Materi Penjasorkes Kelas 12 Pencegahan Perilaku Sexually Transmitted Diseases, AIDS, dan Kehamilan

29 minute read

Sexually Transmitted Diseases (STDS)/Infeksi menular seksual adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual atau infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, atau jamur, yang penularannya terutama melalui hubungan seksual dari seseorang yang terinfeksi kepada mitra seksualnya. 

Infeksi menular seksual juga menyerang manusia dan binatang melalui transmisi hubungan seks. 

Penyakit menular seksual juga dapat ditularkan melalui jarum suntik dan juga kelahiran serta menyusui. 

Infeksi penyakit menular seksual telah diketahui selama ratusan tahun. 

Penyakit ini didefinisikan sebagai salah satu akibat yang ditimbulkan karena aktivitas seksual yang tidak sehat sehingga menyebabkan munculnya penyakit menular, bahkan pada beberapa kasus Penyakit Menular Seksual (PMS) membahayakan. 

Sexually Transmitted Diseases (STDS)/Penyakit menular seksual terjadi karena suatu gangguan/penyakit-penyakit yang ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak atau hubungan seksual. 

Pertama sekali penyakit ini sering disebut ‘Penyakit Kelamin’ atau Veneral Disease, tetapi sekarang sebutan yang paling tepat adalah Penyakit Hubungan Seksual/Seksually Transmitted Diseases atau secara umum disebut Penyakit Menular Seksual (PMS). 


Penyakit ini mulai menjalar dengan perkembangan penularan yang cukup cepat. 

Tidak dapat disangkal bahwa mata rantai penularan infeksi menular seksual adalah wanita tunasusila/pria tunasusila yang dapat masuk dalam kehidupan rumah tangga. 

Disamping itu perilaku seks tidak sehat dari sebagian kecil masyarakat juga turut berperan dalam penyebaran penyakit ini. 

Perubahan perilaku seksual telah menyebabkan timbulnya berbagai masalah yang berkaitan dengan infeksi menular seksual dan kehamilan yang tidak dikehendaki. 

Penyakit infeksi menular seksual sebagian besar dapat diselesaikan dengan pengobatan yang tepat sehingga tidak menimbulkan penyakit selanjutnya, berbeda dengan kehamilan yang tidak dikehendaki yang mempunyai dampak yang lebih luas baik biologis, psikologis, sosial, spiritual, dan etika. 

Penyakit infeksi menular seksual dapat menimbulkan infeksi akut (mendadak) yang memerlukan penanganan yang tepat karena akan dapat menjalar ke alat genitalia bagian dalam (atas) dan menimbulkan penyakit radang panggul. 

Pengobatan yang kurang memuaskan akan menimbulkan penyakit menjadi menahun (kronis) dengan akibat akhir rusaknya fungsi alat genitalia bagian dalam sehingga menimbulkan kurang subur atau mandul. 

Dalam upaya meningkatkan pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi, menjadikan remaja tegar dalam menghadapi masalah dan mampu mengambil keputusan terbaik bagi dirinya, maka pelayanan konseling sangat diperlukan remaja. 

Meskipun kepedulian pemerintah, masyarakat maupun LSM dalam memperluas penyediaan informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi sudah semakin meningkat, namun dalam akses pemberian pelayanan konseling masih terbatas. 

Hal ini antara lain disebabkan keterbatasan jumlah fasilitas pelayanan konseling bagi remaja yang terbatas. 

Disamping itu, kemampuan tenaga konselor dalam memberikan konseling kepada remaja di pusat-pusat pelayanan informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja juga masih terbatas. 

Atas dasar itulah maka guna mendukung kemampuan SDM dalam melakukan konseling kesehatan reproduksi remaja perlu disiapkan tenaga yang terlatih melalui workshop konseling kesehatan reproduksi remaja.


PMS sering tidak menunjukkan gejala, terutama pada perempuan. Namun demikian, ada pula Sexually Transmitted Diseases (STDS)/PMS yang menunjukkan tanda dan gejala secara umum sebagai berikut :

1. Gejala Luka

  • Luka terbuka dan atau luka basah dengan atau tanpa rasa sakit, disekitar alat kelamin, anus, mulut atau bagian tubuh yang lain.
  • Tonjolan (papules) kecil-kecil, diikuti luka yang sangat sakit di sekitar alat kelamin 
  • Anus gatal atau iritasi/Gatal-gatal di daerah alat kelamin. 


2. Cairan Tidak Normal

Pada perempuan, cairan dari alat kelamin bisa gatal, warna keputihan, kekuningan, kehijauan, atau kemerahmudaan berbau atau berlendir. Cairan tubuh bisa juga keluar dari anus. 

Pada wanita, dapat juga disebabkan oleh infeksi kandung kencing yang tidak ditularkan melalui hubungan seksual. 

Pada laki-laki, muncul cairan bening atau berwarna berasal dari pembukaan alat kelamin pria atau anus, rasa panas seperti terbakar atau sakit selama atau setelah kencing. Buang air kecil lebih sering dari biasanya.


3. Sakit pada saat buang air kecil 

PMS pada wanita biasanya tidak menyebabkan sakit atau burning urination 

Pada laki-laki muncul rasa terbakar atau rasa/ perih/panas/sakit selama atau setelah urination terkadang diikuti dengan keluarnya cairan putih dari alat kelamin pria 

Nyeri di paha atau bagian perut lebih rendah. 


4. Perubahan warna kulit 

Terutama di bagian telapak tangan atau kaki. Perubahan bisa menyebar ke seluruh bagian tubuh

 

5. Tonjolan seperti jengger ayam 

Tumbuh tonjolan seperti jengger ayam/kutil di sekitar alat kelamin. Demam, lemah, kulit menguning dan rasa nyeri sekujur tubuh. 


6. Sakit pada bagian bawah perut 

Rasa sakit yang muncul dan hilang, yang tidak berkaitan dengan menstruasi bisa menjadi tanda infeksi saluran reproduksi (infeksi yang telah berpindah ke bagian dalam system reproduksi, termasuk servik, tuba falopi, dan ovarium) 


7. Kemerahan 

Pada perempuan, muncul gejala kemerahan pada sekitar alat kelamin, atau diantara kaki 

Pada laki-laki, muncul gejala kemerahan pada sekitar alat kelamin, kemerahan dan sakit di kantong zakar 

Pembengkakan kelenjar getah bening atau kemerahan di sekitar alat kelamin.


