10 Konsep Geografi Beserta Contohnya Lengkap!

Konsep Lokasi

Konsep lokasi menjelaskan suatu objek atau fenomena geosfer berkaitan dengan letaknya di permukaan bumi.

Konsep lokasi atau letak merupakan konsep utama yang sejak awal pertumbuhan geografi telah menjadi ciri khusus ilmu atau pengetahuan geografi dan merupakan jawaban atas pertanyaan pertama dalam geografi, yaitu "dimana?".

Lokasi atau letak dipelajari artinya dan pemakaiannya sejak di tingkat SD hingga SMA atau bahkan di perguruan tinggi (hingga muncul teori-teori tentang lokasi), dengan kompleksitas atau kekhususan makna yang berbeda pada jenjang sekolah yang berlainan

Konsep lokasi dibagi menjadi dua, yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif.


Lokasi Absolut

Lokasi absolut merupakan letak yang bersifat tetap, yaitu berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Lokasi absolut menunjukkan letak yang tertap terhadap sistem grid atau kisi-kisi atau kordinat.

Untuk penentuan lokasi absolut di muka bumi dipakai sistem koordinat garis lintang dan garis bujur yang telah disepakati bersama dan derajatnya dihitung dari garis ekuator (untuk garis lintang) dan garis meridian yang melalui kota Greenwich (meridian nol) untuk garis bujur.

Mengingat untuk penentuan lokasi absolut tempat-tempat di muka bumi telah digunakan cara-cara yang memakai pengetahuan astronomi (dengan membandingkan letak kedudukan benda langit dilihat dari tempat yang berlainan di bumi) maka letak absolut disebut juga letak astronomis.

Letak absolut bersifat tetap, tidak berubah-ubah, meskipun kondisi tempat yang bersangkutan terhadap sekitarnya mungkin berubah.

Misalnya, suatu titik atau tempat di Bumi yang lokasinya 2°LS dan 134°BT (ada di daratan Irian). Tidak ada tempat lain di Bumi yang menunjukkan lokasi yang sama dengan tempat itu.

Lokasi absolut juga  tidak akan berubah selagi koordinat atau sistem kisi yang kita pakai masih berpangkal pada garis ekuator dan meridian Greenwich.

Jadi tidak menjadi soal apakah kondisi tempat itu sekarang masih berupa tempat di tengah hutan atau nantinya berupa tempat permukiman yang penting artinya.


Lokasi Relatif

Lokasi relatif menunjukkan letak berdasarkan kondisi daerah sekitarnya.

Lokasi relatif lebih penting artinya dan lebih banyak dikaji dalam geografi secara lazim juga disebut letak geografis (walau ada juga yang memakai sebutan letak geografis untuk letak yang dinyatakan dengan garis lintang dan garis bujur).

Arti lokasi ini berubah-ubah bertalian dengan keadaan daerah sekitarnya.

Sebagai contoh tempat yang mempunyai fakta lokasi 2°LS dan 134°BT, yang sekarang berupa tempat di hutan daerah pegunungan yang berada di bagian tanah genting di bagian Kepala Burung Pulau Irian.

Tempat itu kini tak mempunyai arti penting bagi kehidupan.

Tetapi seandainya suatu saat kelak di lokasi tempat itu diusahakan tembang batu bara atau tambang emas dan di bagian tanah genting itu kemudian dibuat terusan, maka tempat itu lalu mempunyai arti lokasi yang amat penting atau strategis.

Demikian pula dalam artinya dengan upaya penguasaan, pengembangan atau pengelolaan wilayah sekitarnya.

Dalam kaitannya dengan kepentingan politik, pertahanan atau perekonomian lokasi yang demikian disebut juga sebagai posisi yang strategis.

Lokasi yang berkaitan dengan keadaan di sekitarnya  dapat memberi arti yang sangat menguntungkan atau juga merugikan.

