Pengertian Batuan Beku, Ciri, Jenis, Contoh, dan Gambarnya Lengkap

Bumi kita memiliki berbagai macam material yang merupakan salah satu jenis kekayaan yang dimiliki.

Berbagai macam material dari bumi yang sering kita temukan antara lain tanah, pasir, batu, kapur, dan lain sebagainya.

Dari sekian banyak material yang ada di bumi, ada satu material yang keberadaannya sangat mudah kita temukan, bahkan ada dimanapun saja. Material tersebut adalah batu.

Batu merupakan sebuah benda padat dan keras yang keberadaannya sangat mudah kita temukan di lingkungan sekitar kita.

Batu ini apabila jumlahnya banyak maka disebut degan batuan. Batuan ini ada berbagai macam. Batuan yang jenisnya ada bermacam- mamcam ini terbentuk oleh bermacam- macam sebab pula.

Adanya perbendaan jenis jenis batuan ini dapat dilihat dari terkstur ataupun massa dari batuan tersebut, atau juga keran proses pembentukannya.

Batuan beku (igneus rock) berasal dari kata 'ignis' yang berarti 'api'. Batuan beku adalah batuan yang berasal dari magma yang membeku.

Magma yang membeku ini merupakan magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, yang terjadi baik di bawah permukaan sebagai jenis batuan intrusif atau plutonik, maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif atau vulkanik.
Batuan beku ini terbentuk karena adanya magma yang mengeras atau mengalami pembekuan.

Magma ini berasal dari batuan setengah cair ataupun oleh batuan yang sudah ada sebelumnya, baik yang berada di mantel maupun di kerak bumi.

Secara umum, proses pelelehan tersebut terjadi pada salah satu proses dari kenaikan temperatur, penurunan tekanan, ataupun perubahan komposisi. S

elanjutnya untuk proses pembentukan batuan beku ini juga terkadang tergantung pada jenis batuan bekunya masing- masing. Beberapa jenis batuan beku dan proses pembentukannya antara lain:

Batuan beku dalam atau batuan plutonik terbentuk karena pembekuan yang terjadi di dalam dapur magma secara perlahan- lahan sekali sehingga tubuh batuan terdiri dari kristal- kristal besar.

Contoh dari batuan ini adalah batuan granit, batuan peridotim, dan juga batuan gabro.
Batuan beku gang atau korok, proses terjadi batuan ini pada celah- celah antar lapisan di dalam kulit bumi.

Proses pembekuan ini berjalan lebih cepat sehingga di samping kristal besar terdapat pula banyak kristal kecil.

Contoh dari batuan jenis ini antara lain batu granit porfir

Batuan beku luar atau batuan lelehan, proses terbentuknya batuan ini adalah ketika gunung api menyemburkan lava cair pijar.

Pembekuan ini terjadi tidak hanya di sekitar kawah gunung api saja, namun juga di udara. Proses pembekuan ini berlangsungsingkat dan hampir tidak mengandung kristal (armorf).
Alasan batuan beku ini penting secara geologis karena:

  1. Mineral- mineral dan juga kimia globalnya memberikan informasi mengenai komposisi dari mantel, dimana batuan beku tersebut terekstrasi, serta temperatur dan juga tekanan yang memugkinkan terjadinya ekstraksi ini, atau batuan asal yang mencair.
  2. Umur absolut dapat diperoleh dengan berbagai jenis penanggalan radiomatik, dengan demikian dapat dibandingkan dengan strata geologi yang berdekatan sehingga urutan waktu kejadian pun dapat ditentukan.
  3. Fitur- fitur batuan tersebut merupakan karakteristik lingkungan- lingkungan tektonik tertentu, sehingga memungkinkan rekonstruksi tektonik.
  4. Pada beberapa situasi spesial tertentu, batuan beku merupakan tempat keberadaan endapan biji seperti tungsen, timah, dan juga uranium.
Agar dapat membedakan batuan yang satu dengan batuan lain dibutuhkan ciri khusus batuan tersebut.

