(LENGKAP) Pengertian Geografi, Konsep, Prinsip, Pendekatan, Aspek dan Objek Studinya

Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer (litosfer, atmosfer, hidrosfer, biosfer, dan antroposfer) dilihat dari sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan.

Geografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu geographya. Dimana "geo" artinya bumi dan "graphein" yang artinya tulisan, uraian, atau deskripsi.

Apabila ditelaah dari asal katanya tersebut, geografi merupakan ilmu pengetahuan yang menuliskan, menguraikan, atau mendeskripsikan hal-hal yang berkaitan dengan bumi.


Pengertian Geografi Menurut Ahli

Geografi

Selama masa perkembangannya, ilmu geografi telah banyak didefinisikan oleh para ahli sebagai berikut:


1. Alexander von Humbolt (1769-1859)

Geografi identik dengan geografi fisik. Menurutnya, terdapat kaitan antara bumi dengan matahari dan perilaku bumi dalam ruang angkasa, gejala cuaca dan iklim dunia, tipe-tipe permukaan bumi dan proses terjadinya, serta hal-hal yang berkaitan dengan  hidrosfer.


2. Armin K. Lobeck (1939)

Geografi adalah suatu studi tentang hubungan antara kehidupan dengan lingkungan fisiknya


3. Bintarto

Geografi adalah ilmu yang mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di permukaan bumi, baik yang bersifat fisik maupun yang menyangkut kehidupan makhluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan, kelingkungan dan regional untuk kepentingan program, proses dan keberhasilan pembangunan.


4. Daldjoeni

Geografi adalah ilmu yang mengajarkan manusia mencakup tiga hal pokok, yaitu spasial (ruang), ekologi dan region (wilayah).


5. Karl Ritter

Geografi adalah ilmu tentang daerah yang berbeda-beda pada permukaan bumi dalam keragamannya.


6. Richard Hartshorne

Geografi adalah ilmu yang menyajikan deskripsi secara teliti, beraturan, dan rasional tentang sifat variabel permukaan bumi.


7. Seminar Lokakarya (1988)

Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dilihat dari sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan.


8. Yeates (1963)

Geografi adalah ilmu yang memperhatikan perkembangan rasional dan lokasi dari berbagai sifat beraneka ragam di muka bumi.


Berdasarkan berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala dan kehidupan di muka bumi serta interaksi manusia di lingkungannya.


Konsep Geografi

Terdapat sepuluh konsep dasar dalam ilmu geografi, yaitu sebagai berikut:


1. Konsep Lokasi

Konsep lokasi adalah konsep yang berusaha menjelaskan letak suatu objek atau fenomena geosfer di permukaan bumi. Konsep lokasi dibedmenjadi dua, yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif.


a. Lokasi Absolut

Lokasi absolut menunjukan letak objek di permukaan bumi yang bersifat tetap. Dimana letak objek tersebut ditentukan dengan menggunakan sistem koordinat garis lintang dan garis bujur. Lokasi absolut berguna untuk menentukan letak objek di permukaan bumi atau di dalam peta.


b. Lokasi Relatif

Lokasi relatif menunjukkan letak suatu objek berdasarkan kondisi di daerah sekitarnya. Dapat juga dikatakan bahwa lokasi relatif adalah lokasi suatu objek yang nilainya ditentukan oleh objek-objek lain di luarnya.

Contohnya adalah lokasi Desa Jomblo jauh dari kota dan jalan raya sedangkan lokasi Desa Ngenes terletak di dekat kota dan pinggir jalan raya.


2. Konsep Jarak

Konsep ini mengkaji jarak antara suatu tempat dengan tempat lain. Konsep jarak dibedakan menjadi dua, yaitu jarak absolut dan jarak relatif.


a. Jarak Absolut

Jarak absolut diukur menggunakan satuan panjang


b. Jarak Relatif

Jarak relatif diukur dengan mempertimbangkan rute, waktu, atau biaya.


3. Konsep Keterjangkauan

Konsep keterjangkauan adalah konsep yang mempelajari aksesbilitas suatu tempat di permukaan bumi. Suatu wilayah akan mudah diakses atau tidak bergantung dari sarana dan prasarana yang ada.

Misalnya Desa Galau terletak di pedalaman hutan yang jauh dari jalan raya maka dapat di katakan aksesbilitas desa ini sangat rendah.

Aksesbilitas juga dapat dipengaruhi oleh faktor budaya di suatu tempat. Faktor adat istiadat dan sikap masyarakat setempat yang sulit untuk menerima pengaruh dari luar, akan menyebabkan suatu tempat menjadi sulit dijangkau.

