30 Pengertian Geologi Menurut Para Ahli
Istilah Geologi diambil dari bahasa Yunani yakni “ge” yang artinya bumi dan logos yang artinya adalah alasan.
Dapat dikataka bahwa geologi adalah ilmu yang mempelajari terbentuknya bumi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian Geologi menurut para ahli:
Bates dan Jakson (1990)
Geologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari planet bumi terutama mengenai materi penyusunnya, proses yang terjadi padanya, hasil proses tersebut, sejarah planet itu, dan bentuk-bentuk kehidupan sejak bumi terbentuk (dalam Sutanto, 1999)."
Djauhari Noor (2012)
Geologi adalah suatu bidang ilmu pengetahuan kembumian yang mempelajari segala sesuatu mengenai planit bumi beserta isinya yang pernah ada. Merupakan kelompok ilmu yang membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk bumi, struktur, proses-proses yang bekerja baik didalam maupun diatas permukaan bumi, kedudukannya di alam semensta serta sejarah perkembangan nya sejak bumi ini lahir di alam hingga sekarang.
Whitten Brooks (1972)
Geologi adalah ilmu pengetahuan tentang bumi, mengenai asal, struktur, komposisi, dan sejarahnya (termasuk perkembangan kehidupan), serta proses-proses yang menyebabkan keadaan bumi seperti sekarang ini.
Katili (1960)
Geologi adalah pengetahuan dalam arti kata menyelidiki lapisan-lapisan batuan yang ada di dalam kerak bumi dan/pengetahuan yang mempelajari perkembangan bumi serta makhluk-makhluk yang pernah hidup di dalam dan/di atas bumi.
Noer Aziz, dkk. (2002)
Geologi merupakan ilmu tentang bumi yang berkaitan dengan struktur, sejarah, komposisi, asal, proses alami terbentuknya perkembangan kehidupan bumi baik sebelum terbentuk, yang sedang berlangsung dan juga saat ini (dalam Pengertiandefinisi).
Holmes (1965)
Geologi merupakan ilmu pengetahuan yang menguraikan tentang evolusi bumi secara menyeluruh beserta penghuninya, sejak awal pembentukannya hingga sekarang, yang dapat dikenali dalam batuan (dalam inakharina).
Munir (1996)
Geologi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan keberadaan bumi, pembentukan bumi termasuk dengan fenomena alam yang terjadi pada bumi. Fenomena alam yang terjadi pada bumi diantaranya adalah sinklinal, antiklinal, gempa bumi dan lain sebagainya (dalam Pengertiandefinisi).
Parker (1997)
Geologi is the study of earth, ists history, and life as recorded in the rocks, included the study of the geologic features of an area, such as the geometry of the rock formaton, weathering and erosion, and sedimentation (dalam Harisutanto).
Wikipedia
Geologi berasal dari bahasa Yunani: ge- "bumi" dan logos- "kata", "alasan". Jadi dapat diartikan bahwa geologi adalah ilmu (sains) yang mempelajari bumi, komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik, sejarah, dan proses pembentukanya.
KBBI
Geologi adalah ilmu tentang komposisi, stuktur, dan sejarah bumi.
Daftar Pustaka
Dapat dikataka bahwa geologi adalah ilmu yang mempelajari terbentuknya bumi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian Geologi menurut para ahli:
Bates dan Jakson (1990)
Geologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari planet bumi terutama mengenai materi penyusunnya, proses yang terjadi padanya, hasil proses tersebut, sejarah planet itu, dan bentuk-bentuk kehidupan sejak bumi terbentuk (dalam Sutanto, 1999)."
Djauhari Noor (2012)
Geologi adalah suatu bidang ilmu pengetahuan kembumian yang mempelajari segala sesuatu mengenai planit bumi beserta isinya yang pernah ada. Merupakan kelompok ilmu yang membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk bumi, struktur, proses-proses yang bekerja baik didalam maupun diatas permukaan bumi, kedudukannya di alam semensta serta sejarah perkembangan nya sejak bumi ini lahir di alam hingga sekarang.
Whitten Brooks (1972)
Geologi adalah ilmu pengetahuan tentang bumi, mengenai asal, struktur, komposisi, dan sejarahnya (termasuk perkembangan kehidupan), serta proses-proses yang menyebabkan keadaan bumi seperti sekarang ini.
Katili (1960)
Geologi adalah pengetahuan dalam arti kata menyelidiki lapisan-lapisan batuan yang ada di dalam kerak bumi dan/pengetahuan yang mempelajari perkembangan bumi serta makhluk-makhluk yang pernah hidup di dalam dan/di atas bumi.
Noer Aziz, dkk. (2002)
Geologi merupakan ilmu tentang bumi yang berkaitan dengan struktur, sejarah, komposisi, asal, proses alami terbentuknya perkembangan kehidupan bumi baik sebelum terbentuk, yang sedang berlangsung dan juga saat ini (dalam Pengertiandefinisi).
Holmes (1965)
Geologi merupakan ilmu pengetahuan yang menguraikan tentang evolusi bumi secara menyeluruh beserta penghuninya, sejak awal pembentukannya hingga sekarang, yang dapat dikenali dalam batuan (dalam inakharina).
Munir (1996)
Geologi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan keberadaan bumi, pembentukan bumi termasuk dengan fenomena alam yang terjadi pada bumi. Fenomena alam yang terjadi pada bumi diantaranya adalah sinklinal, antiklinal, gempa bumi dan lain sebagainya (dalam Pengertiandefinisi).
Parker (1997)
Geologi is the study of earth, ists history, and life as recorded in the rocks, included the study of the geologic features of an area, such as the geometry of the rock formaton, weathering and erosion, and sedimentation (dalam Harisutanto).
Wikipedia
Geologi berasal dari bahasa Yunani: ge- "bumi" dan logos- "kata", "alasan". Jadi dapat diartikan bahwa geologi adalah ilmu (sains) yang mempelajari bumi, komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik, sejarah, dan proses pembentukanya.
KBBI
Geologi adalah ilmu tentang komposisi, stuktur, dan sejarah bumi.
Sriyono (2004:2), menyebutkan bahwa setidaknya ada tiga ilmu bantu geologi, antara lain:
1. Fisika
ilmu fisika digunakan dalam kaitannya dengan gaya-gaya atau mekanika di bumi.
2. Kimia
Ilmu ini digunakan dalam kaitannya dengan materi penyusun bumi (unsur-unsur/zat kimiawi penyusun bumi.
3. Biologi
Ilmu ini digunakan dalam kaitannya dengan kehidupan masa lalu, yang sekarang ini dijumpai dalam bentuk fosil. Fosil adalah sisa organisme pada masa lalu yang terawetkan secara alami, umumnya berwujud padat dan keras serta berumur 11.000 tahun atau lebih.
1. Fisika
ilmu fisika digunakan dalam kaitannya dengan gaya-gaya atau mekanika di bumi.
2. Kimia
Ilmu ini digunakan dalam kaitannya dengan materi penyusun bumi (unsur-unsur/zat kimiawi penyusun bumi.