Lokasi di dekat atau di tepi jalan raya dapat menjadikan harga tanah menjadi sangat mahal, tetapi sekaligus juga kurang disenangi bagi keperluan tempat tinggal golongan orang tertentu mengingat bisingnya dan juga polusi asap kendaraan bermotor.

Lokasi sektitar pabrik-pabrik yang mengeluarkan suara bising dan bahan polusi tidak menguntungkan sebagai tempat tinggal tetapi untuk pertimbangan ekonomi (dekat dengan tempat bekerja) mungkin kawasan itu menjadikan juga pilihan tempat permukiman bagi para pekerja pabrik yang berpenghasilan rendah.


Konsep Jarak

Konsep ini mengkaji jarak antara suatu tempat dengan tempat lain. Jarak sebagai konsep geografi mempunyai arti penting bagi kehidupan sosial, ekonomi maupun juga kepentingan pertahanan.

Jarak dapat merupakan faktor pembatas yang bersifat alami, sealipun arti pentingnya juga bersifat relatif sejalan dengan kemajuan kehidupan dan teknologi.

Jarak berkaitan erat dengan arti lokasi dan upaya pemenuhan kebutuhan atau keperluan pokok (air, tanah subur, pusat pelayanan), pengangkutan barang dan penumpang.

Oleh karena itu jarak tidak hanya dinyatakan dengan ukuran jarak lurus di udara yang mudah diukur pada peta (dengan memperhatikan skala peta), tetapi dapat pula dinyatakan sebagai jarak tempuh baik yang berkaitan dengan waktu perjalanan yang diperlukan mapun satuan biaya angkutan.

Sejalan dengan kemajuan teknologi dan upaya efisiensi, jarak tempuh maupun biaya angkutan antara dua tempat yang berjauhan berubah dari waktu ke waktu.

Jarak yang semula dapat ditempuh berhari-hari dengan berjalan kaki, kemudian dapat ditempuh dalam beberapa jam dengan kendaraan bermotor atau kereta api, dan selanjutnya cukup ditempuh dalam bilangan menit dengan memakai kapal terbang.

Jarak sebagai pemisah antara dua tempat juga berubah sejalan dengan kemajuan sarana komunikasi di samping sarana angkutan.

Itulah sebabnya, sekarang orang dapat mengatakan bahwa dunia menjadi makin kecil dan jarak menjadi makin dekat, karena dengan teknologi komunikasi mutakhir orang dapat dengan mudah berbicara dengan orang lain  atau melihat peristiwa yang terjadi di benua lain dalam waktu yang sesaat (lewat telepon sambungan langsung internasional atau melalui siaran televisi yang dipancarkan lewat satelit).

Namun bagi banyak orang, khususnya bagi yang belum mampu menjangkau atau menggunakan sarana telekomunikasi atau sarana angkutan modern yang biayanya mahal, jarak tetap merupakan faktor penghambat atau pemisah.

Sedang dalam kaitannya dengan perekonomian, jarak tetap merupakan faktor pembatas, sehingga dikembangkan orang rumusan teori atau model-model yang bertalian dengan jarak angkut, nilai sewa tanah, zonifikasi tata guna lahan, dan sebagainya.

Jarak berpengaruh pada harga dan juga nilai sewa atau harga tanah.

Jarak pada peta melalui garis lengkung atau berkelok-kelok dapat diukur dengan alat yang disebut kurvimeter, yang dapat menunjukkan jarak pada peta dengan skala-skala tertentu.

Konsep jarak dibedakan menjadi dua, yaitu jarak absolut dan jarak relatif.


a. Jarak Absolut

Jarak absolut diukur menggunakan satuan panjang


b. Jarak Relatif

Jarak relatif diukur dengan mempertimbangkan rute, waktu, atau biaya.


Konsep Keterjangkauan

Konsep keterjangkauan mengkaji aksesbilitas suatu tempat. Ketersediaan sarana prasarana untuk menjangkau suatu wilayah yang jauh akan mudah dijangkau apabila sarana dan prasarana transportasi memadai.