Suatu tempat dapat dikatakan terasing atau terisolasi apabila tempat tersebut sukar dijangkau (dengan sarana komunikasi atau angkutan) dari tempat-tempat lain, meski tempat tersebut relatif tidak jauh dari tempat-tempat lain itu

Rintangan medan berupa adanya rangkaian pegunungan tinggi, hutan lebat, dan rawa-rawa atau gurun pasir yang luas merupakan contoh penyebab suatu tempat kurang dapat dijangkau dari tempat-tempat lain.

Faktor sosial yang berupa bahasa, adat istiadat serta sikap penduduk yang berlainan (mencurigai setiap orang asing sebagai musuh) dapat pula menjadikan faktor penyebab keterjangkauan suatu tempat."


4. Konsep Pola

Konsep pola adalah konsep yang mempelajari susunan bentuk atau persebaran fenomena geosfer di muka bumi, baik bersifat alami ataupun sosial budaya. Fenomena alami, misalnya pola aliran sungai, persebaran jenis vegetasi, jenis tanah, dan curah hujan.

Sedangkan fenomena sosial budaya, misalnya  mata pencaharian, jenis rumah, permukiman, persebaran penduduk, pendapatan,, tempat tinggal dan sebaginya.

Pola-pola bentuk dan persebaran fenomena geosfer dipelajari dengan tujuan untuk memanfaatkannya dan memodifikasi pola-pola tersebut untuk mendapatkan manfaat yang lebih besar lagi.

Contohnya, orang berladang dan menggembalakan ternak di daerah yang curh hujannya kurang sedangkan mereka menanam padi di wilayah memiliki cukup air.


5. Konsep Morfologi

Konsep morfologi adalah konsep yang mempelajari relief atau bentuk permukaan bumi yang berbeda-beda, sehingga pemanfaatannya pun berbeda.

Bentuk permukaan bumi berhubungan erat dengan kegiatan manusia dalam hidupnya.

Morfologi menggambarakan perwujudan daratan muka bumi sebagai hasil pengangkatan atau penurunan wilayah yang lazimnya disertai erosi dan sedimentasi hingga ada yang berbentuk pulau-pulau, daratan luas yang berpegunungan dengan lereng-lereng, lembah-lembah dan dataran aluvial.

Morfologi juga menyangkut bentuk lahan yang terkait dengan erosi dan pengendapan, penggunaan lahan, tebal tanah, ketersediaan air serta jenis vegetasi yang dominan.

Apabila kita perhatikan peta persebaran penduduk di Asia ternyata penduduk yang padat terpusat terutama di lembah-lembah sungai besar dan tanah-tanah datar yang subur.

Sedang wilayah yang penuh dengan pegunungan atau dengan lereng-lereng yang terjal merupakan wilayah yang jarang penduduknya.


6. Konsep Aglomerasi

Konsep aglomerasi adalah konsep yang mempelajari pemusatan atau pengelompokan suatu fenomena di permukaan bumi.

Aglomerasi merupakan kecenderungan yang bersifat mengelompok pada suatu wilayah yang paling menguntungkan

Pada masyarakat kota cenderung tinggal mengelompok pada tingkat yang sejenis sehingga timbul daerah permukiman elit, daerah tempat tinggal para pedagang, daerah permukiman kompleks perumnas, yang kebanyakan penghuninya pegawai negeri serta ada juga daerah permukiman kumuh.


7. Konsep Nilai Kegunaan

Konsep nilai kegunaan adalah konsep yang mempelajari nilai atau kegunaan daerah terutama bagi orang yang menggunakannya.

Contohnya tempat wisata sangat berguna bagi wisatawan untuk berekreasi, bagi pedagang tempat tersebut sangat berguna untuk berdagang


8. Konsep Interaksi dan Interdependensi

Konsep ini mempelajari tentang hubungan antara satu wilayah dengan wilayah lainnya dan saling ketergantungan antar wilayah.

Setiap wilayah tidak mampu memenuhi kebutuhannya sendiri, melainkan ia memerlukan hubungan dengan wilayah lain, sehingga memunculkan adanya hubungan timbal balik dalam bentuk arus barang dan jasa, komunikasi, persebaran ide, dan lain-lain.

Misalnya: gerakan orang, barang, dan gagasan dari suatu tempat ke tempat lain seperti,


9. Konsep Diferensiasi Area

Konsep diferensiasi area adalah konsep yang mempelajari ciri khas suatu daerah yang tidak dimiliki oleh daerah lainnya.

Contohnya daerah pegunungan merupakan daerah pertanian yang menghasilkan sayuran, sedangkan daerah pantai merupakan daerah budidaya ikan.