3. Biologi
Ilmu ini digunakan dalam kaitannya dengan kehidupan masa lalu, yang sekarang ini dijumpai dalam bentuk fosil. Fosil adalah sisa organisme pada masa lalu yang terawetkan secara alami, umumnya berwujud padat dan keras serta berumur 11.000 tahun atau lebih.
Geofisika
Cabang ilmu ini mempelajari sifat-sifat fisika bumi, seperti gaya berat, gejala magnetis dan sebagainya.
Geokimia
Geokimia mempelajari mengenai komposisi kimia bumi. Mengkaji tentang keberadaan unsur-unsur yang bernilai ekonomis, isotop yang terdapat di bumi dan penyebaran unsur tertentu di berbagai tempat. Motoda eksplorasi geokimia sangat membantu dalam pencarian mineral dan hidrokarbon.
Geokomputasi
Cabang ilmu ini mempelajari dasar-dasar kerja komputasi dan aplikasi komputer di dalam bidang geologi.
Geologi Ekonomi
Ilmu ini mempelajari adanya, bagaimana penyebarannya dan terjadinya mineral yang memiliki nilai ekonommis, emnghitung besarnya cadangan serta nilai ekonomis dari suatu cebakan mineral.
Geologi Kelautan
Geologi kelautan emmpelajari fenomena geologi laut, genesis, potensi ekonomi, lingkungan, bencana dan konsep eksplorasi. Dipelajari juga dasar-dasar eseanografi dalam kaitannya dengan proses geologi dengann morfologi pantai dan dasar laut, geologi lereng laut dan laut dalam serta potensinya.
Geologi Panas Bumi
Cabang ilmu ini memepelajari prinsip geothermal, metode eksplorasi geologi, geofisika dan geokimia dan lain-lain.
Geologi Sejarah
Cabang ilmu ini mempelajari urutan satuan-satuan waktu (skala waktu) dalam kaitannya dengan kejadian-kejadian dan/perubahan selama sejarah bumi.
Geologi Struktur
Ilmu ini mempelajari bentuk arsitektur permukaan bumi dan konfigurasi batuan di muka bumi yang terdeformasi dimana lapisan batuan terpatahkan, tergeser atau terlipat menjadi pegunungan lipatan. Pengetahuan mengenai struktur dapat membantu dalam pencarian dan penyebaran bahan galian.
Geologi Tata Lingkungan
Ilmu ini mempelajari pengaruh faktor geologi terhadap lingkungan, termasuk tata guna lahan, pengaruh pengambilan air tanah berlebihan terhadap lingkungan dan sebagainya.
Geologi Teknik
Cabang ilmu ini mempelajari tentang penggunaan geologi pada kerekayasaan, erat hubungannya dengan ilmu kerekayasaan sipil.
Geomorfologi
Ilmu ini mempelajari bentuk permukaan bumi dan proses alam yang membentuknya. Menganalisa dan menginterpretasikan sejarah terbentunya bentang alam.
Geopedologi
Cabang ilmu ini mempelajari hubungan antara geologi dengan proses pembentukan tanah, geokimia dan pedogenesis, genesis pembentukan tanah, faktor pembentuk tanah, sifat fisik, kimia, mineral dan klasifikasi tanah.
Kristalografi
Kristalografi emmpelajari tentang unsur-unsur simetris dan kristal, mulai dari bentuk, cara penggambaran dan sebagainya.
Mikropaleontologi
Ilmu ini mempelajari jenis-jenis fosil serta kegunaanya dalam eksplorasi geologi, aplikasi mikrofosil dalam penentuan umur dan lingkungan pengendapan.
Mineralogi
Ilmu ini mempelajari mineral, komposisi, bagaimana cara terjadinya, struktur kristal dan sifat-sifat fisiknya. Mineralogi merupakan dasar untuk mempelajari batuan.
Petrografi
Petrografi merupakan ilmu batuan yang mengamati sayatan tipis pada batuan.
Petrologi
Petrologi merupakan ilmu yang mempelajari batuan, asal mula kejadiannya, struktur dan tekstur, klasifikasi atau pengelompokkan dari berbagai jenis batuan yang terdapat di atas muka bumi.
Paleontologi
Paleontologi mengkaji tentang fosil-fosil, sisa-sisa dan jejak kehidupan masa lalu. Himpunan dari fosil-fosil dapat digunakan untuk membuat korelasi lapisan yang berumur sama di suatu wilayah yang luas.
Sedimentologi
Ilmu ini mempelajari pokok-pokok tentang batuan sedimen yaitu bagaimana butiran sedimen tadi terjadi, bagaimana butiran sedimen sampai di tempat pengendapan, mengapa butiran terendap dan sebagainya.
Stratigrafi
Stratigrafi mendeskripsikan dan mempelajari perlapisan batuan, mengenai penyebaran, komposisi, ketebalan, unsur, keragaman dan korelasi lapisan batuan serta pelamparannya.
Cabang ilmu ini mempelajari sifat-sifat fisika bumi, seperti gaya berat, gejala magnetis dan sebagainya.
Geokimia
Geokimia mempelajari mengenai komposisi kimia bumi. Mengkaji tentang keberadaan unsur-unsur yang bernilai ekonomis, isotop yang terdapat di bumi dan penyebaran unsur tertentu di berbagai tempat. Motoda eksplorasi geokimia sangat membantu dalam pencarian mineral dan hidrokarbon.
Geokomputasi
Cabang ilmu ini mempelajari dasar-dasar kerja komputasi dan aplikasi komputer di dalam bidang geologi.
Geologi Ekonomi
Ilmu ini mempelajari adanya, bagaimana penyebarannya dan terjadinya mineral yang memiliki nilai ekonommis, emnghitung besarnya cadangan serta nilai ekonomis dari suatu cebakan mineral.
Geologi Kelautan
Geologi kelautan emmpelajari fenomena geologi laut, genesis, potensi ekonomi, lingkungan, bencana dan konsep eksplorasi. Dipelajari juga dasar-dasar eseanografi dalam kaitannya dengan proses geologi dengann morfologi pantai dan dasar laut, geologi lereng laut dan laut dalam serta potensinya.
Geologi Panas Bumi
Cabang ilmu ini memepelajari prinsip geothermal, metode eksplorasi geologi, geofisika dan geokimia dan lain-lain.
Geologi Sejarah
Cabang ilmu ini mempelajari urutan satuan-satuan waktu (skala waktu) dalam kaitannya dengan kejadian-kejadian dan/perubahan selama sejarah bumi.
Geologi Struktur
Ilmu ini mempelajari bentuk arsitektur permukaan bumi dan konfigurasi batuan di muka bumi yang terdeformasi dimana lapisan batuan terpatahkan, tergeser atau terlipat menjadi pegunungan lipatan. Pengetahuan mengenai struktur dapat membantu dalam pencarian dan penyebaran bahan galian.