Sebaliknya jarak yang dekat, tetapi kondisi sarana prasarana transportasi kurang memadai menunjukkan aksesbilitas wilayah rendah

Aksesbilitas dapat pula dipengaruhi oleh faktor budaya di suatu tempat.

Faktor adat istiadat dan sikap masyarakat setempat yang sulit untuk menerima pengaruh dari luar, akan dapat menyebabkan suatu tempat sulit dijangkau.

Suharyono (1994) dalam bukunya yang berjudul "Filsafat Geografi" menjelaskan bahwa:

"Keterjangkauan tidak selalu berkait dengan jarak, tetapi lebih berkaitan dengan kondisi medan atau ada tidaknya sarana angkutan atau komunikasi yang dapat dipakai.

Suatu tempat dapat dikatakan dalam keadaan terasing atau terisolasi kalau tempat itu sukar dijangkau (dengan sarana komunikasi atau angkutan) dari tempat-tempat lain, meski tempat tersebut relatif tidak jauh dari tempat-tempat lain itu

Rintangan medan berupa adanya rangkaian pegunungan tinggi, hutan lebat, dan rawa-rawa atau gurun pasir yang luas merupakan contoh penyebab suatu tempat kurang dapat dijangkau dari tempat-tempat lain.

Faktor sosial yang berupa bahasa, adat istiadat serta sikap penduduk yang berlainan (mencurigai setiap orang asing sebagai musuh) dapat pula menjadikan faktor penyebab keterjangkauan suatu tempat."


Konsep Pola

Konsep pola berkaitan dengan susunan bentuk atau persebaran fenomena dalam ruang di muka bumi, baik bersifat alami ataupun sosial budaya. Fenomena alami, misalnya aliran sungai, persebaran vegetasi, jenis tanah, dan curah hujan.

Fenomena sosial budaya, misalnya permukiman, persebaran penduduk, pendapatan, mata pencaharian, jenis rumah, tempat tinggal dan sebaginya.

Geografi mempelajari pola-pola bentuk dan persebaran fenomena, memahami makna atau artinya, serta berupaya untuk memanfaatkannya dan di mana mungkin juga mengintervensi atau memodifikasi pola-pola guna mendapatkan manfaat yang lebih besar.

Sebagai contoh, orang berladang dan menggembalakan ternak di daerah yang hujannya kurang dan bersawah di daerah yang cukup air.

Di kawasan yang sudah maju orang membuat terusan-terusan untuk lebih memanfaatkan sungai-sungai yang ada sebagai angkutan air.

Dengan mengingat adanya aliran sungai, tanah yang subur, tanah datar yang terbatas, ada pola-pola permukiman yang memanjang (sepanjang tepi sungai), meggerombol, menyebar, dan terpencar tidak merata.

Pada daerah perkotaan yang dibangun secara terencana orang membuat daerah permukiman dengan pola sedemikian rupa untuk memudahkan setiap penduduk mencapai pasar/tempat berbelanja, pergi ke kantor, pergi ke sekolah dan sebagainya dengan mudah serta mewujudkan kehidupan sehari-hari yang nyaman dan akrab.

Sebaliknya, dalam keadaan serba keterbatasan segolongan orang tinggal pada rumah yang saling berimpitan tanpa disertai adanya fasilitas pelayanan umum yang cukup memadai.


Konsep Morfologi

Konsep morfologi merupakan konsep yang berhubungan dengan relief (bentuk permukaan bumi) yang berbeda-beda, sehingga kegunaanya pun berbeda. 

Bentuk permukaan bumi sebagai hasil proses alam memiliki hubungan dengan aktivitas atau kegiatan manusia dalam hidupnya.

Morfologi menggambarakan perwujudan daratan muka bumi sebagai hasil pengangkatan atau penurunan wilayah (secara geologi) yang lazimnya disertai erosi dan sedimentasi hingga ada yang berbentuk pulau-pulau, daratan luas yang berpegunungan dengan lereng-lereng, lembah-lembah dan dataran aluvial.