10. Konsep Keterkaitan Keruangan

Konsep keterkaitan keruangan mempelajari hubungan antara persebaran gejala geografi di suatu tempat dengan gejala lain.

Suatu gejala di permukaan bumi akan saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Misalnya kejadian banjir bandang di daerah hilir sungai berkaitan dengan curah hujan tinggi dan penggundulan hutan di daerah hulu.


Tujuan Ilmu Geografi

Tujuan geografi dibedakan menjadi tiga, yaitu tujuan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Berikut ini kami uraikan masing-masing tujuan tersebut:


1. Sikap

Sikap yang ingin ditanamkann dalam diri manusia melalui pengetahuan geografi adalah sebagai sebagai berikut:

  • Menumbuhkan kesadaran terhadap perubahan fenomena geografi yang terjadi di lingkungan sekitar
  • Mengembangkan sikap melindungi dan tanggung jawab terhadap kualitas lingkungan hidup
  • Mengembangkan kepekaan terhadap permasalahan dalam pemanfaatan sumber daya alam
  • Mengembangkan sikap toleransi terhadap perbedaan sosial dan budaya
  • Mewujudkan rasa cinta terhadap tanah air dan persatuan bangsa


2. Keterampilan

Dengan mempelajari pengetahuan geografi maka manusia diharapkan memiliki keterampilan sebagai berikut:

  • Mampu mengembangkan keterampilan dalam mengamati lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan lingkungan binaan
  • Mengembangkan keterampilan dalam mengumpulkan serta mencatat data dan informasi yang berkaitan dengan aspek-aspek keruangan
  • Mengembangkan keterampilan analisis, kecenderungan, sintesis, dan hasil-hasil dari interaksi berbagai gejala geografis.


3. Pengetahuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari segi pengetahuan adalah sebagai berikut:

  • Mengembangkan konsep dasar geografi yang berkaitan dengan pola keruangan dan proses-prosesnya
  • Mengembangkan pengetahuan sumber daya alam, peluang, dan keterbatasannya untuk dimanfaatkan
  • Mengembangkan konsep dasar geografi yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan wilayah negara/dunia


Ilmu Pendukung Geografi

Beberapa ilmu pendukung geografi adalah sebagai berikut:


1. Geologi

Geologi adalah ilmu yang mempelajari perubahan bentuk muka bumi akibat tenaga endogen termasuk struktur, komposisi dan sejarahnya.


2. Geomorfologi

Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk muka bumi serta perubahannya akibat tenaga eksogen.


3. Meteorologi

Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari atmosfer, yaitu tentang udara, cuaca, suhu, angin, awan, curah hujan, radiasi matahari, dan sebagainya. 


4. Hidrologi

Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang air di bumi, baik air bawah tanah maupun air permukaan misalnya sungai, danau, mata air, air tanah dan rawa-rawa


5. Klimatologi

Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang iklim dan kondisi rata-rata cuaca.


6. Antropologi

Antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia khususnya mengenai ciri, warna kulit, bentuk fisik, masyarakat dan kebudayaannya.


7. Ekonomi

Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari usaha manusia dalam memenuhi kebutuhannya.


8. Demografi

Demografi  adalah ilmu yang mempelajari dan menguraikan tentang penduduk. Komposisi penduduk, dan jumlah penduduk.


Objek Studi Geografi

Objek studi geografi dibedakan menjadi dua, yaitu objek material dan objek formal. Berikut ini kami uraikan kedua objek studi tersebut:


1. Objek Material

Objek material merupakan sasaran atau isi suatu kajian. Adapun yang termasuk objek kajian geografi adalah fenomena geosfer terdiri dari:

  • atmosfer, cuaca dan iklim, litosfer (lapisan batu-batuan),
  • hidrosfer (lapisan air), biosfer (lapisan kehidupan flora dan fauna),
  • pedosfer (mempelajari ttg tanah) dan
  • antroposfer (lapisan kehidupan manusia yang merupakan “tema sentral” diantara sfera-sfera lainnya).


2. Objek Formal

Objek formal adalah pendekatan yang digunakan dalam mengkaji suatu masalah. Metode atau pendekatan objek formal geografi meliputi beberapa aspek, yakni aspek keruangan (spasial), kelingkungan (ekologi), kewilayahan (teritorial), dan aspek waktu (temporal).

Dalam mengkaji suatu permasalahan geografi, geografi fisis dan geografi manusia tidak dapat dipisahkan. Masing-masing cabang geografi saling membutuhkan dan saling melengkapi.

Oleh karena itu, kajian geografi akan menyimpang dari tujuannya apabila tidak terjadi konsep penyatuan dalam mengkaji permasalahan. 


