Bentuk Lahan Lipatan

Img: Geologyn
Bentuk lahan lipatan adalah suatu bentuk struktur batuan sedimen yang melengkung atau terlipat-lipat. Bentuk lahan ini termasuk kedalam bentuk lahan asal struktural.

Lipatan adalah suatu undulasi atau bentuk suatu gelombang pada permukaan batuan yang membentuk suatu penekukan. Lipatan merupakan struktur geologi yang terbentuk akibat adanya deformasi yang mengenai batuan. Apabila pelipatan itu membentuk busur maka biasa disebut sebagai antiklin atau antiform, sedang apabila pelipatan itu membentuk palung maka disebut sebagai sinklin atau synform (Wilson, dkk., 1982 dalam Wikipedia).

Lipatan juga dapat didefinisikan sebagai deformasi lapisan batuan yang terjadi akibat adanya gaya tegasan sehingga batuan bergerak dari kedudukan semula membentuk lengkungan.


PENYEBAB TERJADINYA LIPATAN


Dari proses terbentuknya lipatan ini seperti pada lipatan rebah atau sesar sangkup, akan terjadi struktur perlapisan yang terbalik, yaitu bahwa lapisan yang lebih muda terletak dibawah lapisan yang lebih tua.

Dengan demikian, hal ini bertentangan dengan hukum superposisi yang mengatakan bahwa lapisan yang terletak di atas dibentuk kemudian, artinya umumnya lebih muda bila dibandingkan dengan lapisan superposisi hanya berlaku struktur perlapisan batuan sedimen yang belum mengalami gaya-gaya menyebabkan deformasi batuan

----

__________
Billings (1986 dalam Wikipedia) mengatakan bahwa secara umum, klasifikasi lipatan didasarkan pada:

Berdasarkan bentuk penampang tegak, lipatan dibedakan sebagai berikut:
a. Symetri forld
Symetri forld merupakan lipatan diman axial planenya vertikal.

b. Asyemtry fold
Asymetri fold merupakan lipatan dimana axial planenya berbentuk condong.

c. Overturned fold
Overturner fold merupakan lipatan di mana axial panenya condong dan kedua sayapnya miring ke arah yang sama pada sudut yang berbeda.

d. Recumbent fold
Recumbent fold merupakan lipatan di mana axial plenenya berbentuk horisontal.

e. Vertical isoclinal fold

Vertical isoclinal fold merupakan lipatan di mana axial planenya berbentuk vertikal.
f. Isoclined isoclinal fold
Isoclined isoclinal fold merupakan ipatan dimana axial planenya berbentuk condong.

g. Recumbent isoclinal fold
Recumbent isoclinal fold merupakan lipatan dimana axial planenya berbentuk horizontal.

h. Chevron fold
Vhevron fold merupakan lipatan dimana hangenya tajam dan menyudut.

i. Box fold
Box fod merupakan lipatan dimana crestnya luas dan datar

j. Fan fold
Fan fold merupakan lipatan dimana sayapnya membalik.

k. Monocline
Monocline merupakan lipatan dimana kemiringan lapisan secara lokal adalah terjal.
Structure terrace merupakan lapisan yang miring dalam satu arah pada sudut yang relatif sama.

2. INTENSITAS PELIPATAN
Berdasarkan intensitas pelipatan, lipatan dibagi menjadi sebagai berikut:

a. Open fold
Open fold adalah lipatan yang lapisannya tidak mengalami penebalan atau penipisan karena deformasi yang lemah.

b. Closed fold
Closed fold adalah lipatan yang lapisannya mengalami penebalan atau penipisan karena deformasi yang kuat.

c. Drag fold
Drag fold adalah lipatan kecil yang terbentuk pada sayap lipatan yang besar akibat pergeseran lapisan kompeten dengan lapisan tak kompeten.

d. En enchelon fold
En enchelon fold adalah beebrapa lipatan yang sifatnya lokal dan saling overlap satu sama lain.

e. Culmination and depression
Culmination and depression adalah lipatan-lipatan yang menunjam pada arah yang berbeda, sehingga terjadi penaikan dan penurunan.

f. Anticlinorium
Anticlinorium adalah antiklin mayor yang tersusun oleh beberapa lipatan yang lebih kecil.

3. BERDASARKAN SIFAT LIPATAN DAN KEDALAMAN
Berdasarkan sifat lipatan dan kedalaman, lipatan dibedakan menjadi:

a. Similar fold
Similar fold yaitu lipatan yang tiap lapisannya lebih tipis 9pada sayapnya) dan lebih tebal pada hingenya.

b. Parallel or concentric fold
Parallel or concentric fold  adalah lipatan dengan anggapan bahwa ketebalan lapisan tidak berubah selama perlipatan.

c. Pierching or diaphiric fold
Pierching or diaphiric fold adalah lipatan dimana intinya yang aktif telah menerobos melalui batuan  diatasnya yang lebih rapuh.

d. Supratenuous fold
Supratenuous fold adalah lipatan yang terbentuk akibat perbedaan kompaksi sedimen pada saat pengendapan yang terjadi di punggung bukit.

