Apa Saja 9 Unsur-Unsur Intrinsik Drama?

Unsur- unsur tersebut, diantaranya sebagai berikut:

1. Tema

Tema adalah gagasan pokok atau juga ide yang mendasari pembuatan dari sebuah drama. Tema yang biasa diangkat dalam drama tersebut, melingkupi: masalah percintaan, kritik sosial, kemiskinan, kesenjangan sosial, penindasan, keluarga yang retak, patriotisme, perikemanusiaan, ketuhanan, dan renungan hidup.


2. Tokoh

Tokoh merupakan orang yang berperan dalam sebuah drama. Tokoh tersebut dapat dibedakan sebagai berikut:

Berdasarkan sifatnya, tokoh diklasifikasikan diantaranya sebagai berikut :

  • Tokoh protagonis, yakni tokoh utama yang mendukung cerita.
  • Tokoh antagonis, yakni tokoh penentang cerita.
  • Tokoh tritagonis, yakni tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonis maupun untuk tokoh antagonis.

Berdasarkan perannya, tokoh diklasifikasikan menjadi tiga (3), yakni sebagai berikut:

  • Tokoh sentral, yakni tokoh-tokoh yang paling menentukan dalam sebuah drama. Tokoh sentral adalah penyebab dari terjadinya konflik. Tokoh sentral tersebut meliputi tokoh protagonis serta juga tokoh antagonis.
  • Tokoh utama, yakni tokoh pendukung ataupun penentang tokoh sentral bisa juga sebagai perantara dari tokoh sentral. Dalam hal ini ialah tokoh tritagonis.
  • Tokoh pembantu, yakni tokoh-tokoh yang memegang peran sebagai pelengkap atau tambahan dalam rangkaian cerita


3. Perwatakan/Penokohan

Perwatakan/penokohan merupakan penggambaran sifat batin seseorang tokoh yang disajikan di dalam suatu cerita. Perwatakan tokoh-tokoh dalam drama itu digambarkan dengan melalui dialog, ekspresi, atau tingkah laku sang tokoh. Watak dari para tokoh itu digambarkan dalam tiga dimensi (watak dimensional) sebagai berikut :

  • Keadaan fisik, diilustrasikan dengan melalui umur jenis kelamin, ciri-ciri tubuh, cacat jasmani, ciri khas yang menonjol, raut muka, kesukaan, tinggi/pendek, suku bangsa, kurus/ gemuk, atau suka senyum/cemberut.
  • Keadaan psikis, ini melingkupi watak, kegemaran, standar moral, temperamental, ambisi, psikologis yang dialami, mental, dan keadaan emosi.
  • Keadaan sosiologis, ini melingkupi jabatan, pekerjaan, kelas sosial, ras, agama, dan ideologi.


Cara pengarang menampilkan watak tokoh bisa secara langsung atau tidak langsung.

1) Secara langsung (analitik)

Pengarang menampilkan watak tokoh secara langsung dijelaskan di dalam teks cerita.

2) Secara tidak langsung (dramatik)

Pengarang menampilkan watak secara tidak langsung lewat:

  • Dialog antartokoh/ percakapan tokoh
  • Pikiran tokoh
  • Reaksi atau tanggapan tokoh lain
  • Lingkungan tokoh
  • Keadaan fisik tokoh


4. Alur

Alur merupakan rangkaian peristiwa dan konflik yang menggerakkan jalan cerita. Alur drama mencakup bagian-bagian pengenalan cerita, konflik awal, perkembangan konflik, penyelesaian.

  • tahapan awal, pada tahapan awal ini merupakan tahapan pengenalan tokoh-tokoh cerita serta perwatakan, latar, dan lain sebagainya.
  • Pemunculan konflik, tahap selanjutnya penonton diajak pada pengenalan konflik. Pada tahap ini, konflik yang merupakan bumbu agar suatu drama lebih menarik akan terjadi. Konflik- konflik ini tentunya melibatkan semua pemain (tokoh). Dalam tahap ini pula penonton akan mengenal alur dari cerita yang dibuat.
  • komplikasi, tahap komplikasi atau tahap peningkatan konflik, semakin banyak insiden-insiden terjadi. Beberapa konflik pendukung akan terjadi untuk menguatkan konflik utama pada alur cerita.
  • Klimaks, merupakan tahapan puncak dari konflik yang ada. Di tahapan ini merupakan tahap puncak dari ketegangan yang terjadi mulai dari awal cerita.
  • Resolusi, merupakan tahap yang menujukan jalan keluar dari setiap konflik yang ada. Teka teki pada setiap konflik yang terjadi pada awal- awal cerita akan terungkap pada tahap ini. Sering kali, perwatakan yang asli dari setiap tokoh akan muncul di tahapan ini.
  • Akhir, pada tahap ini adalah bagian the ending of the story, dalam tahap ini semua konfiks telah terpecahkan dan merupakan akhir dari cerita.