Geologi Tata Lingkungan
Ilmu ini mempelajari pengaruh faktor geologi terhadap lingkungan, termasuk tata guna lahan, pengaruh pengambilan air tanah berlebihan terhadap lingkungan dan sebagainya.
Geologi Teknik
Cabang ilmu ini mempelajari tentang penggunaan geologi pada kerekayasaan, erat hubungannya dengan ilmu kerekayasaan sipil.
Geomorfologi
Ilmu ini mempelajari bentuk permukaan bumi dan proses alam yang membentuknya. Menganalisa dan menginterpretasikan sejarah terbentunya bentang alam.
Geopedologi
Cabang ilmu ini mempelajari hubungan antara geologi dengan proses pembentukan tanah, geokimia dan pedogenesis, genesis pembentukan tanah, faktor pembentuk tanah, sifat fisik, kimia, mineral dan klasifikasi tanah.
Kristalografi
Kristalografi emmpelajari tentang unsur-unsur simetris dan kristal, mulai dari bentuk, cara penggambaran dan sebagainya.
Mikropaleontologi
Ilmu ini mempelajari jenis-jenis fosil serta kegunaanya dalam eksplorasi geologi, aplikasi mikrofosil dalam penentuan umur dan lingkungan pengendapan.
Mineralogi
Ilmu ini mempelajari mineral, komposisi, bagaimana cara terjadinya, struktur kristal dan sifat-sifat fisiknya. Mineralogi merupakan dasar untuk mempelajari batuan.
Petrografi
Petrografi merupakan ilmu batuan yang mengamati sayatan tipis pada batuan.
Petrologi
Petrologi merupakan ilmu yang mempelajari batuan, asal mula kejadiannya, struktur dan tekstur, klasifikasi atau pengelompokkan dari berbagai jenis batuan yang terdapat di atas muka bumi.
Paleontologi
Paleontologi mengkaji tentang fosil-fosil, sisa-sisa dan jejak kehidupan masa lalu. Himpunan dari fosil-fosil dapat digunakan untuk membuat korelasi lapisan yang berumur sama di suatu wilayah yang luas.
Sedimentologi
Ilmu ini mempelajari pokok-pokok tentang batuan sedimen yaitu bagaimana butiran sedimen tadi terjadi, bagaimana butiran sedimen sampai di tempat pengendapan, mengapa butiran terendap dan sebagainya.
Stratigrafi
Stratigrafi mendeskripsikan dan mempelajari perlapisan batuan, mengenai penyebaran, komposisi, ketebalan, unsur, keragaman dan korelasi lapisan batuan serta pelamparannya.
Geologi sebagai pengetahuan bumi, memiliki metode tertentu dalam mempelajari gejala-gejala alam, baik yang terdapat di bagian muka bumi maupun yang terdapat di dalam bumi.
Secara umum ada dua metode yang digunakan dalam kajian geologi:
1. Metode Langsung
Gejala yang terdapat di muka bumi dapat diselidiki secara langsung dengan menggunakan cara pendekatan tertentu untuk mendapatkan data empiris.
2. Metode Tidak Langsung
Gejala alam yang terdapat didalam bumi dianalisis secara tidak langusng melalui bantuan teori-teori disiplin ilmu lain, seperti: kimia, fisika dan biologi.
Kaitan geologi dengan disiplin ilmu-ilmu lain nampak pada pemanfaatan konsep ilmu-ilmu tersebut dalam kajian aspek-aspek geologi tertentu.
Misalnya ahli geologi menggunakan konsep ilmu kimia, terutama kimia anorganik untuk mempelajari susunan kimia batuan dan mineral.
Ilmu fisika digunakan untuk mempelajari perubahan-perubahan pada kerak bumi (ilmu mekanika).
Begitu pula untuk mempelajari bagian dalam bumi, seperti untuk menjawab pertanyaan tentang asal-usul energi dan panas dalam bumi, hanya dapat dijawab secara hipotesis dengan bantuan ilmu fisika dan kimia.
Kini fisika yang mengkhususkan kajiannya untuk bumi dinamakan geofisika.
Begitu pula untuk mengetahui sejarah perkembangan perlapisan batuan, dapat menggunakan ilmu bantu biologi dengan mengkaji perkembangan fosil yang erat kaitannya dengan evolusi pembentukan bumi.
Geologi termasuk pengetahuan alam, sehingga suatu gejala dengan seksama harus diikuti, sambil mengumpulkan ketentuan-ketentuan elementer dari peristiwa itu. Kemudian dengan jalan induksi ditetapkan suatu hubungan fungsional mengenai gejala-gejala yang diamati tadi.
Dengan demikian sampai pada suatu hipotesis. Melalui hiptesis dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan dan keberadaanya nanti dapat dibuktikan dengan percobaan-percobaan serta eksperimen-eksperimen di laboratorium.
Jikalau terbukti bahwa hipotesis ini dapat menerangkan rentetan kejadian tadi dan dapat pula menetapkan hubungan yang satu dengan lainnya maka hipotesis tadi menjadi teori.
Sesungguhnya dalam geologi semua eksperimen yang dilakukan di laboratorium hanya untuk melakukan pendekatan sebagai suatu metode dalam menentukan dan/meramalkan suatu gejala atau sifat kondisi yang berkaitan dengan pengetahuan kebumian.
Uji laboratorium hanya untuk menerangkan suatu teori, karena dalam gejala geologi suatu proses terjadi memerlukan waktu yang sangat lama (skala waktu geologi) mencapai ribuan tahun bahkan jutaan tahun.
Sedangkan uji di laboratoorium proses itu berlangsung relatif singkat jauh dari skala waktu geologi.
Secara umum ada dua metode yang digunakan dalam kajian geologi:
1. Metode Langsung
Gejala yang terdapat di muka bumi dapat diselidiki secara langsung dengan menggunakan cara pendekatan tertentu untuk mendapatkan data empiris.
2. Metode Tidak Langsung
Gejala alam yang terdapat didalam bumi dianalisis secara tidak langusng melalui bantuan teori-teori disiplin ilmu lain, seperti: kimia, fisika dan biologi.
Kaitan geologi dengan disiplin ilmu-ilmu lain nampak pada pemanfaatan konsep ilmu-ilmu tersebut dalam kajian aspek-aspek geologi tertentu.
Misalnya ahli geologi menggunakan konsep ilmu kimia, terutama kimia anorganik untuk mempelajari susunan kimia batuan dan mineral.
Ilmu fisika digunakan untuk mempelajari perubahan-perubahan pada kerak bumi (ilmu mekanika).
Begitu pula untuk mempelajari bagian dalam bumi, seperti untuk menjawab pertanyaan tentang asal-usul energi dan panas dalam bumi, hanya dapat dijawab secara hipotesis dengan bantuan ilmu fisika dan kimia.
Kini fisika yang mengkhususkan kajiannya untuk bumi dinamakan geofisika.
Begitu pula untuk mengetahui sejarah perkembangan perlapisan batuan, dapat menggunakan ilmu bantu biologi dengan mengkaji perkembangan fosil yang erat kaitannya dengan evolusi pembentukan bumi.
