.

Teman sejawat adalah yang berkumpul dengan kita atas dasar pekerjaan, pertemanan, teman sekolah atau kampus, perjalanan, ma’had, dan sebagainya.

Mereka semua masuk ke dalam kategori tetangga.

Seorang tetangga kafir mempunyai hak sebagai tetangga saja, tetapi tetangga muslim mempunyai dua hak, yaitu sebagai tetangga dan sebagai muslim, sedang tetangga muslim dan kerabat mempunyai tiga hak, yaitu sebagai tetangga, sebagai muslim, dan sebagai kerabat.

Rasulullah saw. bersabda: “Demi Allah, tidak beriman, demi Allah, tidak beriman.” Para sahabat bertanya: “Siapakah yang tidak beriman, ya Rasulullah?” Beliau menjawab: “Seseorang yang tidak aman tetangganya dari gangguannya.” (HR. al-Syaikhani).

Pada hadis yang lain, Rasulullah saw bersabda, “Tidak beriman kepadaku barangsiapa yang kenyang pada suatu malam, sedangkan tetangganya kelaparan, padahal ia megetahuinya.”(HR. at-abrani).

2. Ihsan kepada Tamu
Ihsan kepada tamu, secara umum adalah dengan menghormati dan menjamunya. Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah memuliakan tamunya.” (HR. Jama’ah, kecuali Nasa’i).

Tamu yang datang dari tempat yang jauh, termasuk dalam sebutan ibnu sabil (orang yang dalam perjalanan jauh).

Cara  berbuat Ihsan terhadap ibnu sabil dengan memenuhi kebutuhannya, menjaga hartanya, memelihara kehormatannya, menunjukinya jalan jika ia meminta.

3. Ihsan kepada Karyawan/Pekerja
Kepada karyawan atau orang-orang yang terikat perjanjian kerja dengan kita, termasuk pembantu, tukang, dan sebagainya, kita diperintahkan agar membayar upah mereka sebelum keringat mereka
kering (segera), tidak membebani mereka dengan sesuatu yang mereka tidak sanggup melakukannya.

Secara umum kita juga harus menghormati dan menghargai profesi mereka.

4. Ihsan kepada Sesama Manusia
Rasulullah saw. bersabda: “Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Kiamat, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (¦R. Al-Bukhari dan Muslim).

Wahai manusia, hendaklah kita melembutkan ucapan, saling menghargai satu sama lain dalam pergaulan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran.

Menunjuki jalan jika ia tersesat, mengajari mereka yang bodoh, mengakui hak-hak mereka, dan tidak mengganggu mereka dengan tidak melakukan hal-hal dapat mengusik serta melukai mereka.

iklan tengah