Pengelolaan Energi Terbarukan
4 minute read
3. Pengelolaan Dalam Energi Terbarukan
a. Tenaga Surya
Indonesia memiliki potensi energi surya yang cukup besar mengingat letak geografisnya yang berada pada daerah tropis. Berdasarkan data penyinaran matahari yang dihimpun dari 18 lokasi di Indonesia, radiasi surya di Indonesia untuk Kawasan Barat Indonesia (KBI) mencapai 4,5kWh/m 2/hari dengan variasi bulanan sekitar 10%; untuk Kawasan Timur Indonesia (KTI) sekitar 5,1 kWh/m 2/hari dengan variasi bulanan sekitar 9%. Penyediaan energi surya di Indonesia, telah diterapkan pengembangannya yaitu pengembangan energi surya forovoltaik dan energi surya termal. Namun, karena kondisi geografis Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau terpencil yang sangat sulit terjangkau oleh jaringan listrik yang menggunakan tenaga surya. Serta tingginya biaya modul surya yang masih menjadi komponen utama teknologi energi surya fotovoltaik untuk diterapkan di Indonesia. Oleh sebab itu, pada energi surya ini yang memiliki peran penting sebagai sumber tenaga listrik.
b. Panas bumi Indonesia memiliki sumber energi panas bumi terbesar didunia (40% dunia) karena sepanjang jalur gunung api aktif mulai dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Utara, dan Maluku serta merupakan potensi panas bumi terbesar di dunia. Namun, pemanfaatannya yang masih belum optimal. Pemanfaatan energi panas bumi untuk pembangkitan tenaga listrik, saat ini masih sangat kecil dibandingkan dengan pontensi sumber daya dan cadangan yang ada, yaitu baru mencapai 1,189 MW atau sebesar 4% dari potensi yang ada (Luluk, 2011) Berbagai inisiatif untuk mengembangkan energi terbarukan yang ditujukan pada eksplotasi panas bumi dimana Indonesia pada tahun lalu menandatangani perjanjian kerjasamanya dengan pemerintah Selandia Baru, dimana pemerintah Selandia Baru telah aktif dalam mengembangkan energi panas bumi yang telah berkontribusi hingga 70%. Sejumlah investor pun baru-baru ini telah memasuki sektor dalam mengelola energi panas bumi, diantaranya Jepang dan India. Berdasarkan Kebijakan Energi Nasional telah mentargetkan sebesar 9.500 MW pada tahun 2025 dari pembangkit listrik dari panas bumi.
c. Biofuel
Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pusat produksi biofuel, misalnya pada cadangan biomass yang besar dari industry pertanian termasuk gula, karet, dan minyak sawit. Walaupun pada saat ini masih banyak sumber biofuel kita diekspor karena kualitas makanan yang tinggi. Bioetanol Bioetanol telah menjadi rencana Indonesia untuk mengurangi impor energi dan meningkatkan standar kualitas udara.
d. Energi Angin Berdasarkan proyek pengalaman yang dilakukan oleh Pemerintah Denmark pada tahun 1991 yang memanfaatkan energi terbarukan pada perkembangan energi angin dan energi matahari. Langkah-langkah yang dirilis oleh Pemerintah Denmark sebagai langkah penting dalam menuju masa depan yang ramah lingkungan, serta memiliki banyak pasokan energi berkelanjutan yang saat ini telah diterapkan oleh Danish political thingking and priorities dan diterima oleh penduduk dan industri di Denmark. Jadi, dengan memanfaatkan tenaga angin lepas pantai sebagai era pasar baru yang masih menjadi dekade pada saat ini.
e. Biomass dan pengolahan biogas
Saat ini, 85.5% sisa biomas datang dari industri kelapa sawit, seperti yang ditunjukkan dalam pohon ara.
Sumber-sumber biomass berbeda-beda dari buah kue, serat-serat kosong, kerang palm koper itu yang masing-masing berisi berbagai tingkat energi dan jumlah potensinya. Kelapa sawit telah berpotensi yang sangat baik dalam memproduksi energi alternatif karena calorific berisi.
Dengan 50% efisiensi, biomass dari kelapa dapat menghasilkan 8 Mtoe energi, dan dapat menyimpan RM 7,5 milyar per tahun dari minyak mentah. Pada tahun 2007, untuk setiap hektar 4.3 juta hektar perkebunan kelapa sawit, sekitar 50-70 ton sisa biomas dihasilkan. Selain itu, kelapa sawit limbah pertanian lainnya seperti bagasse, tebu, sekam dan nasi sisa limbah kayu juga memberikan kontribusi untuk total sisa biomas.
