Faktor Keragaman Budaya
3 minute read
Indonesia dengan masyarakatnya yang multikultural turut dipengaruhi oleh kondisi geografi Indonesia yang tidak homogen.
Indonesia sebagai negara kepulauan juga merupakan isolasi yang cukup kuat melestarikan keragaman budaya tersebut.
Dalam Sensus Penduduk 2010 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tersedia 1331 kategori suku.
Sejumlah 1331 kategori itu merupakan kode untuk nama suku, nama lain atau alias suatu suku, nama sub suku, bahkan nama sub dari sub suku.
Suku Jawa adalah suku terbesar dengan proporsi 40,05 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Menempati posisi kedua adalah Suku Sunda sebesar 15,50 persen.
Selanjutnya suku-suku lainnya memiliki proporsi di bawah lima persen penduduk Indonesia.
Jumlah bahasa daerah di Indonesia yang terdata oleh Badan Pengembangan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan Kebudayaan mencapai 652 bahasa daerah.
Dari jumlah bahasa daerah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia tersebut, paling banyak ada di Provinsi Papua, yakni sekitar 400-an bahasa.
Bahasa daerah di Papua terdata sangat banyak karena antara satu komunitas dengan komunitas lainnya memiliki bahasa masing-masing yang di antara mereka saling tidak memahami.
Keragaman budaya yang dimiliki Indonesia tidak muncul begitu saja. Ada beberapa hal yang menebabkan Indonesia memiliki keragaman budaya.
Berikut ini faktor-faktor penyebab keragaman budaya:
1. Kondisi Geografis
Indonesia terdiri atas ribuan pulau sehingga disebut negara kepulauan. Kepulauan Indonesia merupakan gugusan yang terpanjang dan terbesar di dunia.
Kondisi inilah yang menyebabkan keanekaragaman budaya. Beberapa faktor geografi yang berpengaruh terhadap keragaman budaya di Indonesia antara lian:
2. Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Secara garis besar, di Indonesia terdapat tiga kelompok ras yang berbeda. Mereka dalah Melanesoid, Proto Melayu (Melayu Tua), dan Deutro Melayu.
Indonesia sebagai negara kepulauan juga merupakan isolasi yang cukup kuat melestarikan keragaman budaya tersebut.
Dalam Sensus Penduduk 2010 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tersedia 1331 kategori suku.
Sejumlah 1331 kategori itu merupakan kode untuk nama suku, nama lain atau alias suatu suku, nama sub suku, bahkan nama sub dari sub suku.
Suku Jawa adalah suku terbesar dengan proporsi 40,05 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Menempati posisi kedua adalah Suku Sunda sebesar 15,50 persen.
Selanjutnya suku-suku lainnya memiliki proporsi di bawah lima persen penduduk Indonesia.
Jumlah bahasa daerah di Indonesia yang terdata oleh Badan Pengembangan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan Kebudayaan mencapai 652 bahasa daerah.
Dari jumlah bahasa daerah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia tersebut, paling banyak ada di Provinsi Papua, yakni sekitar 400-an bahasa.
Bahasa daerah di Papua terdata sangat banyak karena antara satu komunitas dengan komunitas lainnya memiliki bahasa masing-masing yang di antara mereka saling tidak memahami.
Keragaman budaya yang dimiliki Indonesia tidak muncul begitu saja. Ada beberapa hal yang menebabkan Indonesia memiliki keragaman budaya.
Berikut ini faktor-faktor penyebab keragaman budaya:
1. Kondisi Geografis
Indonesia terdiri atas ribuan pulau sehingga disebut negara kepulauan. Kepulauan Indonesia merupakan gugusan yang terpanjang dan terbesar di dunia.
Kondisi inilah yang menyebabkan keanekaragaman budaya. Beberapa faktor geografi yang berpengaruh terhadap keragaman budaya di Indonesia antara lian:
a. Iklim
Iklim mampu mempengaruhi pola kehidupan manusia. Manusia yang hidup di suatu daerah harus beradaptasi dengan tempat yang mereka tinggali.
Udara di tempat dia tinggal, kelembaban juga curah hujan dan lama penyinaran matahari juga ikut mempengaruhi hal ini. menurut Koppen, ada tiga iklim besar yang terdapat di wilayah Indonesia, Af, Am, dan Aw. Dari tropis basah, sedang hingga tropis kering.
Kemudian morfologi Indonesia yang beragam turut mempengaruhi perbedaan iklim di tiga wilayah iklim tersebut.
Dalam cara berpakaian misalnya, orang-orang yang bermukim di wilayah dingin akan menggunakan pakaian yang lebih tebal dan bahan yang memberikan hangat dari pada mereka yang tinggal di daerah hangat.
b. Morfologi
Morfologi dan ketinggian tempat, morfologi dan ketinggian menurut Junghun berpengaruh terhadap tanaman yang dapat tumbuh, hal ini pada kebudayaan amat menentukan bagaimana cara dan bagaimana penduduk bercocok tanam.
Orang bali yang tinggal di tempat pegunungan memanfaatkan kemiringan lereng untuk mengaliri sawahnya dengan sistem subak.
c. Laut
Indonesia merupakan negara kepulauan tentu memiliki budaya maritim yang kuat, arus laut yang berbeda-beda di laut Indonesia diadaptasi dengan cara yang berbeda-beda pula.
Kita mengenal perahu bercadik dan tidak bercadik pada nelayan Indonesia.
