Warna Tanah

Sifat fisik tanah yang pertama kali diindra oleh penglihatan adalah warna tanah. Warna tanah menunjukkan secara relatif kandungan organik, komposisi kimia partikel penyusun tanah serta kelembapan.

Faktor penyebab adanya perbedaan warna permukaan tanah pada umumnya terjadi karena perbedaan kandungan bahan organik.

Semakin tinggi kandungan bahan organik, maka semakin gelap warna tanah dan makin stabil (matang) humusnya warna tanah makin hitam.

Keberadaan mineral feldspar, kaolin, kapur, dan kwarsa menyebabkan warna tanah putih. Kandungan besi (Fe) dalam bentuk hematit, magnetit, atau limonit memberikan warna merah, cokelat, atau kuning.

Kandungan lengas (kelembaban) tinggi membuat tanah kelam warnanya.
Sumber: Velde and Maunier, 2008

Warna tanah diukur dengan menggunakan standar tertentu yang ada di dalam daftar buku Munsell (Munsel Soil Color Charts).

Warna tanah diukur dengan menggunakan tiga parameter, yaitu Hue, Value, dan Chroma.

Hue menggambarakan warna yang merajai atau warna dasar atau kualitas yang membedakan antara merah dengan kuning.

Value menggambarkan nisbah atau kisaran berangsur-angsur dari putih ke hitam.

Chroma menggambarkan harkat kemurnian atau intensitas warna atau gelap terangnya suatu warna tertentu.



Warna tanah di alam tidak selalu dalam kondisi seragam pada setiap horizon yang ada pada profil tanah.

Ketidakseragaman warna tanah disebabkan karena adanya bercak yang mempunyai warna berbeda dngan warna matriks.

Warna bercak tidak selalu dalam kondisi berbeda dengan warna matrik. Warna bercak merah dan atau lebih hitam dari warna matiknya tergantung dari komposisi kimia bercak.

Bercak di dalam profil tanah dideskripsikan menurut kejelasan, jumlah, dan ukuran. Klasifikasi bercak tanah disajikan pada tabel berikut.

Sumber:
Junun, Sartohadi, dkk. 2012. Pengantar Geografi Tanah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
www.flickr.com

iklan tengah