Pada Bulan Juli 2009, total 39 MW adalah di bawah dan konstruksi diperkirakan kemungkinan adalah 1340 MW pada tahun 2030.
Di Malaysia, biogas sering dihasilkan di bawah kondisi anaerobik menggunakan fasilitas manajemen limbah.
Konten energi biogas adalah terutama bergantung pada metana konten. Berdasarkan studi pada Clean Development Mechanism (CDM) kemungkinan dalam sektor limbah, ditemukan bahwa potensi yang paling adalah degradasi anaerobik di mana terjadi dalam tingkat kota praja pengurukan dan POME tambak udang.
Potensi dengan ukuran yang relatif dan pemulihan kuasa dan potensi panas untuk layak proyek-proyek yang disajikan.
Pada Bulan Juli 2009, total 4,45 MW adalah di bawah potensi dan konstruksi biogas oleh 2028 adalah 410 MW.
Secara keseluruhan, sektor gas alam dan energi terbarukan memiliki potensi pengembangan yang luar biasa.
Langkah-langkah tersebut harus didukung oleh semua kalangan pihak, tidak hanya pertamina, pemerintah, stakeholders, ataupun perguruan tinggi di indonesia.
Namun, hal tersebut diperlukan upaya partisipasi masyakakat bangsa indonesia demi masa depan energi baru dan terbarukan.
Dengan mengurangi ketergantungan terhadap minyak, lakukan gerakan hemat energi dengan mengembangkan sektor gas alam dan gas nonkonvensional serta mendiversifikasi energi-energi terbarukan dengan percepatan rencana untuk mengeksplorasi sumber-sumber energi terbarukan.
Sumber-sumber biomass berbeda-beda dari buah kue, serat-serat kosong, kerang palm koper itu yang masing-masing berisi berbagai tingkat energi dan jumlah potensinya. Kelapa sawit telah berpotensi yang sangat baik dalam memproduksi energi alternatif karena calorific berisi.
Dengan 50% efisiensi, biomass dari kelapa dapat menghasilkan 8 Mtoe energi, dan dapat menyimpan RM 7,5 milyar per tahun dari minyak mentah. Pada tahun 2007, untuk setiap hektar 4.3 juta hektar perkebunan kelapa sawit, sekitar 50-70 ton sisa biomas dihasilkan. Selain itu, kelapa sawit limbah pertanian lainnya seperti bagasse, tebu, sekam dan nasi sisa limbah kayu juga memberikan kontribusi untuk total sisa biomas.
Pada Bulan Juli 2009, total 39 MW adalah di bawah dan konstruksi diperkirakan kemungkinan adalah 1340 MW pada tahun 2030.
Di Malaysia, biogas sering dihasilkan di bawah kondisi anaerobik menggunakan fasilitas manajemen limbah.
Konten energi biogas adalah terutama bergantung pada metana konten. Berdasarkan studi pada Clean Development Mechanism (CDM) kemungkinan dalam sektor limbah, ditemukan bahwa potensi yang paling adalah degradasi anaerobik di mana terjadi dalam tingkat kota praja pengurukan dan POME tambak udang.
Potensi dengan ukuran yang relatif dan pemulihan kuasa dan potensi panas untuk layak proyek-proyek yang disajikan.
Pada Bulan Juli 2009, total 4,45 MW adalah di bawah potensi dan konstruksi biogas oleh 2028 adalah 410 MW.
Secara keseluruhan, sektor gas alam dan energi terbarukan memiliki potensi pengembangan yang luar biasa.
Langkah-langkah tersebut harus didukung oleh semua kalangan pihak, tidak hanya pertamina, pemerintah, stakeholders, ataupun perguruan tinggi di indonesia.
Namun, hal tersebut diperlukan upaya partisipasi masyakakat bangsa indonesia demi masa depan energi baru dan terbarukan.
Dengan mengurangi ketergantungan terhadap minyak, lakukan gerakan hemat energi dengan mengembangkan sektor gas alam dan gas nonkonvensional serta mendiversifikasi energi-energi terbarukan dengan percepatan rencana untuk mengeksplorasi sumber-sumber energi terbarukan.
Posting Komentar