Sosiologi XI BAB 5: Integrasi dan Reintegrasi Sosial

Integrasi sosial adalah gabungan dari dua istilah kata, yaitu integrasi yang juga di dalam Bahasa Inggris disebut dengan “integration”   memiliki arti kesempurnaan atau keseluruhan, sementara kata sosial berarti hubungan dan juga timbal balik dari tidakan yang dilakukan oleh masyarakat.

Tindakan yang telah dilakukan masyarakat tersebut tentu muncul karena adanya gejala sosial tentang keinginan serta harapan.

Jika gejala sosial dan juga keinginan tersebut tidak dapat dilaksanakan maka akan menilmbulkan permasalan sosial, yang pada akhirnya akan memicu terjadinya konflik ataupun integrasi dalam masyarakat.

Integrasi sosial merupakan hubungan yang ada dalam unsur-unsur masyarakat yang saling berkaitan secara intensif di dalam berbagai bidang kehidupan.

Hal itu berarti, di dalam integrasi sosial akan terjadi pembauran dari beberapa unsur yang berbeda sehingga dapat bekerja sama dengan unsur yang lain.

Berikut beberapa pengertian dari integrasi sosial menurut ahli, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Penganut pendekatan konflik
Suatu masyarakat terintegrasi atas paksaan (coercion) dari suatu kelompok atau satuan sosial yang dominan terhadap kelompok-kelompok atau satuan-satuan sosial yang lain.

2. Penganut fungsionalisme struktural
Sistem sosial senantiasa terintegrasi di atas dua landasan yaitu konsensus tentang nilai-nilai fundamental dan cross-cutting affiliations (keanggotaan ganda dan satu kesatuan sosial).

3. Kun Maryati dan Juju Suryawati (2014:140)
Integrasi sosial merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda di dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebut dapat meliputi perbedaan kedudukan sosial, ras, etnik, agama, bahasa, kebiasaan, sistem nilai, dan norma.

4. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Integrasi merupakan pembauran sesuatu yang tertentu hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat.

5. Abdul Syani
Melihat integrasi tidak hanya cukup diukur dari kriteria berkumpul atau bersatunya anggota masyarakat secara fisik, tetapi juga terdapat konsensus yang merupakan pengembangan sikap solidaritas dan perasaan manusiawi.

6. Idianto Muin (2006:69)
Menurut pendapat Idianto Muin, integrasi sosial merupakan proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang berbeda di dalam kehidupan bermasyarakat.

7. Gillin
Bagian dari proses sosial yang terjadi karena perbedaan fisik, emosional, budaya dan perilaku.

8. Soerjono Soekanto
Sebuah proses sosial individu atau kelompok yang berusaha memenuhi gol melawan lawan yang disertai dengan ancaman dan / atau kekerasan.

9. William F. Ogburn dan Mayer Nimkoff
Integrasi sosial akan terbentuk apabila sebagian besar anggota masyarakat tersebut sepakat (konsensus) mengenai:
  • struktur masyarakat yang dibangun
  • merasa berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan di antara mereka
  • bisa menjalankan norma dan nilai yang telah terbangun cukup lama secara konsisten.


Faktor Pendorong
  • Toleransi tentang adanya perbedaan.
  • Kesempatan yang seimbang di dalam bidang ekonomi.
  • Memunculkan siikap saling menghargai satu sama lain.
  • Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat.
  • Adanya persamaan di dalam unsur-unsur kebudayaan.
  • Adanya perkawinan campuran (amalgamation).
  • Terdapat musuh bersama yang berasal dari luar.

Faktor Penghambat
  • Kondisi masyarakat yang terisolasi.
  • Masyarakat kunang memiliki ilmu pengetahuan.
  • Terdapat perasaan superior salah satu kelompok.
  • Kurangnya rasa toleransi kepada golongan lain yang berbeda.
  • Tidak terdapat penghargaan dalam perbedaan.
  • Terdapat rasa tidak puas kepada ketimpangan sosial serta ketidak merataannya pembangunan.
  • Kurangnya rasa kesadaran diri dalam masing-masing individu dalam menjaga persatuan dan kesatuan.

Faktor Internal
  • Kesadaran diri sebagai makhluk sosial
  • Jiwa dan semangat gotong royong
  • Tuntutan kebutuhan

Faktor External
  • Tuntutan perkembangan zaman
  • Terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama
  • Adanya konsensus nilai
  • Persamaan kebudayaan
  • Sikap toleransi
  • Persaman visi, misi, dan tujuan
  • Adanya tantangan dari luar

1. Integrasi Normatif
Integrase normatif dapat diartikan sebagai bentuk integrase yang terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

2. Integrase Fungsional
Integrase fungsional terbentuk karena adanya fungsi-fungsi tertentu dalam masyarakat.  Sebuah integrase dapat terbentuk dengan mengedepankan fungsi dari masing-masing pihak yang ada dalam sebuah masyarakat.

