Bentuk Lahan Patahan
5 minute read
Patahan adalah putusnya struktur lapisan batuan pembentuk kerak bumi, sebagai akibat gaya atau tegangan-tegangan yang tidak sama.
Patahan bumi adalah perubahan bentuk bumi akibat adanya tekanan tenaga endogen yang cepat, sehingga permukaan bumi tidak sempat melipat.
Hal inilah yang menyebabkan timbulnya patahan. Tekanan ini dapat berupa tekanan vertikal maupun horizontal. Patahan di bumi, memiliki banyak jenis, dan setiap jenis memiliki karakter sendiri- sendiri.
Patahan merupakan fenomena yang umum pada batuan, terlebih lagi pada batuan yang mempunyai struktur berlapis-lapis seperti batuan sedimen.
Patahan ini sering disertai dengan pergeseran-pergeseran baik secara vertikal maupun horisontal. Garis patahan biasanya panjang (160 km). Demikian juga kedalaman garis patahan tersebut dapat mencapai beberapa ribu meter.
Pada saat terjadinya patahan, biasanya disertai gempa bumi. Bidang patahan juga merupakan tempat-tempat lemah dari kerak bumi. Kebanyakan gempa bumi yang ada terdapat pada daerah-daerah patahan.
Gerak-gerak parahan pada umumnya tidak hanya berlaku pada sebuah bidang, akan tetapi pada suatu daerah (kawasan) yang disebut zone patahan.
Pada bagian bawah zone-zone patahan, ditemukan batuan yang telah hancur disebut milonit, sebab gesekan disertai dengan panas akibat gesekan tersebut.
Menurut arah gesekan patahan, maka patahan dibedakan menjadi tiga:
1. Patahan Normal
Patahan ini terjadi jika bagian yang terletak di atas bidang patahan itu seakan-akan turun atau naik.
2. Patahan Sungkup
Patahan ini terjadi jika pergeseran panjang, sehingga bagian yang satu menutupi bagian yang lain. Bidang patahan kadang-kadang membentuk sudut 45 derajat atau lebih kecil.
3. Patahan Mendatar
Patahan ini terjadi jika arah geseran patahan mendatar
Patahan bumi adalah perubahan bentuk bumi akibat adanya tekanan tenaga endogen yang cepat, sehingga permukaan bumi tidak sempat melipat.
Hal inilah yang menyebabkan timbulnya patahan. Tekanan ini dapat berupa tekanan vertikal maupun horizontal. Patahan di bumi, memiliki banyak jenis, dan setiap jenis memiliki karakter sendiri- sendiri.
Patahan merupakan fenomena yang umum pada batuan, terlebih lagi pada batuan yang mempunyai struktur berlapis-lapis seperti batuan sedimen.
Patahan ini sering disertai dengan pergeseran-pergeseran baik secara vertikal maupun horisontal. Garis patahan biasanya panjang (160 km). Demikian juga kedalaman garis patahan tersebut dapat mencapai beberapa ribu meter.
Pada saat terjadinya patahan, biasanya disertai gempa bumi. Bidang patahan juga merupakan tempat-tempat lemah dari kerak bumi. Kebanyakan gempa bumi yang ada terdapat pada daerah-daerah patahan.
Gerak-gerak parahan pada umumnya tidak hanya berlaku pada sebuah bidang, akan tetapi pada suatu daerah (kawasan) yang disebut zone patahan.
Pada bagian bawah zone-zone patahan, ditemukan batuan yang telah hancur disebut milonit, sebab gesekan disertai dengan panas akibat gesekan tersebut.
Menurut arah gesekan patahan, maka patahan dibedakan menjadi tiga:
1. Patahan Normal
Patahan ini terjadi jika bagian yang terletak di atas bidang patahan itu seakan-akan turun atau naik.
2. Patahan Sungkup
Patahan ini terjadi jika pergeseran panjang, sehingga bagian yang satu menutupi bagian yang lain. Bidang patahan kadang-kadang membentuk sudut 45 derajat atau lebih kecil.
