(LENGKAP) Pengertian Ketimpangan Sosial, Teori, Contoh, Hakikat, Bentuk, Faktor, dan Akibatnya Dalam Kehidupan

Tentang - Pengertian Ketimpangan Sosial, Teori, Contoh, Hakikat, Bentuk, Faktor, dan Akibatnya Dalam Kehidupan

Ketimpangan sosial adalah suatu kondisi dimana terjadi kesenjangan, ketimpangan, atau ketidaksamaan akses untuk memanfaatkan sumber daya yang ada dalam masyarakat.

Ketimpangan sosial merupakan suatu keadaan dimana terjadi ketidak seimbangan atau adanya jarak di tengah-tengah masyarakat yang disebabkan oleh adanya perbedaan status sosial, ekonomi, maupun budaya.


Pengertian Ketimpangan Sosial

Ketimpangan Sosial (kelaspintar.id)

Berikut ini adalah beberapa pengertian ketimpangan sosial yang dikemukakan oleh para ahli:


Naidoo dan Wills

Ketimpangan sosial adalah perbedaan-perbedaan dalam pemasukan, sumber daya, kekuasaan, dan status di dalam dan antara masyarakat. Ketimpangan ini dipertahankan oleh orang-orang yang berkuasa melalui institusi dan proses-proses sosial.

Ketimpangan sosial ditandai dengan ketidaksetaraan peluang dan penghargaan untuk posisi sosial yang berbeda atau status dalam kelompok atau masyarakat.


Roichatul Aswidah

Ketimpangan sosial sebagai dampak residual dari proses pertumbuhan ekonomi.


Adrinof A. Chaniago

Ketimpangan sosial adalah buah dari pembangunan yang hanya berfokus pada pembangunan ekonomi namun melupakan aspek sosial masyarakat.


Roichatul Aswidah

Ketimpangan sosial adalah dampak residual dari suatu proses pertumbuhan ekonomi di masyarakat.


Budi Winarno

Ketimpangan sosial adalah sebuah kegagalan dari pembangunan era globalisasi untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikis warga.


William Ogburn 

Ketimpangan sosial adalah perubahan sosial yang melibatkan unsur-unsur dalam masyarakat yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain.


Shahidur R. K. 

Ketimpangan sosial adalah suatu bentuk ketidakadilan yang terjadi didalam proses pembangunan.


Teori Ketimpangan Sosial

Penyebab munculnya ketimpangan sosial didalam masyarakat dapat dijelaskan berdasarkan teori berikut ini.


Teori Sistem Dunia

Teori Sistem Dunia dikemukakan oleh Immanuel Wallersten. Dia menganalisa bagaimana industrialisasi dapat menghasilkan tiga kelompok bangsa, yaitu:

  • negara inti, yaitu negara yang lebih dulu melakukan industrialisasi dan mendominasi negara yang lemah
  • negara semiperiferi adalah negara yang bergantung pada perdagangan negara inti
  • negara periferi adalah negara pinggiran

Globalisasi kapitalisme berkembang dengan cepat dan diterima oleh negara-negara di sekelilingnya, sehingga mereka saling terkait dan saling mempengaruhi dalam hal produksi dan perdagangan. Contohnya adalah yang terjadi antara Meksiko dan AS.


Teori Ketergantungan (Dependensi)

Teori Ketergantungan adalah sebuah teori yang menganggap bahwa keterbelakangan dapat terjadi karena suatu sistem kapitalis internasional yang dominan.

Sistem ini membentuk perusahaan-perusahaan multinasional dan bersekutu dengan elite lokal di Dunia Ketiga. Merea menggunakan kelebihan istemewa yang dimiliki untuk mempertahankan kedudukannya.

Dunia ketiga adalah negara yang tidak masuk dalam golongan Dunia Pertama (atau negara kapitalis) sedangkan Dunia Kedua adalah negara-negara komunis.


Teori Pendekatan Struktural

Teori Pendekatan Struktural adalah suatu pendekatan yang memandang bahwa kemiskinan dan kebergantungan dunia ketiga tidak disebabkan oleh keputusan kebijakan yang sengaja dibuat di Amerika, Inggris atau Moscow.

Kemiskinan tersebut berasal dari struktur sistem internasional yang konstruksinya dibuat sedemikian rupa sehingga bangsa-bangsa pengekspor bahan mentah terpaksa kehilangan bagiannya dari keuntungan produksi.


Teori Fungsionalis

Menurut Teori Fungsionali, ketidaksetaraan tidak dapat dihindari dan memainkan fungsi penting dalam masyarakat. Penyebab ketidaksetaraan dan stratifikasi masyarakat adalah sebagai berikut:

  • Masyarakat harus memastikan bahwa posisi-posisinya terisi,
  • Beberapa posisi lebih penting daripada yang lain,
  • Posisi-posisi yang lebih penting harus diisi oleh orang lebih berkualifikasi,
  • Untuk memotivasi orang yang berkualifikasi agar mengisi posisi-posisi ini, masyarakat harus menawarkan imbalan lebih besar.