Batuan beku memiliki ciri yang mudah dikenali dan berbeda dengan batuan lain. berikut adalah ciri khusus batuan beku :

1. Warna
Warna merupakan ciri paling mudah membedakan bermacam-macam batuan. Batuan beku memiliki banyak warna yang disebabkan oleh penyusun batuan ini.

Komposisi dan pencampuran mineral merupakan inti utama asal dari beragam warna yang muncul. Untuk batuan beku memiliki warna dari hitam, abu-abu, sampai putih cerah.

2. Tekstur
Batuan beku memiliki tekstur yang beragam juga. Seperti pada warna, tekstur batuan beku juga bergantung pada kandungan komposisi mineralnya.

Mineral dan jenisnya memiliki hubungan erat dengan kristalinitas, granularitas, dan bentuk kristal. Ketiganya dibahas lebih lengkap pada poin selanjutnya.

3. Tingkat Kristalisasi (Kristalinitas)
Arti dari kristalinitas adalah derajat pada proses kristalisasi suatu batuan beku pada saat proses pembentukan terjadi.

Fungsinya yaitu menjelaskan bentuk partikel penyusun batu yang berbentuk kristal dan tidak. Kristanilitas juga berguna untuk mendapat informasi mengenai kecepatan pembekuan magma agar menjadi batuan beku.

Kristalinitas memberikan pernyataan berikut; apabila batuan beku mengalami perlambatan magma yang ada, maka kristal kemungkinan besar berbentuk kasar.

Sebaliknya, jika magma mempercepat prosesnya dalam pembuatan batuan beku, maka dapat disimpulkan bahwa kristal pembentuknya dalam keadaan halus.

Tingkat kristalisasi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

  1. Holokristalin adalah penyusun batuan beku kesemuanya berasal dari kristal. Batuan plutonik (intrusif) merupakan tekstur dari tingkat kristalisasi ini. Batuan tersebut antara lain mikrokristalin yang sudah membeku di dekat permukaan bumi.
  2. Hipokristalin yakni sebagian dari penyusun batuan beku berasal dari massa gelas dan massa kristal. Keduanya mendapatkan porsi masing-masing yang sama dan saling melengkapi.
  3. Holohialin adalah susunan batuan beku dari massa gelas. Kesemuanya bisa saja terbuat dari kaca atau gelas. Teksturnya seperti lava (obsidian), sill and dike, dan fasies yang sedikit lebih kecil dari batuan.

4. Visualisasi Granularitas
Granularitas adalah ukuran pada batuan beku. Sesuai dengan pengamatan yang dilakukan dengan mata biasa dan melalui kaca pembesar, ada dua jenis granularitas, yaitu :

Fanerik atau bisa disebut dengan fanerokristalin. Granularitas ini terbuat dari batuan beku yang bisa diamati penyusun mineralnya. Bisa dalam bentuk kristal, ukuran butir, dan hubungan yang terjadi antar butir. Besar kristal dari golongan ini dapat diteliti menggunakan metode megaskopis dengan mata telanjang.

Kristal pada jenis fanerik ada beberapa macam, yaitu halus (diameter butir maksimal 1 mm), sedang (ukurang diameter butir 1-5 mm), kasar (diameter butir berukuran antara 5-30 mm), dan sangat kasar (diameter butir minimal berukuran 30 mm).

Afanitik adalah batuan beku yang memiliki struktur butiran sangat halus sehingga mineralnya tidak bisa diamati dengan mata telanjang. Mikroskop dibutuhkan apabila penelitian terhadap batuan afanitik dilakukan. Tekstur afanitik dalam suatu batuan dapat disusun dari gelas, kristal, bahkan keduanya.

Ada tiga macam analisis mikroskopis afanitik, yaitu mikrokristalin (mineral bisa diamati melalui mikroskop dengan ukuran butir antara 0.1-0.01 mm), kriptokristalin (ukuran batuan berkisar antara 0.01-0,002 mm), dan hyaline / glassy / amrf yang mineralnya tersususn dari tekstur gelas.