A. Jenis PMS disebabkan Bakteri 

1. Gonore atau kencing nanah, gejalanya: 

  • Rasa sakit saat buang air kecil dan saat ereksi. 
  • Keluar nanah dan dari saluran kencing terutama pada pagi hari. 
  • Pada peremp uan: nyeri di daerah perut bagian bawah, kadang-kadang disertai keputihan dan bau yang tidak sedap 


2. Klamidia, gejalanya: 

  • Keputihan, dapat disertai nyeri saat kencing, dan pendarahan setelah hubungan seksual. Gejalanya mirip GO tapi lebih ringan. 
  • Pada infeksi kronik dapat terjadi penyebaran ke saluran telur yang menimbulkan nyeri perut bagian bawah. 


3. Sipilis atau raja singa, Gejalanya: 

  • Luka yang bersih dan tidak nyeri di sekitar alat kelamin, anus, dan mulut yang muncul kira-kira 2-3 minggu setelah terinfeksi. 
  • 6-8 minggu kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening disusul dengan tidak enak badan dan bercak kemerahan pada kulit. 


4. Chancroid, gejalanya: 

  • Luka yang kotor dan nyeri disekitar alat kelamin yang muncul kira-kira 1 minggu setelah infeksi. 


B. Jenis PMS disebabkan oleh Virus 

1. Herpes genital atau herpes simplex, gejalanya: 

  • Bintil-bintil berisi cairan yang menjadi luka kecil di sekitar alat kelamin dan mulut. Luka-luka kecil ini bisa sakit sekali pada saat infeksi pertama kali dan dapat kambuh secara berulang-ulang bila ada gangguan emosi/psikis atau haid. 
  • Sebelum munculnya bintil-bintil ini, biasanya ada gejala awal yang mendahului antara lain: rasanya seperti sakit flu, rasa tidak enak di pinggang, kelenjar getah bening membengkak. 


2. Hepatitis B dan C, gejalanya: 

  • Badan lemas, kurang gairah dan kadang demam. 
  • Pada kasus parah, tampak kulit dan selaput mata berwarna kuning 


3. Human papillomavirus (Kutil kelamin atau sering disebut jengger ayam), gejalanya: 

  • Benjolan-benjolan kecil di sekitar alat kelamin yang dapat bersatu seperti jengger ayam dan menular. Pada perempuan dapat mengenai kulit daerah kelamin sampai dubur, selaput lendir bagian dalam, liang kemaluan sampai leher rahim. 
  • Pada pria terdapat pada penis dan saluran kencing bagian dalam. Pada wanita hamil kutil ini bisa tumbuh sampai besar. 


4. HIV , gejalanya: 

  • Demam 
  • Keringat malam 
  • Sakit kepala 
  • Kemerahan di ketiak, paha atau leher 
  • Diare yang terus menerus 
  • Penurunan berat badan secara cepat 
  • Batuk, dengan atau tanpa darah 
  • Bintik ungu kebiruan pada kulit 


C. Jenis PMS Lainnya: 

1. Protozoa: Trikomoniasis, gejalanya: 

  • Gejala spesifik berupa keputihan yang banyak, kadangkadang berbusa, kehijauan, berbau busuk, nyeri saat berhubungan seksual atau saat buang air kecil. 
  • Jamur: Candidiasis 
  • Hama: Kutu kelamin, Scabies


Pencegahan Penularan lewat seks : 

Berlaku saling setia atau berhubungan hanya dengan pasangannya saja kalau sudah menikah. 


Pencegahan Penularan Cara lainnya :

  1. Mencegah masuknya transfusi darah tambahan yang belum diperiksa kebersihannya dari penderita Infeksi Menular Seks (IMS) ke dalam tubuh kita. 
  2. Berhati-hati waktu menangani segala hal yang tercemar oleh darah segar. 
  3. Mencegah pemakaian alat-alat tembus kulit yang tidak suci hama atau tidak steril. Misalnya jarum suntik, alat tato, alat tindik dan sejenisnya yang bekas dipakai orang lain. Jarum suntik yang baru biasanya masih dalam plastik dan dibuka dihadapan kita. 
  4. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, dimulai dari diri sendiri dan keluarga sehingga terbentuknya masyarakat yang religious. 
  5. Memberikan pemahaman tentang seks pada anak-anak sekolah, untuk berhati-hati dan tidak mencoba-coba. 
  6. Menghar gai hubungan seksual sebagai suatu yang sakral sehingga hanya boleh dilakukan pada pasangan yang telah menikah. 
  7. Pemberantasan peredaran narkoba. 
  8. Menutup tempat-tepat prostitusi dan pelacuran terselubung. 
  9. Menjaga kebersihan pakaian dalam dan toilet umum. 
  10. Merawat rambut disekitar alat kelamin. 
  11. Pemeriksaan rutin ke dokter kulit dan kelamin.

AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). 

Penyakit ini bukan penyakit keturunan atau diwarisi. 

Ia menyerang kekebalan tubuh (immune system), yaitu system pertahanan alami tubuh terhadap serangan organisme penyakit. 

Penyakit ini mengakibatkan berkurangnya kemampuan tubuh dalam memerangi infeksi. 

Penyakit AIDS sampai saat ini masih menjadi ancaman terbesar bagi kesehatan penduduk dunia karena proses penularannya yang begitu cepat dan belum ada obat penangkalnya. 

HIV adalah virus atau jasad renik yang sangat kecil yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Bentuk HIV seperti binatang bulu babi (binatang laut) yang berbulu tegak dan tajam. 

Tubuh manusia mempunyai sel-sel darah putih yang berfungsi untuk melawan dan membunuh bibit bibit atau kuman-kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh nanusia. 

Dengan demikian sel-sel darah putih melindungi seseorang dari jatuh sakit. Inilah yang disebut kekebalan tubuh manusia, yang merupakan daya tahan tubuh seseorang 

Seseorang yang terinfeksi oleh HIV, maka virus ini akan menyerang sel darah putih. 

Selanjutnya akan merusak dinding sel darah putih untuk masuk ke dalam sel dan merusak bagian yang memegang peranan pada kekebalan tubuh. 

Sel darah putih yang telah dirusak tersebut menjadi lemah dan tidak lagi mampu melawan kuman-kuman penyakit. 

Lambat-laun sel darah putih yang sehat akan sangat berkurang. 

Akibatnya, kekebalan tubuh orang tersebut menjadi menurun dan akhirnya sangat mudah terserang berbagai penyakit. 