Prinsip Geografi

Prinsip geografi dibagi menjadi tiga, yaitu prinsip persebaran, interelasi, deskripsi dan prinsip korologi. Berikut ini kami uraikan keempat prinsip tersebut:


1. Prinsip Persebaran

Prinsip persebaran adalah prinsip yang menjelaskan persebaran fenomena permukaan bumi yang tidak merata, meliputi bentang alam, tumbuhan, hewan, dan mansia.

Persebaran gejala atau fakta yang terjadi di permukaan bumi yang tidak merata bisa digambarkan dan diungkapkan dalam ruang atau wilayah.

Sehingga dengan melihat dan menggambarkan gejala tersebut pada peta, maka akan bisa diungkapkan hubungan antara gejala satu dengan yang lainnya.


2. Prinsip Interelasi

Prinsip interelasi adalah prinsip yang menjelaskan hubungan yang saling terkait dalam ruang atau antara gejala satu dengan gejala yang lain.

Hubungan antara satu faktor denga faktor yang lain ini, antara lain hubungan antara faktor fisis dengan faktor fisis, faktor manusia dengan faktor manusia, dan faktor fisi dengan faktor manusia.


3. Prinsip Deskripsi

Prinsip deskripsi adalah prinsip yang menjelaskan lebih terperinci tentang gejala atau fenomena alam yang sedang dipelajari dan diselidiki. Prinsip ini dapat disajikan dalam bentuk tulisan atau kalimat, peta, gambar, tabel, dan juga grafik.

Maksud dari prinsip deskripsi yaitu pada interelasi gejala satu dengan yang lain atau antara faktor yang satu dengan faktor yang lain bisa dijelaskan sebab dan akibat dari interelasi tersebut.


4. Prinsip Korologi

Prinsip korologi adalah prinsip yang menjelaskan gejala, fakta, ataupun masalah geografi di suatu tempat yang ditinjau persebarannya, interelasinya, interaksinya, dan integrasinya dalam ruang tertentu, di mana ruang tersebut akan memberikan karakteristik kepada kesatuan gejala tersebut.

Prinsip keruangan atau korologi ini sangat komprehensif karena sangat berkaitan dengan ketiga prinsip sebelumnya. Di mana prinsip ini merupakan ciri dari geografi modern.


Pendekatan Geografi

Pendekatan geografi adalah cara yang digunakan untuk memahami permasalahan geografi. Pendekatan ini dibedakan menjadi tiga sebagai berikut:


1. Pendekatan Keruangan

Pendekatan keruangan adalah cara pandang yang menekankan eksistensi ruang sebagai penekanan. Eksisitensi ruang dalam perspektif geografi dapat dipandang dari struktur, pola, dan proses.

Dalam konteks fenomena keruangan terdapat perbedaan kenampakan strutkur, pola dan proses.

Struktur keruangan berkenaan dengan dengan elemen-elemen penbentuk ruang. Elemen-elemen tersebut dapat disimbulkan dalam tiga bentuk utama, yaitu:

(1) kenampakan titik (point features),

(2) kenampakan garis (line features), dan

(3) kenampakan bidang (areal features).


2. Pendekatan Kelingkungan

Pendekatan ekologi atau pendekatan lingkungan adalah pendekatan berdasarkan interaksi yang terjadi pada lingkungan.

Pendekatan ini berkaitan dengan interaksi antara kehidupan manusia dengan lingkungan fisiknya. Interaksi tersebut membentuk sistem keruangan yang dikenal dengan Ekosistem.

Dalam analisis ekologi, kita mencoba menelaah interaksi antara manusia dengan lingkungannya pada suatu wilayah atau ruang tertentu.

Dalam pendekatan ini penekanannya bukan lagi pada eksistensi ruang, namun pada keterkaitan antara fenomena geosfera tertentu dengan varaibel lingkungan yang ada.


3. Pendekatan Kewilayahan

Dalam pendekatan kewilayahan yang dikaji adalah penyebaran fenomena, gaya dan masalah dalam keruangan, interaksi antara variabel manusia dan variabel fisik lingkungannya yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lainnya.

Pendekatan kewilayahan adalah perpaduan antara pendekatan keruangan dan lingkungan.

Pendekatan yang terpadu inilah yang disebut pendekatan geografi. jadi fenomena, gejala, dan masalah ditinjau penyebaran keruangannya, keterkaitan antara berbagai unit ekosistem dalam ruang.