5. Bentuk Kristal
Kristalisasi bukan sifat menyeluruh dari suatu batuan, hanya sebagian kecil dari batuan tersebut. Ditemukan tiga bentuk kristal apabila diamati dari pandangan dua dimensi yaitu, euhedral (bentuk asli bidang kristal dan menjadi batas mineral), subhedral (batas dari kristal sebagian sudah tidak terlihat), dan anhedral ( tidak adal kristal asli dalam batuan).

Sedangkan dari tinjauan tiga dimensi ada empat kristal, antara lain equidimensional (ketiga dimensi kristal sama panjang), tabular (dua dimensi lebih panjang dari lainya), prismitik (satu bentuk kristal lebih panjang dari tiga lainya), dan irregular (kristal tidak memiliki bentuk yang teratur).
Sriyono (2004) dalam bukunya yang berjudul "Geologi Umum", menjelaskan bahwa batuan beku secara umum dibedakan menjadi tiga macam, sebagai berikut:

1. Batuan Beku Dalam/Plutonis/Intrusi
Ciri utama dari batuan beku dalam adalah berstruktur holo kristalin (semua mengkristal) atau granitis. Semua bagian dari batuan terdiri dari kristal-kristal.

Pada waktu terjadi pembekuan, turunnya suhu berjalan sangat lambat, maka terjadilah pengkristalan yang sempurna.

Ukuran kristalnya besar-besar dan kasar. Contoh dari batuan beku dalam adalah batu granit, diorit, gabro, dan syenit.

a. Granit
Batuan ini sebagian besar terdiri atas kwarsa dan mengandung sejumlah besar feldspar (orthoklas). Granit terdiri dari bermacam-macam mineral yang berbeda-beda warnanya. Oleh karena itu, warna umumnya dari granit sulit diketahui. Warna granit yang banyak didapati adalah : merah, kelabu, putih dan hijau.

b. Diorit
Seperti halnya granit, diorit termasuk batuan asam (felsik). Batuan asam adalah yang kaya akan kwarsa (SiO2). Batuan ini terdiri dari plagioklas, hornblenda (mineral gelap) dan lebih sedikit silisium dan kalsium daripada batuan granit.

c. Gabro
Batuan gabro termasuk basa (mafik). Artinya miskin akan asam kersil (kwarsa). Mineral pembentuknya terutama terdiri dari pyroksin dan horblenda serta sedikit plagioklas. Pada batuan ini banyak mengandung mineral hitam seperti : hornblenda, olivin, pyroksin, dan biotit.

d. Syenit
Batuan ini kadar asam kisalnya (kwarsa) hampir sama dengan diorit. Mineral pembentuknya adalah soda potash, feldspar, sedikit hornblenda, biotit, dan augit.

2. Batuan Beku Gang/Celah
Magma yang bergerak naik ke permukaan bumi mengalami proses pendinginan yang lebih cepat.

Akibatnya pada proses pembekuan dapat terjadi pengkristaln yang kurang sempurna yang disebut berstruktur porfiris, terdiri dari feldspar, biotit, kwarsa, dan kristal-keristal kecil yang halus disebut massa dasar (ground massa), sedangkan kristal besar yang terdapat antara massa dasar disebut fenokris (kristal sulung).

Lokasi terjadinya pembekuan magma pada sela-sela lapisan batu-batuan atau pada corong diatrema/saluran magma yang sedang naik di lapisan kulit /kerak bumi.

Contoh dari batuan beku gang adalah : porfir granit, porfir syenit, dan porfir gabro.

Keistimewaan dari batuan beku gang yakni mempunyai susunan mineral yang sama dengan magma asalnya.

Tetapi di suatu tempat tertentu batuan beku gang dapat menjadi lebih asam atau basa dari suatu golongan tertentu.

3. Batuan Beku Luar/Ekstrusi/Volkanis
Magma yang telah keluar di permukaan bumi disebut lava. Setelah sampai di permukaan bumi proses pendinginan berjalan sangat cepat, sehingga tidak ada kesempatan untuk berlangsungnya proses kristalisasi.