Seseorang yang terinfeksi oleh HIV disebut “HIV + ” (baca: HIV positif) atau pengidap HIV. 

Orang yang telah terinfeksi HIV dalam beberapa tahun pertama belum menunjukkan gejala apapun. Sehingga secara fisik kelihatan tidak berbeda dengan orang lain yang sehat. 

Namun dia mempunyai potensi sebagai sumber penularan, artinya dapat menularkan virus kepada orang lain. 

Setelah periode 7 hingga 10 tahun, atau jika kekebalan tubuhnya sudah sangat melemah karena berbagai infeksi lain, seorang pengidap HIV mulai menunjukkan gejala-gejala dan tanda-tanda bermacam-macam penyakit yang muncul karena rendahnya daya tahan tubuh. 

Pada keadaan ini orang tersebut disebut sebagai penderita AIDS. 

HIV harus masuk langsung ke aliran darah orang yang bersangkutan untuk dapat berada di dalam tubuh manusia. 

Sedangkan di luar tubuh manusia, HIV sangat cepat mati. 

HIV bertahan lebih lama di luar tubuh manusia hanya bila darah yang mengandung HIV tersebut masih dalam keadaan belum mengering. Dalam media kering HIV akan lebih cepat mati. 

HIV juga mudah mati oleh air panas, sabun dan bahan pencuci hama lain. Karena HIV cepat mati di luar tubuh manusia, maka HIV tidak dapat menular lewat udara seperti virus lainnya, misalnya virus influenza. 

Virus influensa dapat hidup di udara bebas di sekeliling kita, sehingga penularan influensa dapat terjadi melalui udara. 

Di dalam tubuh manusia, HIV terdapat pada cairan-cairan tubuh, yaitu: darah, air mani, cairan vagina (cairan kemaluan wanita). Telah terbukti, bahwa ketiga cairan di atas inilah yang dapat menularkan HIV. 

Maksudnya, penularan akan terjadi jika salah satu atau lebih dari ketiga cairan itu tercemar oleh HIV, dan kemudian masuk ke aliran darah orang yang belum tertular. 

Selain di dalam ketiga cairan yang telah disebutkan di atas, HIV juga dapat ditemukan dalam jumlah yang sangat kecil di dalam air mata, air liur, cairan otak, keringat, dan air susu ibu (ASI). 

Namun sampai sekarang belum ada bukti bahwa HIV dapat ditularkan melalui cairan- cairan tersebut.


HIV harus masuk langsung ke aliran darah orang yang bersangkutan untuk dapat berada di dalam tubuh manusia. 

Sedangkan di luar tubuh manusia, HIV sangat cepat mati. 

HIV bertahan lebih lama di luar tubuh manusia hanya bila darah yang mengandung HIV tersebut masih dalam keadaan belum mengering. 

Dalam media kering HIV akan lebih cepat mati. 

HIV juga mudah mati oleh air panas, sabun dan bahan pencuci hama lain. 

Karena HIV cepat mati di luar tubuh manusia, maka HIV tidak dapat menular lewat udara seperti virus lainnya, misalnya virus influenza. 

Virus influensa dapat hidup di udara bebas di sekeliling kita, sehingga penularan influensa dapat terjadi melalui udara. 

Di dalam tubuh manusia, HIV terdapat pada cairan-cairan tubuh, yaitu: darah, air mani, cairan vagina (cairan kemaluan wanita). 

Telah terbukti, bahwa ketiga cairan di atas inilah yang dapat menularkan HIV. 

Maksudnya, penularan akan terjadi jika salah satu atau lebih dari ketiga cairan itu tercemar oleh HIV, dan kemudian masuk ke aliran darah orang yang belum tertular. 

Selain di dalam ketiga cairan yang telah disebutkan di atas, HIV juga dapat ditemukan dalam jumlah yang sangat kecil di dalam air mata, air liur, cairan otak, keringat, dan air susu ibu (ASI). 

Namun sampai sekarang belum ada bukti bahwa HIV dapat ditularkan melalui cairan- cairan tersebut


Penularan terjadi bila ada kontak atau percampuran dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, yaitu melalui: 

1. Melalui hubungan seksual yang berisiko tanpa menggunakan pelindung dengan seseorang yang mengidap HIV. 

2. Melalui tranfusi darah dan transplantasi organ yang tercemar HIV. 

3. Transfusi darah yang tercemar HIV dan transplantasi organ yang tercemar HIV akan secara langsung membuat orang yang menerima darah atau organ tubuh tersebut tertular HIV karena virus langsung masuk ke dalam sistem peredaran darah penerima. 

4. Melalui alat suntik atau alat tusuk lainnya yang dapat menembus kulit (akupuntur, tindik, tatto) yang tercemar oleh HIV. Oleh sebab itu pemakaian alat suntik secara bersama-sama oleh para pecandu narkotika akan mempermudah penularan HIV di antara mereka bila salah satu di antara mereka merupakan pengidap HIV. 

5. Penularan HIV dari perempuan pengidap HIV bisa terjadi melalui beberapa proses yaitu: saat menjalani kehamilan, saat proses melahirkan, melalui pemberian ASI.


Gejala penularan HIV/AIDS terjadi beberapa hari atau beberapa minggu setelah terinfeksi HIV, gejala-gejala ini hanya berlangsung beberapa hari atau beberapa minggu saja, lalu hilang dengan sendirinya. 

Seseorang mungkin akan menjadi sakit dengan gejalagejala seperti flu, yaitu: 

1) Demam. 

2) Rasa lemah dan lesu. 

3) Sendi-sendi terasa nyeri. 

4) Batuk. 

5) Nyeri tenggorokan. 


Gejala Selanjutnya adalah memasuki tahap di mana sudah mulai timbul gejala-gejala yang mirip yang dengan gejala-gejala penyakit lain, gejala-gejala di atas ini memang tidak khas, karena dapat juga terjadi pada penyakit-penyakit lain. 

Namun gejala-gejala ini menunjukkan sudah adanya kerusakan pada sistem kekebalan tubuh yaitu: 

1) Demam berkepanjangan. 

2) Penurunan berat badan (lebih dari 10% dalam waktu 3 hari). 

3) Kelemahan tubuh yang mengganggu/menurunkan aktivitas fisik sehari-hari. 

4) Pembengkakan kelenjar di leher, lipat paha, dan ketiak. 

5) Diare atau mencret terus menerus tanpa sebab yang jelas. 

