Apa Saja Nilai-Nilai Moral dalam Buku Fiksi?

Karya sastra selain sebagai media konumikasi, juga dipandang sebagai suatu sarana untuk mengajarkan sesuatu kepada pembaca. 

Telaah moral filosofis yang dikembangkan Plato, dalam Sudjiono (1990;177) dinyatakan bahwa fungsi sastra adalah mengajarkan moralitas, baik yang diorientasikan kepada ajaran religi maupun falsafah. 

Sehubungan dengan nilai-nilai dalam karya sastra, Shipley (dalam Tarigan, 1984;194) mengemukakan nilai-nilai dalam sastra meliputi lima macam yaitu: 

  • Nilai hedonik, yaitu nilai yang memberi kesenangan secara langsung
  • Nilai artistik, yaitu nilai yang memanifestasikan keterampilan seseorang
  • Nilai kultural, yaitu nilai yang mengandung hubungan yang mendalam dengan masyarakat
  • Nilai etis, moral, religious, jika di dalamnya terkandung ajaran moral, etika, dan agama
  • Nilai praktis, jika dalam karya sastra itu terkandung hal-hal yang dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

Pengertian moral dalam karya sastra tidak berbeda dengan pengertian moral secara umum, yaitu menyangkut nilai baik buruk yang diterima secara umum dan berpangkal pada nilai-nilai kemanusiaan. 

Moral dalam karya sastra biasanya dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis, yang dapat diambil atau ditafsirkan lewat cerita yang bersangkutan dengan pembaca.

Moral dalam karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan, pandangan tentang nilai-nilai kebenaran, dan itulah yang ingin disampaikan oleh pengarang. 

Menurut Burhan Nurgiyantoro (1995:323-324), jenis moral dalam karya sastra dikelompokkan menjadi empat aspek, yaitu:

  • Moral dalam aspek kehidupan antara manusia dan Tuhan
  • Moral dalam aspek kehidupan antara manusia dengan manusia
  • Moral dalam aspek kehidupan antara manusia dengan nuraninya
  • Moral dalam aspek kehidupan antara manusia dengan alam

iklan tengah