Pengertian Vulkanisme, Proses, Jenis, Gambar, Gejala, Ciri, Tipe dan Dampaknya Terhadap Kehidupan

Vulkanisme adalah suatu peristiwa yang berhubungan dengan aktivitas gunung api, yaitu proses bergeraknya magma dari dalam litosfer yang menyusup ke lapisan atas atau sampai ke permukaan bumi.


Vulkanisme adalah semua peristiwa yang berhubungan dengan magma yang keluar mencapai permukaan bumi melalui retakan dalam kerak bumi atau melalui sebuah pita sentral yang disebut terusan kepundan atau diatrema.

Magma yang keluar sampai ke permukaan bumi disebut lava. 

Magma dapat bergerak naik karena memiliki suhu tinggi dan mengandung gas-gas yang memiliki cukup energi untuk mendorong batuan di atasnya. 

Di dalam litosfer magma menempati suatu kantong yang disebut dapur magma. Kedalaman dapur magma merupakan penyebab perbedaan kekuatan letusan gunung api yang terjadi. 

Pada umumnya, semakin dalam dapur magma dari permukaan bumi, maka semakin kuat letusan yang ditimbulkannya. 

Lamanya aktivitas gunung api yang bersumber dari magma ditentukan oleh besar atau kecilnya volume dapur magma. Dapur magma inilah yang merupakan sumber utama aktivitas vulkanik.


Pengertian Vulkanisme Menurut Ahli

credit: britannica.com
Berikut ini adalah beberapa pengertian vulkanisme menurut para ahli:

James W. Head dan Lionel Wilson (2015)

Vulkanisme adalah letusan magma yang diturunkan secara internal untuk membentuk endapan permukaan, memberikan salah satu petunjuk paling penting ke lokasi pemanasan interior dalam ruang dan waktu serta evolusi termal planet secara umum. 


Rosaly M.C. Lopes dan David A. Williams (2015) 

vulkanisme adalah proses mendasar yang telah mempengaruhi semua karakteristik planet padat dan sebagian besar bulan di tata surya dan tidak ada tempat yang lebih jelas terlihat selain di bulan Jupiter Io.

Vulkanisme adalah salah satu proses geologi endogenik yang dominan di Bumi, Bulan, Mars, dan Venus, dan telah menghasilkan pelapisan kembali yang signifikan selama evolusi masing-masing benda planet ini. 


Herlambang (2014)

Vulkanisme adalah berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan magma naik ke permukaan bumi.


Intrusi Magma

Intrusi Magma
credit: geologyin.com

Proses intrusi magma adalah kegiatan magma sebelum mencapai permukaan bumi. 

Intrusi magma juga dapat diartikan sebagai suatu proses penerobosan magma ke dalam litosfer namun tidak mampu mencapai permukaan bumi. 

Erupsi yang terjadi pada suatu tempat menyebabkan tumpukan material beku ataupun material lepas di permukaan bumi.

Apabila erupsi terjadi secara berulang kali, maka akan membentuk bangunan-bangunan kerucut besar yang disebut gunung.

Gunung yang telah dihasilkan oleh proses erupsi akan menghasilkan bentuk-bentuk sebagai berikut:


Batolit

Batolit adalah batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma sebagai akibat dari penurunan suhu yang terjadi sangat lambat. 


Lakolit

Lakolit adalah magma yang menyusup di antara lapisan- lapisan batuan yang menyebabkan lapisan batuan yang berada di atasnya menjadi terangkat sehingga akan menyerupai lensa cembung. Sementara permukaan yang berada di atasnya tetap rata atau datar.


Sill/keeping intrusi

Sill adalah batuan beku yang berbentuk diantara dua lapisan batuan, berbentuk pipih dan melebar. 


Intrusi Korok/Gang

Gang yaitu magma yang memotong lapisan batuan dengan arah tegak/miring, berbentuk pipih dan melebar. 


Apofisa

Apofisa merupakan sebutan bagi semacam cabang dari intrusi korok atau yang dikenal juga dengan intrusi gang, namun ukurannya lebih kecil atau percabangan dari magma yang ukurannya kecil atau yang sering juga disebut dengan urat- urat magma

Diatrema

Diatrema adalah batuan intrusif pengisi pipa letusan. Diatrema berbentuk silinder dan memanjang mulai dari dapur magma hingga mencapai batas permukaan bumi.