6) Batuk dan sesak nafas lebih dari 1 bulan secara terus menerus. 

7) Kulit gatal dan bercak-bercak merah kebiruan 


Gejala penurunan kekebalan tubuh ditandai dengan mudahnya diserang penyakit lain, dan disebut infeksi oportunistik. 

Maksudnya adalah penyakit yang disebabkan baik oleh virus lain, bakteri, jamur, atau parasit (yang bisa juga hidup dalam tubuh kita), yang bila sistem kekebalan tubuh baik kuman ini dapat dikendalikan oleh tubuh. 

Pada tahap ini pengidap HIV telah berkembang menjadi penderita AIDS. 

Pada umumnya penderita AIDS akan meninggal dunia sekitar 2 tahun setelah gejala AIDS ini muncul. Gejala AIDS yang timbul adalah: 

1) Radang paru. 

2) Radang saluran pencernaan. 

3) Radang karena jamur di mulut dan kerongkongan. 

4) Kanker kulit. 

5) TBC. 

6) Gangguan susunan saraf.


Untuk memahami cara kerja HIV dalam tubuh manusia kita perlu memahami sistem kekebalan tubuh manusia sebagaimana digambarkan dalam gambar berikut : 

1. Kekebalan tubuh menggambarkan tentang fungsi sel darah putih dalam tubuh seseorang sebagai sistem kekebalan tubuh dalam menghadapi serangan kuman, virus, dan lainnya. 

Manusia dengan imunitas atau sistem kekebalan tubuh yang sehat mampu memerangi infeksi dan bakteri karena adanya sel darah putih dalam tubuh yang mampu memerangi bibit penyakit yang masuk. 

Sel darah putih bekerja memerangi berbagai jenis bibit penyakit yang ditemuinya dalam tubuh agar seseorang tetap sehat. 

Cara kerja sel darah putih adalah dengan memanggil bala bantuan sel lainnya guna memerangi infeksi secara langsung, atau dengan memproduksi bahan kimia yang kita kenal dengan nama antibodi guna menetralisir bibit penyakit itu. 

Bila virus masuk ke dalam tubuh, maka sel darah putih akan berusaha melumpuhkan bibit penyakit tersebut. 

Misalnya, virus influenza, diare dan batuk akan dilumpuhkan oleh sel darah putih. 


2. Berbeda dengan virus lai nnya, HIV adalah virus yang tidak mudah dilumpuhkan oleh sel darah putih. 

Apabila masuk ke dalam tubuh kita justru HIV yang akan melumpuhkan sel darah putih, terutama menyerang CD4 dan menggunakannya untuk memperbanyak HIV dalam tubuh pengidap sehingga tubuh tidak mampu melawan penyakit lain yang masuk ketubuh. 

Sel CD4 adalah jenis sel darah putih atau limfosit. CD4 adalah bagian dari sel darah putih manusia yang menjadi sasaran penyerangan HIV apabila HIV masuk ke dalam darah manusia, sel CD4 inilah yang digunakan oleh HIV untuk memperbanyak dirinya. Jumlah CD4 pada seorang sehat adalah sekitar 500 – 1500 sel/mm3 darah. 


3. Menurut teori yang telah diterima secara luas, HIV menyerang sel darah putih (khususnya yang dinamakan CD4) yang berperan menjaga kekebalan tubuh manusia. 

CD4 adalah pemimpin yang memegang komando mengatur pertahanan sistem kekebalan tubuh manusia karena kemampuannya yang baik untuk berkomunikasi dengan sel lain. 

Bila ada bibit penyakit masuk maka CD4 sebagai komandan yang memberikan tugas pada sel-sel lain untuk memerangi bibit penyakit tersebut hingga tuntas. 

Kehadiran CD4 sangatlah dibutuhkan dalam menjaga kesehatan tubuh manusia, karena itu tubuh secara terus-menerus memproduksinya untuk membantu memerangi berbagai infeksi. 

HIV masuk ke dalam tubuh secara diam-diam dan seolah-olah dia adalah salah satu bala tentara CD4. 

Namun, kemudian HIV menyusup molekul reseptor CD4 agar HIV bisa masuk ke dalam CD4. 

Setelah masuk, HIV lalu membajak genetika sel CD4 tersebut dengan diam-diam kemudian menggunakan CD4 sebagai tempat HIV memperbanyak dirinya. 

Akibatnya yang terjadi adalah meningkatnya produksi HIV secara massal. Keadaan ini menyebabkan banyak CD4 yang rusak dan mati. 

Semakin banyak CD4 yang rusak dan mati dan semakin banyak HIV yang diproduksi, artinya semakin sedikit jumlah CD4 dalam tubuh kita, yang mengakibatkan sistem kekebalan tubuh manusia perlahan-lahan semakin lemah untuk dapat melawan bibit penyakit yang masuk menyerang tubuh. 


4. HIV memakan waktu lama sebelum menampakkan diri. 

Ia bersembunyi dalam CD4 dalam waktu yang cukup lama sebelum mulai dengan pesat memperbanyak diri dalam jumlah sangat banyak serta merusak CD4. 

Dengan bersembunyi dalam sel CD4 itu pulalah ia dapat menghindari serangan antibodi yang sudah beredar dalam darah dan yang berusaha membunuhnya karena CD4 tidak dapat membunuh dirinya sendiri. 

Cara sembunyi HIV yang seperti ini berakhir ketika sudah cukup banyak sel darah putih dalam tubuh manusia yang dirusaknya dan jumlah HIV dalam darah sudah cukup banyak untuk melumpuhkan kemampuan manusia untuk memerangi penyakit yang kemudian tubuh mulai memproduksi antibody HIV untuk memberikan perlawanan pada HIV walaupun perlawanan ini tidak efektif bagi HIV.


Orang-orang yang memiliki perilaku berisiko tinggi menularkan atau tertular HIV artinya orang-orang yang mempunyai kemungkinan besar terkena infeksi HIV atau menularkan HIV dikarenakan perilakunya. 

Mereka yang memiliki perilaku berisiko tinggi itu adalah: 

1) Wanita dan laki-laki yang berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seksual. 

2) Wanita dan pria tuna susila, serta pelanggan mereka. 

3) Orang-orang yang melakukan hubungan seksual yang tidak wajar, seperti hubungan seks melalui dubur (anal) dan mulut misalnya pada homo seksual dan biseksual. 

4) Penyalahgunaan narkotika dengan suntikan, yang menggunakan jarum suntik secara bersama (bergantian). 

