PKN IX BAB 5 Harmonisasi Keberagaman Masyarakat Indonesia
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang beraneka ragam karena
terdiri atas berbagai suku bangsa, adat istiadat, bahasa daerah, serta agama yang berbeda-beda.
Keanekaragaman tersebut terdapat di berbagai wilayah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Keberagaman masyarakat kita merupakan kekayaan bangsa Indonesia.
Keberagaman ini juga menjadi daya tarik bangsa lain untuk datang ke Indonesia, terutama keberagaman budaya, suku, adat istiadat.
Keberagaman ini semakin menarik dengan letak geografis dan keindahan alam Indonesia. Masyarakat yang beragam menandai betapa besarnya bangsa Indonesia.
Keberagaman ini merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa, yang sangat berharga bagi bangsa Indonesia.
Oleh karena itu kita wajib selalu bersyukur atas anugerah ini, dengan selalu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Namun dibalik itu semua, keberagaman masyarakat memiliki potensi menimbulkan berbagai masalah dalam masyarakat.
Salah satu karakteristik keberagaman adalah adanya perbedaan. Perbedaan yang tidak terselesaikan dapat berkembang menjadi konflik atau pertentangan dalam masyarakat.
Coba kalian perhatikan berbagai perbedaan di lingkungan kita dapat menjadi faktor penyebab masalah, seperti persahabatan yang putus karena perbedaan pendapat, perkelahian antarkampung, perkelahian antarpelajar dan sebagainya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keberagaman masyarakat Indonesia menimbulkan sejumlah permasalahan di dalam masyarakat Indonesia sendiri, diantaranya adalah konflik.
Apa saja bentuk konflik pada masyarakat Indonesia? Mengapa hal tersebut bisa terjadi di Indonesia? Nah, kedua pertanyaan tersebut dapat kalian ketahui jawabannya dengan mencermati uraian berikut ini.
Keanekaragaman tersebut terdapat di berbagai wilayah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Keberagaman masyarakat kita merupakan kekayaan bangsa Indonesia.
Keberagaman ini juga menjadi daya tarik bangsa lain untuk datang ke Indonesia, terutama keberagaman budaya, suku, adat istiadat.
Keberagaman ini semakin menarik dengan letak geografis dan keindahan alam Indonesia. Masyarakat yang beragam menandai betapa besarnya bangsa Indonesia.
Keberagaman ini merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa, yang sangat berharga bagi bangsa Indonesia.
Oleh karena itu kita wajib selalu bersyukur atas anugerah ini, dengan selalu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Namun dibalik itu semua, keberagaman masyarakat memiliki potensi menimbulkan berbagai masalah dalam masyarakat.
Salah satu karakteristik keberagaman adalah adanya perbedaan. Perbedaan yang tidak terselesaikan dapat berkembang menjadi konflik atau pertentangan dalam masyarakat.
Coba kalian perhatikan berbagai perbedaan di lingkungan kita dapat menjadi faktor penyebab masalah, seperti persahabatan yang putus karena perbedaan pendapat, perkelahian antarkampung, perkelahian antarpelajar dan sebagainya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keberagaman masyarakat Indonesia menimbulkan sejumlah permasalahan di dalam masyarakat Indonesia sendiri, diantaranya adalah konflik.
Apa saja bentuk konflik pada masyarakat Indonesia? Mengapa hal tersebut bisa terjadi di Indonesia? Nah, kedua pertanyaan tersebut dapat kalian ketahui jawabannya dengan mencermati uraian berikut ini.
Konflik dalam masyarakat dapat dikelompokkan berdasarkan tingkatan, yaitu konflik ideologi dan konflik politik.
Konflik ideologi terjadi karena perbedaan ideologi dalam masyarakat. Contoh konflik ideologi seperti peristiwa G 30 S/PKI merupakan penolakan bangsa Indonesia terhadap ideologi komunis.
Sedangkan konflik politik merupakan pertentangan yang disebabkan perbedaan kepentingan dalam memperoleh kekuasaan atau merumuskan kebijakan pemerintah.
Contoh nyata konflik politik antara lain bentrokan akibat proses pemilihan umum, bentrokan kebijakan pemerintah atau menuntut sesuatu.
