Tektonisme

Istilah tektonik digunakan untuk perubahan-perubahan permukaan bumi dalam skala besar sebagai hasil dari gerakan-gerakan yang hebat.

Tektonisme mengandung arti suatu tenaga yang berasal dari dalam Bumi (baca: inti Bumi) yang dapat mengakibatkan terjadinya perubahan letak atau dislokasi atau bentuk (defomasi) dari kulit Bumi.

Tektonisme merupakan suatu proses yang terjadi di dalam Bumi yang terjadi akibat adanya pergerakan, pengangkatan, lipatan (baca: macam lipatan), dan patahan (baca: bentuk patahan) pada lempengan tanah di dalam perut Bumi.

Bukti-bukti dari gerakan kerak bumi dapat dilihat dari endapan-endapan laut yang kini ditemukan (berada) di daerah daratan bahkan pegunungan tinggi.

Hal ini menandakan telah terjadi pengangkatan dasar laut.

Contoh di puncak Himalayah dan Jaya Wijaya ditemukan endapan (juga fosil) laut, daerah kapur juga merupakan endapan laut, Gua Blue Grato di Pulau Capri - Italia pada jaman Romawi kuno dibangun sebagai tempat persembunyian pada waktu itu tetapi kini ditemukan telah tenggelam sedalam 8 meter di bawah permukaan laut.

Beberapa tahun yang lalu Jawatan Volkanologi Bandung melaporkan kenampakan gerakan yang sangat cepat sehingga mudah diamati, yaitu tinggi Gunung Krakatau bertambah beberapa puluh meter dalam beberapa hari saja.

Demikian juga di daerah Maluku dikabarkan ada pulau yang timbul tenggelam, suatu petunjuk bahwa kerak bumi selalu bergerak.

Secara garis besar, gerakan tektonisme dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:


Epirogenetik merupakan gerak lapisan kerak Bumi yang relatif lambat dan terjadi dalam waktu yang relatif lama. Gerak epirogenetik ini juga meliputi daerah yang luas. Gerak epirogenetik ini pernah terjadi di dunia dan menimbulkan suatu persitiwa besar, contohnya adalah tenggelamnya benua Gondwana menjadi Sesar Hindia. Gerak epirogenetik ini dibagi menjadi dua macam, yakni epirogenetik positif dan epirogenetik negatif. Adapun penjelasan dari macam- macam gerak epirogenetik ini antara lain sebagai berikut:

Epirogenetik positif
Gerak epirogenetik posotif merupakan gerak turunnya daratan (baca: ekosistem darat) sehingga kelihatannya permukaan air laut yang bergerak naik. Sebagai contoh adalah turunnya pulau- pulai di Indonesia bagian timur, yakni Kepulauan Maluku Barat Daya hingga ke Pulai Banda.

Epirogenetik Negatif
Jenis gerak epirogenetik yang selanjutnya adalah gerak epirogenetik negatif.  Yang dimaksud dengan gerak epirogeteik negatif ini adalah gerak naiknya daratan sehingga akan kelihatannya permukaan air yang menyusut. Gerak epirogenetik negatif ini merupakan lawan dari gerak epirogenetik positif. Sebagai contoh terjadinya gerakan ini adalah naiknya Pulau Buton dan Pulau Timor.

Gerakan orogenetik sangat berkaitan dengan pegunungan. Adapun yang dimaksud dengan gerak orogenetik ini adalah proses pembentukan pegunungan.

Proses gerak orogenetik ini meliputi area yang relatif sempit dan terjadi dalam waktu yang singkat.

Dari pengertian ini kita menyadari bahwasannya gerak orogenetik ini berlawanan dengan gerak yang sebelumnya, yakni gerak epirogenetik baik dalam luas area dan juga waktu berlangsungnya gerakan tersebut.

Contoh dari gerakan orogenetik ini misalnya adalah pembentukan pegunungan- pegunungan yang ada di Bumi, seperti Pegunungan Andes, Pegunungan Rocky, Pegunungan Sirkum Mediterania dan juga Pegunungan Alpen.

Gerakan orogenetik ini dapat menyebabkan tekanan horizontal dan juga vertikal di kulit Bumi.

Gerak orogenetik ini juga bisa menyebabkan terjadinya dislokasi atau perpindahan letak lapisan kulit Bumi, seperti lipatan dan juga patahan.

Adapun penjelasan dari lipatan dan juga patahan adalah sebagai berikut:

LIPATAN
Proses lipatan atau folded process merupakan suatu bentukan kulit Bumi yang berbentuk lipatan atau gelombang yang terjadi karena adanya tenaga endogen yang arahnya mendatar dari dua arah yang berlawanan sehingga lapisan- lapisan batuan di sekitar daerah tersebu terlipat dan juga membentuk puncak lipatan atau antiklin dan lembah lipatan atau sinklin.

Jika terbentuk beberapa puncak lipatan, maka disebut sebagai antiklinorium dan beberapa lembah lipatan yang disebut dengan sinklinorium.

Di dunia ada pegunungan lipatan, contohnya adalah pegunungan tua seperti Pegunungan Ural. Lipatan yang ada ini pada pegunungan terjadi pada zaman primer.

Selain itu ada pegunungan muda seperti Pegununga Mediterania dan juga Sirkum Pasifik (baca: daftar gunung tertinggi di Indonesia) yang terjadi pada zaman tersier.

PATAHAN
Bentuk dari gerak orogenetik yang selanjutnya adalah proses patahan atau Fault Process. Proses patahan atau Fault Process akan terjadi ketika lempang yang membentuk kerak Bumi bergerak dan juga saling berdekatan.

Gerakan ini akan memberi tegangan yang sangat besar sampai akhirnya memecahkan batuan. Tempat batuan tersebut pecah dan disebut dengan patahan atau Fault, dan alur akibat pecahnya batuan tersebut disebut dengan alur patahan.

Alur patahan yang besar ini dapat sampai ke bantuan di bawah tanha yang dalam dan juga merentang di sepanjang benua.

Patahan ini dapat terjadi karena beberapa sebab, selain gempa Bumi, patahan dapat terjadi karena adanya tenaga endogen yang mempunyai arah mendatar dan juga saling menjauh satu sama lain sehingga pada bongkahan batuan terjadi retakan- retakan dan pada akhirnya patah membentuk bagian yang merosot (graben atau slenk) dan juga bagian yang menonjol atau horst.

Bentuk gerakan inilah yang menjadikan patahan ini terdiri atas berbagai macam. Adapun macam- macam patahan adalah sebagai berikut:

Sesar naik da sesar turun, yaitu patahan yang pada bagian atap sesarnya bergeser turun terhadap alas sesarnya disebut dengan sesar turun. Sementara patahan yang bagian atap sesarnya bergerak ke atas disebut dengan sesar naik.

Graben dan Horst, yaitu patahan yang berbentuk jalur batuan pada dua bidang sesar yang hampir sejajar, sempit, dan juga panjang. Sementara patahan yang bagiannya meninggi, sehingga muncul pada daerah di sekitarnya disebut dengan horst.

Sesar mendatar, yaitu patahan berbentuk tegak lurus yang bergeser secara horizontal, tetapi ada sedikit yang bergeser secara vertikal.

Itulah penjelasan masing- masing jenis patahan. Salah satu bentuk relief geologis yang terkenal di dunia adalah Patahan San Andreas yang membelah Pantai Pasifik di California, Amerika Serikat. Panjang patahan horizontal ini sejau kurang lebih 1.200 km.

Sumber:
Sriyono. 2004. Geologi Umum. Semarang: Jurusan Geografi FIS Unnes.

iklan tengah