Geologi termasuk pengetahuan alam, sehingga suatu gejala dengan seksama harus diikuti, sambil mengumpulkan ketentuan-ketentuan elementer dari peristiwa itu. Kemudian dengan jalan induksi ditetapkan suatu hubungan fungsional mengenai gejala-gejala yang diamati tadi.
Dengan demikian sampai pada suatu hipotesis. Melalui hiptesis dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan dan keberadaanya nanti dapat dibuktikan dengan percobaan-percobaan serta eksperimen-eksperimen di laboratorium.
Jikalau terbukti bahwa hipotesis ini dapat menerangkan rentetan kejadian tadi dan dapat pula menetapkan hubungan yang satu dengan lainnya maka hipotesis tadi menjadi teori.
Sesungguhnya dalam geologi semua eksperimen yang dilakukan di laboratorium hanya untuk melakukan pendekatan sebagai suatu metode dalam menentukan dan/meramalkan suatu gejala atau sifat kondisi yang berkaitan dengan pengetahuan kebumian.
Uji laboratorium hanya untuk menerangkan suatu teori, karena dalam gejala geologi suatu proses terjadi memerlukan waktu yang sangat lama (skala waktu geologi) mencapai ribuan tahun bahkan jutaan tahun.
Sedangkan uji di laboratoorium proses itu berlangsung relatif singkat jauh dari skala waktu geologi.
Aplikasi ilmu geologi dalam kehidupan sangatlah penting. Pemanfaatan ini terus berkembang dan sangat dibutuhkan sejalan dengan kemajuan ilmu dan teknologi serta kebutuhan manusia yang terus bertambah.
Bidang-bidang yang sangat membutuhkan aplikasi geologi antara lain:
1. Geologi Teknik
Geologi teknik mempelajari hubungan antara ilmu geologi dengan problem-problem keteknikan.
2. Perminyakan
Aplikasi geologi dalam bidang perminyakan digunakan untuk mengetahui jebakan-jebakan minyak dan gas bumi.
3. Pertambangan
Aplikasi geologi dalam bidang pertambangan digunakan yaitu untuk mengetahui proses pembentukan endapan mineral yang bersifat ekonomis yang sangat dibutuhkan manusia.
4. Hidrologi
Aplikasi geologi dalam bidang hidrologi yaitu untuk mempelajari kejadian dan pemanfaatan air tanah.
5. Geologi lingkungan
Aplikasi geologi pada bidang ini sangat diperlukan untuk mengevaluasi interaksi antara manusia dengan lingkungannya.
Selain kelima bidang yang telah disebutkan, aplikasi geologi sangat dibutuhkan pada hampir semua bidang ilmu berhubungan dengan bumi.
Bidang-bidang yang sangat membutuhkan aplikasi geologi antara lain:
1. Geologi Teknik
Geologi teknik mempelajari hubungan antara ilmu geologi dengan problem-problem keteknikan.
2. Perminyakan
Aplikasi geologi dalam bidang perminyakan digunakan untuk mengetahui jebakan-jebakan minyak dan gas bumi.
3. Pertambangan
Aplikasi geologi dalam bidang pertambangan digunakan yaitu untuk mengetahui proses pembentukan endapan mineral yang bersifat ekonomis yang sangat dibutuhkan manusia.
4. Hidrologi
Aplikasi geologi dalam bidang hidrologi yaitu untuk mempelajari kejadian dan pemanfaatan air tanah.
5. Geologi lingkungan
Aplikasi geologi pada bidang ini sangat diperlukan untuk mengevaluasi interaksi antara manusia dengan lingkungannya.
Selain kelima bidang yang telah disebutkan, aplikasi geologi sangat dibutuhkan pada hampir semua bidang ilmu berhubungan dengan bumi.
1. Ilmu geologi dapat membantu untuk memahami awal terjadi dan sturkur palanet bumi terutama pada bagian daratan dan lautan yang menyusun kerak bumi.
2. Ilmu geologi dapat menjelaskan karakteristik bentang alam yang sangat bervariasi dan bagaimana bentang alam yang sangat berbeda ini dapat terbentuk dan dimanfaatkan oleh manusia.
3. Pengetahuan geologi sangat membantu untuk mengatahui dimana mineral dan batuan berharga dapat dijumpai.
4. Pengatahuan geologi sangat penting dalam hubungannya dengan sumber daya air, karena keberadaan air sangat tergantung juga pada jenis atau macam batuannya.
5. Keberadaan material bangunan sangat bergantung pada kondisi geologi suatu daerah. Pengetahuan geologi sangat membantu para ahli bangunan untuk mendapatkan material bahan bangunan.
6. Pengetahuan geologi sangat membantu untuk memprediksikan atau meramalkan kemungkinan-kemungkinan terjadinya bencana alam seperti longsoran, aktivitas gunungapi dan sebagainya
2. Ilmu geologi dapat menjelaskan karakteristik bentang alam yang sangat bervariasi dan bagaimana bentang alam yang sangat berbeda ini dapat terbentuk dan dimanfaatkan oleh manusia.
3. Pengetahuan geologi sangat membantu untuk mengatahui dimana mineral dan batuan berharga dapat dijumpai.
4. Pengatahuan geologi sangat penting dalam hubungannya dengan sumber daya air, karena keberadaan air sangat tergantung juga pada jenis atau macam batuannya.
5. Keberadaan material bangunan sangat bergantung pada kondisi geologi suatu daerah. Pengetahuan geologi sangat membantu para ahli bangunan untuk mendapatkan material bahan bangunan.
6. Pengetahuan geologi sangat membantu untuk memprediksikan atau meramalkan kemungkinan-kemungkinan terjadinya bencana alam seperti longsoran, aktivitas gunungapi dan sebagainya
Menurut Djauhari Noor (2012) pada awalnya, orang tertarik untuk mempelajari geologi hanya karena didorong oleh rasa keingin tahuan terhadap apa yang dilihat dan dirasakan disekitarnya.
Hal ini dapat dilihat dari kenyataan dengan tersiratnya konsep-konsep terjadinya bumi di hampir semua budaya kuno dan dalam ajaran-ajaran agama.
Proses-proses alam yang menakjubkan, seperti meletusnya gunung api yang mengeluarkan bahan-bahan pijar dari dalam perut bumi, guncangan bumi yang menghancurkan apa-apa saja yang berada di muka bumi kemudian mendorong orang-orang untuk mencari tahu jawabannya.
Ilmu geologi sebenarnya dapat dikatakan merupakan ilmu baru yang dimulai sekitar tahun 600 hingga 300 SM, yang didasarkan kepada fakta-fakta yang disusul dengan pemikiran-pemikiran dan pernyataan-pernyataan yang diajukan oleh pakar-pakar filsafat Yunani dan geologi sejak itu berkembang menjadi Ilmu Pengetahuan tentang Bumi.