Sedangkan berdasarkan jenisnya, terdapat konflik antarsuku, konflik antaragama, konflik antarras, dan konflik antargolongan. Berikut uraian konflik berdasarkan jenisnya.
a. Konflik antarsuku, yaitu pertentangan antara suku yang satu dengan suku yang lain. Perbedaan suku seringkali juga memiliki perbedaan adat istiadat, budaya, sistem kekerabatan, norma sosial dalam masyarakat. Pemahaman yang keliru terhadap perbedaan ini dapat menimbulkan masalah, bahkan konflik dalam masyarakat.
b. Konflik antaragama, yaitu pertentangan antara kelompok yang memiliki keyakinan atau agama berbeda. Konflik ini bisa terjadi antara agama yang satu dengan agama yang lain, atau antara kelompok dalam agama tertentu.
c. Konflik antarras, yaiitu pertentangan antara ras yang satu dengan ras yang lain. Pertentangan ini dapat disebabkan sikap rasialis yaitu memperlakukan orang berbeda-beda berdasarkan ras.
d. Konflik antargolongan, yaitu pertentangan antara kelompok atau golongan dalam masyarakat. Golongan atau kelompok dalam masyarakat dapat dibedakan atas dasar pekerjaan, partai politik, asal daerah, dan sebagainya.
Konflik ideologi terjadi karena perbedaan ideologi dalam masyarakat. Contoh konflik ideologi seperti peristiwa G 30 S/PKI merupakan penolakan bangsa Indonesia terhadap ideologi komunis.
Sedangkan konflik politik merupakan pertentangan yang disebabkan perbedaan kepentingan dalam memperoleh kekuasaan atau merumuskan kebijakan pemerintah.
Contoh nyata konflik politik antara lain bentrokan akibat proses pemilihan umum, bentrokan kebijakan pemerintah atau menuntut sesuatu.
Sedangkan berdasarkan jenisnya, terdapat konflik antarsuku, konflik antaragama, konflik antarras, dan konflik antargolongan. Berikut uraian konflik berdasarkan jenisnya.
a. Konflik antarsuku, yaitu pertentangan antara suku yang satu dengan suku yang lain. Perbedaan suku seringkali juga memiliki perbedaan adat istiadat, budaya, sistem kekerabatan, norma sosial dalam masyarakat. Pemahaman yang keliru terhadap perbedaan ini dapat menimbulkan masalah, bahkan konflik dalam masyarakat.
b. Konflik antaragama, yaitu pertentangan antara kelompok yang memiliki keyakinan atau agama berbeda. Konflik ini bisa terjadi antara agama yang satu dengan agama yang lain, atau antara kelompok dalam agama tertentu.
c. Konflik antarras, yaiitu pertentangan antara ras yang satu dengan ras yang lain. Pertentangan ini dapat disebabkan sikap rasialis yaitu memperlakukan orang berbeda-beda berdasarkan ras.
d. Konflik antargolongan, yaitu pertentangan antara kelompok atau golongan dalam masyarakat. Golongan atau kelompok dalam masyarakat dapat dibedakan atas dasar pekerjaan, partai politik, asal daerah, dan sebagainya.
Konflik dalam masyarakat bukan merupakan proses yang terjadi tiba-tiba. Peristiwa ini terjadi melalui proses yang ditandai oleh beberapa gejala dalam masyarakat.
Gejala yang menunjukkan adanya konflik sosial dalam masyarakat antara lain:
Gejala yang menunjukkan adanya konflik sosial dalam masyarakat antara lain:
- Tidak adanya persamaan pandangan antarkelompok, seperti perbedaan tujuan, cara melakukan sesuatu, dan sebagainya.
- Norma-norma sosial tidak berfungsi dalam masyarakat sebagai alat mencapai tujuan
- Adanya pertentangan norma-norma dalam masyarakat sehingga menimbulkan kebingungan bagi masyarakat.
- Sanksi terhadap pelanggar atas norma tidak tegas atau lemah
- Tindakan terhadap pelanggar atas norma sudah tidak lagi sesuai dengan norma yang berlaku
- Terjadi proses disosiatif, yaitu proses yang mengarah pada persaingan tidak sehat, tindakan kontroversial dan pertentangan.