5) Penyalahgunaan narkotika dengan perilaku lainnya.


Sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan maupun vaksin untuk mencegah penyakit ini. 

Upaya-upaya pencegahan harus dikaitkan dengan bagaimana penularan AIDS dapat terjadi, yang telah dibicarakan sebelumnya. 


1. Pencegahan Penularan melalui Hubungan Seksual 

Telah kita ketahui bahwa infeksi HIV terutama terjadi melalui hubungan seksual. Oleh sebab itu pencegahan penularan melalui hubungan seksual memegang peranan paling penting. 

Untuk itu setiap orang perlu memiliki perilaku seksual yang aman dan bertanggungjawab, yaitu: 

a. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah (Abstinence). Hubungan seksual hanya dilakukan melalui pernikahan yang sah. 

b. Bila telah menikah, hanya mengadakan hubungan seksual dengan pasangan sendiri, yaitu suami atau isteri sendiri. 

c. Tidak mengadakan hubungan seksual di luar nikah. 

d. Bila salah satu pasangan sudah terinfeksi HIV maka dalam melakukan hubungan seksual harus menggunakan kondom secara benar dan konsisten. Ketiga konsep pencegahan di atas ini dikenal dengan istilah ABC (Abstinence, Be faithful, Condom). 

e. Mempertebal iman dan takwa agar tidak terjerumus ke dalam hubungan hubungan seksual diluar nikah. 


2. Pencegahan Penularan Melalui Darah 

Penularan HIV melalui darah menuntut kita untuk berhatihati dalam berbagai tindakan yang berhubungan dengan darah maupun produk darah dan plasma. 

a. Transfusi darah Harus dipastikan bahwa darah yang digunakan untuk transfusi tidak tercemar HIV. Perlu dianjurkan pada seseorang yang HIV (+) atau mengindap virus HIV dalam darahnya, untuk tidak menjadi donor darah. 

Begitu pula dengan mereka yang mempunyai perilaku berisiko tinggi, misalnya sering melakukan hubungan seks dengan bergantiganti pasangan. 

b. Penggunaan pr oduk darah dan plasma Sama halnya dengan darah yang digunakan untuk transfusi, maka terhadap produk darah dan plasma (cairan darah) harus dipastikan tidak tercemar HIV. 

c. Penggunaan alat suntik, dan alat lain yang dapat melukai kulit Penggunaan alat-alat seperti jarum, jarum suntik, alat cukur, alat tusuk untuk tindik, perlu memperhatikan masalah sterilisasinya. 

Tindakan desinfeksi dengan pemanasan atau larutan desinfektan merupakan tindakan yang sangat penting untuk dilakukan. 


3. Pencegahan Penularan dari Ibu kepada Anak 

Seorang ibu yang terinfeksi HIV, risiko penularan terhadap janin yang dikandungnva atau bayinya cukup besar, kemungkinannva sebesar 30-40 %. 

Risiko itu akan semakin besar bila si ibu telah terkena atau menunjukkan gejala AIDS. 

Oleh karena itu, bagi seorang ibu yang sudah terinfeksi HIV dianjurkan untuk mempertimbangkan kembali tentang kehamilan. 

Risiko bagi bayi terinfeksi HIV melalui susu ibu sangat kecil, sehingga tetap dianjurkan bagi si ibu untuk tetap menyusukan bayi dengan ASI-nya. 

Melihat kondisi-kondisi di atas, yang bisa kita lakukan untuk pencegahan penyebaran HIV adalah berperilaku yang bertanggung jawab baik bagi diri kita sendiri maupun orang lain, dan berperilaku sesuai dengan tuntutan norma agama dan sosial yang berlaku di masyarakat. 

Di samping itu, menyebarkan informasi tentang HIV/AIDS adalah cara lain untuk melindungi teman, keluarga, dan lingkungan dari penyebaran HIV/AIDS. 

Hal ini dapat diwujudkan dalam kegiatan sederhana: 

a). Berikan informasi yang benar dan tepat yang sudah anda terima kepada lingkungan anda sendiri. Misalnya: keluarga, teman-teman, tetangga dan lain-lain. 

b). Jika dalam percakapan sehari-hari anda mendengar informasi yang salah tentang HIV/AIDS, langsung diperbaiki dengan cara yang benar. 


Dalam lingkungan sekolah antar institusi pendidikan : 

a). Mengusulkan adanya diskusi dan seminar atau kegiatan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan pencegahan HIV/AIDS. 

b). Mengadakan kegiatan lain yang berkaitan dengan masalah HIV/AIDS, misalnya lomba poster, lomba mengarang, dan lain sebagainya. 


Dari uraian di atas, kita mengetahui bahwa ada beberapa hal penting dalam mengurangi risiko terjadinya penularan HIV/ AIDS: 

a). Tidak melakukan hubungan seks, bagi yang belum nikah. 

b). Selalu menghindarkan diri dari penggunaan obat-obat terlarang (narkotik, heroin, ganja, dan lain-lain). 

c). Menjauhkan diri dari minuman yang bisa memabukkan. 

d). Sebaiknya tidak menggunakan alat-alat seperti alat suntik, alat tindik, alat tatto, pisau cukur, atau sikat gigi bersama orang lain. 

e). Selalu membersihkan (mensterilkan) peralatan medis atau non medis, khususnva yang berhubungan dengan cairan tubuh manusia


Pengertian ilmiah dari kehamilan adalah masa dimana wanita membawa embrio dalam tubuhnya yang diawali dengan keluarnya sel telur yang matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma dan keduanya menyatu membentuk sel yang akan tumbuh dan membuat terjadinya proses konsepsi dan fertilisasi sampai lahirnya janin. 

Pengertian lain dari kehamilan adalah proses dimana sperma menembus ovum sehingga terjadinya konsepsi dan fertilasi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan), dihitung dari pertama haid terakhir. 

Menurut BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional), kehamilan adalah sebuah proses yang diawali dengan keluarnya sel telur yang matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma dan keduanya menyatu membentuk sel yang akan bertumbuh. 

Proses kehamilan sendiri bisa terjadi karena bertemunya sel sperma pria dengan sel telur matang dari wanita. 

Kehamilan adalah saat-saat yang penuh perjuangan bagi seorang calon ibu. Selama kurang lebih 9 bulan, seseorang yang sedang hamil akan membawa beban berat yaitu calon buah hatinya. 