Kalau masih terdapat kristal itu sangat halus dan sudah sukar dilihat mata telanjang dan sulit sekali dibeda-bedakan.

Batuan dengan kristal mineral halus seperti ini disebut berstruktur aphanitis atau berstruktur amorf (tidak berbentuk).

Contoh dari batuan beku luar adalah :rhyolit, andesit, trachit, basalt, obsidian, dan batu apung (pumice).

Rhyolit adalah batuan beku luar dari magma granit, andesit merupakan bentuk batuan beku luar dari magma diorit.

Basalt merupakan bentuk batuan beku luar dari magma gabro-syenit. Obsidian dan batu apung adalah gelas volkanik bentuk yang terlepas dari magma ketika membeku.
Jika dilihat dari klasifikasi sudut ini, batuan beku dibedakan menjadi 3 hingga 4 macam.

Karena ada beberapa pendapat dari para ahli yang menyatakan jenis- jenis dari batuan beku berdasarkan indeks warnanya ini.

Pendapat pertama dari S.J. Shand (1943) – yang menyatakan bahwa batuan beku dilihat dari indeks warnanya dibedakan menjadi 3 jenis, yakni:

  1. Leucoctaris rock, yakni batuan beku yang mengandung kadar mineral mafik kurang dari 30%.
  2. Mesococtik rock, yakni batuan beku yang mengandung kadar mineral mafik sebanyak 30% hingga 60%.
  3. Melanocractik rock, yani batuan beku yang mengandung kadar mineral mafik lebih dari 60%.
  4. Itulah lasifikasi betuan beku berdasarkan indeks warna yang dipaparkan menurut S.J. Shand. Selanjutnya adalah pendapat dari S.J. Ellis (1984).

Pendapat kedua dari S.J. Ellis – Berbeda dengan pendapat sebelumnya, S.J. Ellis mengklasifikasikan batuan beku menurut indeks warna ini menjadi 4 macam, yakni:

  1. Holofelsic, yakni jenis batuan beku yang mempunyai indeks warna kurang dari 10%.
  2. Felsic, yakni jenis batuan beku yang mempunyai indeks warna antara 10% hingga 40%.
  3. Mafelsic, yakni jenis batuan beku yang mempunyai indeks warna antara 40% hingga 70%.
  4. Mafik, yakni jenis batuan beku yang mempunyai indeks warna lebih dari 70%.
  5. Itulah beberapa klasifikasi atau jenis- jenis batuan beku jika dilihat dari berbagai aspek atau sisi. Jenis batuan beku ini memang ada banyak namun semua jenis batuan beku ini pastilah mempunyai karakteristiknya sendiri- sendiri.
Jika dilihat dari cara atau proses terjadinya, batuan beku ini dapat dibedakan menjadi tiga jenis yakni :

  1. Deep seated Rock, yakni batuan beku yang terbentuk jauh di dalam lapisan atmosfer bumi. Deep seated rock ini disebut juga dengan batuan plutonik. Batuan plutonik ini merupakan batuan beku yang proses terbentuknya atau proses terjadinya ada di dalam dapur magma.
  2. Dike rock, yakni batuan beku yang terbentuk di dekat permukaan. Dike rock ini juga batuan beku gang atau korok. Batuan beku jenis ini merupakan batuan beku yang terbentuk di gang ataupun celah- celah antar lapisan di dalam kulit bumi.
  3. Effusive rock, yakni batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi. Effusive rock ini juga disebut dengan batuan vulkanik atau batuan beku luar atau batuan lelehan. Batuan jenis ini merupakan batuan beku luar yang proses pembentukannya berada di luar permukaan bumi
1. Batu Apung
Batu ApungBatu apung berwarna coklat dengan sedikit campuran abu-abu muda. Batu ini memiliki bentuk berongga dengan warna khas tersebut. Kegunaan batu apung yakni dipakai untuk mengampelas kayu dan dilanjutkan sebagai alat penggosok pada bangunan.

