Latar Belakang Berkembangnya SIG

Gua Lascaux, Prancis (Sumber: lesechos.fr)

Menurut Anon (2003) ada beberapa latar belakang berkembangnya SIG, diantaranya adalah:
  1. SIG menggunakan data spasial maupun atribut secara terintegrasi
  2. SIG dapat digunakan sebagai alat bantu interaktif yang menarik dalam usaha meningkatkan pemahaman mengenai konsep lokasi, ruang, kependudukan, dan unsur-unsur geografi yang ada dipermukaan bumi.
  3. SIG dapat memisahkan antara bentuk presentasi dan basisdata
  4. SIG memiliki kemampuan menguraikan unsur-unsur yang ada dipermukaan bumi kedalam beberapa layer atau coverage data spasial
  5. SIG memiliki kemapuan yang sangat baik dalam memvisualisasikan data spasial berikut atributnya
  6. Semua operasi SIG dapat dilakukan secara interaktif
  7. SIG dengan mudah menghsilkan peta-peta tematik
  8. Semua operasi SIG dapat dicostumize dengan menggunakan perintah-perintah dalam bahasa script.
  9. Peragkat lunak SIG menyediakan fasilitas untuk berkomunikasi dengan perangkat lunak lain
  10. SIG sangat membantu pekerjaan yang erat kaitannya dengan bidang spasial dan geoinformatika.

Hasil studi Briggs (1999) memperlihatkan bahwa:
  1. 80% aktivitas dari pemerintah daerah berhubungan dengan persoalan lokasi (geographically based) : rencana tata ruang, zoning, pekerjaan umum (jalan, air minum, pembuangan), sampah, kepemilikan tanah, penilaian harga tanah, dsb
  2. sebagian besar pekerjaan yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam, sumber daya lahan, transportasi memiliki komponen lokasi (yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat)
  3. adanya aktivitas business yang memanfaatkan teknologi SIG:
  4. site selection, costumer analysis, logistics (vehicle tracking dan routing), eksplorasi sumber daya alam (minyak), pekerjaan teknik sipil dan rekayasa.
  5. penelitian ilmiah yang memanfaatkan SIG: geodesi, geografi, geologi, antropologi, sosiologi, ekonomi, politik, epidemi, dll .
Alasan SIG dibutuhkan adalah karena untuk data spatial penanganannya sangat sulit terutama karena peta dan data statistik cepat kadaluarsa sehingga tidak ada pelayanan penyediaan data dan informasi yang diberikan enjadi tidak akurat. Berikut adalah dua keistimewaan analisis melalui SIG :

1. Analisis Proximity
Analisis Proximity merupakan suatu geografi yang berbasis pada jarak antar layer. Dalam analisis proximity SIG menggunakan proses yang disebut dengan buffering, yaitu membangun lapisan pendukung sekitar layer dalam jarak tertentu untuk menentukan dekatnya hugungan antara sifat bagian yang ada.

2. Analisis overlay
Proses integrasi data dari lapisan-lapisan layer yang berbeda disebut dengan overlay. Secara analisis membutuhkan lebih dari satu layer yang akan ditumpang susun secara fisik agar bisa dianalisis secara visual.

Dengan demikian, SIG diharapkan mampu memberikan kemudahan-kemudahan yang diinginkan yaitu:
  1. penanganan data geospasial menjadi lebih baik dalam format baku
  2. revisi dan pemutakhiran data menjadi lebih mudah
  3. data geospasial dan informasi menjadi lebih mudah dicari, dianalisis dan direpresentasikan
  4. menjadi produk yang mempunyai nila tambah
  5. kemampuan menukar data geospasial
  6. penghematan waktu dan biaya
  7. keputusan yang diambil menjai lebih baik.

Perkembangan SIG
3500 tahun yang lalu, di dinding gua Lascaux, Prancis, para Cro-Magnon menggambar hewan mangsa mereka, juga garis yang dipercaya sebagai rute migrasi hewan-hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan dengan dua elemen struktur pada sistem informasi geografis modern sekarang ini, arsip grafis yang terhubung ke database atribut.

Pada tahun 1700-an teknik survey modern untuk pemetaan topografis diterapkan, termasuk juga versi awal pemetaan tematis, misalnya untuk keilmuaan atau data sensus. 

Awal abad 20 memperlihatkan pengembangan "litografi foto" dimana peta dipisahkan menjadi beberapa lapisan (layer). Perkembangan perangkat keras komputer yang dipacu oleh penelitian senjata nuklir membawa aplikasi pemetaan menjadi multifungsi pada awal tahun 1960-an.

Tahun 1967 merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan di Ottawa Ontario oleh Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya. Dikembangkan oleh Roger Tomlinson yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS), digunakan untuk menyimpan, menganalisis dan mengolah data yang dikumpulkan untuk inventarisasi Tanah Kanada (CLI-Canadian Land Inventory)- sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakan berbagai informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas, dan penggunaan tanah pada skala 1:250.000. Faktor pemeringkatan klasifikasi juga diterapkan untuk keperluan analisis.

Pengertian SIG atau GIS saat ini lebih sering diterapkan bagi teknologi informasi spasial atau geografi yang berorientasi pada penggunaan teknolgi komputer.

Dalam hubungannya dengan teknologi komputer, Arronoff (1989) dalam Anon (2003) mendefinisikan SIG sebagai sistem berbasis komputer yang memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu pemasukan data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), memanipulasi, dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output).

Sedangkan Burrough, 1986 mendefinisikan Sistem Informasi Geografis sebagai sistem berbasis komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan.

Komponen utama Sistem Informasi Geografis dapat dibagi menjadi 4 komponen, yaitu perangkat keras, perangkat lunak, organisasi, dan pemakai. Kombinasi yang benar antara keempat komponen utama ini akan menentukan kesuksesan suatu proyek pengembangan Sistem Informasi Geografis.

Sumber:
Sugandi, Dede dan Nanin Triana Wati Sugito. 2008. Handout Sistem Informasi Geografis. Bandung: Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas PIPS Universitas Pendidikan Indonesia

iklan tengah