Bentuk-Bentuk Intrusi Magma
credit: markijar.com

Ekstrusi Magma

Ekstrusi magma adalah aktivitas vulkanisme magma yang dapat mencapai permukaan bumi atau keluarnya magma ke permukaan bumi sehingga membentuk suatu gunung api.

Apabila ekstrusi yang terjadi cukup kuat maka akan menghasilkan letusan yang sangat dahsyat.  

Ekstrusi magma dapat terjadi di daratan maupun di dasar laut. Oleh karena itu gunung berapi juga dapat dijumpai di dasar lautan. 


Berdasarkan Bentuknya

Berdasarkan bentuk lubang tempat keluarnya magma, ekstrusi magma dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut:

Tipe Erupsi
credit: belajar12tahun.blogspot.com


1. Erupsi Linear 

Erupsi linear adalah magma yang keluar melalui retakan memanjang sehingga membentuk deretan gunung api. Misalnya gunung Laki di Eslandia yang panjang retakannya mencapai 30 km.


2. Erupsi Areal

Erupsi areal adalah erupsi yang terjadi karena letak magma berdekatan dengan permukaan bumi sehingga ketika permukaan bumi terbakar, magma akan meleleh keluar permukaan bumi. Contohnya Pegunungan Argentina dan Paraguay serta Yellowstone Park (AS)


3. Erupsi Sentral

Erupsi sentral yaitu keluarnya magma melalui sebuah lubang dan membentuk gunung-gunung yang letaknya sendiri-sendiri atau terpisah-pisah, contoh Gunung Muria, Gunung Krakatau, dan Gunung Vesuvius.


Berdasarkan Kekuatan Letusannya

Berdasarkan kuat tidaknya letusan dan kandungan material yang dikeluarkan, erupsi gunung api dibagi menjadi dua:


1. Erupsi Eksplosif

Erupsi eksplosif adalah erupsi yang menyebabkan ledakan akibat tekanan gas magmatis yang sangat kuat. Erupsi ini biasa menyemburkan material vulkanik yang bersifat padat cair.

Erupsi eksplosif (letusan) terjadi apabila letak dapur magma dalam dan volume gas besar, magma bersifat asam. 

Material yang dikeluarkan adalah piroklastik dengan kandungan S1O2 tinggi, misalnya bongkah, lapili, bom, pasir, abu dan debu. Bentuk Volkan adalah Sharp Cone. 


2. Erupsi Eksplosif

Erupsi efusif adalah erupsi atau letusan yang tidak menimbulkan ledakan karena tekanan gas kurang kuat.

Pada proses ini material yang dikeluarkan adalah material cair atau sebagian besar lava dan sedikit material padat yang berukuran kecil. 

Selanjutnya bahan-bahan tersebut mengalir pada lereng gunung sebagai aliran lava.

Erupsi effusif (lelehan) Terjadi karena letak dapur magma dangkal, volume gas kecil, magma bersifat basa. Material yang dikeluarkan berupa lava dengan kandungan S1O2. 

Bentuk volkan rounded cone. Erupsi campuran Terjadi karena letak variasi dapur magma, volume gas dan sifat magma bersifat intermedier tetapi biasanya cenderung basa. Bentuk Volkan Strato. 


Berdasarkan Bentuknya

Tipe erupsi gunung api berdasarkan bentuk dan terjadinya, dapat dibedakan sebagai berikut:

Bentuk Gunung Api
credit: berpendidikan.com


1. Api Perisai 

Berbentuk kerucut dengan lereng landai dan aliran lava panas dari saluran tengah. Daerah persebaran magma luas serta proses pendinginan dan pembekuannya pelan. 

Frekuensi letusan umumnya sedang dan pelan dengan jumlah cairan lava cair yang banyak. Gunung api ini terjadi karena magma yang keluar sangat encer. 

Magma yang encer ini akan mengalir ke segala arah sehingga membentuk lereng sangat landai. Ini berarti gunung ini tidak menjulang tinggi tetapi melebar. 