Seseorang yang sedang mengandung buah hatinya, harus memperhatikan asupan gizi yang dibutuhkan oleh calon ibu dan buah hatinya. 

Ketika seseorang sedang hamil, hal ini tentu saja akan membutuhkan energi yang lebih banyak. Asupan gizi yang tepat akan membantu tumbuh kembang janin yang masih berada di dalam kandungan


Kehamilan membutuhkan perempuan yang sehat dalam arti memiliki segala sesuatu yang berkaitan dengan berat badan normal dan sehat, diet seimbang dan bergizi serta olahraga secara teratur. 

Jika seseorang memiliki kehamilan yang sehat maka ia bisa menghindarinya dari penyakit kronis dan gangguan kehamilan. Berikut ini 8 tanda-tanda perempuan memiliki kehamilan yang sehat, 


a. Kehamilan yang sah 

Artinya buah kehamilan tersebut adalah hasil dari pernikahan yang sah antara suami dan istri yang sehat secara jasmani maupun rohani. 

Karena hal ini akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan psikis sang ibu dan perkembangan janin. 


b. Tekanan darah dan kadar gula darah normal 

Indikator utama dari kehamilan sehat adalah tekanan darah dan kadar gula darah dipantau pada trimester kehamilan yang berbeda. 

Tekanan darah dan kadar gula memang mengalami fluktuasi selama kehamilan dan sedikit lebih tinggi, tapi tidak terjadi lonjakan yang intens. 


c. Kondisi rahim dan plasenta 

Untuk menja ga janin dalam rahim, maka kondisi rahim dan plasenta harus tetap sehat sampai melahirkan. 

Plasenta harus melekat dengan baik pada dinding rahim karena jika tidak bisa menyebabkan kelahiran prematur atau keguguran 


d. Pertumbuhan janin 

Pertumbuhan janin menentukan kondisi bayi nantinya. Hal ini dapat diketahui dengan memeriksakan berat perempuan selama hamil atau melalui USG. 

Jika pertumbuhan janin kurang bisa menjadi tanda kekurangan oksigen di dalam rahim serta mengakibatkan gangguan fungsi plasenta. 


e. Berat badan 

Dokter umumnya merekomendasikan peningkatan 13-15 kilogram selama kehamilan, terutama jika sebelum hamil sudah memiliki berat badan sehat. 

Tapi jika sudah kelebihan berat badan maka kenaikannya disarankan dikurangi. 


f. Kadar hormon 

Perempuan hamil bisa menghasilkan progesteron lebih dari 400 mg dibanding yang tidak hamil. Hormon progesteron dan estrogen mengatur endometrium untuk implantasi (penempelan janin di rahim) dan menjaga rahim dari kontraksi selama kehamilan. 

Estrogen sendiri membantu membangun jaringan, dan memungkinkan rahim lebih kuat. 


g. Pertumbuhan perut 

Dokter idealnya akan melakukan pengukuran perut ibu hamil secara rutin untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan bayi berada pada tingkat yang sehat. 


h. Gerakan janin 

Dokter akan menyarankan untuk menghitung gerakan janin selama kehamilan sebagai cara untuk melacak seberapa sehat kehamilan yang terjadi. 

Ibu cenderung mulai merasakan gerakan janin antara usia kehamilan 6-10 minggu. 

Gerakan janin ini memastikan bahwa bayi menerima cukup oksigen dan berada dalam kondisi baikbaik saja


1. Dinding rahim atau endometrium belum kuat benar 

Peluruhan dinding rahim setiap periode menstruasi masih belum sempurna. Ini kurang kondusif bagi proses nidasi atau menempelnya embrio ke dinding rahim. 

Risiko yang mengintai adalah: janin mudah keguguran, kemungkinannya 3 kali lebih tinggi dibanding mereka yang hamil di usia-usia ± 25 tahun. 

Risiko berikutnya adalah pertumbuhan janin yang kurang sehat atau Intrauterine Growth Restriction (IUGR). 


2. Sel telur yang dihasilkan indung telur belum sempurna 

Indung telur milik perempuan muda juga masih belajar memproduksi sel telur berkualitas. 

Apabila sel telur hasil “belajar” itu dibuahi, dan menjadi bakal manusia, tidak ada yang bisa menjamin kualitas embrio yang dihasilkan. 


3. Rahim dan organ panggul belum kuat menampung janin 

Organ reproduksi seperti rahim, mulut rahim dan otot-otot ligamen di panggul, belum matang dan belum kuat, sehingga belum siap untuk berfungsi semestinya dalam menunjang kehamilan dan persalinan. 

Bahaya yang mengintai adalah: keguguran, perdarahan, persalinan prematur, prolaps organ panggul, bahkan ruptur atau melorotnya organ panggul. 

Ibu muda juga terancam luka serius saat melahirkan, 4 kali lebih tinggi. 


4. Risiko tekanan darah tinggi dan pre eklampsia 

Penyebabnya, tubuh ibu muda belum kuat menanggung proses kehamilan sehingga metabolisme tubuh mudah terganggu. 

Gejala tekanan darah tinggi umumnya belum terdeteksi pada awal kehamilan. 

Namun, di tengah masa kehamilan, bisa tiba-tiba mengalami kejang, perdarahan, bahkan berkembang menjadi eklampsia/kelainan, gejala hipertensi tekanan darah tinggi yang mengancam jiwa ibu dan janin. 


5. Bahaya anemia 

Anemia dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin. 

Penyebabnya adalah metabolisme tubuh ibu yang belum sempurna saat mendapat tambahan volume darah akibat kehamilan, juga akibat pola makan minim/kurang zat besi karena wanita muda cenderung sering berdiet. 

Ini alasan mengapa ibu muda yang hamil wajib menjalani tes darah guna mendeteksi anemia dan thalassemia/penyakit kelainan darah. 


6. Kehamilan tidak disadari 

Pada banyak kasus kehamilan muda, calon ibu terlambat menyadari kehamilan, lantaran sebelum hamil siklus haidnya memang belum teratur, sehingga diterjemahkan sebagai kondisi biasa. 

Karena kehamilan tidak disadari, calon ibu muda mungkin saja tetap melakoni gaya hidup kurang sehat seperti: diet ketat, konsumsi alkohol, paparan rokok yang dapat mengganggu kehamilan dan pertumbuhan janin, sehingga memicu persalinan prematur atau bayi lahir dengan berat badan rendah. 