Teori Konflik

Teori Konflik melihat bahwa ketimpangan sosial sebagai akibat dari kelompok dengan kekuatan yang mendominasi kelompok yang kurang kuat.

Mereka percaya bahwa kesenjangan sosial dapat mencegah dan menghambat kemajuan masyarakat sehingga mereka menindas orang-orang tak berdaya untuk mempertahankan status quo.

Marx adalah tokoh konflik pertama yang memandang bahwa kapitalisme akan memperuncing perbedaan kelas antarindividu. Ia beranggapan bahwa individu yang mempunyai tenaga (kaum borjuis) akan mampu menguasai alat produksi.

Sedangkan menurut Lewis Coser, konflik adalah perjuangan mengenai nilai serta tuntutan atas status, kekuasaan, dan sumber daya yang bersifat langka. Tujuannya untuk menetralkan atau melenyapkan pihak lawan.


Teori Pertumbuhan Neoklasik

Teori Neoklasik menganggap bahwa mobilitas faktor produksi, baik modal maupun tenaga kerja, adalah modal awal proses pembangunan.

Apabila proses pembangunan terus berlanjut dengan semakin baiknya sarana dan prasarana komunikasi di masyarakat, maka mobilitas modal dan tenaga kerja akan semakin lancar.

Dengan demikian, nantinya setelah suatu negara menjadi maju, maka ketimpangan pembangunan regional akan berkurang.


Bentuk Ketimpangan Sosial

Menurut Syamsul Hadi, dkk, (2004) terdapat enam bentuk ketimpangan sosial yang terjadi di masyarakat yaitu:

  • Ketimpangan desa dan kota.
  • Kesenjangan pembangunan diri manusia Indonesia.
  • Ketimpangan antargolongan sosial ekonomi yang diperlihatkan dengan semakin meningkatnya kesenjangan ekonomi antara golongan-golongan dalam masyarakat.
  • Ketimpangan penyebaran aset di kalangan swasta dengan ciri sebagian besar kepemilikan aset di Indonesia terkonsentrasi pada skala besar.
  • Ketimpangan antarsektor ekonomi dengan ciri sebagian sektor, misalnya properti, mendapat tempat yang istimewa.
  • Ketimpangan antarwilayah dan subwilayah dengan ciri konsentrasi ekonomi terpusat pada wilayah perkotaan, terutama ibu kota, sehingga daerah hanya mendapatkan konsentrasi ekonomi yang sangat kecil.


Menurut Andrinof A. Chaniago, ada enam bentuk ketimpangan sosial. Bentuk-bentuk ketimpangan sosial tersebut, antara lain:


1. Ketimpangan Pengembangan Diri Manusia

Ketimpangan pengembangan diri manusia merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada kesejahteraan seseorang. Ketimpangan ini disebabkan oleh rendahnya pendidikan seseorang, yang bisa memengaruhi pola pikir seseorang tersebut. Karena tanpa pendidikan yang bagus, seseorang dapat menjadi pemalas, pesimis, dan mudah menyerah.


2. Ketimpangan Antara Desa dan Kota

Ketimpangan antara desa dan kota dapat terlihat dengan jelas dari perbedaan pembangunan infrastruktur di kedua wilayah tersebut. Pembangunan infrastruktur di kota lebih masif dan cepat apabila dibandingkan dengan desa.

Ketimpangan ini pada akhirnya menyebabkan banyaknya masyarakat desa pindah ke kota demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik. .


3. Ketimpangan Antarwilayah dan Subwilayah

Perbedaan wilayah merupakan bentuk ketimpangan sosial yang kerap terjadi di dunia. Subwilayah biasanya memiliki akses dan fasilitas yang lebih sedikit dibandingkan wilayah. 

Contohnya adalah pembangunan infrastruktur lebih banyak dilakukan di wilayah pusat, seperti kota Bandung, daripada subwilayah, seperti Ujungberung, Bojonagara, dan Tegalega.


4. Ketimpangan Antargolongan Sosial Ekonomi

Ketimpangan antar golongan sosial dapat terjadi karena adanya perbedaan kelas sosial dan stratifikasi sosial dalam masyarakat.

Contohnya adalah Masyarakat kelas atas memiliki akses kesehatan dan pendidikan yang lebih baik dibandingkan masyarakat kelas bawah.