Konflik yang terjadi dalam masyarakat merupakan gejala sosial yang ada dalam masyarakat, apalagi masyarakat yang beragam.
Ada yang berpendapat bahwa konflik sesnantiasa akan ada dalam masyarakat hanya berbeda ruang dan waktu.
Sulit menemukan masyarakat tanpa konflik sepanjang masa. Namun demikian kita harus mencegah konflik yang terjadi dalam masyarakat secara terus menerus dan membawa akibat yang merugikan semua pihak.
Konflik dalam masyarakat memiliki akibat positif dan negatif secara perorangan maupun kelompok. Salah satu akibat positif adalah bertambah kuatnya rasa solidaritas kelompok.
Hubungan antar anggota kelompok atau masyarakat semakin kuat. Namun konflik juga memiliki akibat negatif, seperti:
Ada yang berpendapat bahwa konflik sesnantiasa akan ada dalam masyarakat hanya berbeda ruang dan waktu.
Sulit menemukan masyarakat tanpa konflik sepanjang masa. Namun demikian kita harus mencegah konflik yang terjadi dalam masyarakat secara terus menerus dan membawa akibat yang merugikan semua pihak.
Konflik dalam masyarakat memiliki akibat positif dan negatif secara perorangan maupun kelompok. Salah satu akibat positif adalah bertambah kuatnya rasa solidaritas kelompok.
Hubungan antar anggota kelompok atau masyarakat semakin kuat. Namun konflik juga memiliki akibat negatif, seperti:
Keberagaman budaya di satu sisi memberikan peran penting bagi bangsa dan masyarakat besar seperti Indonesia.
Tentu saja hal tersebut bisa terjadi apabila keberagaman kebudayaan dikelola dengan tepat. Bagaimana bila tidak dikelola dengan tepat?
Malapetakalah yang akan melanda. Hampir semua negara yang penduduknya heterogen seperti India dan Filipina, termasuk Indonesia setiap saat dapat menimbulkan konflik bernuansa SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan).
Setiap masalah ataupun konflik yang terjadi di dalam masyarakat yang beragam harus segera diselesaikan sehingga tidak membawa akibat yang merugikan masyarakat.
Upaya mengatasi masalah ini dapat dilakukan secara preventif dan represif.
Cara preventif artinya adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadi masalah atau sebelum masalah terjadi. Seperti mengembangkan sikap toleransi, kerjasama, latihan bersama dan sebagainya.
Sedangkan cara represif adalah upaya mengatasi pada saat atau setelah terjadi masalah, seperti penangkapan, pembubaran paksa, dan sebagainya.
Ada satu lagi yaitu kuratif. Kurtif adalah upaya tindak lanjut atau penanggulangan akibat masalah yang terjadi. Misalkan pendampingan bagi korban kerusuhan, perdamaian, kerjasama dan sebagainya
Tentu saja hal tersebut bisa terjadi apabila keberagaman kebudayaan dikelola dengan tepat. Bagaimana bila tidak dikelola dengan tepat?
Malapetakalah yang akan melanda. Hampir semua negara yang penduduknya heterogen seperti India dan Filipina, termasuk Indonesia setiap saat dapat menimbulkan konflik bernuansa SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan).
Setiap masalah ataupun konflik yang terjadi di dalam masyarakat yang beragam harus segera diselesaikan sehingga tidak membawa akibat yang merugikan masyarakat.
Upaya mengatasi masalah ini dapat dilakukan secara preventif dan represif.
Cara preventif artinya adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadi masalah atau sebelum masalah terjadi. Seperti mengembangkan sikap toleransi, kerjasama, latihan bersama dan sebagainya.
Sedangkan cara represif adalah upaya mengatasi pada saat atau setelah terjadi masalah, seperti penangkapan, pembubaran paksa, dan sebagainya.
Ada satu lagi yaitu kuratif. Kurtif adalah upaya tindak lanjut atau penanggulangan akibat masalah yang terjadi. Misalkan pendampingan bagi korban kerusuhan, perdamaian, kerjasama dan sebagainya
Posting Komentar