2. Batu Obsidian
Warna dari batu obsidian adalah hitam atau berwarna coklat tua. Batuan ini biasa disebut dengan batuan kaca. Permukaan batu obsidian mengkilap dan halus. Fungsi yang sering dimanfaatkan dari batu ini adalah menjadi alat pemotong atau tombak serta bahan pengrajin dalam industri kreatif.

3. Batu Granit
Struktur dari batu granit adalah butiran kasar yang sedikit berwarna-warni. Ada warna putih sampai keabu-abuan, ada juga yang berwarna jingga. Batu granit bisa ditemukan di pinggir dan dasar sungai atau pantai. Batuan ini dipakai dalam beberapa bahan bangunan. Batuan granit termasuk dalam jenis batuan beku dalam.

4. Batu Basal
Batu basal disebut juga denga batu lava. Batu ini berwarna hijau sedikit keabu-abuan dan tersusun dari butiran kecil. Batu basal juga berfungsi sebagai bahan bangunan. Batu basal termasuk dalam jenis batuan beku efusit atau batuan beku luar.

5. Batu Andesit
Batu AndesitWarna dari batu andesit adalah putih dengan sedikit campuran abu-abu. Struktur batuan andesit adalah butiran kecil dan hampir sama dengan batuan basal. Fungsi dari batu andesit adalah digunakan dalam pembuatan arca dan beberapa bangunan semacam candi. Batu andesit termasuk dalam batuan beku luar atau efusit.

6. Gabbro
Gabbro adalah jenis plutonik gelap dari batuan beku yang dianggap setara plutonik dari basal. Tidak seperti granit, gabro rendah silika dan tidak memiliki kuarsa; juga gabro tidak memiliki feldspar alkali; hanya plagioklas, yang memiliki kandungan kalsium tinggi. Mineral gelap lainnya mungkin termasuk amfibol, piroksen dan terkadang biotit, olivin, magnetit, ilmenit, dan apatit. Gabro sejati adalah bagian kecil dari batuan plutonik gelap.

Gabbro membentuk sebagian besar bagian dalam kerak samudera, di mana melelehnya komposisi basaltik mendingin sangat lambat untuk menciptakan butiran mineral yang besar. Itu membuat gabro menjadi tanda dari sebuah Ofiolit, sebuah kumpulan besar kerak samudera yang berakhir di darat.

7. Granodiorit
Granodiorit adalah batuan plutonik yang terdiri dari biotit hitam, hornblende abu-gelap, plagioklas putih, dan kuarsa abu-abu tembus cahaya. Dominasi plagioklas lebih dari feldspar alkali membedakannya dari granit. Granodiorit adalah salah satu batu granitoid yang Warnanya mencerminkan pelapukan butiran pirit langka melepaskan zat besi.

8. Kimberlite
Kimberlite adalah batuan vulkanik ultrabasa, cukup langka tetapi banyak dicari karena merupakan biji berlian. Batuan ini sebagian besar terdiri dari kristal olivin dalam suatu tanah yang terdiri dari berbagai campuran mineral serpentine, karbonat, diopside dan phlogopite.

9. Felsite
Felsite adalah nama umum untuk batuan beku ekstrusif berwarna terang. Felsite berbutir halus tetapi tidak berkaca-kaca yang biasanya terdiri dari mineral kuarsa, feldspar plagioklas dan feldspar alkali. Felsite biasanya disebut ekuivalen ekstrusif dengan granit.

10. Komatiite
Komatiite (ko-MOTTY-ite) adalah Batuan lava ultramafik yang langka dan purba, termasuk peridotit ekstrusif. Sebagian besar batu ini terbentuk dari olivin, menjadikannya komposisi yang sama dengan peridotit. Diperkirakan bahwa hanya suhu yang sangat tinggi yang dapat mencairkan komposisi tersebut, dan sebagian besar komatiite diperkirakan dari zaman Arkeozoikum, sejalan dengan asumsi bahwa mantel Bumi jauh lebih panas 3 miliar tahun yang lalu daripada saat ini.  Komatiite diketahui sangat kaya akan kandungan magnesium dan rendah silika. Salah satu ciri khas dari beberapa komatiites adalah tekstur spinifex, di mana batuan tersebut saling silang dengan kristal olivin yang panjang dan tipis.

