Pengertian Salinitas Air Laut
Img: Masmidimclub |
Salinitas merupakan parameter penting dalam oseanografi. Seperti halnya terhadap suhu, ikan juga mempunyai kesenangan untuk hidup di perairan dengan harga salinitas tertentu.
Pengetahuan ini akan sangat bermanfaat pada usaha penangkapan ikan. Karena salinitas juga dipengaruhi oleh pencampuran massa air, maka salinitas juga merupakan parameter penting dalam mempelajari gerakann massa air.
Air laut merupakan campuran yang sangat kompleks dari senyawa-senyawa yang ada di air. Perbandingan antara komponen-komponen yang ada di semua air laut menunjukan suatu kesamaan.
Seangkan penguapan dan penambahan air dari sungai akan menimbulkan adanya variasi kandungan senyawa-senyawa yang ada.
Perbandingan antara komponen-komponen senyawa-senyawa kimia yang terlarut di air laut adalah tetap pada perairan atau laut terbuka di dunia ini. Hal ini merupakan penemuan terpenting pada Ekspedisi Challenger yang dilakukan oleh Inggris pada tahun 1872 - 1876.
Untuk mengukur kandungan total senyawa-senyawa kimia laut adalah mudah. Ambillah 1 kilogram air laut dan panaskanlah sampai kering, kemudian buanglah sisa-sisa yang ada. Sisa dari satu kilogram air laut kira-kira adalah 35 gram.
Salinitas dapat didefinisikan sebagai jumlah (gram) zat-zat yang larut dalam satu kilogram air laut, dengan anggapan bahwa semua karbonat-karbonnat telah diubah menjadi oksida-oksidanya, brom dan yodium digantikan oleh chlor dan semua bahan-bahan organik telah dioksidasi dengan sempurna. Di dalam bidang oseanografi, ketelitian yang diharapkan dalam menentukan salinitas adalah 0,01 gram per kilogram. Untuk menganalisa seluruh senyawa di dalam air laut tentu bukan pekerjaan yang mudah.
Dari semua kemungkinan yang ada, dipilih bahwa penentuan kandungan khlor (Cl) dalam air laut adalah yang termudah. Banyaknya chlor didalam air laut disebut chlorinitas, yang pada umumnya dinyatakan dalam permil atau gram per kilogram air laut (0/00).
Karena perbandingan antara senyawa-senyawa laut yang selalu konstan, maka didapatkan hubungan antara chlorinitas dengan salinitas, ialah:
Salinitas = 1,80655 x chlorinitas
Untuk menyamakan derajat ketelitian dalam penentuan chlorinitas, dibangun;ah laboratorium di Copenhagen, Denmark, yang menghasilkan air-air laut standard atau normal yang dikirim ke seluruh dunia.
Air normal ini mempunyai kadar chlor sekitar 19,3755 0/00 yang sangat mantap. Air normal dikirim ke berbagai tempat dalam ampul gelas berukuran sekitar 300 cc. Dengan demikian penentuan chlorinitas air laut di seluruh dunia dapat disatandarisasi.
Disamping mengukur kandungan chlor air laut saat ini telah digunakan pula daya hantar listrik sebagai cara untuk menentukan salinitas. Alat ini disebut salinometer.
DIAGRAM TEMPERATUR SALINITAS
Bila pada suatu perairan dilakukan pengukuran suhu serta salinitas secara vertikal, maka kita tidak akan melihat suatu yang khas.
Grafik-grafik hasil pengukuran itu akan selalu berubah-ubah tergantung dari banyaknya faktor. Tetapi bila suhu dan salinitas yang didapat pada perairan tersebut kita plotkan pada suatu sumbu koordinat tertentu (suhu sebagai ordinat dan salinitas sebagai absis), maka titik-titik itu akan membentuk grafik tertentu. Hal ini dapat terjadi meskipun titik-titik tersebut hasil penelitian yang berbeda-beda waktunya. Titik-titik tersebut dapat dihubungkan menjadi suatu garis lurus atau lengkung. Garis inilah yang dinamakan dengan T-S diagram.
T-S diagram di beebrapa perairan yang homogin (seragam), yang ditandai oleh salinitas dan suhu sama di mana-mana, maka kita akan mendapatkan T-S diagram yang berupa titik saja. Kalau perairan itu bercampur dengan massa air dengan sifat-sifat yang tidak sama, maka T-S diagram akan mengalami perubahan letak. Perubahan ini tergantung pada besar massa, perbedaan suhu, dan salinitas dari dua massa tersebut.
1. Kegunaan T-S Diagram
Karena T-S diagram merupakan sesuatu yang khas untuk suatu perairan, maka dapat dipergunakan untuk:
(1) Melihat apakah pengukuran suhu atau salinitas pada berbagai kedalaman baik atau tidak. Pengukuran yang baik akan selalu dekat dengan T-S diagram yang ada dari perairan tersebut.
(2) Dengan mengetahui salah satu parameter suhu atau salinitas kita dapat mengetahui parameter lainnya.
(3) Dengan memperbandingkan T-S diagram dari ebebrapa eraira, maka kita dapat mempelajari percampuran massa air yang terjadi.
SUMBER:
Rahardjo, Santoso dan Harpasis Slamet Sanusi. 1982. Oseanografi Perikanan I .Jakarta: Depatermen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
Posting Komentar