7. Risiko kanker leher rahim dan penyakit kelamin 

Wanita yang melakukan hubungan seksual secara aktif pada usia di bawah 17 tahun, memiliki risiko lebih tinggi untuk terjangkit infeksi virus pada organ reproduksi, seperti Human Papilloma Virus penyebab kanker leher rahim, juga serangan penyakit kelamin seksual, di antaranya Chlamydia yang dapat menyebabkan infeksi mata dan pneumonia pada bayi, atau sifilis yang bisa mengakibatkan kebutaan pada bayi, dan kematian ibu serta janin. 


8. Mudah terjadi infeksi 

Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada waktu nifas. 


9. Keracunan Kehamilan (Gestosis ) 

Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia makin meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-eklampsia atau eklampsia. 

Pre-eklampsia dan eklampsia memerlukan perhatian serius karena dapat menyebabkan kematian. 


10. Kematian ibu yang tinggi 

Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena perdarahan dan infeksi. 

Selain itu angka kematian ibu muda karena gugur kandung juga cukup tinggi yang kebanyakan dilakukan oleh tenaga non profesional (dukun). 

Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak disengaja. misalnya : karena terkejut, cemas, stres. 

Tetapi ada juga keguguran yang sengaja dilakukan oleh tenaga non profesional sehingga dapat menimbulkan akibat efek samping yang serius seperti tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat menimbulkan kemandulan. 


10. Ibu yang hamil pada usia muda biasanya pengetahuannya akan gizi masih kurang, sehingga akan berakibat kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat pertumbuhan dengan demikian akan mengakibatkan makin tingginya kelahiran prematur, berat badan lahir rendah dan cacat bawaan. 


11. Mengalami perdarahan 

Perdarahan pada saat melahirkan antara lain disebabkan karena otot rahim yang terlalu lemah dalam proses involusi. 

Selain itu juga disebabkan selaput ketuban stosel (bekuan darah yang tertinggal didalam rahim). 

Kemudian proses pembekuan darah yang lambat dan juga dipengaruhi oleh adanya sobekan pada jalan lahir. 


12. Persalinan yang lama dan sulit 

Adalah persalinan yang disertai komplikasi ibu maupun janin. 

Penyebab dari persalinan lama sendiri dipengaruhi oleh kelainan letak janin, kelainan panggul, kelainan kekuatan waktu mengejan serta pimpinan persalinan yang salah yang bisa mengakibatkan kematian ibu. 


13. Kelahiran Prematur (Kemungkinan lahir belum cukup usia kehamilan) 

Adalah kelahiran prematur yang kurang dari 37 minggu (259 hari). Hal ini terjadi karena pada saat pertumbuhan janin zat gizi yang diperlukan berkurang. 


14. Kematian bayi 

Kematian bayi yang masih berumur 7 hari pertama hidupnya atau kematian prenatal yang disebabkan berat badan kurang dari 2.500 gram, kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari), kelahiran kongenital serta lahir dengan asfiksia.


Beberapa perubahan perilaku seorang istri yang sedang hamil tersebut adalah: 

1. Cenderung malas 

Para suami perlu memahami bahwa kemalasan ini bukan timbul begitu saja, melainkan pengaruh perubahan hormonal yang sedang dialami istrinya. 

Jadi tidak ada salahnya bila suami menggantikan peran istri untuk beberapa waktu. Misalnya dengan menggantikannya membereskan tempat tidur, membuat kopi sendiri. 


2. Lebih sensitif 

Biasanya, wanita yang hamil juga berubah jadi lebih sensitif. 

Sedikit-sedikit tersinggung lalu marah. 

Apa pun perilaku ibu hamil yang dianggap kurang menyenangkan, hadapi saja dengan santai. Ingatlah bahwa dampak perubahan psikis ini nantinya bakal hilang. 

Bukan apaapa, bila suami membalas kembali dengan kemarahan, bisa-bisa istri semakin tertekan sehingga mempengaruhi pertumbuhan janinnya. 


3. Minta perhatian lebih 

Perilaku lain yang kerap “mengganggu” adalah istri tiba-tiba lebih manja dan selalu ingin diperhatikan. 

Meskipun baru pulang kerja dan sangat letih, usahakan untuk menanyakan keadaannya saat itu. 

Perhatian yang diberikan suami, walau sedikit, bisa memicu tumbuhnya rasa aman yang baik untuk pertumbuhan janin. 

Demikian pula ketika istri merasakan pegal-pegal dan linu pada tubuhnya. Istri sering meminta suami untuk mengusap tubuhnya. 

Sebaiknya lakukan sambil memberikan perhatian dengan mengatakan bahwa hal ini memang sering dialami wanita yang sedang hamil dan diperlukan kesabaran untuk menghadapinya. 


4. Mudah cemburu 

Tak jarang, sifat cemburu istri terhadap suami pun muncul tanpa alasan. Pulang telat sedikit saja, istri akan menanyakan hal macammacam. 

Mungkin, selain perubahan hormonal, istri pun mulai tidak percaya diri dengan penampilan fisiknya. Ia takut bila suaminya pergi dengan wanita lain. 

Untuk menenangkannya, suami perlu menjelaskan dengan bijaksana bahwa keterlambatannya dikarenakan hal-hal yang memang sangat penting dan bukan karena hal lain. 

Bila perlu, ceritakan dengan terperinci aktivitas 


5. Hobi belanja/shopping 

Bersangkutan tidak punya “hobi” ini. Baru setelah hamil lantas gemar berbelanja. 

Dikhawatirkan “kegemaran baru” ibu hamil ini bisa menimbulkan konflik dengan pasangan, karena ibu dinilai egois dan boros membelanjakan keperluan yang tak jelas. 


6. Malas-malasan 

Bisa karena pada dasarnya ibu memang pemalas sehingga saat hamil bertambah malas akibat adanya perubahan hormonal. 

Pada ibu yang bekerja umumnya perasaan malas-malasan ini jarang ditemui. Kalaupun ada karena rasa bosan dan lebih mudah dialihkan pada hal lain. 


7. Tidak mau dekat-dekat suami 

Ada ibu hamil yang merasa mual bila mencium bau suami. Dengan alasan itu, ia tidak mau tidur seranjang atau kalaupun tidur berbalikan badan. 

Penyebabnya? Jangan-jangan ada masalah komunikasi dengan pasangan yang terpendam. 

Di bawah sadar, mungkin kalau ada kebiasaan suami yang tidak ibu sukai. 