Morfologi juga menyangkut bentuk lahan yang terkait dengan erosi dan pengendapan, penggunaan lahan, tebal tanah, ketersediaan air serta jenis vegetasi yang dominan.

Bentuk dataran ataupun plato (dengan kemiringan tak lebih dari 5 derajat) merupakan perwujudan wilayah yang mudah digunakan sebagai daerah permukiman dan usaha pertanian serta usaha-usaha perekonomian lainnya.

Jika diperhatikan peta persebaran penduduk di Asia ternyata penduduk yang padat terpusat terutama di lembah-lembah sungai besar dan tanah-tanah datar yang subur.

Sedang wilayah yang penuh dengan pegunungan atau dengan lereng-lereng yang terjal yang mempunyai keterjangkauan sangat terbatas lazimnya merupakan wilayah yang jarang penduduknya atau bahkan tidak didiami manusia.

Bentuk pulau dengan garis-garis pantai yang panjang memberi arti yang khusus mengingat nilai maritimitas (rasio panjang pantai dengan luas daratan) yang tinggi.


Konsep Aglomerasi

Konsep aglomerasi berkaitan dengan pemusatan atau pengelompokan suatu fenomena di permukaan bumi. 

Contohnya masyarakat cenderung mengelompok pada tingkat sejenis, sehingga timbul daerah elite, daerah kumuh, pedagang besi tua, dan pedagang barang.

Aglomerasi merupakan kecenderungan yang bersifat mengelompok pada suatu wilayah yang relatif sempit yang paling menguntungkan baik mengingat kesejenisan gejala maupun adanya faktor-faktor umum yang menguntungkan.

Pada masyarakat kota cenderung tinggal mengelompok pada tingakt yang sejenis sehingga timbul daerah permukiman elit, daerah tempat tinggal para pedagang, daerah permukiman kompleks perumnas, yang kebanyakan penghuninya pegawai negeri serta ada juga daerah permukiman kumuh.

Sedang pada masyarakat pedesaan yang masih agraris penduduk cenderung menggerombol di tanah datar yang subur dan membentuk perdukuhan atau pedesaan; makin subur tanahnya dan makin luas dataran makin besar desa dan jumlah penduduknya.

Sebaliknya, makin terbatas tanah datar dan juga kurang subur, gerombolan dukuh atau desa makin kecil dan makin terpencar letaknya.

Salah satu keuntungan yang didapatkan dengan adanya aglomerasi penduduk yang padat ialah dimungkikannya pengembangan sistem ekonomi aglomerasi yang memanfaatkan jumlah penduduk yang besar sebagai daerah pemasaran/pelayanan namun hanya meliputi wilayah yang sempit.

Ini berarti memungkinkan efisiensi yang tinggi dalam produksi, pengangkutan barang maupun pemasangan atau pengadaan sarana-sarana untuk pelayanan umum.

Ekonomi aglomerasi itu sendiri artinya penghematan akibat menurunnya biaya rata-rata produksi atau pemeberian jasa, dan dapat terjadi melalui ekonomi skala atau ekonomi  skala internal (penghematan akibat meningkatnya skala operasi), ekonomi lokaslisasi atau ekonmi skala eksternal (penghematan akibat menurunnya biaya rata-rata produksi per unit karena kedekatan lokasi atau kesamaan dalam melakukan kegiatan), ekonomi transfer (penghematan karena biaya pengangkutan yang relatif murah), dan ekonomi urbanisasi (penghematan karena aglomerasi industri di wilayah perkotaan yang besar).


Konsep Nilai Kegunaan

Nilai kegunaan fenomena atau sumber-sumber di muka bumi bersifat relatif, tidak sama bagi semua orang atau golongan penduduk tertentu.

Daerah panai berpasir yang landai dengan perairan jernih belum tentu memiliki nilai kegunaan yang demikian besar bagi penduduk setempat jika mereka berorientasi kehidupan pada pemanfaatan sumber-sumber di daratan secara bersahaja dan banyak jalan darat dapat ditempuh dengan mudah.