Misalnya, Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku mengintegrasikan dirinya dengan melihat fungsi dari masing-masing suku yang ada, seperti suku Bugis yang suka melaut sebagai penyedia hasil laut, suku minang yang pandai berdagang difungsikan sebagai penjual hasil laut tersebut. Dengan demikian akan terjadi integrasi dlam masyarakat.

3. Integrase Koersif
Integrase terakhir ini terbentuk berdasarkan kekuasaan yang dimiliki penguasa. Dalam hal penguasa menerapkan cara-cara koersif (kekerasan). Contoh integrase koersif adalah perusuh yang berhenti mengacau karena polisi membakar gas air mata.

1. Akulturasi
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.

Contoh akulturasi : saat budaya rap dari negeri asing digabungkan dengan bahasa jawa, sehingga menge-rap dengan menggunakan bahasa jawa.

2. Asimilasi
Asimilasi adalah pembaruan dau kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Suatu asimilasi ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok. Untuk mengurangi perbedaan itu, asimisali meliputi usaha-usaha mempererat kesatuan tindakan, sikap dan perasaan dengan memperhatikan kepentingan serta tujuan bersama.

Asimilasi dapat terbentuk apabila terdapat tiga persyaratan berikut, diantaranya :

  1. Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda.
  2. Terdapat pergaulan antara individu atau kelompok secara intensif dan dalam waktu yang relatif lama.
  3. Kebudayaan masing-masing kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri.
  4. Faktor Pendorong

Faktor-faktor yang mendorong atau mempermudah terjadinya asimilasi antara lain:

  1. Toleransi di antara sesama kelompok yang berbeda kebudayaan.
  2. Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi.
Faktor Pendorong Integrasi Sosial

  1. Toleransi terhadap kelompok-kelompok manusia dengan kebudayaan yang berbeda.
  2. Kesempatan yang seimbang dalam ekonomi bagi berbagai golongan masyarakat.
  3. Sikap saling menghargai orang lain dengan kebudayaan.
  4. Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat.
  5. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.
  6. Perkawinan campuaran.
  7. Adanya musuh bersama dari luar.
Perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dapat membuat pudarnya norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat. Kondisi ini oleh Soerjono Soekanto disebut sebagai disorganisasi atau disintegrasi sosial.

Awal terjadinya kondisi ini adalah situasi dimana ada ketidakseimbangan atau ketidakserasian unsur dalam masyarakat karena salah satu unsur dalam sistem masyarakat tidak berfungsi dengan baik.

Apabila terjadi disintegrasi sosial, situasi di dalam masyarakat itu lama-kelamaan akan menjadi chaos (kacau).

Pada keadaan demikian, akan dijumpai anomie (tanpa aturan), yaitu suatu keadaan di saat masyarakat tidak mempunyai pegangan mengenai apa yang baik dan buruk, dan tidak bisa melihat batasan apa yang benar dan salah.

Dalam kebingungan tersebut, masyarakat berusaha untuk kembali pada tahap integrasi dimana lembaga politik, ekonomi, pemerintahan, agama, dan sosial berada didalam keadaan yang selaras, serasi, dan seimbang. Proses ini disebut dengan reintegrasi.

Dalam pandangan Sukanto, reintegrasi atau reorganisasi adalah proses pembentukan kembali norma-norma dan nilai-nilai baru untuk menyesuaikan diri dengan lembaga-lembaga yang mengalami perubahan.

Reintegrasi sosial adalah sebagian upaya untuk membangun kembali kepercayaan, modal sosial, dan kohesi sosial. Proses ini bukanlah proses yang mudah. Proses ini cukup sulit dan memakan waktu yang lama.

Berdasarkan materi diatas, saya akan memaparkan sebuah arikel berita sesuai dengan materi diatas, yaitu tentang sekaten: akulturasi budaya Jawa, Islam dan Hindu.

Kemudian untuk menambah wawasan mengenai materi ini, maka saya akan memaparkan beberapa soal pengayaan. Silahkan untuk mengerjakan soal dibawah ini:

Manurut pendapat anda, bagaimana cara agar integrasi bangsa Indonesia tetap terjaga?
Apakah reintegrasi perlu dilakukan didalam masyarakat di mana anda tinggal? Mengapa?
Apakah semangat integrase dan reintegrasi perlu kita wacanakan kembali di tengah-tenga masyarakat Indonesia? Jelaskan menurut pendapat anda.

Demikian adalah rangkuman materi tentangIntegrasi dan Reintegrasi Sosial.Jika terdapat kekurangan bisa komen di kolom komentar yang tersedia. Kritik dan saran anda sangatlah diperlukan.

iklan tengah