Misal, suami suka mengorok kalau tidur, pulang kantor tidak langsung bersih-bersih dan sebagainya. Tanpa disadari ketidaksukaan tersebut tercetus jadi perilaku “aneh” saat ibu hamil. 


8. Merasa sebal dan tak ingin ketemu mertua 

Lihat kembali pada awal hubungan ibu dengan mertua selama ini. Apakah ada ketidakcocokan yang disebabkan mertua terlalu intervensi, terlalu cerewet dan sebagainya. 

Sikap mertua yang tidak berkenan di hati selama ini bisa tercetus jadi perilaku “aneh” selagi hamil. Memang dapat dipahami karena kondisi kehamilan yang cukup sensitif.


9. Marah-marah pada pasangan 

Cenderung dipengaruhi temperamen ibu serta bagaimana kelancaran komunikasi dengan pasangan. Akibatnya sering kali hal sepele jadi menimbulkan konflik berkepanjangan. 


10. Merasa cemburu atau curiga 

Jika sesekali mungkin wajar. 

Namun kerap merasa curiga pada pasangan selagi ibu hamil tentu bukan hal yang sehat. Penyebabnya bisa jadi berkaitan dengan masalah kepercayaan diri. 

Perubahan fisik semasa hamil membuat ibu merasa tidak cantik sehingga khawatir suami berpaling. 


11. Jadi suka merokok atau kebiasaan buruk lainnya 

Perilaku ini bisa karena keinginan ibu untuk coba-coba atau usaha mengatasi rasa tak enak dan tak nyaman semasa hamil. Jelas ini amat berisiko yang merugikan bagi kehamilan dan juga janin. 


12. Rajin bekerja/suka bersih-bersih 

Ada ibu yang memang terbiasa bekerja, sehingga semasa hamil pun jadi lebih rajin. Ini merupakan salah satu perilaku “aneh” yang positif. Hanya perlu diingat, saat bekerja perhatikan kondisi ibu.


Berikut tahap demi tahap perkembangan janin dalam kandungan : 

a. Dimulai pada minggu ke 4-8: 

Terjadi pembentukan awal embrio (manusia dini) yang sudah memiliki sistem vaskuler (peredaran darah). 

Jantung janin mulai berdetak, dan semua organ tubuh lainnya mulai terbentuk. Muncul tulang-tulang wajah, mata, jari, kaki, dan tangan. 

Pada fase ini juga sudah terbentuk kantung ketuban yang terdiri dari dua selaput tipis. 

Selaput ini berisi air ketuban yang berfungsi untuk menjaga bayi dari cedera akibat benturan dari luar selama masa kehamilan. 


b. Pada minggu ke 8-12 

Organ-organ tubuh utama janin telah terbentuk. 

Bentuk kepalanya pun kini lebih besar dibandingkan dengan badannya, sehingga dapat menampung otak yang terus berkembang dengan pesat. 

Ia juga telah memiliki dagu, hidung, dan kelopak mata yang jelas. Di dalam rahim, janin mulai dapat melakukan aktivitas seperti menendang dengan lembut. 


c. Pada minggu ke12-16 

Paru-paru janin mulai berkembang dan detak jantung nya dapat didengar melalui ultrasonografi (USG). 

Wajahnya mulai dapat membentuk ekspresi tertentu, dan di matanya mulai tumbuh alis dan bulu mata. Kini ia dapat memutar kepalanya dan membuka mulut. 

Rambutnya mulai tumbuh kasar dan berwarna. Bahkan kakinya pun sudah tumbuh lebih panjang dari tangannya. 


d. Pada minggu ke 16-20 

Hidung dan telinga tampa k jelas, kulit merah, rambut mulai tumbuh, dan semua bagian sudah terbentuk lengkap. 

Pembuluh darah terlihat dengan jelas pada kulit janin yang tipis. 

Tubuhnya ditutupi rambut halus yang disebut lanugo. Si kecil kini mulai lebih teratur dan terkoordinasi. Ia bisa mengisap jempol dan bereaksi terhadap suara ibunya. 


e. Pada minggu ke 20-24 

Pada saat ini alat kelaminnya mulai terbentuk, cuping hidungnya terbuka, dan ia mulai melakukan gerakan pernafasan. 

Pusat-pusat tulangnya pun mulai mengeras. Selain itu, ia mulai memiliki waktuwaktu untuk tidur. 


f. Pada minggu ke 24-28 

Di bawah kulit, lemak sudah mulai menumpuk. Di kulit kepala rambut mulai bertumbuhan, kelopak matanya membuka, dan otaknya mulai aktif. 

Ia dapat mendengar sekarang, baik suara dari dalam maupun dari luar (lingkungan). Ia dapat mengenali suara ibunya dan detak jantungnya bertambah cepat jika ibunya berbicara. 


g. Pada minggu ke 28-32 

Walaupun gerakannya sudah mulai terbatas karena beratnya yang semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip akibat melihat cahaya melalui dinding perut ibunya. 

Kepalanya sudah mengarah kebawah. 

Paru-parunya belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir kedunia, si kecil kemungkinan besar telah dapat bertahan hidup. Si kecil kini sudah terbentuk dengan sempurna. 


h. Pada minggu ke 36 

Sang bayi kerap berlatih bernafas, mengisap dan menelan. Rambut-rambut halus disekujur tubuhnya telah menghilang dan badannya menjadi lebih bulat. 

Bayi yang dikandung oleh sebagian wanita yang hamil untuk pertama kalinya akan mengalami penurunan, yaitu turunnya kepala kerongga panggul (bayi sudah turun). 


i. Pada minggu ke 38 

Kepala telah berada pada rongga panggul, siap untuk dilahirkan. 

Hal tersebut menunjukkan bahwa waktu persalinan sudah dekat. Kini, sang bayi seolah-olah “mempersiapkan diri “ bagi kelahirannya ke dunia. 


j. Pada minggu ke 40 

Apa yang dulunya sebuah sel, sekarang telah menjadi manusia. 

Dalam beberapa hari, plasenta akan mengambil alih dan memberi sinyal bahwa bayi telah siap untuk dilahirkan. 

Sang bayi masih tidur dengan tenang di dalam rahim ibunya. 

Ia tidak mengetahui bahwa sesaat lagi ia akan meninggalkan rumahnya untuk melewati proses terbesar dalam kehidupannya yaitu kelahiran.


Abduljabar, Bambang dan Lukmanul Haqim Lubay. 2015. Pendidikan Jasmani dan Olah Raga Untuk Kelas 12. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan


iklan tengah