3. Patahan Mendatar
Patahan ini terjadi jika arah geseran patahan mendatar
tulisan disinii
tulisan disinii
tulisan disinii
A. Patahan Vertikal
Patahan vertikal adalah patahan yang terjadi akibat tenaga endogen. Patahan ini menyebabkan sesar bergerak keatas dan ke bawah. Sesar sendiri dibagi menjadi dua, yaitu sesar naik dan sesar turun. Sesar naik adalah patahan yang bergerak ke atas. Sedangkan sesar turun adalah patahan yang bergerak ke bawah.
Patahan vertikal adalah salah satu penyebab relief di muka bumi memiliki tinggi yang berbeda- beda. Patahan vertikal yang terkenal di indonesia adalah patahan semangko. Patahan semangko berada di sumatra. Patahan ini membagi sumatra menjadi bagian barat dan timur. Bentuk patahan vertikal dibagi menjadi empat, yaitu Horst, Graben, Fault Scrap, dan Pegunungan Patahan.
1. Horst
Horst adalah dataran yang mengalami kenaikan akibat adanya tenaga endogen. Kenaikan dataran ini akibat adanya gerakan tektogenesa vertikal. Gerakan tektogenesa adalah gerakan yang berasal dari dalam bumi. Gerakan tektogenesa memusat dan mendorong sesar melalui dua titik ke arah atas. Hal ini menyebabkan sesar terangkat ke atas dan menyebabkan patahan di kanan dan kiri sesar. Horst berbentuk seperti pematang yang lebih tinggi dari dataran di kanan dan kirinya. Horst juga bisa disebut pematang atau lurah sesar. Horst adalah puncak dari sesar yang terdorong ke atas. Contoh horst di indonesia adalah dataran tinggi dieng dan dataran tinggi wonosari di yogyakarta.
2. Graben
Graben adalah dataran yang mengalami penurunan akibat dari tarikan tenaga endogen. Penurunan ini terjadi secara cepat. Graben terjadi akibat dari gerakan tektogenesa yang memusat, dan menarik sesar ke arah bawah melalui dua titik. Graben menyebabkan patahan di kanan dan kiri sesar. Graben dapat berbentuk lembah. Tekanan tenaga endogen yang berbeda, menyebabkan bentuk grabien menjadi berbeda juga.
Tekanan yang memusat, membuat graben memiliki dasar yang lebih lebar dari pada bagian atasnya. Sedangkan tekanan yang menyebar, membuat graben memiliki permukaan yang lebih lebar dari pada bagian bawahnya. Graben juga bisa disebut Slenk atau Terban. Graben yang terisi oleh air dapat menjadi danau. Salah satu contoh graben di indonesia adalah danau toba di sumatra utara dan danau tempe di sulawesi.
3. Fault Scrap
Fault scarp atau bisa disebut fleksur adalah bentuk patahan yang terjadi akibat dorongan dari satu sisi saja. Dorongan ini menyebabkan salah satu bagian sesar menjadi naik, sehingga membentuk dinding terjal yang posisinya lebih tinggi dari pada daerah sekitar. Fault scarp juga biasa disebut sebagai Cliff atau tebing.
4. Pegunungan Patahan
Pegunungan patahan atau bisa disebut Step Faulting adalah bentuk patahan yang berbentuk seperti tangga. Hal ini terjadi akibat adanya gerakan penurunan beberapa sesar dengan tempo dan gerakan yang hampir sama. Sesar bentuk tangga ini, menyebabkan gunung atau pegunungan memiliki tangga alami untuk dinaiki.
B. Patahan Horizontal
Patahan horizontal adalah bentuk patahan yang diakibatkan dari tekanan tenaga endogen yang bergerak secara horiontal. Sesar yang patah, bergerak mendatar atau ke kanan dan kekiri. Sehingga patahan ini tidak menyebabkan perubahan tinggi dari sesar.
Patahan ini, biasanya hanya berbentuk garis- garis atau retakan- retakan besar yang ada di dalam tanah. Garis- garis yang terjadi akibat patahan disebut kelurusan. Kelurusan akan terlihat seperti garis lurus panjang melalui citra satelit. Patahan horizontal, biasanya dapat ditemukan pada daerah- daerah yang mengalami lipatan. Patahan horizontal dipisahkan menjadi dua, yaitu Dekstral dan Sinistral.