Semakin majunya peradaban, dimana banyak benda-benda kebutuhan manusia dibuat yang memerlukan bahan-bahan tambang seperti besi, tembaga, emas, dan perak kemudian juga batubara dan minyak bumi sebagai sumber energi, maka mereka ini harus diambil dari dalam bumi.
Ilmu geologi kemmudian berkembang sebagai ilmu terapan, yang dalam hal ini berfungsi sebagai penuntun penting didalam kegiatan eksplorasi.
Disamping itu, geologi di jaman modern juga ternyata berkembang sebagai ilmu terapan didalam pembangunan teknik sipil dan pengembangan wilayah.
Perencanaan dan pelaksanaaan pembangunan terhadap bangunan-bangunan teknik sipil seperti waduk, bendung, terowongan, jembatan dan sebagainya memerlukan data geologi karena mereka ini harus dibangun diatas permukaan bumi.
Dengan meningkatnya penghuni bumi yang kemudian diikuti dengan penyediaan sarananya, maka lokasi hunian yang semula terletak di daerah-daerah yang mudah dijangkau dan sederhana tatanan geologinya, sekarang sudah meluas ke wilayah-wilayah yang rumit dan memerlukan pengetahuan geologi yang lebih elngkap dan teliti didalam pembangunannya.
Air yang merupakan salah satu unsur daripada bumi, menjadi kebutuhan kehidupan yang sangat vital baik untuk rumah tangga, pertanian maupun sebagai energi pembangkit listrik yang harus disediakan,
Akhir-akhri ini masalah bencana akibat lingkungan mulai semakin mencuat ke permukaan baik yang disebabkan oleh proses alam itu sendiri maupun yang disebabkan karena ulah manusia didalam membangun sarana dan memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti penggalian-penggalian bahan tambang dan bangunan, pengambilan air tanah, sumber daya energi seperti abtubara dan minyak bumi dan sebagainya yang dilakukan tanpa dilandasi oleh perhitungan keadaan geologi setempat.
Pengetahuan geologi dalam hal ini menjadi penting didalam upaya untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya bencana lingkungan.
Hal ini dapat dilihat dari kenyataan dengan tersiratnya konsep-konsep terjadinya bumi di hampir semua budaya kuno dan dalam ajaran-ajaran agama.
Proses-proses alam yang menakjubkan, seperti meletusnya gunung api yang mengeluarkan bahan-bahan pijar dari dalam perut bumi, guncangan bumi yang menghancurkan apa-apa saja yang berada di muka bumi kemudian mendorong orang-orang untuk mencari tahu jawabannya.
Ilmu geologi sebenarnya dapat dikatakan merupakan ilmu baru yang dimulai sekitar tahun 600 hingga 300 SM, yang didasarkan kepada fakta-fakta yang disusul dengan pemikiran-pemikiran dan pernyataan-pernyataan yang diajukan oleh pakar-pakar filsafat Yunani dan geologi sejak itu berkembang menjadi Ilmu Pengetahuan tentang Bumi.
Semakin majunya peradaban, dimana banyak benda-benda kebutuhan manusia dibuat yang memerlukan bahan-bahan tambang seperti besi, tembaga, emas, dan perak kemudian juga batubara dan minyak bumi sebagai sumber energi, maka mereka ini harus diambil dari dalam bumi.
Ilmu geologi kemmudian berkembang sebagai ilmu terapan, yang dalam hal ini berfungsi sebagai penuntun penting didalam kegiatan eksplorasi.
Disamping itu, geologi di jaman modern juga ternyata berkembang sebagai ilmu terapan didalam pembangunan teknik sipil dan pengembangan wilayah.
Perencanaan dan pelaksanaaan pembangunan terhadap bangunan-bangunan teknik sipil seperti waduk, bendung, terowongan, jembatan dan sebagainya memerlukan data geologi karena mereka ini harus dibangun diatas permukaan bumi.
Dengan meningkatnya penghuni bumi yang kemudian diikuti dengan penyediaan sarananya, maka lokasi hunian yang semula terletak di daerah-daerah yang mudah dijangkau dan sederhana tatanan geologinya, sekarang sudah meluas ke wilayah-wilayah yang rumit dan memerlukan pengetahuan geologi yang lebih elngkap dan teliti didalam pembangunannya.
Air yang merupakan salah satu unsur daripada bumi, menjadi kebutuhan kehidupan yang sangat vital baik untuk rumah tangga, pertanian maupun sebagai energi pembangkit listrik yang harus disediakan,
Akhir-akhri ini masalah bencana akibat lingkungan mulai semakin mencuat ke permukaan baik yang disebabkan oleh proses alam itu sendiri maupun yang disebabkan karena ulah manusia didalam membangun sarana dan memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti penggalian-penggalian bahan tambang dan bangunan, pengambilan air tanah, sumber daya energi seperti abtubara dan minyak bumi dan sebagainya yang dilakukan tanpa dilandasi oleh perhitungan keadaan geologi setempat.
Pengetahuan geologi dalam hal ini menjadi penting didalam upaya untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya bencana lingkungan.
Pemahaman mengenai konsep-konsep dan hukum-hukum geologi sangatlah penting dan merupakan dasar dalam mempelajari geologi.
Konsep dan hukum yang menjadi acuan geologi meliputi:
Masing-masing konsep dan hukum diatas akan diuraikan dibawah ini:
1. Doktrin Uniformitarianisme (Jaems Hutton, 1795)
Sejarah mengenai ilmu geologi dimulai sejak abad 17 dan 18 dengan doktrin katastrofisme yang sangat populer.
Para penganut aliran ini percaya bahwa bentuk muka bumi dan segala kehidupan yang ada di atasnya terbentuk dan musnah dalam waktu sesaat akibat suatu kejadian bencana yang besar (catastroph).
Seorang ahli fisika berkebangsaan Skotlandia bernama James Hutton (1795) menerbitkan sebuah buku yang berjudul "Theory of the Earth", dimana dalam ia mencetuskan doktrinnya yang terkenal tentang Uniformitarianisme (keseragaman).
Konsep Univformitarianisme merupakan konsep dasar geologi modern. Didalam doktrin ini dikatakan bahwa hukum-hukum fisika, kimia dan biologi yang berlangsung saat ini adalah berlangsung juga pada masa yang lampau.
Artinya, gaya-gaya dan proses-proses yang membentuk permukaan bumi seperti yang dapat kita lihat pada saat ini adalah telah berlangsung juga sejak terbentuknya bumi.
Doktrin ini lebih dikenal sebagai "The Present is the Key to the Past" dan sejak saat itu orang mulai menyadari bahwa bumi selalu berubah.
Deengan demikian, jelaslah bahwa ilmu geologi sangat erat hubungnanya dengann waktu.
Pada tahun 1785, Hutton mengemukakan perbedaan yang jelas antara hal yang alami dan asal usul batuan beku dan sedimen.
James Hutton berhasil menyusun intrusi yang menjelaskan asal usul gunungapi. Dia memperkenalkan hukum superposisi yang menyatakan bahwa pada tingkatan yang tidak rusak, lapisan paling dasar adalah yang paling tua.