11. Latite
Latite biasa disebut ekuivalen ekstrusif dari monzonit, tetapi lebih rumit. Seperti basalt, latite tidak memiliki atau hampir tidak ada kuarsa tetapi lebih banyak feldspar alkali. Dalam pengamatan, tidak mungkin membedakan latit dari basal atau andesit secara langsung. Spesimen ini memiliki kristal besar (fenokris) dari plagioklas dan fenokris piroksen yang lebih kecil.

12. Tuff
Tuff secara teknis adalah batuan sedimen yang terbentuk oleh akumulasi abu vulkanik ditambah batu apung atau scoria. Tuff adalah batu yang sangat beragam dan mampu memberi informasi ahli geologi banyak hal tentang kondisi selama letusan terjadi. Bangunan kota Roma, baik kuno dan modern, umumnya terbuat dari blok tuff dari batuan dasar lokal. Di wilayah lain, tuf mungkin rapuh dan harus dipadatkan dengan hati-hati sebelum bisa digunakan.

13. Anorthosite
Anorthosite adalah batuan beku dalam (plutonic) yang jarang ditemui karena hampir seluruhnya terdiri dari plagioclase feldspar.

14. Dunite
Dunite adalah batuan langka, peridotit yang setidaknya 90 persen olivin.
Ada tiga jenis batuan beku menurut lokasi terbentuknya yaitu batuan batuan beku dalam (plutonik), batuan beku gang (hypabisal) dan batuan beku luar (ekstrusif).

Perbedaan lokasi pembekuan tersebut membuat perbedaan terhadap tekstur batuan beku dan jenis batuannya.

Geolog akan melihat ukuran kristal mineral terlebih dahulu karena ukuran kristal akan memperlihatkan tingkat pendinginan namun juga sering dipengaruhi oleh komposisi batuan (terutama air atau udara).

Cara kedua adalah dengan melihat asosiasi dengan batuan vulkanik. Ledakan gunung api akan menghasilkan fitur khas dalam batuan beku.

1. Texture Phaneritic (Faneritik)
Tekstur faneritik merupakan tekstur batuan kasar dengan mineral yang dapat terlihat jelas oleh mata. Hal ini menandakan proses pembekuan sangat lambat dan jauh di dalam bumi. Contoh batuan beku faneritik adalah Granit, Diorit, Gabro.

2. Texture Aphanitic (Afanitik)
Tekstur afanitik memerlihatkan wujud halus dengan kristal mineral yang tidak dapat terlihat jelas oleh mata manusia. Ini menandakan batuan mengalami pembekuan cepat namun masih bisa menghasilkan butiran kristal. Contoh batuan beku afanitik adalah Basalt, Riolit, Andesit.

3. Texture Porphyritic (Porfir)
Tekstur porfir memerlihatkan campuran kristal kasar dengan butiran kristal halus. Beberapa mineral membeku di dalam sementara butiran halus terbentuk saat magma keluar saat erupsi. Contoh batuan beku porfir adalah Granit porfir, Andesit porfir dan Basalt porfir.

4. Texture Glassy (Kaca)
Tekstur glassy atau kaca tidak memerlihatkan butir kristal dikarenakan proses pembekuaan sangat cepat. Saat magma keluar permukaan bumi dan bersinggungan dengan udara, magma tidak sempat membentuk kristal. Contoh batuan beku glassy adalah Obsidian.

5. Texture Pyroclastic (Tuff dan Volcanic Ash)
Tekstur ini tercipta karena kombinasi bahan letusan gunung api dengan magma di udara. Contohnya adalah Riolit Tuff dan Breksi Tuff.

6. Texture Vesicular (Lubang Udara)
Tekstur ini memerlihatkan lubang-lubang udara karena magma cepat membeku dan udara yang terperangkap tidak sempat untuk keluar.