1. Dekstral
Dekstral adalah patahan horizontal yang bergerak ke arah kanan. Dekstral dapat diketahui dengan cara berdiri di depan potongan sesar yang besar. jika patahan tersebut adalah dekstral, maka sesar tersebut akan bergerak ke kiri.
2. Sinistral
Sinistral adalah kebalikan dari Dekstral. Jika dekstral adalah patahan horizontal yang bergerak kearah kanan, maka sinistral adalah patahan horizontal yang bergerak ke arah kiri. Untuk mengetahu sinistral, caranya sama dengan dekstral. Yaitu berdiri di depan potongan sesar yang besar. jika sesar tersebut bergerak ke arah kiri, maka patahan tersebut adalah sinistral.
C. Block Mauntain
Block Mauntain adalah kumpulan patahan- patahan yang tidak beraturan. Patahan tersebut membentuk dataran yang memiliki bentuk yang bermacam- macam. Ada yang naik, turun, maupun miring. Hal ini terjadi dari akibat adanya beberapa tekanan yang terjadi di satu daerah yang besar.
Tekanan tersebut membuat tarikan dan dorongan, yang menghasilkan bentuk relief yang tidak beraturan. Kumpulan patahan ini biasanya akan membentuk berbagai pegunungan. Pegunungan ini biasanya terdiri dari balok- balok lithosfer. Lithosfer adalah lapisan bumi atau kulit bumi bagian luar (Baca: Struktur Lapisan Bumi dan Penjelasannya)
D. Oblique
Oblique adalah sesar yang mengalami patahan vertikal bersamaan dengan patahan horizontal. Gerakan ini juga disebut sebagai gerak miring. Gerakan miring terjadi akibat adanya dua tekanan yang berbeda, terjadi dalam satu waktu dan di satu titik yang sama.
Dikarenakan gerakannya yang miring, hal ini menyebabkan sesar berbentuk miring dan memanjang. berbeda dengan Fault scarp yang membentuk tebing, bentuk Oblique lebih dalam dan panjang. Selain itu, perbedaan tekanan yang didapat, membuat Oblique lebih curam dari Fault scarp. Oblique adalah penyebab terbentuknya palung di dasar laut, dan ngarai di daratan.
Patahan vertikal adalah patahan yang terjadi akibat tenaga endogen. Patahan ini menyebabkan sesar bergerak keatas dan ke bawah. Sesar sendiri dibagi menjadi dua, yaitu sesar naik dan sesar turun. Sesar naik adalah patahan yang bergerak ke atas. Sedangkan sesar turun adalah patahan yang bergerak ke bawah.
Patahan vertikal adalah salah satu penyebab relief di muka bumi memiliki tinggi yang berbeda- beda. Patahan vertikal yang terkenal di indonesia adalah patahan semangko. Patahan semangko berada di sumatra. Patahan ini membagi sumatra menjadi bagian barat dan timur. Bentuk patahan vertikal dibagi menjadi empat, yaitu Horst, Graben, Fault Scrap, dan Pegunungan Patahan.
1. Horst
Horst adalah dataran yang mengalami kenaikan akibat adanya tenaga endogen. Kenaikan dataran ini akibat adanya gerakan tektogenesa vertikal. Gerakan tektogenesa adalah gerakan yang berasal dari dalam bumi. Gerakan tektogenesa memusat dan mendorong sesar melalui dua titik ke arah atas. Hal ini menyebabkan sesar terangkat ke atas dan menyebabkan patahan di kanan dan kiri sesar. Horst berbentuk seperti pematang yang lebih tinggi dari dataran di kanan dan kirinya. Horst juga bisa disebut pematang atau lurah sesar. Horst adalah puncak dari sesar yang terdorong ke atas. Contoh horst di indonesia adalah dataran tinggi dieng dan dataran tinggi wonosari di yogyakarta.
2. Graben
Graben adalah dataran yang mengalami penurunan akibat dari tarikan tenaga endogen. Penurunan ini terjadi secara cepat. Graben terjadi akibat dari gerakan tektogenesa yang memusat, dan menarik sesar ke arah bawah melalui dua titik. Graben menyebabkan patahan di kanan dan kiri sesar. Graben dapat berbentuk lembah. Tekanan tenaga endogen yang berbeda, menyebabkan bentuk grabien menjadi berbeda juga.