Nelayan pantai selatan Jawa memiliki perahu bercadik karena ombak laut selatan terkenal ganas.
d. Sungai
Sungai-sungai besar dan panjang yang airnya mengalir sepanjang tahun karena curah hujan yang tinggi.
Menjadi rahim dari lahirnya banyak kerajaan-kerajaan besar di Nusantara. Sriwijaya, Kutai kerta negara yang terkenal dengan transportasi airnya.
Selain itu sungai telah lama dimanfaatkan orang Indonesia untuk sistem irigasi. Bukankah budaya feodal juga lahir dari penguasaan atas sumber-sumber pengairan.
Iklim mampu mempengaruhi pola kehidupan manusia. Manusia yang hidup di suatu daerah harus beradaptasi dengan tempat yang mereka tinggali.
Udara di tempat dia tinggal, kelembaban juga curah hujan dan lama penyinaran matahari juga ikut mempengaruhi hal ini. menurut Koppen, ada tiga iklim besar yang terdapat di wilayah Indonesia, Af, Am, dan Aw. Dari tropis basah, sedang hingga tropis kering.
Kemudian morfologi Indonesia yang beragam turut mempengaruhi perbedaan iklim di tiga wilayah iklim tersebut.
Dalam cara berpakaian misalnya, orang-orang yang bermukim di wilayah dingin akan menggunakan pakaian yang lebih tebal dan bahan yang memberikan hangat dari pada mereka yang tinggal di daerah hangat.
b. Morfologi
Morfologi dan ketinggian tempat, morfologi dan ketinggian menurut Junghun berpengaruh terhadap tanaman yang dapat tumbuh, hal ini pada kebudayaan amat menentukan bagaimana cara dan bagaimana penduduk bercocok tanam.
Orang bali yang tinggal di tempat pegunungan memanfaatkan kemiringan lereng untuk mengaliri sawahnya dengan sistem subak.
c. Laut
Indonesia merupakan negara kepulauan tentu memiliki budaya maritim yang kuat, arus laut yang berbeda-beda di laut Indonesia diadaptasi dengan cara yang berbeda-beda pula.
Kita mengenal perahu bercadik dan tidak bercadik pada nelayan Indonesia.
Nelayan pantai selatan Jawa memiliki perahu bercadik karena ombak laut selatan terkenal ganas.
d. Sungai
Sungai-sungai besar dan panjang yang airnya mengalir sepanjang tahun karena curah hujan yang tinggi.
Menjadi rahim dari lahirnya banyak kerajaan-kerajaan besar di Nusantara. Sriwijaya, Kutai kerta negara yang terkenal dengan transportasi airnya.
Selain itu sungai telah lama dimanfaatkan orang Indonesia untuk sistem irigasi. Bukankah budaya feodal juga lahir dari penguasaan atas sumber-sumber pengairan.
2. Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Secara garis besar, di Indonesia terdapat tiga kelompok ras yang berbeda. Mereka dalah Melanesoid, Proto Melayu (Melayu Tua), dan Deutro Melayu.
Kelompok ras ini diyakini sebagai nenek moyang bangsa Indonesia.
Mereka hidup dan menyebar di berbagai daerah di Indonesia.
Kelompok ras Melanosoid menyebar di Kepulauan Indonesia bagian Timur dan Papua.
Kelompok ras Proto Melayu menyebar di daerah Kalimantan, Sulawesi, Lombok, dan Sumatera.
Kelompok ras Deutro Melayu menyebar di pulau-pulau Jawa, Bali, Madura, Sumatera, dan Sulawesi.
Dari sini diketahui bahwa sejak nenek moyang bangsa Indonesia sudah ada keragaman ras.
Nenek moyang bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai ras tersebut masuk dan menyebar di berbagai wilayah Indonesia.
Selain perbedaan ras, mereka juga membawa kebudayaan tersebut dan dapat diketahui sisa-sisa benda peninggalan yang ada di Indonesia.
Para arkeolog dan antropolog melakukan penelitian pada benda-benda peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia tersebut.
Hasilnya adalah pembagian kebudayaan berdasarkan masanya, yaitu Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan, masa Bercock Tanam, dan Masa Perundagian. Hasil lain adalah persebaran nenek moyang di Indonesia berdasarkan daerah penemuan benda-benda peninggalan.
Mereka hidup dan menyebar di berbagai daerah di Indonesia.
Kelompok ras Melanosoid menyebar di Kepulauan Indonesia bagian Timur dan Papua.
Kelompok ras Proto Melayu menyebar di daerah Kalimantan, Sulawesi, Lombok, dan Sumatera.
Kelompok ras Deutro Melayu menyebar di pulau-pulau Jawa, Bali, Madura, Sumatera, dan Sulawesi.
Dari sini diketahui bahwa sejak nenek moyang bangsa Indonesia sudah ada keragaman ras.
Nenek moyang bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai ras tersebut masuk dan menyebar di berbagai wilayah Indonesia.
Selain perbedaan ras, mereka juga membawa kebudayaan tersebut dan dapat diketahui sisa-sisa benda peninggalan yang ada di Indonesia.
Para arkeolog dan antropolog melakukan penelitian pada benda-benda peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia tersebut.
Hasilnya adalah pembagian kebudayaan berdasarkan masanya, yaitu Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan, masa Bercock Tanam, dan Masa Perundagian. Hasil lain adalah persebaran nenek moyang di Indonesia berdasarkan daerah penemuan benda-benda peninggalan.
Posting Komentar