Ahli paleontologi telah mulai menghubungkan fosil-fosil khusus pada tingkat individu dan telah menemukan bentuk pasti yang dinamakan indek fosil.
Indek fosil telah digunakan secara khusus dalam mengidentifikasi horison dan hubungan suatu tempat dengan tempat lainnya.
2. Prinsip-Prinsip Dasar Geologi
Nicolaus Steno (1665) dikenal sebagai orang yang pertama kali memperkenalkan prinsip-prinsip dasar geologi yang hingga saat ini masih dipakai dalam penafsiran lapisan batuan sedimen.
Niel Stensen merupakan nama asli dari Nicolaus Steno yang lahir di Copenhagen, Denmark pada 10 Januari 1638.
Pada tahun 1656 belajar di Universitas Copenhagen yang kemudian melanjutkan ke Amsterdam dan Leyden dI Belanda.
Pada tahun 1665 Stensen pindah ke Florence di Itali menjadi ahli fisika pada Grand Duke of Tuscany. Disini Niel merubah namanya kedalam bahasa latin menjadi Nicolaus Steno.
Adapun prinsip dasar geologi yang sangat penting dalam ilmu geologi adalah prinsip horisontalitas, superposisis dan kesinambungan lateral pada perlapisan batuan sedimen.
a. Horisontalitas (Horisontality)
Kedudukan awal pengendapan suatu lapisan batuan adalah horisontal, kecuali pada tepi cekungan memiliki sudut asli (initiap-dip) karena dasar cekungannya yang memang menyudut.
b. Superposisi (Superposition)
Dalam kondisi normal (belum terganggu), perlapisan suatu batuan yang berada pada posisi paling bawah merupakan batuan yang pertama terbentuk dan tertua dibandingkan dengan lapisan batuan diatasnya.
c. Kesinambungan Lateral (Lateral Continuity)
Pelamparan suatu lapisan batuan akan menerus sepanjang jurus perlapisan batuannya. Dengan kata lain apabila pelamparan suatu lapisan batuan sepanjang jurus perlapisannya berbeda lithologinya maka dikatakan bahwa perlapisan batuan tersebut berubah facies. Dengan demikian, konsep perubahan facies terjadi apabila dalam satu lapis batuan terdapat sifat fisika, kimia dan biologi yang berbeda satu dengan lainnya.
3. Keselarasan dan Ketidakselarasan (Conformity dan Unconformity)
a. Keselarasan (Conformity)
Adalah hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis batuan lainnya atau dibawahnya yang kontinyu (menerus), tidak terdapat selang waktu (rumpang waktu) pengendapannya. Secara umum ditunjukan dengan kedudukan lapisan (strike/dip) yang sama atau hampir sama, dan ditunjang didalam laboratorium oleh umur yang kontinyu.
b. Ketidak Selarasan (Unconformity)
Adalah hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis batuan lainnya (batas atas atau bawah) yang tidak kontinyu (tidak menerus), yang disebabkan oleh adanya rumpang pengendapan. Dalam geologi dikenal 3 jenis ketidak selarasan, yaitu:
1) Ketidak selarasan Bersudut (Angular Unconformity) adalah salah satu jenis ketidakselarasan yang hubungan antara satu lapis batuan (sekelompok batuan) dengan satu batuan lainnya (kelompok batuan lainnya) memiliki hubungan/kontal yang membentuk sudut.
2) Disconformity adalah salah satu jenis ketidakselarasan yang hubungan antara lapisan batuan (sekelompok batuan) dengan lapisan batuan lainnya (kelompok batuan lainnya) dibatasi oleh satu rumpang waktu tertentu (ditandai oleh selang waktu dimana tidak terjadi pengendapannya)
3) Non-conformity adalah salah satu jenis ketidakselarasan yang hubungan antara lapisan batuan (sekelompok lapisan batuan) dengan satuan batuan beku atau metamorf.
Jenis-jenis ketidak selarasan batuan
4. Genang Laut dan Susut Laut (Trangresi dan Regresi)
a) Trangresi
Trangresi dalam pengertian stratigrafi/sedimentologi adalah laju penurunan dasar cekungan lebih cepat dibandingkan dengan pasokan sedimen (sedimentary supply). Garis pantai manju ke arah daratan.
b) Regresi (Susut laut)
Regresi dalam pengertian stratigrafi/sedimentologi adalah laju penurunan cekungan lebih lambat dibandingkan dengan pasokan sedimen (sediment supply). Garis pantai maju ke arah lautan.
5. Hubungan Potong Memotong (Cross-Cutting Relationships)
Hubungan poting memotong adalah hubungan kejadian antara satu batuan yang dipotng/diterobos oleh batuan lainnya, dimana batuan yang dipotng/diterobos terbentuk lebih dahulu dibandingkan dengan batuan yang menerobos. Perhatikan gambar dibawah ini:
Pada gambar kiri memperlihatkan 3 lapisan batuan sedimen dengan bagian paling bawah merupakan batuan yang paling tua dan lapisan atas adalah batuan termuda dan gambar kanan memperlihatkan batuan intrusi berbentuk dike yang memotong 3 lapisan batuan sedimen tersebut.
Foto singkapan intrusi dyke (warna hitam) memotong batuan samping (warna putih terang). Intrusi dyke lebih muda terhadap batuan sampingnya
Konsep dan hukum yang menjadi acuan geologi meliputi:
- Konsep tentang susunan, aturan dan hubungan antar batuan dalam ruang dan waktu. Ruang dalam geologi diartikan sebagai tempat dimana batuan terbentuk, sedangkan waktu adalah masa pembentukan batuan dalam skala waktu geologi.
- Konsep uniformitarianisme,
- Hukum superposisi,
- Konsep keselarasan dan ketidak selarasan,
- Konsep trangresi-regresi,
- Hukum potong memotong dan lainnya.
Masing-masing konsep dan hukum diatas akan diuraikan dibawah ini:
1. Doktrin Uniformitarianisme (Jaems Hutton, 1795)
Sejarah mengenai ilmu geologi dimulai sejak abad 17 dan 18 dengan doktrin katastrofisme yang sangat populer.
Para penganut aliran ini percaya bahwa bentuk muka bumi dan segala kehidupan yang ada di atasnya terbentuk dan musnah dalam waktu sesaat akibat suatu kejadian bencana yang besar (catastroph).
Seorang ahli fisika berkebangsaan Skotlandia bernama James Hutton (1795) menerbitkan sebuah buku yang berjudul "Theory of the Earth", dimana dalam ia mencetuskan doktrinnya yang terkenal tentang Uniformitarianisme (keseragaman).
Konsep Univformitarianisme merupakan konsep dasar geologi modern. Didalam doktrin ini dikatakan bahwa hukum-hukum fisika, kimia dan biologi yang berlangsung saat ini adalah berlangsung juga pada masa yang lampau.
Artinya, gaya-gaya dan proses-proses yang membentuk permukaan bumi seperti yang dapat kita lihat pada saat ini adalah telah berlangsung juga sejak terbentuknya bumi.