7. Texture Frothy (Berbusa)
Teskstur ini memerlihatkan lubang-lubang udara kecil sehingga batuannya cenderung ringan. Contohnya adalah batuapung. 
1. Berikut struktur-struktur yang berhubungan dengan aliran magma:

  • Schlieren: struktur kesejajaran yang dibentuk mineral prismatik, pipih atau memanjang atau oleh xenolith akibat pergerakan magma.
  • Segregasi: struktur pengelompokan mineral (biasanya mineral mafik) yang mengakibatkan perbedaan komposisi mineral dengan batuan induknya.
  • Lava bantal: struktur yang diakibatkan oleh pergerakan lava akibat interaksi dengan lingkungan air, bentuknya menyerupai bantal, di mana bagian atas cembung dan bagian bawah cekung.
  • Berikut struktur-struktur yang berhubungan dengan pendinginan magma:
  • Vesikuler:lubang-lubang bekas gas pada batuan beku (lava).
  • Amigdaloidal: lubang-lubang bekas gas pada batuan beku (lava), yang telah diisi oleh mineral sekunder, seperti zeolit, kalsit, kuarsa.
  • Kekar kolom: kekar berbentuk tiang dimana sumbunya tegak lurus arah aliran.
  • Kekar berlembar: kekar berbentuk lembaran, biasanya pada tepi/atap intrusi besar akibat hilangnya beban, atau pada lava.

Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibedakan menjadi batuan beku extrusive dan intrusive.

Hal ini pada nantinya akan menyebabkan perbedaan pada tekstur masing masing batuan tersebut.

Kenampakan dari batuan beku yang tersingkap merupakan hal pertama yang harus kita perhatikan. Kenampakan inilah yang disebut sebagai struktur batuan beku.

2. Struktur batuan beku ekstrusif
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung dipermukaan bumi.

Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagia struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut. Struktur ini diantaranya:

  • Masif yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat seragam.masif
  • Sheeting joint yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan.sheeting joint
  • Columnar joint yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal seperti batang pensil.columnar joint
  • Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpalgumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.pillow lava
  • Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.vesikular
  • Amigdaloidal yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain seperti kalsit, kuarsa atau zeoli.amigdaloidal
  • Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral pada arah tertentu akibat aliran.struktur aliran

3. Struktur Batuan Beku Intrusif
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung dibawah permukaan bumi. berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.

Konkordan
Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan disekitarnya, jenis jenis dari tubuh batuan ini yaitu :

  1. Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan
  2. Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), dimana perlapisan batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibat penerobosan tubuh batuan ini, sedangkan bagian dasarnya tetap datar. Diameter laccolih berkisar dari 2 sampai 4 mil dengan kedalaman ribuan meter.
  3. Lopolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith, yaitu bentuk tubuh batuan yang cembung ke bawah. Lopolith memiliki diameter yang lebih besar dari laccolith, yaitu puluhan sampai ratusan kilometer dengan kedalaman ribuan meter.
  4. Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah terbentuk sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara ratusan sampai ribuan kilometer.

Diskordan
Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan disekitarnya. Jenis-jenis tubuh batuan ini yaitu:

  1. Dike, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya dan memiliki bentuk tabular atau memanjang. Ketebalannya dari beberapa sentimeter sampai puluhan kilometer dengan panjang ratusan meter.
  2. Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar yaitu > 100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar.
  3. Stock, yaitu  tubuh  batuan  yang  mirip  dengan Batolith tetapi ukurannya lebih kecil.

Sumber
  1. Sriyono. 2004. Buku Ajar Geologi Umum. Semarang : Jurusan Geografi FIS UNNES
  2. https://ilmugeografi.com/geologi/batuan-beku

Gambar
  1. https://www.amazon.com/Eisco-Granite-Specimen-Igneous-Approx/dp/B01J480BUC
  2. www.haikudeck.com
  3. https://jagad.id/batuan-beku/
  4. https://rumus.co.id/batuan-beku/
  5. https://www.gurugeografi.id/2017/03/jenis-tekstur-batuan-beku.html
  6. https://catatansidogol.wordpress.com/2016/08/12/struktur-dan-tekstur-batuan-beku/

iklan tengah