Aspek Geografi

1. Aspek Fisik

Aspek fisik geografi membahas tentang geosfer yang bersifat fisik, seperti air, tanah, dan iklim dengan segala proses alamiahnya. Dalam hal ini aspek fisik geografi sebagai berikut:

  • Aspek Topologi meliputi unsur letak, batas, luas, dan bentuk (morfologi) dari suatu wilayah.
  • Aspek Biotik yaitu aspek yang meliputi unsur vegetasi seperti tumbuhan atau flora, hewan (fauna), dan kajian penduduk.
  • Aspek Nonbioti adalah aspek yang meliputi unsur-unsur nonbiotik seperti tanah, hidrologi yang mencakup air darat dan air laut, dan juga kondisi iklim dari suatu wilayah.


2. Aspek Manusia

Dalam aspek manusia yang dijadikan objek adalah manusia dengan berbagai gejalanya. Dalam geografi sosial atau manusia terdapat empat aspek, yaitu ekonomi, politik, sosial, dan budaya.

  • Aspek Ekonomi yaitu aspek yang berhubungan dengan kegiatan perekonomian yang meliputi pertanian, perkebunan, pertambangan, perikanan, industri, perdagangan, transportasi, dan pasar.
  • Aspek Politik adalah aspek yang meliputi unsur pemerintahan dan kepartaian yang terjadi dalam kehidupan masyarakat
  • Aspek Sosial adalah aspek yang meliputi unsur tradisi, adat istiadat, komunitas, kelompok masyarakat, dan lembaga-lembaga sosial
  • Aspek Budaya yaitu aspek yang meliputi kajian unsur pendidikan, agama, bahasa, dan kesenian yang ada dalam kebudayaan manusia.


Sejarah Geografi

Geografi mengalami perkembangan dari masa ke masa. Sejarah geografi dimulai dari geografi klasik, abad pertengahan dan renaissance, geografi modern, geografi akhir abad XIX dan awal abad XX, dan geografi mutakhir.


1. Geografi Klasik

Pada masa geografi klasik, pengetahuan tentang bumi dipengaruhi oleh mitologi dan cerita rakyat. Bangsa Romawi banyak memberi sumbangan pada pemetaan karena mereka banyak menjelajahi negeri, dan menambahkan teknik baru. 

Salah satu teknik pemetaan adalah periplus, deskripsi pada pelabuhan, dan daratan sepanjang garis pantai yang bisa dilihat pelaut di lepas pantai. Tokoh yang terkenal dalam geografi masa klasik adalah Amaximandaros, Thales, Eratosthenes, Ptolomeus, dan Herodotus


2. Geografi Abad Pertengahan dan Renaissance

Pada masa abad pertengahan, bangsa Arab seperti al-Idrisi, Ibnu Battuta, dan Ibnu Khaldun memelihara dan terus membangun warisan yang ditinggalkan bangsa Yunani dan Romawi di masa Geografi Klasik. 

Melalui perjalanan Marco Polo, pengetahuan geografi menyebar ke seluruh Eropa. Pada masa ini banyak wilayah-wilayah baru yang ditemukan. 

Adapun beberapa tokoh geografi pada masa ini antara lain Marcopolo, Bartholomeus Diaz,  Amerigo Vespucci dan Copernicus, Ibnu Khaldun, Vasco Da Gama, Columbus.


3. Geografi Modern

Pada masa ini, geografi mulai dikenal sebagai disiplin ilmu yang lengkap dan menjadi bagian dari kurikulum di universitas di Eropa terutama di Perancis dan Jerman. 

Adapun beberapa tokoh geografi modern lainnya adalah Immanuel Charles Darwin, Kant, Alexander Van Humbolt, dan Karl Ritter.


4. Geografi Akhir abad ke 19- abad ke 20

Ciri geografi akhir abad ke 19 adalah pandangan terhadap iklim, tumbuhan, hewan serta terhadap bentang alam. 

Kebanyakan ahli geografi pada masa ini memperdalam geologi pada penelitiannya dan kajian geografi manusia semakin berkurang. 

Beberapa tokoh geografi zaman ini adalah Hartshorne, Vidal De la Blache, Preston E. James, Frank Debenham, Fiederich Ratzel dan Ferdinand Von Ritchoften.


4. Geografi Mutakhir

Perkembangan geografi mutakhir lebih mengarah pada upaya pemecahan masalah yang dihadapi oleh manusia. 

Geografi tidak dapat lepas dari disiplin ilmu lainnya dan sudah menggunakan metode kuantitatif dan peranti komputer dalam penyelidikannya. Tokohnya geografi mutakhir misalnya Wrigley, Peter Hagget. 

Sumber

https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/sejarah-geografi-dan-perkembangannya-5658/

iklan tengah