Doktrin ini lebih dikenal sebagai "The Present is the Key to the Past" dan sejak saat itu orang mulai menyadari bahwa bumi selalu berubah.
Deengan demikian, jelaslah bahwa ilmu geologi sangat erat hubungnanya dengann waktu.
Pada tahun 1785, Hutton mengemukakan perbedaan yang jelas antara hal yang alami dan asal usul batuan beku dan sedimen.
James Hutton berhasil menyusun intrusi yang menjelaskan asal usul gunungapi. Dia memperkenalkan hukum superposisi yang menyatakan bahwa pada tingkatan yang tidak rusak, lapisan paling dasar adalah yang paling tua.
Ahli paleontologi telah mulai menghubungkan fosil-fosil khusus pada tingkat individu dan telah menemukan bentuk pasti yang dinamakan indek fosil.
Indek fosil telah digunakan secara khusus dalam mengidentifikasi horison dan hubungan suatu tempat dengan tempat lainnya.
2. Prinsip-Prinsip Dasar Geologi
Nicolaus Steno (1665) dikenal sebagai orang yang pertama kali memperkenalkan prinsip-prinsip dasar geologi yang hingga saat ini masih dipakai dalam penafsiran lapisan batuan sedimen.
Niel Stensen merupakan nama asli dari Nicolaus Steno yang lahir di Copenhagen, Denmark pada 10 Januari 1638.
Pada tahun 1656 belajar di Universitas Copenhagen yang kemudian melanjutkan ke Amsterdam dan Leyden dI Belanda.
Pada tahun 1665 Stensen pindah ke Florence di Itali menjadi ahli fisika pada Grand Duke of Tuscany. Disini Niel merubah namanya kedalam bahasa latin menjadi Nicolaus Steno.
Adapun prinsip dasar geologi yang sangat penting dalam ilmu geologi adalah prinsip horisontalitas, superposisis dan kesinambungan lateral pada perlapisan batuan sedimen.
a. Horisontalitas (Horisontality)
Kedudukan awal pengendapan suatu lapisan batuan adalah horisontal, kecuali pada tepi cekungan memiliki sudut asli (initiap-dip) karena dasar cekungannya yang memang menyudut.
b. Superposisi (Superposition)
Dalam kondisi normal (belum terganggu), perlapisan suatu batuan yang berada pada posisi paling bawah merupakan batuan yang pertama terbentuk dan tertua dibandingkan dengan lapisan batuan diatasnya.
c. Kesinambungan Lateral (Lateral Continuity)
Pelamparan suatu lapisan batuan akan menerus sepanjang jurus perlapisan batuannya. Dengan kata lain apabila pelamparan suatu lapisan batuan sepanjang jurus perlapisannya berbeda lithologinya maka dikatakan bahwa perlapisan batuan tersebut berubah facies. Dengan demikian, konsep perubahan facies terjadi apabila dalam satu lapis batuan terdapat sifat fisika, kimia dan biologi yang berbeda satu dengan lainnya.
3. Keselarasan dan Ketidakselarasan (Conformity dan Unconformity)
a. Keselarasan (Conformity)
Adalah hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis batuan lainnya atau dibawahnya yang kontinyu (menerus), tidak terdapat selang waktu (rumpang waktu) pengendapannya. Secara umum ditunjukan dengan kedudukan lapisan (strike/dip) yang sama atau hampir sama, dan ditunjang didalam laboratorium oleh umur yang kontinyu.
b. Ketidak Selarasan (Unconformity)
Adalah hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis batuan lainnya (batas atas atau bawah) yang tidak kontinyu (tidak menerus), yang disebabkan oleh adanya rumpang pengendapan. Dalam geologi dikenal 3 jenis ketidak selarasan, yaitu:
1) Ketidak selarasan Bersudut (Angular Unconformity) adalah salah satu jenis ketidakselarasan yang hubungan antara satu lapis batuan (sekelompok batuan) dengan satu batuan lainnya (kelompok batuan lainnya) memiliki hubungan/kontal yang membentuk sudut.
2) Disconformity adalah salah satu jenis ketidakselarasan yang hubungan antara lapisan batuan (sekelompok batuan) dengan lapisan batuan lainnya (kelompok batuan lainnya) dibatasi oleh satu rumpang waktu tertentu (ditandai oleh selang waktu dimana tidak terjadi pengendapannya)
3) Non-conformity adalah salah satu jenis ketidakselarasan yang hubungan antara lapisan batuan (sekelompok lapisan batuan) dengan satuan batuan beku atau metamorf.
Jenis-jenis ketidak selarasan batuan
4. Genang Laut dan Susut Laut (Trangresi dan Regresi)
a) Trangresi
Trangresi dalam pengertian stratigrafi/sedimentologi adalah laju penurunan dasar cekungan lebih cepat dibandingkan dengan pasokan sedimen (sedimentary supply). Garis pantai manju ke arah daratan.
b) Regresi (Susut laut)
Regresi dalam pengertian stratigrafi/sedimentologi adalah laju penurunan cekungan lebih lambat dibandingkan dengan pasokan sedimen (sediment supply). Garis pantai maju ke arah lautan.
5. Hubungan Potong Memotong (Cross-Cutting Relationships)
Hubungan poting memotong adalah hubungan kejadian antara satu batuan yang dipotng/diterobos oleh batuan lainnya, dimana batuan yang dipotng/diterobos terbentuk lebih dahulu dibandingkan dengan batuan yang menerobos. Perhatikan gambar dibawah ini:
Pada gambar kiri memperlihatkan 3 lapisan batuan sedimen dengan bagian paling bawah merupakan batuan yang paling tua dan lapisan atas adalah batuan termuda dan gambar kanan memperlihatkan batuan intrusi berbentuk dike yang memotong 3 lapisan batuan sedimen tersebut.