Contohnya: Gunung Maona Loa dan Maona Kea di Kepulauan Hawaii. Gunung Api Perisai 


2. Gunung Maar

Gunung ini terjadi akibat dalamnya letusan eksplosif, yaitu dapur magma yang kecil dan dangkal mengakbatkan letusan satu kali dan mati.

Contohnya gunung Lamongan dan Merdada di Dieng, Pegunungan Eiffel di Jerman, serta gunung Auverge di Prancis.

 

3. Gunung Api Strato 

Gunung ini mempunyai bentuk kerucut berlereng curam dan luas yang terdiri atas banyak lapisan lava yang terbentuk dari aliran lava yang berulang-ulang.

Lava dapat mengalir melalui sisi kerucut.Sifat letusan keras.Gunung api ini terjadi akibat erupsi campuran antara eksplosif dan efusif yang bergantian secara terus menerus. 

Hal ini menyebabkan lerengnya berlapis-lapis dan terdiri dari bermacam-macam batuan. 

Gunung api inilah yang paling banyak ditemukan di dunia termasuk di Indonesia. Misalnya gunung Merapi, Semeru, Merbabu, Kelud, dan lain-lain. Gunung Api Strato 


Berdasarkan Tipe Letusannya

Berdasarkan tipe letusannya, gunung api dibedakan menjadi tujuh sebagai berikut:

Tipe Letusan Gunung Api
credit: ilmugeografi.com


1. Tipe Hawaii 

Tipe Hawaii Tipe gunung api ini dicirikan dengan lavanya yang cair dan tipis, dan dalam perkembangannya akan membentuk tipe gunung api perisai. 

Tipe ini banyak ditemukan pada gunung api perisai di Hawaii seperti di Kilauea dan Maunaloa. Contoh letusan tipe Hawai di Indonesia adalah pembentukan plato lava di kawasan Dieng, Jawa Tengah. 


2. Tipe Stromboli 

Tipe Stromboli Tipe ini sangat khas untuk gunung Stromboli dan beberapa gunung api lainnya yang sedang meningkat kegiatannya. 

Magmanya sangat cair, ke arah permukaan sering dijumpai letusan pendek yang disertai ledakan. Bahan yang dikeluarkan berupa abu, bom, lapilli dan setengah padatan bongkah lava.Contoh letusan tipe Stromboli di Indonesia adalah Gunung Raung di Jawa. 


3. Tipe Vulkano 

Tipe Vulkano Tipe ini mempunyai ciri khas yaitu pembentukan awan debu berbentuk bunga kol, karena gas yang ditembakkan ke atas meluas hingga jauh di atas kawah. Tipe ini mempunyai tekanan gas sedang dan lavanya kurang begitu cair. Di samping mengeluarkan awan debu, tipe ini juga menghasilkan lava.


4. Tipe Perret 

Tipe Perret Letusan gunung api tipe perret adalah mengeluarkan lava cair dengan tekanan gas yang tinggi. 

Kadang-kadang lubang kepundan tersumbat, yang menyebabkan terkumpulnya gas dan uap di dalam tubuh bumi, akibatnya sering timbul getaran sebelum terjadinya letusan. 

Setelah meletus material-material seperti abu, lapili, dan bom terlempar dengan dahsyat ke angkasa. 

Contoh letusan gunung api tipe perret di Indonesia adalah Gunung Krakatau yang meletus sangat dahsyat pada tahun 1873, sehingga gunung Krakatau (tua) itu sendiri lenyap dari permukaan laut, dan mengeluarkan semburan abu vulkanik setinggi 5 km. 


5. Tipe Merapi 

Tipe Merapi Dicirikan dengan lavanya yang cair-kental.Dapur magmanya relatif dangkal dan tekanan gas yang agak rendah.

Contoh letusan tipe Merapi di Indonesia adalah Gunung Merapi di Jawa Tengah dengan awan pijarnya yang tertimbun di lerengnya menyebabkan aliran lahar dingin setiap tahun. Contoh yang lain adalah Gunung Galunggung di Jawa Barat.