Sebaliknya bagi masyarakat kota yang hidupnya berkecukupan dan penduduknya demikian padat daerah pantai yang demikian bagi sebagain orang mungkin memiliki nila kegunaan yang demikian tinggi sebagai tempat rekreasi dan pariwisata, sementara penduduk yang lain memilih pergi ke daerah pegunungan yang berhawa sejuk sebagai tempat rekreasinya.

Demikian pula halnya dengan daerah dataran banjir yang bagi orang-orang yang lebih maju merupakan daerah rawan dan tidak berguna sebagai tempat tinggal, sebaliknya bagi masyarakat tertentu yang turun-temurun telah tinggal di daerah itu merupakan pilihan tempat tinggal yang cukup menyenangkan, walau harus disertai dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan dalam mengatasi kerawanan banjir dan memanfaatkan daerah itu.


Konsep Interaksi Interdependensi

Interaksi merupakan peristiwa saling mempengaruhi daya-daya, objek, atau tempat satu dengan yang lain.

Setiap tempat mengembangkan potensi sumber dan kebutuhan yang tidak selalu sama dengan apa yang ada di tempat yang lain.

Oleh karena itu senantiasa terjadi interaksi atau bahkan interdependensi antara tempat yang satu dengan tempat  atau wilayah lain.

Daerah pedesaan menghasilkan pangan dan produk-produk lain yang juga dibutuhkan oleh penduduk perkotaan.

Sebaliknya kota menghasilkan barang industri, jasa dan informasi yang juga diperlukan oleh kawasan pedesaan.

Maka terjadilah interaksi berupa pengangkutan  barang produk pertanian dari desa ke kota dan sebaliknya  kota menyediakan transportasi , mengirimkan produk industri atau bahan olahan ke pedesaan, disamping juga berbagai informasi dan mungkit juga menyangkut jasa kredit bank.

Interaksi juga terjadi antara kota yang satu dengan kota yang lain baik dalam bentuk pertukaran barang dan jasa ataupun perpindahan penduduk.

Interaksi keruangan bahkan juga terjadi antara unsur atau fenomena setempat, baik antara fenomena alam ataupun fenomena kehidupan.

Interaksi antara endapan pasir yang diangkut air sungai dengan hempasan gelombang (ombak) oleh dorongan angin di tengah laut menghasilkan keadaan garis batas antara air dan daratan dengan pasir di dasarnya  senantiasa bergerak berubah-ubah bentuk ataupun posisinya.

Dalam bertani orang memperoleh hasil bahan makanan dari lahan yang ditanam tetapi sekaligus juga mengurangi kesuburan tanah untuk kemudian dengan mengembalikan kesuburan lewat pemupukan.


Konsep Diferensiasi Areal

Setiap tempat atau wilayah terwujud sebagai hasil integrasi berbagai unsur atau fenomena lingkungan baik yang bersifat alam atau kehidupan

Integrasi fenomena menjadikan suatu tempat atau wilayah mempunyai corak individualis tersendiri sebagai suatu region yang berbeda dari tempat atau wilayah yang lain.

Unsur atau fenomena lingkungan bersifat dinamis (dalam keadaan berubah) dan interaksi atau integrasinya juga menghasilkan karakteristik yang berubah dari waktu ke waktu.

Wilayah pedesaan dengan corak khas adanya persawahan, kehidupan pertani yang masih tradisional serta berbagai macam ragam tanaman pekarangan akan menunjukkan perbedaan areal dengan wilayah perkotaan, walau kedua-duanya sama-sama terus mengalami perubahan.

Bahkan perbedaan juga terdapat antara desa satu dengan yang lain, karena fenomena atau unsur yang mewujudkannya tidak sama betul.