Foto singkapan intrusi dyke (warna hitam) memotong batuan samping (warna putih terang). Intrusi dyke lebih muda terhadap batuan sampingnya
Berikut ini adalah daftar mata kuliah jurusan geologi pada beberapa universitas di Indonesia
UNIVERSITAS PADJADJARAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
UNIVERSITAS PADJADJARAN
- Geologi dasar
- Geomorfologi dan Penginderaan Jauh
- Mineralogi
- Matematika
- Kimia Dasar
- Praktikum Fisika Dasar
- Fisika Dasar
- Ilmu Budaya Dasar
- Pendidikan Agama
- Petrologi
- Sedimentologi
- Paleontologi
- Analisis Geomorfologi
- Bahasa Indonesia
- Geokimia Dasar
- Kartografi dan Ilmu Ukur Tanah
- Petrografi
- Mikropaleontollgi
- Prinsip Stratigrafi
- Geologi Struktur
- Geologi Sejarah
- Gambar Teknik
- Metode Pemetaan Geologi
- Pelaporan Geologi
- Pemetaaan Geologi Pendahuluan
- Geofisika
- Analisis Stratigrafi
- Analisis Geologi Struktur
- Analisis Batuan
- Pemrosesan Data
- Bahasa Inggris
- Evolusi Geoogi
- Hidrogeologi
- Geologi Minyak dan Gas Bumi
- Geologi Batubara
- Geologi Panas Bumi
- Geologi Kelautan
- Geologi Teknik
- Vulkanologi
- Petrologi Batuan Metamorf
- Geologi Kelautan
- Tehrmodinamika
- Geologi Sumber Daya Mineral
- Geologi Urban
- Hidrolika dan Hidrokimia Airtanah
- Tataguna Lahan
- Mitigasi Bencana Geologi
- Geologi Pengembangan Wilayah
- Mirkrofosil Foram
- Analisis Cekungan
- Eksplorasi Migas
- Eksplorasi Batubara
- Eksplorasi Panas Bumi dan Suksesi Vulkanik
- Biostratigrafi
- Geologi Lingkungan
- KKNM
- Pendidikan Kewarganegaraan
- Geokimia Terapan
- Petrologi Mineral Ubahan
- Mikroskopik Bijih
- Eksplorasi Sumber Daya Mineral
- Geologi Isotop
- Eksplorasi Geologi Teknik
- Manajemen Airtanah
- Analisis Kestabilan Lereng
- Geomekanika
- Geoteknik
- Eksplorasi Geologi
- Geofisika Eksplorasi
- Kebencanaan Geologi
- Palinologi
- Geologi Kuarter
- Geologi Minyak dan Gas Bumi
- Hidrogeologi
- Geologi Struktur Indonesia
- Geothermal
- Geofisika
- Stratigrafi Indonesia
- Geologi Kelautan
- Teknologi dan Manajemen Kewirausahaan
- Pemetaan Geologi Lanjut
- Skripsi
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
- Matematika
- Fisika Dasar
- Kimia Dasar
- Tata Tulis Karya Ilmiah
- Pengantar Rekayasa dan Desain
- Pengantar Ilmu dan Teknologi Kebumian
- Bahasa Inggris
- Olah Raga
- Pengenalan Teknolgi Informasi
- Matematika dan Statistik Untuk Geologi
- Geologi Fisik
- Geologi Umum
- Karistalografi dan Mineralogi
- Sedimentologi
- Paleontologi
- Geologi Struktur
- Teknofisik
- Petrologi
- Prinsip Stratigrafi
- Mikropaleontologi
- Geofluida
- Geofisika Umum
- Geologi Kelautan
- Geokomputasi
- Geomorfologi
- Mineral Optik dan Petrografi
- Volkanologi dan Geothermal
- Hidrogeologi Umum
- Geologi Indonesia
- Geologi Lapangan
- Sistem Informasi Geologi
- Geologi Teknik
- SIstem Informasi Geologi
- Endapan Mineral
- Geologi Migas
- Geologi Sejarah
- Metode Eksplorasi Geologi
- Manajemen dan Keekonomian Mineral
- Hukum dan Perundang-Undangan Kebumian
- Geologi Lingkungan
- Geologi Batubara
- Tugas Akhir
- Pengantar Geologi Tata Lingkungan
- Analisis Bahaya Geologi
- Geologi Cekungan Bandung
- Geowisata
- Petrogenesis
- Mineralogi Pembentuk Bautan
- Sedimentologi dan Stratigrafi
- Mikropaleontoogi dan Biostratigrafi
- Geostatistik
- Pengantar Geologi Tknik
- Struktur Petrologi
- Tektonik Aktif
- Penginderaan Jauh Geologi
- Pengantar Rekayasa Batuan
- Geokimia Petroleum
- Pengantar Eksplorasi Geokimia
- Geologi Material Industri
- Geologi Batuan Konstruksi
- Endapan Mineral Hidrotermal
- Petrologi Batuan Sedimen
- Stratigrafi Analisis
- Geologi Well Logging
- Geologi Migas Non Konvensional
- Pengantar Stratigrafi Sikuen
- Stratigrafi Kuantitatitf
- Mikrofosil Terapan
- Paleontologi Invertebrata
- Paleontologi Vertebrata
- Geoarkeologi
- Geokronologi
- Geopressure
- Kerja Praktek
- Tugas Khusus Geologi
- Sains dalam Geo-arkeologi
SEKTOR SWASTA
1. Konsultan
2. Kontraktor
3. Perusahaan pertambangan
4. Perusahaan perminyakan
5. Perusahaan geoservice
6. Supplier
7. Pengembangan Permukiman.
SEKTOR PEMERINTAH
1. Departemen energi dan sumberdaya mineral
2. Menteri negara lingkungan hidup
3. BPPT
4. Bappedal
6. Departemen dalam negeri
7. LIPI
8. BUMN (Pt. Pertamina, PT. Bukit Asam).
1. Konsultan
2. Kontraktor
3. Perusahaan pertambangan
4. Perusahaan perminyakan
5. Perusahaan geoservice
6. Supplier
7. Pengembangan Permukiman.
SEKTOR PEMERINTAH
1. Departemen energi dan sumberdaya mineral
2. Menteri negara lingkungan hidup
3. BPPT
4. Bappedal
6. Departemen dalam negeri
7. LIPI
8. BUMN (Pt. Pertamina, PT. Bukit Asam).
Daftar Pustaka
- Katili, J. A. 1986. Sumber Daya Alam dan Perubahan Global, Kongres Ilmu Pengetahuan LIPI.
- Hdiwijoyo, Amitai. 1992. Dimensi Moral Menuju Ilmu Eonomi Baru. Bandung: Rosdakarya.
- Keller, Edward. A. 1982. Environemental Geology, Chrles E Memil Publishing Company Columbus Ohio.
- Kusumadinata, K. Ed. 1979. Data Dasar Gunungapi Indonesia. Bandung: Departemen Pertambangan dan Energi, Direktorat Vulkanologi Bandung.
- Sutardji. 2011. Buku Ajar Geologi Umum. Semarang: Jurusan Geografi FIS UNNES.
- UNPAD. 2017. Daftar Matakuliah Geologi. http://ftgeologi.unpad.ac.id/daftar-mata-kuliah-program-s1/. (diakses tanggal 21 Juli 2017 Pukul 07.13 WIB).
- ITB. 2017. Kurikulum Akadmik Teknik Geologi. http://sp.fitb.itb.ac.id/Teknik.Geologi/Kurikulum-Akademik-Teknik-Geologi-Program-Sarjana/ (diakses tanggal 21 Juli 2017 Pukul 07.30 WIB).
- Grandmedia. 2016. Prospek Kerja Mahasiswa Lulusan Teknik Geologi. https://www.grandmedia.id/prospek-kerja-mahasiswa-lulusan-teknik-geologi/ (diakses tanggal 21 Juli 2017 Pukul 07.38 WIB).
- Artikelbiboer. Cabang Aplikasi dan Manfaat Dari Ilmu. http://artikel.blogspot.com/cabang-aplikasi-dan-manfaat-dari-ilmu.html (diakses 23 Juli 2017 pukul 23.33 WIB.
Posting Komentar