5. Ketimpangan Penyebaran Aset

Ketimpangan penyebaran aset yang tidak merata terjadi karena pendistribusiannya hanya terpusat di perkotaan, sementara itu di daerah-daerah biasanya sangat tertinggal. Contohnya adalah pembuatan jalan tol lebih banyak dilakukan di kota dibandingkan di desa.


6. Ketimpangan Antarsektor Ekonomi

Ketimpangan antarsektor ekonomi dapat dilihat dari perbedaan lapangan pekerjaan, pendapatan masyarakat, sektor budaya dan pariwisata. Bentuk ketimpangan ini banyak membentuk strata masyarakat berdasarkan status sosialnya


Faktor Penyebab Ketimpangan

Ada dua faktor yang menjadi penyebab terjadinya ketimpangan sosial dalam masyarakat, yaitu sebagai berikut:


1. Faktor Struktural

Faktor struktural berkaitan erat dengan tata kelola kebijakan pemerintah dalam menangani masyarakat, baik yang bersifat legal maupun kebijakan-kebijakan dalam pelaksanaannya.

Faktor struktural dapat kita ibaratkan sebagai sebuah jaringan listrik yang berfungsi menyalurkan energi yang memberi aset ke masyarakat agar dapat dioptimalkan energinya untuk pembangunan diri dan bangsa.


2. Faktor Kultural

Faktor kultural atau budaya dapat kita ibaratkan sebagai energy penggerak kehidupan masyarakat.

Hal ini berkaitan dengan sifat atau karakter masyarakat dalam melaksanakan kehidupannya, apakah mereka malas, ulet atau mudah menyerah, jujur atau mengalalakan berbagai cara dan sebagainya.

Budaya berkaitan dengan nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat contohnya yaitu masyarakat yang tidak memiliki orientasi ke dengan dan sudah merasa cukup dengan apa yang dimilikinya.

Mereka beranggapan bahwa budaya hemat, suka menabung, dan membuat rencana tidak diperlukan karena mereka merasa kebutuhannya sudah tercukupi oleh sumber daya alam yang ada di sekitarnya.

Namun apabila sumber daya alamnya sudah semakin menipis, sedangkan kemampuan berusahanya lemah, maka terjadilah kemiskinan.


Akibat Ketimpangan Sosial

Beriktu ini adalah akibat terjadinya ketimpangan sosial di masyarakat:


1. Monopoli

Monopoli adalah suatu penguasaan pasar yang dilakukan oleh seseorang atau perusahaan atau badan untuk menguasai penawaran pasar berupa penjualan produk barang dan jasa di pasar. Ciri-ciri monopoli sebagai berikut:

  • Penguasaan pasar, pasar dikuasai oleh satu pihak saja.
  • Produk yang ditawarkan biasanya tidak memiliki saingan.
  • Pelaku praktik monopoli dapat memengaruhi harga produk.
  • Sulit bagi pengusaha lain untuk memasuki pasar.


2. Kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan tidak mampu memanfaatkan tenaganya baik mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. 


3. Kriminalitas

Kriminalitas adalah suatu bentuk perbuatan atau tingkah laku manusia yang merugikan masyarakat. Tndakan kriminal disebabkan oleh kondisi-kondisi dan proses-proses sosial yang menghasilkan perilaku-perilaku sosial lainnya, seperti proses imitasi, persaingan, dan pertentangan kebudayaan.


4. Melemahnya Jiwa Wirausaha

Melemahnya jiwa wirausaha dapat mengganggu perkembangan perekonomian bangsa, dalam pengembngannya dibutuhkan kemampuan dana, tenaga, kemampuan, kemampuan manajemen, dan peluang berusaha termasuk pasar.


5. Kemrosotan Moral

Kemrosotan moral tidak hanya dilakukan oleh kelompok yang kurang mampu saja tetapi kelompok masyarakat terpenuhi seluruh kebutuhannya atau mampu juga mengalami kemrosotan moral yang dipicu oleh berkembangnya sikap individualistis dan matrealistis.


6. Pencemaran Lingkungan Alam

Pencemaran lingkungan alam adalah rusaknya lingkungan yang disebabkan oleh ulah manusia  Pencemaran tersebut sulit diperbaiki apabila manusia tidak cepat sadar untuk menghentikannya.


Sumber

https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/pengertian-dan-bentuk-ketimpangan-sosial-3998/

https://pahamify.com/blog/artikel/pengertian-dan-bentuk-bentuk-ketimpangan-sosial/


Hashtag

#contoh ketimpangan sosial #bentuk ketimpangan sosial #faktor penyebab ketimpangan sosial #pengertian ketimpangan sosial menurut para ahli #pengertian ketimpangan sosial dan contohnya #contoh ketimpangan sosial di bidang ekonomi #cara mengatasi ketimpangan sosial #teori ketimpangan sosial 

iklan tengah