e. Disharmonic fold
Disharmonic fold adalah lipatan yang bentuknya tidak seragam antar lapisannya
----

__________
Peringkat Awal

Struktur lipatan pada peringkat mula-mula, antiklinal terlihat berupa pegunungan, sedangkan sinklinal berupa lembah (lihat gambar A). 
Gambar A
Image by: Radford
Melalui proses erosi, bagian yang menonjol yaitu antiklinal akan terkikis, kemudian hasil kikisan tersebut diendapkan pada bagian-bagian sinklinal (lembah) (lihat gambar B).
Gambar B
Image by: Ykonline


Setelah proses lipatan berakhir yang berarti, mungkin bagian-bagian yang tinggi sudah hampir serata, dengan bagian yang rendah (lihat gambar C)
Gambar C
Image by: Ykonline
Adanya proses erosi yang tak pernah berhenti, akan mengikis hasil endapan pada bagian (daerah) sinklinal tadi, menyebabkan bagian-bagian lipatan kelihatan kembali, dimana terbentuk lembah-lembah pada sinklinal dan gunung-gunung pada antiklinal.

Sungai-sungai yang mengalir pada lereng-lereng antiklinall cepat mengikis bagian-bagian antiklinal, baik pada bagian sayap maupun pada punggungnya (lihat gambar D)
Gambar D
Image by: An. Strahler (1983 dalam Suharini dan Palangan, 2009).
Apabila lembah-lembah yang terbentuk ini bertambah dalam, maka mungkin akan terjadi pembalikan struktur yaitu suatu relief dimana lembah sinklinal menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan antiklinal yang disebut sebagai lembah antiklinal dan gunung sinklinal (inversion of relief).
Pada topografi jenis ini, biasanya mengalir suatu pola aliran sungai tipe trellis.
Di beberapa tempat di kawasan berstruktur lipatan, terdapat sungai yang mengalir memotong daerah pelipatan melalui suatu lembah sempit dan dalam, tentu saja sungai-sungai tersebut sudah ada sebelum proses pelipatan terjadi. Sungai ini termasuk pola aliran tipe anteseden.
Bila sungai anteseden berkembang terus akan mengakibatkan terjadinya pembalikan relief.
Relief ini mengalami proses pengikisan berlanjut mengakibatkan terjadinya punggung-punggung antiklinal yang merupakan punggung antiklinal generasi kedua.

Pada gambar D, diperlihatkan lembah homoklinal sebagai akibat pengikisan yang terjadi pada sayap antiklinal maupun sinklinal.
Akhirnya kawasan lipatan tersebut oleh proses kikisan yang lebih lanjut menjadi datar, karena punggung mengalami perendahan secara umum oleh proses erosi, dan kawasan meninggalkan suatu pola aliran trellis ----


_
1.Pola aliran tipe trellis
Pola aliran sungai pada kawasan lipatan pada umumnya adalah tipe trellis, yang terdiri atas lembah-lembah lebar atau besar yang sejajar satu sama lain, yaitu lembah subsekuen dan anak-anak sungainya yang bermuara tegak lurus pada sungai yang sejajar, dimana anak-anak sungai itu berupa lembah obsekuen atau rasekuen maupun konsekuen. Dengan demikian, besar kemungkinan lembah anteseden dapat terbentuk.

2. Punggung antiklinal
Punggung antiklinal adalah punggung yang bertepatan dengan antiklinal. Besar arah punggung atau pegunungan tersebut sejalan dengan sumbu (stike) antiklinal itu.

3. Lembah antiklinal
Lembah antiklinal adalah lembah-lembah yang berkembang sepanjang sumbu antiklinal. Bentuk inilah yang menunjukan pembalikan relief.

4. Lembah sinklinal
 Lembah sinklinal adalah lembah yang berkembang sepanjang sumbu sinklinal.

5. Punggung sinklinal
 Pungung sinklinal adalah punggung yang terbentuk di sepanjang sumbu sinklinal. Bentuk ini juga menunjukan pembalikan relief.  

6. Punggung homoklinal
 Punggung homoklinal adalah punggungan yang terbentuk pada sayap antiklinal atau sinklinal akibat kikisan. Biasanya pada lembah ini terdapat pergantian kekerasan lapisan batuan secara bergantian antara keras dan lunak.

7. Lembah homoklinal
Lembah homoklinal adalah lembah yang terbentuk dan berkembang pada sayap antiklinal maupun sinklinal.

8. Kawasan antiklinal dan sinklinal tidak memanjang tanpa batas
Kawasan antiklinal dan sinklinal tidak memanjang tanpa batas, tetapi pada suatu tempat akan berangsur-angsur menghilang. Hal ini akan jelas kelihatan pada kawasan lipatan yang telah mengalami peringkat dewasa, yaitu suatu bentuk topografi berpola zigzag.

Pada kawasan dengan topografi berpola zigzag ini, akan terlihat bahwa perbedaan antara ujung sinklinal dan ujung antiklinal, yaitu bahwa ujung sinklinal terdapat suatu punggungan berbentuk melingkar (cekung) dengan tepi punggung curam. Sedang pada ujung antiklinal berbentuk punggung dengan ujung yang membulat melandai turun
----


iklan tengah