Tanda Gunung Api Akan Meletus

Berikut ini adalah tanda-tanda suatu gunung api akan meletus:

  1. Temperatur di sekitar kawah naik
  2. Banyak sumber air mengering
  3. Sering terjadi gempa
  4. Sering terjadi suara gemuruh di puncak gunung
  5. Banyak binatang yang turun gunung atau berpindah


Gejala Pascavulkanik

Gejala pascavulkanik adalah tanda yang biasa dipakai sebagai pedoman bahwa gunung api sudah padam atau hampir padam dengan ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Ekshalasi, yaitu gas yang berbentuk fumarol (H2O), solfatar (H2S), dan mofet (CO2). Apabila di suatu daerah ditemukan gejala-gejala tersebut, tandanya gunung api sudah padam atau hampir padam, misalnya di Dieng, Jawa Tengah
  2. Mata air panas adalah air tanah yang teletak di dekat dapur magma dan keluar menjadi air panas, misalnya Cimelati, Jawa Barat
  3. Mata air makdani, adalah mata air panas yang mengandung mineral (belerang), misalnya Maribaya (Jawa Barat), serta Barutaren dan Dieng (Jawa Tengah)
  4. Geiser adalah mata air panas yang memancar tetapi tidak memancar terus menerus, misanya di Irlandia dan Yellowstone Park (Amerika Serikat)


Dampak Vulkanisme

Dampak vulkanisme bagi kehidupan manusia ada yang menguntungkan tetapi ada juga yang merugikan.


Dampak positif letusan gunung api

  • Abu vulkanik yang disemburkan menyuburkan tanah pertanian di sekitar gunung api
  • Bahan galian, seperti belerang, emas, perak, pasir, batu banyak ditemukan di daerah bekas vulkan
  • Panas bumi yang ditimbulkan oleh aktivitas magma dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga panas bumi
  • Gunung berapi yang tinggi dapat berfungsi sebagai daerah penangkap hujan sehingga tanah subur dengan curah hujan yang tinggi memunculkan hutan alami yang sangat lebat
  • Gejala pascavulkanik merupakan objek wisata yang menarik, seperti bekas kepundan, geiser, mata air panas, dan mineral atau belerang yang dapat dipakai sebagai obat
  • Sebagai plasma nutfah karena variasi ketinggian secara vertikal dari gunung api dapat mengakibatkan plasma nutfah yang hidup menjadi sangat bervariasi
  • Sebagai sanatorium untuk penderita penyakit tertentu sebab gunung atau pegunungan mempunyai udara yang sejuk dan segar

Dampak negatif letusan gunung api

  • Pencemaran udara yang disebabkan oleh abu gunung berapi. Abu gunung berapi tersebut mempunyai kandungan zat yang sangat berbahaya yaitu hidrogen sulfide (H²S), sulfur dioksida (SO²), nitrogen dioksida dan material debu yang mengandung racun. 
  • Gas beracun yang dikeluarkan dari gunung api sangat membahayakan bagi manusia ketika manusia menghisap gas tersebut. 
  • Awan panas yang dikeluarkan gunung berapi dapat menewaskan makhluk hidup dan tumbuh-tumbuhan. 
  • Lahar dingin dan panas dapat merusak daerah yang dilaluinya menjadi rata dengan tanah. 
  • Bom lapili dan pasir vulkanik dapat merusak rumah, jembatan, dan daerah pertanian. 
  • Hujan debu dari letusan gunung berapi dapat meluas dan membatasi jarak pandang. Lalu lintas, baik darat maupun udara, mulai terganggu. 
  • Berbagai macam materia yang dikeluarkan gunung berapi dapat menimbulkan bibit penyakit seperti batuk-batuk, infeksi saluran pernapasan, sakit kulit dan lain-lain.



Sumber:
https://dosengeografi.com/pengertian-vulkanisme/
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-vulkanisme/
https://www.literasipublik.com/magma-dan-proses-pembentukannya
http://www.markijar.com/2019/05/6-bentuk-intrusi-magma-lengkap-gambar.html
https://www.citiesonvolcanoes10.com/dampak-gunung-berapi/
https://belajar12tahun.blogspot.com/2018/12/makalah-vulkanisme-pengertian-jenis.html
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/gunung/tipe-letusan-gunung-api/attachment/tipe-letusan-gunung
https://www.berpendidikan.com/2019/06/macam-macam-bentuk-gunung-api-dan-contohnya.html

iklan tengah