Apa Yang Dimaksud Hakikat Takut Kepada Allah?

Rasa takut merupakan sifat orang bertaqwa, sekaligus merupakan bukti iman kepada Allah Swt. Rasa takut ini akan semakin meningkat seiring meningkatnya pengetahuan tentang Rabb-nya. 

Secara tegas, Allah Swt. memerintahkan orang beriman agar takut kepada-Nya. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt. dalam Q.S. al-Hajj/22: 1-2 berikut ini

Artinya: “Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu; sungguh, guncangan (hari) Kiamat itu adalah suatu (kejadian) yang sangat besar.”

(1) (Ingatlah) pada hari ketika kamu melihatnya (goncangan itu), semua perempuan yang menyusui anaknya akan lalai terhadap anak yang disusuinya, dan setiap perempuan yang hamil akan keguguran kandungannya, dan kamu melihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, tetapi azab Allah itu sangat keras.”

(2) (Q.S. al-Hajj/22: 1-2) Secara tegas ayat di atas menyeru kepada manusia agar takut terhadap siksa Allah Swt. Ada beberapa lafaz ang maknanya berdekatan dengan al-khaufu/ ُ ف ْ و َ خ ْ ل َ ا, diantaranya adalah ُ ة َ ب ْ ه ُ , الرَّ ن ْ ز ُ ح ْ ُ , ال ة َ ي ْ ش َ خ ْ ال Al-khaufu artinya rasa takut, sedih dan gelisah ketika terjadi sesuatu yang tidak disenangi. Al-huznu adalah rasa sedih dan gelisah yang disebabkan oleh hilangnya sesuatu yang bermanfaat atau mendapatkan musibah. Ar-rahbu merupakan padanan kata (sinonim) dari kata al-khaufu. 

Sedangkan al-khasyatu adalah rasa takut yang diiringi dengan pengagungan atas sesuatu yang ditakuti tersebut. Kata khauf secara etimologis berarti khawatir, takut, atau tidak merasa aman. Hal ini tertuang dalam Q.S. as-Sajdah/32:16 ْ 

م ُ ه ٰ ن ْ ق َ ز َ َّا ر مِ َّ ً اۖ و ع َ م َ ط َّ ً ا و ف ْ و َ ْ خ م ُ ه َّ ب َ ر َ ن ْ و ُ ع ْ د َ اجِع ي ِ َ ضَ م ْ ال ِ ن َ ْ ع م ُ ه ُ ب ْ و ُ ن ُ ى ج ٰ َ اف ج َ ت َ ت ١٦ َ ن ْ و ُ ِفق ْ ن ُ ي Artinya: “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan penuh harap, dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” Takut kepada Allah Swt. merupakan bukti seorang hamba mengenalNya. Rasa takut tersebut akan semakin bertambah seiring bertambahnya pengetahuan hamba terhadap Rabb-nya. Perhatikan hadis berikut ini! , ط ُّ َ َ ا ق ه َ ل ْ ِ مث تُ ْ ِمع َ ا سَ م ً ة َ ب ْ ط ُ ِ صلى الله عليه وسلم خ ّٰ الل ُ ل ْ و سُ َ َب ر َ ط َ : خ َ َ ال ُ ق ه ْ ن َ ُ ع ّٰ ِضَي الل َ ٍس ر َ ن َ ْ ا ن َ ع ِ صلى الله عليه وسلم ّٰ الل ِ ل ْ و سُ َ ُ اب ر َ ح ص ْ َ َّ ى ا ط َ غ َ ً ا, ف ر ْ ِي ث َ ْ ك م ُ ت ْ ي َ ك َ ب َ ل َ و ً ْلا ِي ل َ ْ ق م ُ ت ْ ِحك ضَ َ ُ ل م َ ل ْ ع َ َ اا م َ ن ْ و ُ م َ ل ْ ع َ ت ْ و َ :ل َ َ ال ق َ ف ٌ . )متفق عليه(ر ن ْ ِي ن َ ْ خ م ُ ه َ ل َ و ْ م ُ ه َ ه ْ و ُ ج ُ و Artinya: “Dari Anas r.a. berkata: “Rasulullah Saw. pernah berkhutbah yang luar biasa di mana saya belum pernah mendengar khutbah seperti itu, yang mana beliau bersabda:”Seandainya kamu sekalian mengetahui apa yang aku ketahui niscaya kamu sekalian akan sedikit sekali tertawa dan pasti akan banyak menangis”. Kemudian para sahabat Rasulullah Saw. menutup mukanya sambil terisak-isak (menangis).” (HR. Bukhari dan Muslim) 

Menurut Imam al-Ghazali, takut kepada Allah Swt. dapat berupa rasa takut tidak diterimanya taubat, takut tidak mampu istikamah dalam beramal saleh, takut akan mengikuti hawa nafsu, takut tertipu oleh gemerlap duniawi, takut terperosok dalam jurang maksiat, takut atas siksa kubur, takut terjebak pada kesibukan yang melalaikan dari Allah Swt., takut menjadi sombong karena memperoleh nikmat dari Allah Swt., takut mendapatkan siksaan di dunia dan takut tidak mendapatkan nikmat surga. 

Adanya sifat khauf ini akan menjadi benteng penahan agar manusia tetap rendah hati dan tidak takabbur. Rasa takut kepada Allah Swt. harus diikuti dengan ketaatan dan amal saleh. 

 Dengan amal saleh inilah seorang mukmin berharap mendapatkan balasan berupa surga. Rasulullah Saw. melarang umatnya mencemooh sekecil apa pun amal kebaikan. Karena ukuran diterima atau tidaknya amal kebaikan adalah keikhlasan dalam hati. 

Sedangkan yang tahu isi hati seseorang hanyalah Allah Swt. Seorang mukmin harus berusaha menghindari api neraka dengan amalamal saleh, salah satunya dengan bersedekah. Rasulullah Saw. pernah bersabda ِ ّ ِِشق ْ ب و َ ل َ و َ َّار ْ ا الن و ُ ق َّ ِ ت : ا ُ ل ْ و ُ ق َ يَّ صلى الله عليه وسلم ي ِ ب َّ تُ الن ْ ِمع : سَ َ َ ال ُ ق ه ْ ن َ ُ ع ّٰ ِضَي الل َ ٍ ر ِم َ ات ح ِ ن ْ ب ِ ِدي ّ َ ع ْ ن َ ع ٍرة . )متفق عليه(ر ْ م َ ت Artinya: “Dari ‘Ady bin Hatim r.a. berkata: Saya mendengar Nabi Saw. bersabda: takutlah kamu sekalian terhadap api neraka walaupun hanya bersedekah dengan separuh biji kurma.” (HR. Bukhari dan Muslim) 

Sedekah merupakan salah satu amal saleh yang akan menyelamatkan dari api neraka. Sedekah itu dilihat dari tingkat keikhlasannya, bukan banyak sedikitnya nilai ekonomi dari sedekah tersebut. Tidak ada yang tahu melalui kebaikan manakah rida Allah Swt. akan diperoleh. Seorang muslim harus memiliki komitmen untuk selalu ikhlas dalam bersedekah. 

Tidak kikir menyedekahkan hartanya yang besar nilainya, dan tidak lambat untuk bersedekah dengan sesuatu yang kecil nilainya. Bisa jadi Allah Swt. rida atas sedekah dari seseorang karena dilandasi oleh rasa takut dan ikhlas, meskipun ia bersedekah dengan separuh biji kurma

iklan tengah