Tekanan yang memusat, membuat graben memiliki dasar yang lebih lebar dari pada bagian atasnya. Sedangkan tekanan yang menyebar, membuat graben memiliki permukaan yang lebih lebar dari pada bagian bawahnya. Graben juga bisa disebut Slenk atau Terban. Graben yang terisi oleh air dapat menjadi danau. Salah satu contoh graben di indonesia adalah danau toba di sumatra utara dan danau tempe di sulawesi.
3. Fault Scrap
Fault scarp atau bisa disebut fleksur adalah bentuk patahan yang terjadi akibat dorongan dari satu sisi saja. Dorongan ini menyebabkan salah satu bagian sesar menjadi naik, sehingga membentuk dinding terjal yang posisinya lebih tinggi dari pada daerah sekitar. Fault scarp juga biasa disebut sebagai Cliff atau tebing.
4. Pegunungan Patahan
Pegunungan patahan atau bisa disebut Step Faulting adalah bentuk patahan yang berbentuk seperti tangga. Hal ini terjadi akibat adanya gerakan penurunan beberapa sesar dengan tempo dan gerakan yang hampir sama. Sesar bentuk tangga ini, menyebabkan gunung atau pegunungan memiliki tangga alami untuk dinaiki.
B. Patahan Horizontal
Patahan horizontal adalah bentuk patahan yang diakibatkan dari tekanan tenaga endogen yang bergerak secara horiontal. Sesar yang patah, bergerak mendatar atau ke kanan dan kekiri. Sehingga patahan ini tidak menyebabkan perubahan tinggi dari sesar.
Patahan ini, biasanya hanya berbentuk garis- garis atau retakan- retakan besar yang ada di dalam tanah. Garis- garis yang terjadi akibat patahan disebut kelurusan. Kelurusan akan terlihat seperti garis lurus panjang melalui citra satelit. Patahan horizontal, biasanya dapat ditemukan pada daerah- daerah yang mengalami lipatan. Patahan horizontal dipisahkan menjadi dua, yaitu Dekstral dan Sinistral.
1. Dekstral
Dekstral adalah patahan horizontal yang bergerak ke arah kanan. Dekstral dapat diketahui dengan cara berdiri di depan potongan sesar yang besar. jika patahan tersebut adalah dekstral, maka sesar tersebut akan bergerak ke kiri.
2. Sinistral
Sinistral adalah kebalikan dari Dekstral. Jika dekstral adalah patahan horizontal yang bergerak kearah kanan, maka sinistral adalah patahan horizontal yang bergerak ke arah kiri. Untuk mengetahu sinistral, caranya sama dengan dekstral. Yaitu berdiri di depan potongan sesar yang besar. jika sesar tersebut bergerak ke arah kiri, maka patahan tersebut adalah sinistral.
C. Block Mauntain
Block Mauntain adalah kumpulan patahan- patahan yang tidak beraturan. Patahan tersebut membentuk dataran yang memiliki bentuk yang bermacam- macam. Ada yang naik, turun, maupun miring. Hal ini terjadi dari akibat adanya beberapa tekanan yang terjadi di satu daerah yang besar.
Tekanan tersebut membuat tarikan dan dorongan, yang menghasilkan bentuk relief yang tidak beraturan. Kumpulan patahan ini biasanya akan membentuk berbagai pegunungan. Pegunungan ini biasanya terdiri dari balok- balok lithosfer. Lithosfer adalah lapisan bumi atau kulit bumi bagian luar (Baca: Struktur Lapisan Bumi dan Penjelasannya)
D. Oblique
Oblique adalah sesar yang mengalami patahan vertikal bersamaan dengan patahan horizontal. Gerakan ini juga disebut sebagai gerak miring. Gerakan miring terjadi akibat adanya dua tekanan yang berbeda, terjadi dalam satu waktu dan di satu titik yang sama.
Dikarenakan gerakannya yang miring, hal ini menyebabkan sesar berbentuk miring dan memanjang. berbeda dengan Fault scarp yang membentuk tebing, bentuk Oblique lebih dalam dan panjang. Selain itu, perbedaan tekanan yang didapat, membuat Oblique lebih curam dari Fault scarp. Oblique adalah penyebab terbentuknya palung di dasar laut, dan ngarai di daratan.
Posting Komentar