Fenomena yang berbeda dari satu tempat dengan tempat lain menyangkut misalnya : jarak yang dekat sedang atau jauh dari jalan; perumahan yang padat, sedang atau jarang; harga tanah (rumah) yang murah, sedang, atau mahal; pendapatan penduduk yang tinggi, sedang, atau rendah dan sebagainya, di samping fenomena-fenomena lingkungan alam yang tentunya juga tidak sama betul.

Diferensiasi area inilah yang antara lain juga mendorong terjadinya interaksi antara tempat (desa) yang satu dengan yang lain, yakni dalam bentuk mobilitas penduduk dan pertukaran barang atau jasa-jasa (buruh tani, penyewaan alat pertanian, dan sebagainya).


Konsep Keterkaitan Keruangan

Suatu wilayah dapat berkembang karena adanya hubungan dengan wilayah lain, atau adanya saling keterkaitan antarwilayah dalam memenuhi kebutuhan dan sosial penduduknya.

Dengan kata lain konsep ini menggambarkan hubungan antara persebaran gejala geografi di suatu tempat dengan gejala lain.

Keterkaitan keruangan atau asosiasi keruangan menunjukkan derajat keterkaitan persebaran suatu fenomena dengan fenomena yang lain di satu tempat atau ruang, baik yang menyangkut fenomena alam, tumbuhan, atau kehidupan sosial.

Kovariasi ini juga mewujudkan suatu 'region; yang bersifat formal, tidak seperti halnya 'region' fungsional yang terwujud dari integrasi fenomena yang saling berinteraksi.

Sebagai contoh keterkaitan keruangan misalnya kemiringan lereng dengan tebal tanah, makin terjal lerengnya tentunya akan disertai dengan fenomena makin tipisnya tanah, karena di lereng yang terjal erosi terjai lebih intensif.

Zona lereng tertentu dengan ketebalan tanah tertentu mewujudkan 'region' tersendiri, walaupun dengan skala mikro dan unsur-unsur yang terbatas jumlah atau jenisnya (lereng, tanah, kandungan air, jenis vegetasi).

Contoh lain tumbuhnya alang-alang di tanah terbuka yang mendapatkan sinar matahar dan tidak ditanami, sebaliknya tumbuhnya lumut di pohon-pohon atau tempat yang teduh dan lembap.

Daerah gurun merupakan perwujudan kovariasi fenomena antara kekeringan (keadaan iklim), kelangkaan vegetasi (vegetasinya jenis tertentu), kehidupan fauna khas daerah gurun dan pelapukan batuan lepas yang  lebih dominan daripada adanya tanah.

Dalam hal fenomena hasil budaya, beradanya bersama d suatu tempat (ruang) sejumlah gedung, bermacam peralatan (mebeler, instrumen, media) dan peralatan dari sifat keterkaitan keruangan akan dapat mewujudkan suatu 'formal region' yang berupa kompleksitas bangunan gedung yang berbeda dengan yang ada di tempat atau ruang lain.

Namun jika jika ketahui juga adanya atau saling pengaruh satu dengan yang lain, maka apa yang kita ketahui bukan hanya kompleks gedung-gedung penting yang berupa ''formal region'.

Pengertian kampus fakultas keolahragaan, fakultas teknik, fakultas mipa, kompleksitas administrasi universitas, yang tempatnya terpisah masing-masing mewujudkan functional region tersendiri.

Secara keseluruhan semuanya itu mewujudkan suatu universitas atau institut teknologi, yang juga merupakan sebuah 'fungtional region' pada hierarki yang lebih tinggi.

Dalam fenomena keadaan alam dapat dicontohkan adanya aneka macam tumbuhan dan kehidupan maupun unsur-unsur abiotik di suatu tempat pada ketinggian tertentu sebagai 'formal region' mungkin kita kenal sebagai daerah hutan.

Tapi kalau kita perhatikan lebih lanjut adanya interaksi antara unsur-unsur dalam ruang itu (atau juga ruang/tempat lain) dapatlah kita sampai pada pengertian "functional region' yang berwujud hutan cadangan hidrologisnya.

Baca Juga: Materi Geografi SMA Lengkap!

iklan tengah