Pengertian Paleontologi Menurut Para Ahli

Img: Realyork
PENGERTIAN PALEONTOLOGI
Berikut ini adalah beberapa pengertian paleontologi menurut para ahli:

Beates dan Jackson (1987)
Paleontologi adalah studi mengenai kehidupan pada waktu lampau geologi, berdasarkan fosil tumbuhan dan binatang dan termasuk fitogeni (ilmu yang mempelajari jaringan/hubungan diantara kelompok-kelompok organisme), hubungannya dengan tetumbuhan, binatang dan lingkungan yang ada, serta kronologi sejarah bumi.

Shirock dan Twen Hofel (1952)
Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan masa lampau dalam skala umur geologi. Studi paleontolgi dibatasi oleh skala waktu geologi yaitu umur termuda adalah Kala Holosen (0,01 juta tahun yang lalu).

Wikipedia
Paleontologi adalah disiplin ilmu yang mempelajari mengenai sejarah kehidupan di bumi dan tanaman serta hewan purba berdasarkan fosil yang ditemukan di bebatuan.

Paelontologi berasal dari bahasa Yunani: Paleon = tua; ontos = kehidupan; logos = ilmu. Jadi paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sejarah kehidupan di bumi termasuk hewan dan tumbuhan zaman lampau yang telah menjadi fosil.

Waktu lampau geologi ± 11.000 tahun yang lalu ke belakang (hingga sejak belum ada kehidupan).

Fosil adalah sisa organisme yang sudah mati, terawetkan secara alami, pada umumnya bersifat padat/kompak dan atau keras, dan berumur 11.000 tahun atau lebih.
SYARAT FOSIL
Syarat agar organisme dapat menjadi fosil yaitu:

1. Memiliki bagian badan yang dapat bertahan, kerangka tubuhnya bermineral atau berzat tanduk.
2. Setelah mati segera terkubur oleh sedimen.
3. Terhindar dari proses perubahan fisika dan atau kimia.
PENGAWETAN FOSIL
Organisme yang mati menjadi fosil dapat terawetkan secara alami dengan keadaan sebagai berikut:

1. Hampir tidak berubah baik secara kimia maupun fisik.

a. Badak dan mammouth terkubur es di Siberia. Binatang itu mati ± 500.000 tahun yang lalu. Dagingnya kemudian masih dapat dimakan oleh peserta kongres ahli geologi di Petrograd, Yugoslavia
b. Binatang-binatang dalam aspal.
c. Serangga dalam getah damar fosil (batu amber).

2. Keadaan fisik tetap (struktur tetap) tetapi secara kimia berubah

a. Karbonasi
Contohnya:

1) Bagian berkitin (berzat tanduk).
2) Zat nabati berubah menjadi karbon.

b. Silisifikasi (mengersik)
Silisifikasi yaitu zat semula diganti SiO2 (replacement)
Contohnya:

1) Kayu berubah menjadi  kayu terkersikan (silicified wood).
2) Koral berubah menjadi koral terkersikkan.

c.Karbonasi (menggamping),
Karbonasi yaitu zat semula diganti CaCO3

d. Piritisasi
Piritisasi yaitu zat semula diganti pirit.

e. Markasitikasi,
Markasitikasi yaitu zat semula diganti markasit (FeS2). Markasit adalah bentuk alotropi pirit, dengan sifat jenisnya lebih kecil, lebih labil dan lebih pucat dibandingkan dengan pirit.

f. Hematitisasi
Hematitiasi yaitu zat semula diganti hematit (Fe2O3).

g. Glaukonitasi
Glaukonitasi yaitu zat semula diganti glaukonit. Glaukonit = K(F, Mg Al)S14O10 (OH)2 = Mika.

3. Terubah secara fisika dan kimia
a. Kerangka

b. Pecahan kerangka

c. Tikas atau kesan
1) Inner mold = internal mold
2) Outer mold
3) Inner cast
4) Outer cast

d. Jejak atau tapak
1) Impirit, yaitu tapak kaki, cetakan daun.
2) Trail, jejak rayapan cacing, dll.
3)Burrow, yaitu lubang berbentuk silinder, bekas dilewati cacing, dll. Vertikal, miring atau tegak lurus bidang lapisan batuan, mungkin terisi oleh lempung, lanau atau pasir.
4) Rongga dalam batuan, rongga bekas ditempati pelecypad (pelesipoda), sepon, landak laut dll.
5) Koprolit (kotoran), berupa kotoran ikan, molusca, echinodermata, dll.
BATUAN PENGANDUNG FOSIL
1. Batuan yang baik sebagai pengandung fosil yaitu: lempung/batulempung, lanau/batulanau, serpih, napal (fosil yang terkandung umumnya plankton pelagis dan nekton pelagis), batugamping (fosil yang terkandung umumnya benthonic sessile, benthonic vagile, dan pelagic animal).

2. Batuan yang agak baik sebagai pengandung fosil adalah batupasir.

3. Batuan yang burut sebagai pengandung fosil yaitu, breksi, konglomerat, dolomit (terkena proses dolomitisasi), batuan metamorf, lava dan lahar.

4. Batuan yang tidak mengandung fosil yaitu: batuan beku intrusif.
DAFTAR PUSTAKA
Soetono. 2013. Geologi Dasar. Yogyakarta: Penerbit Ombak

iklan tengah