Macam-macam plot dalam suatu cerita yaitu:

  • Alur maju (progresif), set cerita berjalan maju, mulai dari masa kini ke masa yang akan datang.
  • Alur mundur (regresif), kebalikan dari alur progresif. Set cerita berjalan mundur, yang mana masa kini adalah sebuah hasil dari konflik-konflik yang terjadi pada masa lalu.
  • Alur campuran, alur cerita yang mencampurkan masa kini dengan masa lalu dan juga dengan masa depan. Di sebut juga alur bolak- balik. Cerita dengan alur ini mengungkakan konflik yang belum selesai dari masa lalu, masa sekarang, dan penyelesaian di masa depan. Saling terkait satu sama lain.


5. Setting atau Latar

Setting ataupun tempat kejadian cerita sering disebut juga sebagai latar cerita Setting melingkupi tiga dimensi, antara lain sebagai berikut.

  • Setting tempat merupakan tempat terjadinya cerita di dalam sebuah drama, Setting tempat tidak dapat berdiri sendiri. Setting tempat tersebut berhubungan dengan setting ruang serta waktu.
  • Setting waktu merupakan waktu/zaman/periode sejarah terjadinya cerita di dalam sebuah drama.
  • Setting suasana merupakan suasana yang mendukung terjadinya cerita. Setting cerita tersebut dapat didukung dengan tata suara atau juga tata lampu saat pementasan drama.


6. Sudut Pandang

Sudut pandang merupakan cara pandang yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita. 

Sudut pandang adalah posisi dari mana pengarang bercerita apakah dia bertindak langsung dalam bercerita atau sebagai pengobservasi yang berdiri di luar cerita. Sudut pandang terdiri atas:

  • Sudut pandang orang pertama atau akuan
    • Aku sebagai tokoh utama
    • Aku sebagai tokoh sampingan
  • Sudut pandang orang ketiga atau diaan
    • Orang ketiga serba tahu
    • Orang ketiga terbatas atau pengamat


7. Amanat atau Pesan Pengarang

Amanat merupakan pesan yang disampaikan oleh pengarang kepada para pembaca atau penonton dengan melalui karyanya (termasuk drama). Amanat tersebut memiliki sifat kias subjektif dan umum, sedangkan untuk tema bersifat lugas, objektif, serta juga khusus. 

Amanat drama itu selalu berhubungan dengan tema drama. Amanat juga menyangkut nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat yang disampaikan secara implisit. Nilai-nilai yang diambil antara lain :

  • Nilai moral, yaitu aspek yang berhubungan dengan perilaku, perbuatan baik atau buruk. Nilai moral merupakan pesan moral dari perilaku tokoh
  • Nilai estetika, yaitu aspek keindahan yang melekat pada karya sastra, misalnya pengkalimatan, diksi, penggunaan alur yang variatif.
  • Nilai sosial, yaitu aspek yang berhubungan dengan hubungannya di masyarakat sebagai makhluk sosial
  • Nilai budaya, yaitu aspek yang berhubungan dengan adat istiadat, budaya yang berlaku di suatu daerah.
  • Nilai agama, yaitu aspek yang berhubungan dengan keagamaan (religi) atau keyakinan kepada Tuhan.


8. Dialog (Percakapan)

Ciri khas naskah drama tersebut berbentuk cakapan atau dialog, Di bawah ini merupakan beberapa hal yang berkaitan dengan dialog dalam naskah drama.

  • Dialog tersebut harus mencerminkan percakapan sehari-hari, karena di dalam drama itu merupakan mimetik (tiruan) dari kehidupan sehari-hari.
  • Ragam bahasa dalam dialog drama tersebut menggunakan bahasa lisan yang komunikatif serta juga bukan ragam bahasa tulis.
  • Diksi (pilihan kata) yang digunakan di dalam sebuah drama juga harus berhubungan dengan konflik serta plot.
  • Dialog dalam naskah drama tersebut juga harus bersifat estetis, artinya adalah memiliki bahasa yang indah.
  • Dialog juga harus dapat mewakili tokoh yang dibawakan, baik itu watak secara psikologis, sosiologis, ataupun juga fisiologis.


9. Konflik

Konflik merupakan pertentangan atau juga masalah dalam drama. Konflik tersebut dibedakan menjadi dua, konflik eksternal dan internal.

  • Konflik eksternal merupakan sebuah konflik yang terjadi antara tokoh dengan sesuatu yang berada di luar dirinya.
  • Konflik internal merupakan konflik yang terjadi antara tokoh dengan dirinya sendiri.

iklan tengah