Usaha Mengurangi Erosi Tanah

Kerusakan tanah yang sering terjadi adalah erosi. Erosi merupakan suatu proses penghancuran tanah dan kemudian tanah tersebut dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan air, gletser, dan gravitasi.

Erosi terjadi secara terus menerus bisa berdampak fatal terhadap kehidupan manusia.

Erosi ini akan menyebabkan hilangnya berbagai mineral dan unsur hara yang sangat dibutuhkan bagi kesuburan tanah.

Oleh karena itu, diperlukan berabgai upaya agar hal tersebut tidak terjadi atau paling tidak bisa berkurang dampak negatifnya.

Usaha ini dikenal dengan konservasi tanah atau pengawetan tanah. Tindakan konservasi tanah sebagai berikut.

1. Metode Vegetatif
Metode vegetatif merupakan usaha konservasi tanah dengan memanfaatkan tanaman sebagai pencegahan terjadinya erosi, antara lain:

Reboisasi adalah penanaman kembali hutan-hutan gundul dengan jenis tanaman tahunan, seperti akasia, angsana, dan flamboyan.

Fungsinya untuk mencegah erosi, mempertahankan kesuburan tanah, dan menyerap debu/kotoran di udara lapisan bawah.

Contour strip cropping atau penanaman secara kontur yaitu menanami lahan searah dengan garis kontur.

Fungsinya untuk menghambat kecepatan aliran air dan memperbesar resapan air ke tanah. Cara ini sangat cocok dilakukan pada lahan dengan kemiringan 3-8%

Buffering atau penanaman tumbuhan penutup tanah yaitu menanam lahan dengan tumbuhan keras, seperti pinus, jati, dan cemara. Fungsinya untuk menghambat penghancuran tanah permukaan oleh air hujan, memperlambat erosi, dan memperkaya bahan organik tanah.

Strip cropping atau penanaman tanaman secara berbaris, yaitu melakukan penanaman berbagai jenis tanaman secara berbaris (larikan). 

Penanaman berbaris tegak lurus terhadap arah aliran air atau arah angin. 

Pada daerah yang hampir datar jarak tanaman diperbesar, pada kemiringan lebih dari 8% jarak tanaman dirapatkan. 

Fungsinya untuk mengurangi kecepatan erosi dan mempertahankan kesuburan tanah.

Crop rotation atau pergiliran tanaman yaitu penanaman tanaman secara bergantian (bergilir) dalam satu lahan. 

Jenis tanamannya disesuaikan dengan musim. Fungsinya untuk menjaga agar kesuburan tanah tidak berkurang.

2. Metode Mekanis
Metode mekanis merupakan suatu cara yang mengandalkan pada teknik-teknik tertentu untuk mengolah tanah, antara lain:

Contour village yaitu pengolahan tanah sejajar garis kontur. Fungsinya untuk menghambat aliran air dan memperbesar resapan air.

Pembuatan tanggul dilakukan sejajar dengan kontur. Fungsinya agar dapat tertampung dan meresap ke dalam tanah. Pada tanggul dapat ditanami palawija.

Terassering yaitu membuat teras-teras pada lahan miring dengan lereng yang panjang. 

Fungsinya untuk memperpendek sepanjang lereng, memperbesar resapan air, dan mengurangi erosi.

Saluran drainase dibuat untuk memotong lereng panjang menjadi lereng pendek sehingga aliran dapat diperlambat dan mengatur aliran air sampai ke sungai.

3. Metode Kimia
Metode kimia dilakukan dengan menggunakan bahan kimia untuk memperbaiki struktur tanah, yaitu meningkatkan kemantapan agregat (struktur tanah).

Tanah dengan struktur yang mantap tidak mudah hancur oleh pukulan air hujan sehingga air infiltrasi tetap besar dan aliran air permukaan (run off) tetap kecil.

Penggunaan bahan kimia untuk pengawetan tanah belum banyak dilakukan. Walaupun cukup efektif, biayanya mahal.

Sekarang ini umumnya masih dalam tingkat percobaan-percobaan. Beberapa jenis bahan kimia yang sering digunakan untuk tujuan ini, antara lain bitumen dan krilium.

Emulsi dari bahan kimia tersebut dicampur dengan air, misalnya dengan perbandingan 1:3, kemudian dicampur dengan tanah.

Berbagai metode konservasi tanah ini akan sangat efektif bila dilaksanakan secara bersama-sama.

Misalnya, metode vegetatif dan mekanis karena kedua metode ini saling mendukung

iklan tengah