Jelaskan 4 Faktor-Faktor Pembentuk Integrasi Sosial!

Integrasi sosial dalam masyarakat dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:


Rasa saling memiliki

Dalam masyarakat terdiri atas berbagai kelompok atau kelas. Tiap kelompok atau kelas tertentu perlu menyadari bahwa kelompok lain adalah bagian dari masyarakat sehingga mereka bisa berintegrasi dan memiliki rasa saling memiliki.

Dengan rasa saling memiliki inilah dapat menciptakan keutuhan masyarakat secara keseluruhan. Apabila salah satu kelompok berusaha meniadakan kelompok lain, keutuhan masyarakat secara keseluruhan akan terancam.


Pola hubungan simbiosis mutualisme

Pola hubungan simbiosis mutualisme merupakan suatu bentuk kerja sama di antara dua kelompok atau lebih yang sifatnya saling menguntungkan pada masing-masing pihak terkait.

Untuk mewujudkan hal itu, masing-masing kelompok tersebut harus merasa saling membutuhkan dan bersedia saling mengerti posisi masing-masing.

Misalnya, warga penduduk asli yang bekerja di toko atau perusahaan milik warga pendatang adalah wujud integrsi yang dilandasi hubungan simbiosis mutualisme.


Konsensus

Konsensus adalah kesepakatan bersama yang dibentuk oleh warga masyarakat. 

Kesepakatan itu menyangkut nilai-nilai dasar yang akan mengikat dalam sebuah masyarakat yang utuh, misalnya integrasi nasional masyarakat Indonesia yang terbentuk berdasarkan konsensus nilai-nilai dasar persatuan dan kesatuan yang dinyatakan dalam Sumpah Pemuda 1928.

Dalam Sumpah Pemuda, segenap komponen bangsa berikrar bertumpah darah satu, berkebangsaan satu, dan berbahasa satu. 

Konsensus itu telah terbukti berhasil mengintegrasikan suku-suku bangsa dari Sabang hingga Merauke menjadi satu kesatuan masyarakat yaitu masyarakat Indonesia.


Cross-Cutting Affiliations dan Cross-Cutting Loyalities

Cross cutting affiliation juga disebut keanggotaan ganda. Hal ini tejadi apabila seseorang atau sekelompok orang menjadi anggota berbagai kesatuan sosial. Misanya suatu ketika tejadi konflik antara warga pendatang dan penduduk asli. Setelah keduanya saling mengetahui bahwa mereka memeluk agama yang sama, konflik pun segera berakhir.

Cross-Cutting loyalities berarti adanya loyalitas (kesetiaan) ganda. Maksunya, selain menjadi anggota berbagai kelompok sosial, seseorang atau sekelompok orang juga memiliki kesetiaan terhadap kelompok-kelompok sosial yang diikutinya itu.

Keanggotaan dan loyalitas ganda itulah yang menetralisasi konflik dan membangun integrasi antarkelompok sosial.

iklan tengah